Oleh:
NIM 17613082
2020
i
STUDI LITERATUR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA YANG MENGALAMI
GANGGUAN AKTIVITAS DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
HAMBATAN MOBILITAS FISIK
Keperawatan
Oleh:
NIM 17613082
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
MOBILITAS FISIK
Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah pada
Tanggal:
Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing II
Mengetahui
NIDN. 0715127903
iii
HALAMAN PENGESAHAN
MOBILITAS FISIK
Telah diuji dan disetujui oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang di Program Studi
Ponorogo
Tim Penguji
Tanda Tangan
Mengetahui
NIDN. 0715127903
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 17613082
Hambatan Mobilitas Fisik ” adalah bukan Studi Kasus orang lain baik sebagian
sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
Yang menyatakan
NIM 17613082
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
Fisik”. Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas
bimbingan, asuhan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
vi
6. Kedua orangtua yang senantiasa memberikan semangat baik moral
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas bantuan
Penulis menyadari bahwa proposal studi kasus ini masih jauh dari
Yang menyatakan
NIM 17613082
vii
ABSTRAK
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan di alami oleh semua
manusia yang di karuniai umur panjang, Semakin lanjut usia seseorang, maka
kemampuan fisiknya akan semakin menurun, salah satunya adalah penurunan
pada sistem musculoskeletal yaitu gangguan aktivitas. Gangguan aktivitas adalah
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Masalah keperawatan yang dapat di alami adalah hambatan
mobilitas fisik. Upaya yang dapat di lakukan dalam mengatasi masalah hambatan
mobilitas fisik pada gangguan aktivitas yaitu dengan penatalaksanaan non
farmakologi berupa latihan Range of Motion.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian teknik non
farmakologi Range of Motion dalam asuhan keperawatan pada pasien lansia yang
mengalami gangguan aktivitas dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas
fisik. Metode dalam penelitian ini adalah metode studi literatur dengan
menggunakan data sekunder hasil analisa jurnal. Hasil penelusuran studi literatur
merujuk pada pemberian latihan range of motion (ROM) sebagai salah satu
intervensi dalam mengatasi masalah hambatan mobilitas fisik. Dapat di simpulkan
bahwah latihan Range of motion ini sangat efektif di lakukan untuk mengatasi
hambatan mobilitas fisik pada lansia. Dengan latihan ROM rutin dapat
meningkatkan mobilitas sendi, fleksibilitas sendi, dan kekuatan otot pada lansia.
Kata kunci : Lanjut Usia, Hambatan Mobilitas Fisik, Range of Motion (ROM)
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan iv
Kata Pengantar vi
Daftar Tabel xi
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 4
1.4 Manfaat 4
ix
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1.1 Definisi 7
2.2.2 Otot 20
2.3.1 Pengertian 23
2.3.2 Etiologi 23
2.3.4 Patofisiologi 23
2.4.1 Pengertian 23
2.4.3 Etiologi 24
2.5.5 Manfaat 30
x
2.4.7 Pemeriksaan Diagnostik atau Penunjang 35
2.5.1 Pengkajian 37
2.5.6 Implementasi 48
2.5.7 Evaluasi 48
3.1 Metode 50
3.5 Etika 53
DAFTAR PUSTAKA 54
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
HB : Hemoglobin.
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
ini akan terjadi suatu proses yang di sebut proses penuaan atau Anging
atau lebih, karena faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
baik secara, sosial, jasmani, dan rohani (Nugroho, 2012). Memasuki usia tua
Perubahan normal akibat penuaan ini paling jelas terlihat pada sistem
gangguan kronis pada otot, tendon, dan saraf yang di sebabkan oleh pengguna
tenaga secara berulang, Gerakan secara cepat, beban yang tinggi, tekanan,
rasa nyeri serta rasa tidak nyaman pada otot. Perubahan patologis pada sistem
ermina.2016)
1
2
atau salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah (Renata
tempat ke tempat yang lain atau ke satu posisi ke posisi yang lain. Hambatan
pada lansia. Dampak fisik dari sistem muskuloskeletal yang paling jelas
bervariasi (frustasi dan penurunan harga diri, apatis, menarik diri, regresi, dan
sistem muskuloskeletal telah diderita 151 juta jiwa di dunia dengan 24 juta
penyakit sebesar 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. Prevalensi data
Prevalensi penyakit sendi di Jawa Timur juga cukup tinggi hingga mencapai
30,9% (Dinkes, 2018). Berdasarkan data yang di peroleh dari UPT PSTW
Magetan tahun 2019, di dapatkan data bahwa jumlah lansia yang berada di
kekuatan atau kesehatan, aerobik, sikap, mengatur posisi tubuh, pasien untuk
latihan ini menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam
pemeliharaan fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada lansia (Potter &
Perry, 2011).
terapi latihan pergerakan sendi, dan terapi latihan otot (NIC, 2015). Terapi
4
latihan otot adalah salah satu upaya pengobatan dalam fisioterapi yang
maupun pasif, tujuan dari terapi latihan adalah rehabilitasi untuk mengatasi
mobilitas fisik
fisik
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
katakana lansia ialah apabila berusia 60 tahun ke atas atau lebih, karena
umur 60 tahun adalah permulaan tua. Menua bukanlah suatu dari penyakit,
tetapi menua merupakan suatu proses yang yang terus menerus yang
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
Dalam Buku Ajar Geriatri, Prof. Dr. R. Boedhi Darmojo dan Dr. H.
kehidupan seksualnya.
dan jaringan lain, hingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Kecepatan
proses menua setiap induvidu pada orang tubuh tidak akan sama,
Adalakanya seseorang yang belum tergolong lanjut usia atau masih muda,
orang yang tergolong lanjut usia, penampilannya masih sehat, segar bugar
dan badan masi terlihat tegap. Walaupun demikian, harus di akui bahwa ada
beberapa penyakit yang sering dialami oleh lansia. Manusia secara lambat
dan progresif akan kehilangan daya tahan terhadap infeksi dan akan
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah atau rusak.
zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
oragan tubuh.
e. Teori stres
bahan organik seperti protein dan karbohidrat. Radikal bebas ini bisa
g. Teori program
mereka yamg aktif dan ikut bayak kegiatan sosial. Ukuran optimum
sistem sosial.
Dasar kepribadian atau tingkah laku yang tidak berubah pada lansia.
Pada teori ini menyatakan, teori yang terjadi pada sesorang lansia
3. Lansia resiko lebih adalah seorang yang berusia 60 tahun keatas dengan
masalah kesehatan.
5. Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
pertama yang dialami adalah kulit di sekitar mata dan mulut, sehingga
Rambut semakin berubah dan kusus pada pria tak jarang terjadi
yang berat, terjadi penurunan visus, bahkan pada stadium lanjut hanya
(bibir, mulut dan ekspresi muka) pada lansia saat berbicara; berbicara
lemak kurang lebih 2% per dekade. Masa air berkurang sebesar 2,5%
per dekade.
4. Saluran cerna
lambung.
terganggu.
d) Dispepsia
6. Ginjal
7. Sistem kardiovaskuler
ikat.
8. Sistem Muskuloskeletal
teratur.
dan fraktur.
negatif.
d) Sendi: pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligamen
9. Sistem pernafasan
a. penurunan laju ekpirasi paksa satu detik sebesar kurang lebih 0,2
Muskuloskeletal terdiri dari kata Muskulo yang berarti otot dan kata
skeletal yang berarti tulang. Muskulo atau muscular adalah jaringan otot-
otot tubuh. Ilmu yang mempelajari tentang muskulo atau jaringan otot-otot
(Syaifuddin,2012)
3. Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari
jaringan ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang,
a) Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
perintah dari otak), dan melekat pada rangka, misalnya yang terdapat
pada otot paha, otot betis, otot dada. Kontraksinya sangat cepat dan
inti yang terletak di tepi dan tersusun di bagian perifer. Serabut otot
2. Otot Polos
secara tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan pada dinding berongga
seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada
Struktur mikroskopis otot polos yaitu memiliki bentuk sel otot seperti
Memiliki satu buah inti sel yang terletak di tengah sel otot dan
(Syaifuddin,2012).
3. Otot Jantung
20
yang sama dengan otot lurik. Otot ini hanya terdapat pada jantung.
Bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga
inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang sel berkisarantara
menengadah.
b. Otot Sinergis
hidupnya.
1.3.2 Etiologi
berikut:
1) Kelainan Postur
5) Kekakuan otot
atau perlu bantuan alat ataupun dengan bantuan orang lain, dan
berjalan.
1.3.4 Patofisiologi
tergantung dari penyebab dari gangguan yang terjadi. Ada 3 hal yang
1. Kerusakan Otot
22
otot. Otot berperan sebagai sumber daya dan tenaga dalam proses
pergerakan jika terjadi kerusakan pada otot, maka tidak akan terjadi
pergerakan jika otot terganggu. Otot dapat rusak oleh beberapa hal
otak dan anggota gerak. Jadi, jika syaraf terganggu maka akan
gangguan mobilisasi.
atau salah satu, atau semua ekstermitas yang mandiri dan terarah (NANDA,
berpindah ke satu tempat ke tempat yang lain atau ke satu posisi ke posisi
pergerakan fisik secara mandiri baik secara aktual ataupun potensial dalam
lingkungan.
1. Gaya hidup
2. Ketidakmampuan
atau sakit, (misalnya paralisis akibat cidera atau gangguan pada medulla
otot).
3. Tingkat energi
Energi sangat di butuhan oleh banyak hal, salah satunya adalah untuk
mobilisasi, dalam hal ini cadangan dari energi yang di miliki masing-
4. Usia
1.4.3 Etiologi
1. Intoleransi aktifitas
otot dan tonus otot atau karena gangguan aktifitas sel. Lansia mengalami
kehilangan tonus otot atau masa otot akibat penuaan normal, tetapi juga
elastis. Oleh karena itu lansia memiliki volume tidal yang lebih sedikit
2. Nyeri
3. Gangguan Neuromuskular
dan fungsi seluruh dari bagian tubuh, dengan demikian, kontraksi dan
457-459)
4. Gangguan Muskuloskeletal
5. Gangguan Psikologis
Merupakan respon yang terjadi saat emosi yang terjadi saat stres
takut atau duka cita yang berlarut-larut akibat kehilangan yang menyertai
penuaan dapat membuat lansia yang sering kali harus menyesuaikan diri
baik, hubungan yang tidak cocok, dan nilai budaya yang tidak cocok.
Hambatan pada tipe ini biasanya muncul saat lansia dirawat dipanti.
7. Kurang pengetahuan
Induvidu sering kali tidak mampu mengelola penyakit atau cidera secara
lakukan. Selain itu lansia lebih mudah mengalami defisit kognitif akibat
penuaan normal dan juga dapat terjadi sekunder akibat penyakit yang
hambatan mobilitas.
9. Faktor latrogenik
dan terapi lain yang membatasi aktivitas, seperti pemberian cairan iv,
cidera atau penyakit, tetapi juga bias menyebabkan masalah yang serius,
1. Mobilisasi penuh.
secara penuh dan bebas sehingga dapat melakukan interaksi sosial dan
2. Mobilitas sebagian
Batasan jelas, dan tidak mampu secara bebas, karena di pengaruhi oleh
28
gangguan saraf motorik dan sensorik. Hal ini dapat di jumpai pada
kebutuhan sehari-hari.
dari persendian
29
1. Dampak Fisiologik
padat. serat otot yang terkena mendadak dan atrofi karena tidak
produksi tulang.
d. Gangguan Kardiovaskuler
hanya atau dapat duduk di kursi. Efek kemunduran akan lebih berat
31
e. Ketidakseimbangan metabolik
ginjal terisi penuh sebelum urine mengalir ke ureter. Oleh karena itu,
32
h. Gangguan pernapasan
alveoli terisi penuh oleh udara dan dekat dengan sirkulasi darah dan
2. Dampak Psikologis
kebutuhan manusia berkaitan erat dengan konsep diri dan peran diri.
dan emosi dapat di ekspresikan secara berlebihan atau tidak tepat, termasuk
marah, apati, agresi, atau regresi. Isolasi dan ketergantunagn paksa dapat
3. Dampak Sosioekonomik
pasangan, orang tua, teman, karyawan, dan anggota kelompok sosial dan
hubungan tulang.
tulang yang terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau
4) Pemeriksaan Laboratorium
Terapi yang dapat di lakukan antara lain (Potter and Perry (2012)
1) Kesejajaran Tubuh
yang tepat, dan memindahkan klien dengan posisi yang aman dari
kaki)
2) Mobilisasi Sendi
pada sendi dan kelemahan otot. Latihan-latihan itu, yaitu: Fleksi dan
rotasi bahu, fleksi dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki fleksi
pangkal paha.
sistem tubuh.
2.5.1 Pengkajian
terbentuk hubungan yang baik dan saling percaya yang akan mendasari
a. Identitas
36
sistem muskuloskeletal.
b. Keluhan utama
Internasional,2015)
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
kerontokan rambut.
b. Mata
penggunaan kacamata.
c. Hidung
dan penciuman.
e. Dada
f. Abdomen
g. Ekstermitas
1) : Lumpuh
2) : Ada kontraksi
(Nugroho,2010)
5. Tingkat Depresi
6. Indeks Barthell
41
sistem muskuloskeletal
41
.
1 Gangguan mobilitas fisik b/d gangguan OUTCOME Dukungan mobilisasi
muskuloskeletal
Mobilitas Fisik meningkat Observasi
DEFINISI (L.05042) 1)Identifikasi adanya nyeri atau keluhan
fisik lainnya
Keterbatasan dalam gerak fisik dari
satu atau lebih ekstremitas secara kriteria hasil: 2)Identifikasi adanya toleransi fisik saat
mandiri.
1)Pergerakan ekstremitas meningkat melakukan
PENYEBAB 2)Kekuatan otot meningkat )Monitor tekanan darah sebelum memulai
3)Rentang gerak (ROM) meningkat mobilitas
a. Kerusakan integritas struktur
tulang 4)Nyeri menurun 4)Monitor keadaan umum selama
b. Perubahan metabolisme
5)Kecemasan menurun melakukan mobilisasi
c. Ketidakbugaran fisik
d. Penurunan kendali otot 6)Kaku sendi menurun Terapeutik
e. Penurunan massa otot
7)Gerakan tidak terkoordinasi 1)Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat
f. Penurunan kekuatan otot
g. Keterlambatan perkembangan menurun bantu (misalnya pagar tempat tidur)
h. Kekakuan sendi
8)Gerakan terbatas menurun 2)Fasilitasi melakukan pergerakan , jika
i. Kontraktur
j. Malnutrisi 9)Kelemahan fisik menurun perlu
3)Libatkan keluarga untuk membantu
42
Objektif :
43
a.Sendi kaku
perubahan normal yang terjadi akibat penuaan paling sering terlihat pada
kekakuan dan nyeri pada sendi. Masalah mobilitas pada lansia dapat di
44
lakukan oleh sendi, latihan ini menjadi salah satu latihan yang berfungsi
Wahyuning Asih pada jurna 2 yang berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif
penelitian ini menggunakan pre test and post test with control design.
sesuai yang tertera pada tabel 5.4 yakni terdapat berbedaan yang cukup
Kabupaten Jember.
lansia di panti sosial Tresna Werda Minaula Kendari. jenis penelitian yang
dengan cara total sampling. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
Hasil dari penelitian ini adalah sesuai dengan penelitian Soempeno, dkk
kiri dan antara pengukuran pertama -ketiga pada fleksi sendi lutut kiri.
yang memungkinkan tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa rasa
haram." (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu 'anhu). Hadits di
atas menunjukkan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, dan hendaklah
apapun obat dan sehebat apapun dokternya, jika Allah tidak menghendaki
rela keluar dari agama dan neraka sebagai tempat tinggalnya kelak jika
boleh lalai dengan urusan duniawi semata, terlebih bagi mereka yang
sudah masuk fase lanjut usia, karena banyak yang harus kita siapkan baik
ُوْ ِّس َكنُنُ ْه ِّر َم ُع ْننَ َموdُِن ُولِ ْق َعيالَفَأ ِ ْق ْلَاْل ِ ِف
Artinya: Dan barang siapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami
memikirkannya.
mulai berguguran, kulit mulai keriput, langkahpun telah gontai. Ini adalah
sunnatullah yang tidak bisa ditolak oleh siapapun. Siapa yang disampaikan
oleh Allah pada usia lanjut bersiaplah untuk mengalami keadaan seperti
itu.
Latihan ini baik ROM aktif maupun pasif merupakan tindakan pelatihan
itu, yaitu: Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan, fleksi dan ekstensi siku,
pronasi dan supinasi lengan bawah, pronasi fleksi bahu, abduksi dan
adduksi, rotasi bahu, fleksi dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki
fleksi dan ekstensi pergelangan kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal
paha.
2.5.6 Evaluasi
yang sistematis yang terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang
dilaksanakan
dilaksanakan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data yang
klien
masalah tidak berubah, rencana dimodifikasi jika masalah tetap dan semua
49
masalah yang ada serta diagnosa lama dibatalkan, rencana atau diagnosa
selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang diperlukan adalah memelihara
tahapan evaluasi: klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan,
1) Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan, sehingga perlu
2) Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan, sehingga perlu
Gangguan Muskuloskeletal
Keterangan:
Gangguan Aktivitas
= konsep utama yang ditelaah
ini adalah studi literatur yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis,
(Embun, 2012).
Juni 2020.
51
52
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
langsung, namun didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
dalam artikel atau jurnal. Sumber data penelitian ini adalah jurnal pertama
yang diteliti oleh : jurnal pertama oleh Hermina Desiane Uda, Muflih,
sosial tresna werdha unit abiyoso Yogyakarta. Jurnal ke dua oleh Junaidi
Imron, Susi Wahyuning Asih (2015) yang berjudul Pengaruh Latihan ROM
aktif terhadap keaktifan fisik pada lasia di dusun karang templek desa
Penelusuran jurnal dimulai dari bulan Mei 2020, literature review ini
dilakukan dengan mencari atau menggali data dari literature terkait dengan
telah dirumuskan.
yang melalui tahapan dengan mencari ide, tujuan umum dan simpulan
BAB 4
PEMBAHASAN
ini jumlah sample adalah seluruh lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna
Werdha Unit Abiyoso Yogyakarta dengan jumlah populasi yaitu 126 orang.
yang berjudul Pengaruh Latihan ROM aktif terhadap keaktifan fisik pada
test and post test with control design, di mana Pada kedua kelompok diawali
latihan ROM tulang leher yakni dengan menyentuhkan dagu ke dada dan
atas dan arah luar, pemebrian latihan ROM aktif di lakukan selama 30 menit
selama 1 minggu dua kali untuk meningkatkan kekuatan otot dan memberi
kesehatan fisik pada lansia. Berdasarkan hasil penelitian ini adalah sesuai
yang tertera pada tabel 5.4 yakni terdapat berbedaan yang cukup signifikan
57
tolak dan H1 di terima, yaitu terdapat pengaruh latihan ROM aktif terhadap
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara melakukan pretest,
dengan cara pemberian Range of Motion ROM pada sendi lutut, kaki, dan
mata kaki yang mengalami kekakuan sendi dengan gerakan fleksi, eksteni,
yakni pagi dan sore, di lakukan selama 10-20 menit selama 1 bulan, setelah
dari penelitian ini adalah sesuai dengan penelitian Soempeno, dkk (2007)
signifikan antara pengukuran pertama-kedua pada fleksi lutut kanan dan kiri
dan antara pengukuran pertama -ketiga pada fleksi sendi lutut kiri. Adanya
memungkinkan tulang untuk bergerak dengan lancar dan tanpa rasa sakit
atau ketidaknyamanan.
Latihan ini baik ROM pasif maupun aktif merupakan tindakan pelatihan
untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan otot. (Potter and
Perry (2012)
59
massa otot dan tonus otot. Rentang gerak pasif dapat berguna untuk
orang lain secara pasif. Sendi yang di gerakan pada ROM pasif adalah
persendian tubuh atau hanya pada ekstermitas yang terganggu dan klien
dalam sahmad 2016, dengan latihan ROM rutin setidaknya 2-3 kali setiap
kekuatan untuk melakukan mobilitas fisik. Latihan tersebut yaitu: Fleksi dan
ekstensi pergelangan tangan, fleksi dan ekstensi siku, pronasi dan supinasi
lengan bawah, pronasi fleksi bahu, abduksi dan adduksi, rotasi bahu, fleksi
dan ekstensi jari-jari, infersi dan efersi kaki fleksi dan ekstensi pergelangan
kaki, fleksi dan ekstensi lutut, rotasi pangkal paha (Potter and Perry (2012)
karena lansia mengalami penurunan pada fisik maka lansia sangat perlu
motion tidak di lakukan hanya sekali tetapi latihan ini bisa di lakukan secara
rutin setidaknya 2-3 kali setiap minggunya dalam waktu 20-30 menit.
Latihan ini sangat berguna ataupun sangat di butuhkan oleh lansia yang
otot
61
BAB 5
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
aktif ataupun pasif sangat efektif di lakukan untuk pasien lansia yang
mobilitas fisik. di mana jenis terapi ini sangat sederhana, mudah di lakukan
kekuatan otot.
5.2 Saran
1. Bagi perawat
gangguan aktivitas.
mobilitas fisik.
mobilitas fisik
4. Bagi lansia
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2011. Diakses dari
http://www.dinkesjatengprov.go.id/profil-kesehatan-provinsi-jawa-timur-
2011. pada 27 April Pukul 20.00 WIB
Hidayat, A.A. (2014). Metode Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakarta:
Selemba Medika.
Moorhead, Sue, dkk.2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi Kelima. Edisi
Bahasa Indonesia. Indonesia: Elsevier.
Mubarak, W.I., Indrawati, L., &Susanto, J. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar.
Jakarta: Selemba Medika
Mutaqin. Arif & Kumala, Sari. (2010). Asuhan Keperawatan Perioperatif: Konsep,
Proses dan Aplikasi. Jakarta: Selemba Medika
Nugroho, Wahyudi. (2012). Keperawatan Gerontik & Geriatrik, Ed. 3. Jakarta: EGC.
Potter & Perry 2009. Buku Ajar Funda Mental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Edisi 4 volume. Jakarta:EGC
Syaifuddin, Drs. Dalam Skripsi. Akbar, Nur, M. (2016). Hubungan Posisi dan Masa
Kerja Dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Pada Perawat. Skripsi. Prodi
S1 Kedokteran Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifan, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta Kedokteran
Essentials of Medicine. Jakarta: Media Aesculapius.
52
Uda, Hastini., Muflih., Thomas. 2016. Latihan Range of Motion Berperan Terhadap
Mobilitas Fisik pada Lansia. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia. 4.(3). 169-
177
53
54
Lampiran 1
Lampiran 2