PROPOSAL KTI
1
ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR FEMUR PADA MASALAH
GANGGUAN MOBILITAS FISIK DENGAN TINDAKAN
KEPERAWATAN DUKUNGAN MOBILISASI ROM
PASIEN POST OP ORIF HARI KE 3 TN. S DAN
TN. M DI RS PLUIT JAKARTA UTARA
TAHUN 2021
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar DII Keperawatan
2
LEMBAR PENGESAHAN
Telah berhasil dipertahankan di hadapan dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada
Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes dr Sismadi Jakarta
DEWAN PENGUJI
(Tempat, Waktu)
Ketua STIKes Sismadi Ka. Prodi D3 Keperawatan
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpah rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Fraktur Femur Pada Masalah Gangguan
Mobilitas.Fisik Dengan Tindakan Keperawatan Dukungan Mobilisasi Rom Pasien
Post Op Orif Hari Ke 3 Tn. S Dan Tn. M Di Rs Pluit Jakarta Utara Tahun 2021”
Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Ns. Hernida Dwi Lestari, Spd, Mkep selaku Ketua STIKes Sismadi
2. Ns. Rogayah, M.Kep selaku ketua Program Studi DIII Keperawatan STIKES
Dr.Sismadi Jakarta
3. Ns. Rogayah, M.Kep selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan
bimbingan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
4. Ns. Wahyuni Agustia, S.Kep selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
memberikan bimbingan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Dan semua keluarga yang selalu memberikan dukungan secara penuh
4
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)
Sebagai Civitas akademis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dr Sismadi, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Amalia Dwi R
NPM/NIM : 18004
Program Studi : DIII Keperawatan
Jenis karya : tugas akhir/laporan penelitian/ makalah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Sismadi atas Karya Ilmiah saya yang berjudul :
“Asuhan Keperawatan Fraktur Femur Pada Masalah Gangguan Mobilitas n..Fisik Dengan
Tindakan Keperawatan Dukungan Mobilisasi Rom Pasien n..Post Op Orif Hari Ke 3 Tn. S
Dan Tn. M Di Rs Pluit Jakarta Utara ....Tahun 2021”
Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-Ekslusif ini
STIKes Dr Sismadi berhak menyimpan, mengalihmedia/format-kan, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data (database), mendistribusikanya, dan menampilkan/
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu
meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak
Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal :06 September
2021
Yang Menyatakan
(Amaia Dwi P)
5
Stikes Dr. Sismadi
Diploma III Keperawatan
Laporan Tugas Akhir, September 2021
ABSTRAK
Aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kegiatan atau keaktifan.
Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik
maupun mekanika tubuh merupakan suatu aktivitas. Fraktur merupakan terputusnya
kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau
trauma.selain itu, fraktur merupakan rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan
oleh tekanan eksternal yang datang lebih besar dibandingkan dengan yang di serap
oleh tulang Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah menggambarkan
pelaksanaan asuhan keperawatan gangguan mobilitas fisik pada pasien Fraktur
Ekstremitas di ruang perawatan lantai 5 kamar nomor 506 & 510 RS Pluit Jakarta
Utara, Desain dari penulisan laporan tugas akhir ini adalah dengan narasi dan tabel,
yang dilaksanakan pada tanggal 01 sampai 04 September 2021 menggunakan dua
subyek asuhan keperawatan yaitu Tn. S & Tn. M pasien Fraktur femur dengan
masalah gangguan kebutuhan aktivitas, dan teknik pengumpulan data
dilakukandengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik, serta dilakukan
asuhan keperawatan. Hasil pengumpulan data dan evaluasi dalam asuhan keperawatan
dengan masalah keperawatan gangguan kebutuhan aktivitas. Kebutuhan aktivitas
merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh bagian tubuh, umumnya tingkat
kesehatan seseorang dinilai dari kemampuan orang tersebut melakukan aktivitasnya.
Hasil penelitian diharapkan keberhasilan pemberian asuhan pada subyek pada Tn. S &
Tn. M, Namun keberhasilan belum maksimal dikarenakan keterbatasan waktu yang
menjadi hambatan dalam melakukan asuhan keperawatan . oleh sebab itu penulis
berharap agar perawat dapat memperhatikan pasien fraktur dengan masalah gangguan
mobilitas fisik.
6
Dr. Sismadi
Diploma III Nursing
Final Project Report, September 2021
ABSTRACT
Activities in the Big Indonesian Dictionary are activities or activities. So, everything that is
done or activities that occur both physically and body mechas is an activity. Fracture is a
break in the continuity of bone tissue which is generally caused by pressure or trauma. In
addition, fracture is a breakdown of bone continuity caused by external pressure that comes
greater than that absorbed by the bone. The purpose of writing this final report is to describe
the implementation of nursing care for disorders physical mobility in Extremity Fracture
patients in the 5th floor treatment room, room number 506 & 510 Pluit Hospital, North
Jakarta, The design of this final project report writing is with narration and tables, which was
carried out on 01 to 04 September 2021 using two nursing care subjects namely Mr. . S &
Mr. M patients with femur fractures with problems with activity needs disorders, and data
collection techniques were carried out by means of interviews, observations, and physical
examinations, as well as nursing care. The results of data collection and evaluation in nursing
care with nursing problems with activity needs disorders. Activity needs are activities or
work carried out by body parts, generally a person's level of health is judged by the person's
ability to carry out their activities. The results of the study are expected to be successful in
providing care to the subject of Mr. S & Mr. M, However, the success has not been
maximized due to time constraints which are an obstacle in carrying out nursing care.
Therefore, the authors hope that nurses can pay attention to fracture patients with physical
mobility problems.
7
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Jurusan : Keperawatan
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Fraktur Femur Pada Masalah
Gangguan Mobilitas Fisik Dengan Tindakan
Keperawatan Dukungan Mobilisasi Rom Pasien Post
Op Orif Hari Ke 3 Tn. S Dan Tn. M Di Rs Pluit Jakarta
Utara Tahun 2021
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini adalah
benar-benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain,
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku
di Poltekkes Kemenkes Malang.
Jakarta, 06 September 2021
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL LUAR...................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DALAM................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN PUBILKASI......................................................v
ABSTRAK................................................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang.......................................................................... 1
2.2 Tujuan Penulisan...................................................................... 3
3.2 Rumusan Masalah..................................................................... 4
4.2 Sistematika Penulisan.................................................................4
5.2 Manfaat Penulisan.................................................................... 5
9
BAB IV HASIL ASUHAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Studi Kasus......................................................................42
4.1.1 Gambaran lokasi Studi Kasus............................................42
4.2 Pemaparan Studi Kasus............................................................43
4.2.1 Pengkajian.................................................................... 43
4.2.2 Analisis Data ................................................................ 56
4.2.3 Masalah Keperawatan.................................................. 57
4.2.4 Rencana Tindakan Keperawatan................................. 54
4.2.5 Implementasi Keperawatan.......................................... 60
4.2.6 Evaluasi Keperawatan.................................................. 72
4.3 Pembahasan .............................................................................76
1. Pengkajian................................................................................ 76
2. Masalah Keperawatan.............................................................. 77
3. Rencana Tindakan Keperawatan............................................. 78
4. Implementasi Keperawatan...................................................... 78
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................. 79
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.1.1 Pengkajian................................................................ 80
5.1.2 Masalah Keperawatan.............................................. 81
6. Rencana Keperawatan.............................................................. 82
7. Implementasi Keperawatan...................................................... 82
8. Evaluasi Keperawatan.............................................................. 82
B. Saran
1. Bagi Klien................................................................................ 83
3. Bagi Pendidikan........................................................................ 83
4. Bagi Penulis.............................................................................. 83
10
DAFTAR GAMBAR
11
DAFTAR TABEL
12
DAFTAR LAMPIRAN
13
14
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mobilitas manusia yang ingin serba cepat dapat menimbulkan masalah yang
cukup serius, yaitu jumlah kepadatan lalu lintas yang semakin bertambah.
Bertambahnya kepadatan lalu lintas tersebut berakibat miningkatnya hari terjadi 4,0
kejadian kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan 30 orang meninggal dunia
(Utama et al, 2014).
1
tulang femur, 14.027 orang mengalami fraktur cruris, 3.775 orang mengalami fraktur
tibia, 9.702 orang mengalami fraktur pada tulang – tulang kecil di kaki dan 336
orang mengalami fraktur fibula. Walaupun peran femur dalam pergerakan
ekstremitas bawah sangat sedikit, tetapi terjadinya fraktur pada femur tetap saja
dapat menimbulkan adanya gangguan aktifitas fungsional (Depkes RI,2011)
Penanganan terhadap fraktur dapat dengan pembedahan atau dengan
pembidaian, meliputi imobilisasi, reduksi dan rehabilitasi. Fraktur memerlukan
penanganan dengan segera dan tepat, karena penanganan yang kurang tepat atau
salah akan mengakibatkan komplikasi lebih lanjut, seperti infeksi, kerusakan saraf
dan pembuluh darah, hingga kerusakan jaringan lunak yang lebih lanjut (Lukman
dan Ningsih, 2013). Adapun komplikasi terparah yang dapat terjadi adalah kematian
(World Health Organization WHO) dalam (Widyastuti, 2015).
Menurut WHO, terdapat 1,25 juta kematian lalu lintas di dunia pada tahun 2013.
Sebagian besar kematian tersebut terjadi pada individu dengan perlindungan paling
minimal seperti pengendara sepeda motor, pengendara sepeda, dan pejalan kaki.
Penyebab terbanyak dari akibat kecelakaan adalah fraktur, baik itu kecelakaan kerja,
kecelakaan lalu lintas dan sebaigainya. Tetapi fraktur juga bisa terjadi akibat faktor
lain seperti proses degeneratife dan patologi (Depkes RI, 2014).
Salah satu masalah yang terjadi pada pasien post ORIF (open reduction internal
fixation) fraktur femur keterbatasan gerak sendi lutut yang dialami oleh
pasien.Fraktur dapat menyebabkan kecacatan pada anggota gerak yang mengalami
fraktur, untuk itu diharuskan segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan klien
dari kecacatan fisik. Sedangkan kecacatan fisik dapat dipulihkan secara bertahap
melalui latihan rentang gerak yaitu dengan latihan Range of Motion (ROM) yang
dievaluasi secara aktif, yang merupakan kegiatan penting pada periode post operasi
guna mengembalikan kekuatan otot pasien (lukman dan ningsih, 2016).
Pengaruh pemberian dukungan mobilisasi (ROM) dalam kasus fraktur di RS
Pluit merupakan kegiatan yang penting pada periode post operasi guna
mengembalikan kemampuan Activities daily living (ADL) pasien. ADL (Activity of
Daily Living) adalah aktivitas pokok bagi perawatan diri. ADL (Activity of Daily
Living) meliputi antara lain ke toilet, makan, berpakaian, berpindah tempat dan
mandi(Ediwati, 2013).
2
Menurut data di rumah sakit pluit jakarta utara, selama 6 bulan terakhir secara
keseluruhan kasus fraktur tercatat ada 43 kasus, dengan 3 kasus dislokasi. Untuk
kasus fraktur femur sendiri merupakan kasus tertinggi dengan angka 25 kasus di atas
kasus tibia dengan 15 kasus.
Peran perawat sangat penting dalam dukungan mobilisasi dengan fraktur antara
lain sebagai pemberi pelayanan kesehatan, pendidik, pemberi asuhan keperawatan,
pembaharu, pengorganisasian pelayanan kesehatan yang khususnya adalah sebagai
pemberi asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien
dengan fraktur bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien.
Asuhan keperawatan mengacu pada lima tahapan asuhan keperawatan yaitu
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Berdasarkan uraian dan keterangan diatas penulis tertarik mengambil kasus
Fraktur untuk lebih lanjut memahami proses keperawatan yang akan dilakukan
kepada klien dengan Fraktur Femur, sehingga penulis mengambil judul kasus
Asuhan Keperawatan Fraktur Femur Pada Masalah Gangguan Mobilitas Fisik
Dengan Tindakan Keperawatan Dukungan Mobilisasi ROM Pasien Post Op Orif
Hari Ke 3 Tn. S Dan Tn. M Di RS Pluit Jakarta Utara Tahun 2021.
2. Tujuan Penulisan
2.1 Tujuan Umum
Memperoleh pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien Fraktur Femur dengan tindakan ROM agar mempercepat
pemulihan ADL pasien dengan fraktur femur di Rs Pluit , Jakarta Utara
3
2.2.5 Melakukan evaluasi terhadap pasien Fraktur Femur dengan tindakan
ROM.
2.2.6 Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien Fraktur Femur
dengan tindakan dukungan mobilisasi ROM.
BAB I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, sistematika penulisan dan manfaat penulisan. BAB II
merupakan tinjauan pustaka yang terdirdiri dari konsep dasar teori penyakit
Fraktur Femur , konsep masalah keperawatan, konsep dasar tindakan keperawatan
serta konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien Fraktur Femur . BAB III
merupakan Metodologi Karya Tulis terdiri dari rancangan studi kasus, subjek
studi kasus, definisi operasional, tempat dan waktu pelakasanaan studi kasus,
instrumen studi kasus, langkah – langkah studi kasus, analisa studi kasus dan
etika studi kasus. BAB IV merupakan hasil studi kasus dan pembahasan. BAB V
merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran.
4
3. Manfaat Penelitian
3.1 Bagi pelayanan kesehatan
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan terutama dalam gangguan kebutuhan mobilitas fisik
pada pasien Fraktur Femur.
3.2 Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Manfaat penelitian ini bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
diharapkan dapat membantu dalam memberikan penjelasan dan memberikan
masukan positif dalam kemajuan ilmu keperawatan.
3.3 Bagi intitusi pendidikan
Laporan tugas akhir ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi
sebagai bahan referensi dan bacaan mahasiswa di perpustakaan terutama di
lingkup bidang keperawatan medikal bedah.
3.4 Bagi peneliti
Bagi peneliti, manfaat penelitian yang di dapatkan adalah sebuah
pengalaman pengaplikasian asuhan keperawatan secara komprehensif.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Penyakit
1.1 Pengertian Fraktur
Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
umumnya disebabkan oleh tekanan atau trauma.selain itu, fraktur merupakan
rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan oleh tekanan eksternal yang
datang lebih besar dibandingkan dengan yang di serap oleh tulang (M. Asikin,
2016)
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan
jaringan lunak disekitar tulang akan mementukan apakah fraktur yang terjadi
itu lengkap atau tidak lengkap. (Price & Wilson, 2006 ; NANDA -, 2016)
Fraktur adalah kondisi tulang yang patah atau terputus sambungannya
akibat tekanan berat. Tulang merupakan bagian tubuh yang keras, namun jika
diberi gaya tekan yang lebih besar dari pada yang dapat diarbsorbsi, maka bisa
terjadi fraktur. Gaya tekan yang berlebihan yang dimaksud antara lain seperti,
pukulan yang keras, gerakan memuntir atau meremuk yang terjadi mendadak,
dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Brunner & Suddarth, 2002 ; Istianah,
2017)
6
1.3 Jenis-Jenis Fraktur
1.3.1 Berdasarkan jumlah garis patah
1.3.1.1 Fraktur komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari dua fragmen
1.3.1.2 Fraktur segmental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu, tetapi tidak
berhubungan.
1.3.1.3 Fraktur multiple : garis patah lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlain
tempat.
1.3.2 Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan)
1.3.2.1 Fraktur tertutup: jika kulit yang menutupi tulang masih intak (utuh).
1.3.2.2 Fraktur terbuka: jika kulit yang menutupi tulang tidak intak (utuh).
1.3.3 Berdasarkan komplet dan inkomplet fraktur
1.3.3.1 Fraktur komplet : jika garis patah melalui seluruh menampang tulang
atau melalui kedua konteks tulang.
1.3.3.2 Fraktur inkomplet : apabila garis patah tidak melalui penampang tulang.
1.3.4 Berdasarkan bentuk fraktur dan kaitannya dengan mekanisme trauma
1.3.4.1 Fraktur tranversal : garis fraktur tegak lurus dengan sumbu panjang
tulang.
1.3.4.2 Fraktur oblik : garis fraktur membentuk suatu sudut dan sumbu panjang
tulang.
7
grafik, massa tulang mulai tumbuh sejak usia 0 sampai usia 30 –
35 tahun, pada usia 30 – 35 tahun pertumbuhan tulang berheti,
dan tercapai puncak massa tulang.
1.5.2.2 Takikardia
8
1.5.2.3 Penurunan atau hilangnya denyut nadi pada bagian distal atau cidera,
pengisian kapiler lambat, pucat pada area fraktur.
1.5.3 Neurosensori
Klien menunjukan tanda dan gejala:
1.5.3.1 Hilang gerakan
1.5.3.2 Parestesia (kesemutan), deformitas local, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi,
krepitasi, spasme otot, kelemahan atau kehilangan fungsi.
1.5.3.3 Kekurangan atau hilangnya fungsi pada bagian yang cedera sebagai akibat
langsung dari fraktur.
1.5.3.4 Agitasi, mungkin berhubungan dengan nyeri, kecemasan, atau trauma lain.
1.5.4 Rasa tidak nyaman
Klien menunjukan tanda dan gejala :
1.5.4.1 Nyeri hebat tiba-tiba pada saat cedera, mungkin terlokalisasi pada klien
fraktur, berkurang pada imobilisasi.
1.6 Komplikasi
Komplikasi fraktur antara lain :
1.6.1 Komplikasi awal
1.6.1.1 Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma ditandai dengan
menghilangnya denyut nadi, menurunnya CRT, sianosis
bagian distal, dan hematoma melebar. Tanda lain adalah
rassa lain pada ekstermitas akibat tindakan darurat
splinting, perubahan posisi yang sakit, tindakan reduksi,
pembedahan.
9
mungkin berasal dari tekanan luar, seperti gips atau
pembebatan yang terlalu kuat.
1.6.1.4 Syok
Syok terjadi karena kehilangan banyak darah dan
meningkatnya parmeabilitas kepiler. Kondisi yang umum
ini terjadi pada kasus fraktur ini bias menyebabkan
turunnya oksigen.
1.6.1.5 Infeksi
Trauma pada jaringan dapat menurunkan fungsi
sistem pertahanan tubuh. Pada trauma ortopedik, infeksi
dimulai pada kulit dan masuk kedalam tubuh. Kondisi ini
terjadi pada kasus fraktur terbuka, akan tetapi bias juga
karena penggunaan bahan asing dalam pembedahan
seperti pin dan plat.
10
berkurangnya suplai darah ketulang.
11
1.9 Penatalaksanaa Medis
1.9.1 Diagnosis dan penilaian fraktur
Anamnesis, pemeriksaan klinis dan radiologi dilakukan
untuk mengetahui dan menilai keadaan fraktur. Pada awal
pengobatan perlu diperhatikan: lokasi fraktur, bentuk fraktur,
menentukan teknik yang sesuai untuk pengobatan komplikasi yang
mungkin terjadi selama pengobatan.
1.9.2 Reduksi
Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada
kesejajarannya dan rotasi anatomis. Reduksi tertutup,
mengembalikan fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya
saling berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual. Alat
yang digunakan biasanya traksi, bidai, dan alat yang lainnya.
Reduksi terbuka, dengan pendekatan bedah. Alat fiksasi interna
dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku.
1.9.3 Retensi
Imobilitas fraktur bertujuan untuk mencegah pergeseran
fragmen dan mencegah pergerakan yang dapat mengancam
penyatuan. Pemasangan plat atau traksi dimaksudkan untuk
mempertahankan reduksi ekstermitas yang mengalami fraktur.
1.9.4 Rehabilitasi
Mengembalikan aktifitas fungsional seoptimal mungkin
(Istianah, 2017)
12
1.10Pathway
(NANDA, 2015)
13
2 Konsep Gangguan Mobilitas Fisik
2.1 Definisi kebutuhan aktifitas
Karakteristik fisik individu yang sehat adalah adanya kemampuan
melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan misalnya berdiri, berjalan,
dan bekerja. Aktifitas adalah suatu energi atau keadaan untuk bergerak untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Kemampuan aktifitas seseorang dipengaruhi
oleh adekuatnya siatem persyarafan, otot dan tulang, atau sendi. (Tarwoto dan
Tarwonah, 2015). System tubuh yang berperan dalam aktifitas antara lain:
2.1.1 Sistem Persarafan
System saraf terdiri dari : System saraf pusat (otak dan medulla
spinalis) terjadinya kerusakan pada siatem saraf pusat seperti pada
fraktur tulang belakang dapat menyebabkan kelemahan secara umum
dan system saraf tepi (percabangan dari saraf pusat) kerusakan saraf
tepi dapat menyebabkan tergangggunya daerah yang inervisi.
2.1.2 Sistem musculoskeletal yang terdiri dari:
2.1.2.1 Otot
Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur,
dan fungsi produksi panas. Fungsi otot yaitu mengontrol
pergerakan, mempertahankan postur tubuh, dan menghasilkan
panas. Otot, tulang, dan sendi terintegrasi menghasilkan
pergerakan tubuh, misalnya berjalan dan berlari. Otot skelet
berkontaksi untuk mempertahankan postur. (M. Asikin, 2016)
14
energi yang sangat besar.
2.1.2.2 Sendi
Sendi merupakan semua persambungan tulang, baik yang
memungkinkan tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain
maupun tidak dapat bergerak satu sama lain. Ada tiga
klasifikasi sendi yaitu, Sendi sinartrosis, sendi yang tidak dapat
digerakan karena terdapat jaringan ikat (sisdenmosis)
diantaranya tulang yang saling berhubungan, sendi amfirtrosis,
sendi yang pergerakannya terbatas, dan Sendi diartrosis, sendi
yang mampu digerakan secara bebas.
2.1.3.2 Melindungi bagian tubuh yang lunak, seperti otak, paru-paru, hati dan
medulla spinalis
2.1.3.3 Sebagai tempat melekatnya otot dan tendon, termasuk juga ligament
15
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan mobilitas pada
tingkat usia yang berbeda.
16
ambulasi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak aman ,
tidak bersemangat dan harga diri rendah, akan mudah mengalami
perubahan mekanika tubuh dan ambulasi.
2.4.4 Situasi dan kebiasaan
Situasi dan kebiasaan yang dilakukan seseorang misalnya, sering
mengangkat benda-benda berat,akan menyebabkan perubahan
mekanika tubuh dan ambulasi.
17
3 Konsep Dukungan Mobilisasi (ROM)
2017).
3.3.5 Kemampuan
Kelemahan fisik dan mental akan manghalangi seseorang untuk
melakukan aktifitas hidup sehari-hari. Secara umum,
ketidakmampuan ada dua macam, yakni ketidakmampuan primer dan
sekunder.
18
3.3.7 Usia
Usia dipengaruhi terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan
mobilisasi. Pada individu lansia, kemampuan untuk melakukan
aktivitas dan mobilitas menurun sejalan dengan penuaan.
batas/besarnya gerakan sendi baik normal. ROM juga di gunakan sebagai dasar
untuk menetapkan adanya kelainan batas gerakan sendi abnormal (HELMI, 2012).
sesuai dengan kemampuan seseorang yang tidak menimbulkan rasa sakit. Pasien
"gangguan mobilitas fisik" sehingga latihan rentang gerak sendi atau latihan ROM
adalah salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan (Subianto, 2012).
persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Tujuan ROM
3.5.4 ROM pasif adalah latihan yang di berikan kepada klien yang mengalami
kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang
19
maupun sendi dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga
3.5.5 ROM aktif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa
bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan. Indikasi ROM aktif
adalah semua pasien yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendi
dan kooperatif.
3.7.4 ROM harus di ulangi sekitar 8 kali dan di kerjakan minimal 2kali
sehari
3.7.5 ROM dilakukan perlahan dan hati-hati sehinga tidak melelahkan pasien.
baring.
3.7.7 ROM sering di programkan oleh dokter dan di kerjakan oleh ahli
fisioterapi
3.7.8 Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan ROM adalah leher, jari,
3.7.9 Rom dapat dilakukan pada semua persendian yang di curigai mengurangi
20
proses penyakit.
3.7.10 Melakukan ROM harus sesuai waktunya, misalnya setelah mandi atau
Rom aktif Merupakan latian gerak isotonik (Terjadi kontraksi dan pergerakan otot)
Rom pasif merupakan latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang
Prosedur pelaksanaan:
21
3.8.20 Dorong telapak kaki menjauh dari kaki
Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki
3.8.1.1 Letakkan satu tangan pada punggung kaki klien, letakkan tangan yang
lainnya pada pergelangan kaki
3.8.1.2 Bengkokkan jari-jari ke bawah
3.8.1.3 Kembalikan lagi pada posisi semula
Intervensi dan eversi telapak kaki
3.8.1.1 Letakkan satu tangan di bawah tumit, dan tangan yang lainnya di atas
punggung kaki
3.8.1.2 Putar telapak kaki ke dalam, kemudian ke luar.
Otot merupakan alat gerak aktif, sebagai hasil kerja sama antara otot dan
tulang. Tulang tidak dapat berfungsi sebagai alat gerak jika tidak digerakan oleh
otot, hal ini karena otot mempunyai kemampuan berkontraksi ( memendek / kerja
berat & memanjang / kerja ringan ) yang mengakibatkan terjadinya kelelahan otot,
proses kelelahan ini terjadi saatwaktu ketahanan otot ( jumlah tenaga yang
Pengertian kekuatan otot adalah kemampuan dari otot baik secara kualitas
(lukman, 2013)
22
paralisis total atau tidak ditemukan adanya kontraksi pada otot, (2) Nilai 1:
kontaksi otot yang terjadi hanya berupa perubahan dari tonus otot, dapat
diketahui dengan palpasi dan tidak dapat menggerakan sendi, (3) Nilai 2:
melawan pengaruh gravitasi, (4) Nilai 3: dapat menggerakkan sendi, otot juga
dapat melawan pengaruh gravitasi tetapi tidak kuat terhadap tahanan yang
diberikan pemeriksa, (5) Nilai 4: kekuatan otot seperti pada derajat 3 disertai
dengan kemampuan otot terhadap tahanan yang ringan, (6) Nilai 5: kekuatan
beda.
kelelahan.
Derajat 4 Dapat melakukan Range Of Motion (ROM) secara penuh
dan dapat melawan tahanan ringan
23
Derajat 1 Kontraksi otot minimal terasa/teraba pada otot
(Asmadi, 2012)
24
jari-jari melawan tahanan. b). Nilai
kekuatan otot dengan menggunakan
skala 0-5.
4. Pemeriksaan kekuatan otot panggul. 1. Atur posisi tidul klien, lebih baik
pemeriksaan dilakukan dalam posisi
supine.
2. Minta klien untuk melakukan
gerakan fleksi tungkai dengan
melawan tahanan.
3. Minta klien untuk melakukan
gerakan abduktif dan adduksi
tungkai melawan tahanan.
4. Nilai kekuatan otot dengan
menggunkan skala 0-5.
4 Konsep Orif
25
4.1 Definisi
ORIF adalah sebuah prosedur bedah medis, yang tindakannya mengacu pada
operasi terbuka untuk mengatur tulang, seperti yang diperlukan untuk beberapa
patah tulang, fiksasi internal mengacu pada fiksasi sekrup dan piring untuk
mengaktifkan atau memfasilitasi penyembuhan (Clevo & TH, 2012).
26
Asuhan keperawatan adalah merupakan suatu tindakan kegiatan atau proses dalam
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien(pasien) untuk
memenuhi kebutuhan objektif klien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang
dihadapinya, dan asuhan keperawatan dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu
keperawatan.
4.3 Pengkajian
Menurut Bakri (2016) dalam proses pengkajian dibutuhkan pendekatan
agar pasien dan keluarga dapat secara terbuka memberikan data-data yang
dibutuhkan. Pendekatan yang digunakan dapat disesuikan dengan kondisi
pasien dan sosial budayanya. Selain itu, diperlukan metode yang tepat bagi
perawat untuk mendapatkan data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan
keadaan pasien.
Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan utama pasien,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau tes diagnostik. Riwayat
keperawatan misalnya: riwayat kesehatan keluarga, riwayat penyakit
sekarang, dan kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala
sampai kaki (hand to toe) melalui Teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. (Tarwoto & Wartonah, 2015).
Menurut Wijaya dan Putri (2013) pengkajian pada pasien fraktur antara lain:
27
mobilitas dan imobilitas, daerah dan lama terjadinya gangguan
mobilitas.
4.3.4 Riwayat kesehatan sebelumnya
Konsep diri pasien imobilisasi mungkin terganggu, oleh karena itu kaji
gambaran ideal diri, harga diri, dan identitas diri serta interaksi pasien
dengan anggota keluarga maupun lingkungan tempat tinggalnya.
4.3.7 Aktivitas sehari-hari
28
3.1.8.1.2 Kulit, meliputi warna kulit (kemerahan, kebiruan,
atau hiperpigmentasi) dan tekstur kulit.
3.1.8.1.3 Tulang dan sendi.
3.1.8.1.4 Jaringan parut, apakah jaringan parut berasal dari
luka operasi, trauma atau supurasi. Apakah ada tanda
cicateiks (jaringan parut baik yang alami maupun
buatan seperti bekas operasi) pada status lokalis.
3.1.8.1.5 Benjolan, pembengkaan, atau cekungan dengan hal-
hal yang tidak biasa (abnormal).
3.1.8.1.6 Posisi dan bentuk dari ekstermitas (deformitas).
29
4.3.11 Pemeriksaan penunjang
30
Tabel 2.6 tabel kemampuan rentang gerak
31
4.4 Diagnosa Keperawatan
32
4.5 Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan menurut Nuratif dan Kusuma (2015) Perencanaan adalah
pengembangan dari pencatatan rencana keperawatan dan menentukan pendekatan
yang digunakan untuk memecahkan masalah atau mengurangi masalah klien.
Tabel 2.8 Rencana Keperawatan
Diagnose Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil
Hambatan mobilitas fisik
Definisi: keterbatasan dalam pergerakan 1. Joint movement : Exercise therapy:
fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas active ambulation
secara mandiri dan terarah, 2. Mobility level 1. Monitoring vital sign
3. Self care : ADLs
sebelum/sesudah latihan dan
Batasan karakteristik: 4. Transfer
lihat respon pasien saat latihan
1. Penurunan waktu reaksi performance
2. Kesulitan membolak-balik posisi 2. Konsultasikan dengan terapi
Kriteria hasil:
3. Melakukan aktifitas lain sebagai 1. Klien meningkat fisik tentang rencana ambulasi
pengganti penggerakan dalam aktivitas sesuai dengan kebutuhan
(mis.meningkatkan perhatian fisik 3. Bantu pasien untuk
pada aktifitas orang lain, 2. Mengerti menggunakan tongkat saat
mengendalikan perilaku, focus tujuan dan berjalan dan cegah terhadap
pada kemerdayaan/aktivitas sebelum peningkatan cidera
sakit) mobilitas 4. Ajarkan pasien atau tenaga
4. Dispnea setelah beraktivitas 3. Memverbalisasika kesehatan lain tentang Teknik
5. Perubahan cara berjalan n perasaan ambulasi
6. Gerakan bergetar dalam 5. Kaji kemampuan pasien dalam
7. Keterbatasan kemampuan meningkatkan ambulasi
melakukan keterampilan motoric kekuatan dan 6. Latih pasien dalam pemenuhan
halus kemampuan kebutuhan ADLs secara
8. Keterbatasan kemampuan berpindah mandiri sesuai kemampuan
melakukan keterampilan motoric 4. Mempe 7. Dampingi dan bantu pasien saat
kasar ragakan mobilisasi dan bantu penuhi
9. Keterbatasan rentang pergerakan penggu kebutuhan ADLs pasien
sendi naan 8. Berikan alat bantu jika pasien
10. Tremor akibat pergerakan alat memerlukan
11. Ketidakstabilan positif 5. Bantu untuk 9. Ajarkan pasien bagaimana
12. Pergerakan lambat mengubah posisi dan berikan
mobilisasi
13. Pergerakan tidak terkoordinasi bantuan jika diperlukan
(walker)
Faktor yang berhubungan:
1. Intoleransi aktivitas
2. Perubahan metabolisme seluler
3. Ansietas
4. Indeks masa tubuh diatas perentil ke
75 sesui usia
5. Gangguan kognitif
6. Konstraktur
7. Kepercayaan budaya tentang aktivitas
sesuai usia
8. Fisik tidak bugar
9. Penurunan ketahanan tubuh
10. Penurunan kendalli otot
11. Penurunan m
12. assa otot
33
13. Malnutrisi
14. Gangguan musculoskeletal
Gangguan neuromuskuler. Nyeri
15. Agens otot
16. Penurunan kekuatan otot
17. Kurang pengetahuan tentang aktivitas
fisik
18. Keadaan mood depresif
19. Keterlambatan perkembangan
20. Ketidaknyamanan
21. Difuse, kaku sendi
22. Kurang dukungan lingkungan
(mis,fisik atau social)
23. Keterbatasan ketahanan
kardiovaskuler
24. Kerusakan integritas struktur tulang
25. Program pembatasan gerak
26. Keengganan memulai pergerakan
27. Gaya hidup monoton
15. Gangguan sensori perceptual
Nyeri akut
Definisi : pengalaman sensori dan 1. Level pain Activity therapy
emosional yang tidak menyenangkan 2. Pain control 1. Kaji secara komprehensif
yang muncul akibat kerusakan jaringan 3. Comfort level terhadap nyeri termasuk
yang actual atau potensial. Kriteria hasil : lokasi, karakteristik,durasi,
Batasan karakteristik : 1. Mampu
1. Perubahan selera makan frekuensi, kualitas,
mengontol nyeri intensitas nyeri dan faktor
2. Perubahan tekanan darah
(tahu penyebab presipitasi
3. Laporan isyarat
nyeri, mampu 2. Observasi reaksi
4. Perlakuan distraksi
menggunakan ketidaknyamanan secara
5. Mengekspresikan prilaku
tehnik non onverbal.
6. Sikap melindungi area nyeri
7. Indikasi nyeri yang dapat diamati farmakologi untuk 3. Gunakan srategi
8. Perubahan posisi menghindari nyeri mengurangi komunikasi terapeutik
9. Dilatasi pupil nyeri,mencari untuk menggungkapkan
10. Melaporkan nyeri secara verbal bantuan) pengalaman nyeri dan
11. Gangguan tidur 2. Melaporkan penerimaan pasien
Faktor yang berhubungan : bahwa nyeri terhadap respon nyeri
1. Tirah baring atau imobilisasi berkurang dengan4. Tentukan pengaruh
2. Kelemahan umum menggunakan pengalaman nyeri terhadap
3. Ketidakseimbangan antara suplay manajemen nyeri kualitas hidup (nafsu
dan kebutuhan oksigen 3. Mampu makan, tidur, aktifitas,
4. Imobilitas mengenali nyeri mood, hubungan social)
Gaya hidup monoton (skala, 5. Tentukan faktor yang
intensitas, dapat memperburuk
frekuensi dan nyeri.
tanda nyeri) 6. Lakukan evaluasi dengan
Mengatakan nyaman pasien dan tim kesehatan
setelah nyeri berkurang lain tentang ukuran
pengontrolan nyeri yang
telah dilakukan
Control lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
ketidaknyamanan pasien (suhu
34
ruangan,cahaya, dan suara)
8. Ajarkan cara penggunaan
terapi nonfarmakologi
(distraksi, guide imagery,
relaksasi)
9. Tingkat istirahat
10. Berikan informasi tentang
nyeri termasuk penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
akan hilang, antisipasi
terhadap ketidaknyamanan
Pemberian obat analgetik untuk
mengurangi nyeri
Gangguan pola tidur
Definisi : gangguan kualitas dan kuntitas 1. Anxiety reduction Sleep enhancement
waktu tidur akibat faktor eksternal. 2. Comfort level 1. Kaji kebutuhan tidur
3. Rest: Extent dan pasien
Batasan karakteristik: pattern 2. Determinasi efek-efek
1. Perubahan pola tidur normal 4. Sleep :extent and medikasi terhadap pola
2. Penurunan kemampuan berfungsi pattern tidur
3. Ketidakpuasan tidur 3. Fasilitasi untuk
4. Menyatakan sering terjaga Kriteria hasil: mempertahankan aktifitas
5. Menyatakan tidak mengalami 1. Jumlah jam tidur sebelum tidur (membaca)
kesulitan tidur dalam batas 4. Ciptakan lingkungan yang
6. Menyatakan tidak merasa cukup normal 6-8 nyaman
istirahat jam/hari 5. Mrendiskusikan dengan
Faktor yang berhubungan: 2. Pola tidur, pasien dan keluarga
1. Kelembaban lingkukngan sekitar
kualitas dan batas tentang tehnik tidur pasien
2. Suhu lingkungan sekitar
normal 6. Jelaskan pentingnya tidur
3. Tanggung jawab memberi asuhan
3. Perasaan segar yang adekuat
4. Perubahan pejanan terhadap cahaya
sesudah tidur atau Kolaborasi pemberian obat yang
gelap tidur.
istirahat
5. Kurang control tidur
Mampu
6. Kurang privasi pencahayaan mengidentifikasi hal-
Bising hal yang meningkatkan
tidur
35
4.7 Evaluasi
BAB III
36
Metodologi Karya Tulis Ilmiah
3.2.2 Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi
kriteria inklusi karena berbagai sebab (Nursalam, 2017). Pada tugas akhir ini kriteria
eklusi antara lain:
3.2.2.1 Bukan anggota keluarga dengan masalah keperawatan gangguan
mobilitas fisik
3.2.2.2 Bukan Anggota keluarga dengan Fraktur
3.2.2.3 Tidak dalam kondisi Sehat jasmani dan rohani
3.2.2.4 Tidak Bersedia menjadi informan.
3.2.2.5 Tidak dalam batas usia 20-45 tahun.
3.2.2.6 Tidak dirawat di RS Pluit
37
digunakan : 2 orang pasien/klien yang memiliki Masalah Keperawatan dan diagnose
medis sama
38
3.4.7 Perencanaan adalah pengembangan dari pencatatan rencana keperawatan dan
menentukan pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah atau
mengurangi masalah klien.
3.4.8 Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperwatan oleh perawat. Hal-
hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi
dilaksanakan sesuai rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan
interpersonal, intelektual dak teknikal, intervensi harus dilakukan dengan cermat
dan ifisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan
didokumentasi keperwatan berupa pencatatan dan laporan.
3.4.9 Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan
yang diberikan. Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan dan
kualitas data, teratasi atau tidaknya masalah klien, pencapaian tujuan serta
ketepatan intervensi keperawatan.
39
3.7.1 Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah asuhan keperawatan dengan
kasus fraktur masalah keperawatan gangguan mobilitas fisik dimulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi serta evaluasi.
Menurut Patricia A. Potter Prinsip etika yang digunakan penulis dalam membuat
asuhan keperawatan ini harus diperhatikan hak asasi manusia. Prinsip etika keperawatan
dalam memberikan layanan keperawatan kepada individu, kelompok/keluarga dan
masyarakat, yaitu:
40
Peneliti dalam menjalankan laporan tugas akhir menggunakan etika
penelitian keperawatan dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama
pasien pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan inisial 1 huruf pada lembar
pengumpulan data dan hasil laporan yang disajikan pada saat presentasi.
3.8.5 Benefit
Penelitian ini berusaha memaksimalkan manfaat penelitian dan
meminimalkan kerugian yang timbul akibat penelitian ini.
3.8.6 Justice
Responden yang ikut dalam penelitian ini diperlakukan adil dan diberi hak
yang sama.
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
41
4.1 Hasil Studi Kasus
Penyusunan studi kasus ini dimulai pada tanggal 17 Juli 2021 hingga 5 September
2021. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada klien dan observasi
langsung di RS Pluit Jakarta Utara . Wawancara langsung dengan klien pertama
dilakukan pada tanggal 1 September 2021 pukul 08.00 WIB – 12.00 WIB. hingga tanggal
3 September 2021 . Wawancara dengan klien kedua dilakukan pada tanggal 1 september
2021 pukul 14.00 WIB – 18.00 WIB. Peneliti telah melakukan wawancara dan observasi
secara mendalam terhada klien berdasarkan lembar instrumen yang ada .
4.1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus
Studi kasus ini di lakukan di Rumah Sakit Swasta Pluit yang beralamat di
Jalan Raya Pluit Selatan No.2 , Penjaringan Jakarta Utara .Rumah sakit Pluit
terdapat Fasilitas Pelayanan IGD 24 Jam , Poliklinik Spesialis, Laboratorium,
Instalasi Radiologi, Instalasi Bedah Sentral, Apotek, Instalagi Gizi, Instalasi
Bank Darah, Fisioterapi, Instalasi Care Unit, Instalasi Hemodialisa , Instalasi
Laser Kacantikan , Instalasi Ruang Bersalin / VK , Instalasi Rawat Inap (kelas
II,III, VIP, Eksekutif).
Pengambilan data studi kasus diambil di Ruang Perawatan Lantai 5 pada
kamar 506 dan kamar 510 .
Ruang perawatan lantai 5 memiliki jumlah kamar sebanyak 24 dan
salah satu diantaranya terdapat kamar isolasi . kapasitas tempat tidur
diruangan tersebut yaitu berjumlah 37 Bed. Dimana pada bagian depan
terdapat Nurse Station , dan sekitar nurse station terdapat beberapa ruangan
yaitu rungan dokter ,ruangan perawat , ruangan khusus gizi , dan ruangan
penyimpanan Linen bersih dan kotor , formulir-formulir dan ATK . terdapat
juga lemari penyimpanan alat-alat kesehatan seperti Syringe pump, Infus
pump, dll. Biasanya klien memanggil perawat menggunakan bel yang ada
disetiap kamar yg terhubung ke meja nurse station .
42
Dalam studi kasus ini ditetapkan 2 orang sebagai subjek responden studi
Kasus yaitu subjek 1 (Tn.S) dan subjek II ( Tn.M). kedua subjek sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan .
1) Subjek 1
Tn.S seorang karyawan bank swasta berusia 37 tahun, dengan fraktur femur
dextra akibat kecelakaan lalu lintas
2) Subjek II
Tn.M seorang mahasiswa semester akhir usia 21 tahun dengan fraktur dextra
akibat kecelakaan lalu lintas
43
Penjaringan, Jakarta Pejagalan ,
Utara
Penjaringan Jakarta
Sumber Biaya : Utara
Pribadi ( Asuransi)
Sumber Informasi : Pribadi (Asuransi)
Klien
Klien
2) Resume :
44
dibantu oleh keluarga dan saat ingin bergerak,
perawat. salah posisi dan
tersentuh, gerakan
terbatas, serta semua
aktifitas dibantu oleh
keluarga dan perawat.
45
3) Genogram
Klien I (Tn.S)
Gambar 4.1 genogram pasien 1
Keterangan :
Laki-laki : :
Perempuan : :
Meninggal dunia : :
Tinggal serumah : :
Pasien yang diindentifikasi : :
Kawin : :
Fraktur
46
Klien 2 (Tn.M)
Keterangan :
Laki-laki : :
Perempuan : :
Meninggal dunia : :
Tinggal serumah : :
Pasien yang diindentifikasi : :
Kawin : :
Fraktur :
47
4) Perubahan Pola Kesehatan
Tabel 4.2 Perubahan Pola Kesehatan
48
siang setengah jam/hari jam. Tidur siang
dan tidur malam ± 5 setengah jam dan tidur
jam/hari. malam ± 4 jam/hari.
Pola Aktivitas Ketika di rumah pasien Ketika di rumah pasien
melakukan aktivitas melakukan aktivitas
dengan mandiri. dengan mandiri.
Pemeriksaan Fisik
Kepala, Muka dan Pada pemeriksaan ini Pada pemeriksaan ini
Leher didapatkan : rambut didapatkan : rambut
pendek, tebal, hitam, pendek, ikal, hitam,
bentuk wajah simetris, bentuk wajah simetris,
wajah terlihat pucat, wajah terlihat pucat,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan,
49
reflek menelan tidak reflek menelan tidak
ada masalah. ada masalah.
50
1000 CC/hari dengan produksi urine
Auskultasi : Suara 1200 CC/hari
bising usus 12 x/menit Auskultasi : Suara
Palpasi : bising usus 10 x/menit
Tidak ada nyeri tekan Palpasi :
pada abdomen, tidak Tidak ada nyeri tekan
ada pembesaran pada pada abdomen, tidak
hepar. ada pembesaran pada
hepar.
Ekstermitas, persendian Terpasang infus RL 20 Terpasang infus RL 20
dan integumen Tpm di ekstermitas Tpm di ekstermitas
superior sinistra, superior sinistra,
pergerakan sendi pergerakan sendi
terbatas karena fraktur, terbatas karena fraktur,
Post Operasi ORIF Post Operasi ORIF
hari ke 3 , terpasang hari ke 3 , terpasang
tensocrup, tonus otot tensocrup, tonus otot
tangan kanan 5, tangan tangan kanan 5, tangan
kiri 5, kaki kanan 3, kiri 5, kaki kanan 2,
kaki kiri 5, turgor kulit kaki kiri 5, turgor kulit
baik. baik.
6) Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan Hematologi
No. Pasien Tanggal Hasil Normal
28 Agustus 2021
1. Pasien 1 Darah lengkap otomatik
(Tn.S)
Haemoglobin :14,32 g/dL 11,4-17,7 g/dL
Leukosit : 51,30/cmm 4.700-10.300/cmm
Hematokrit : 40% 37-48%
Eritrosit : 4.180jt/us L 4,5-5,5; P 4-5 jt/us
Trombosit : 250.000/cmm 150.000-350.000/cmm
Hitung Jenis
Eosinofil : 0,1% 1-3%
Basofil : - 3-5%
Batang : -
Segmen : - 50-650%
Limfosit : 4,7% 25-53%
Monosit : 4% 4-10%
51
Tanggal Hasil Normal
29 Agustus 2021
2. Pasien2 Darah lengkap otomatik
(Tn.M)
11,4-17,7 g/dL
Haemoglobin :13,45 g/dL
4.700-10.300/cmm
Leukosit : 45,10/cmm
37-48%
Hematokrit : 42%
L 4,5-5,5; P 4-5 jt/us
Eritrosit : 4.132jt/us
150.000-350.000/cmm
Trombosit : 290.000/cmm
Hitung Jenis
1-3%
Eosinofil : 0,2%
3-5%
Basofil : -
Batang : -
50-650%
Segmen : -
25-53%
Limfosit : 3,5%
4-10%
Monosit : 5%
2.Pemeriksaan Radiologi
Hasil Rontgen pasien 1 dan pasien 2 , kesimpulan : fraktur komunitif 1/3
medial os femur kanan, terpasang internal fiksasi.
7) Terapi
Tabel 4.4 terapi
52
4.2.2 Analisa Data
Klien 1 (Tn.S)
Tabel 4.5 analisa data
DO :
53
5 5
3 5
DS : Tn. S mengatakan nyeri Terpotongnya kontinitas Nyeri Akut
pada kaki kanan bagian jaringan
paha. nyeri seperti di tusuk-
tusuk. Dengan skala nyeri
5, nyeri yang dirasa hilang
timbul dengan durasi nyeri
saat muncul sekitar 2 menit.
DO :
1. Pasien tampak
menyeringis
kesakitan.
2. Pasien menderita
fraktur femur
dextra post op hari
ke 3
54
DS : Rasa Nyeri Gangguan Pola tidur
DO :
Klien 2 (Tn.M)
Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS : Tn. M mengatakan Kerusakan/pergesaran Gangguan mobilitas
setelah operasi paha kaki fragmen tulang fisik
sebelah kanan sulit untuk
digerakkan
DO :
55
perubahan bentuk/
bengkak di ekstermitas
yang fraktur
5. TTV
a) TD : 110/70 mmHg
b) Nadi : 80 X/menit
c) Suhu : 36,5 oC
d) RR : 20 x/menit
6. Tonus otot terdapat
fraktur dibagian paha
sebelah kanan
5 5
2 5
DO :
1. Wajah klien terlihat
meringis
2. Terpasang perban
dikaki kanan
3. Klien menderita
fraktur femur dextra
post op hari ke 3
DS : Rasa Nyeri Gangguan Pola Tidur
56
- Tn.M mengatakan tidak
segar setelah tidur
DO :
1. Tidur 4 jam
2. Terdapat mata panda
3. Tiap malam bermain
game
57
Pasien 2 5 secara mandiri
menunjukkan sesuai kemampuan
kemampuan 5. Ajarkan merubah
mobillitas
posisi yang aman
Skor :
6. Ajarkan latihan
1 : Ekstrim ROM pasif dan
ROM aktif dengan
2 : Berat bantuan sesuai
indikasi
3 : Sedang
7. Dorong ambulasi
4 : Ringan independen dalam
batas aman
5 : Tidak ada keluhan
8. Berikan pengertian
dan motivasi tentang
latihan mobilisasi
secara bertahap.
9. Beritahu keluarga
dalam melakukan
tehnik perpindahan
yang aman
10.Kolaborasi
pelaksanaan
fisioterapi sesuai
indikasi
Klien 2 ( Tn.M)
Diagnosa Tujuan Tindakan
Keperawatan
Gangguan Tujuan : Dukungan Ambulasi :
mobilitas fisik.
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji
58
fisik atau satu Kriteria hasil: untuk duduk di
lebih sisi tempat tidur
Mobility level
ekstermitas untuk
59
perpindahan
yang aman
10. Kolaborasi
pelaksanaan
fisioterapi
sesuai indikas
Klien 1 ( Tn.S)
Tabel 4.7 Implementasi
Hari/Tanggal Diagnosa Waktu Implementasi Paraf
Rabu, 1 Gangguan 08.00 1. Mengendalikan faktor
September mobilitas fisik lingkungan yang dapat
2021 mempengaruhi respon
pasien terhadap
ketidaknyamanan.
Hasil :
08.15
Tempat tidur
pasien bersih,
rapi dan
ruangan tidak
08.30 bising
2. Mengkaji kemampuan
mobilisasi
Hasil :
Pasien mampu
menunjukkan
60
perkembangan
09.00 dalam
melakukan
mobilisasi
3. Memonitor penggunaan
alat bantu berjalan
09.30 Hasil :
Pasien mampu
melakukan
jalan sesuai
alat bantu
10.00
yang ada
seperti kursi
roda
Pasien mau
melakukan
apa yang
diarahkan oleh
11.00 perawat
5. Melatih pemenuhan
ADL secara mandiri
sesuai kebutuhan
11.15
Hasil :
Pasien mampu
61
melakukan
ADL sendiri
11.30 seperti makan
dan minum
6. Melakukan kolaborasi
dengan tim dokter dalam
12.00
pemberin terapi
Hasil :
- Infus RL 20 Tpm
Hasil :
Pasien dapat
melakukan
ROM pasif
dengan
bantuan
perawat dan
keluarga
8. Mendorong ambulasi
independen dalam batas
aman
Hasil :
Pasien mampu
melakukan
ambulasi
mandiri
seperti
berpindah
62
sendiri
9. Memberitahu keluarga
dalam melakukan teknik
perpindahan yang aman
Hasil :
Keluarga mau
membantu
pasien dalam
mobilisasi
sesuai dengan
arahan dari
perawat
63
r 2.Melatih pemenuhan ADL
secara Mandiri sesuai kebutuhan
Hasil :
- Infus RL 20 tom
- Injeksi Ketorolac 1x250mg
(iv)
09.30
- Injeksi Ceftriaxon 1x250mg
(iv)
- Injeksi Ranitidine 1x250mg
(iv)
5.Melakukan kolaborasi
pelaksanaan fisioterapi sesuai
indikasi
64
pelaksanaan fisioterapi
Jumat , 3 08.00
September 6.Mengobservasi TTV
2021
Hasil :
11.00 Hasil :
- Infus RL 20 tom
65
- Injeksi Ketorolac 1x250mg
(iv)
Mengobservasi TTV
Hasil :
- TD : 120/80
- Suhu : 36.5oC
- Nadi : 84x/mnt
- RR : 20x/mnt
Klien 2 (Tn.M)
66
Rabu , 1 Gangguan 14.00 1. Mengendalikan
September Mobilitas fisik faktor lingkungan yang
2021 berhubungan dapat mempengaruhi
dengan respon pasien terhadap
gangguan ketidaknyamanan.
neuromuscula Hasil :
r
Tempat tidur pasien
14.15
bersih, rapi dan ruangan
tidak bising
2. Mengkaji
kemampuan mobilisasi
Hasil :
14.30 Pasien mampu
menunjukkan
perkembangan dalam
melakukan mobilisasi
3. Memonitor penggunaan
15.00 alat bantu berjalan
Hasil :
Pasien mampu
melakukan jalan sesuai
alat bantu yang ada
seperti kursi roda
67
5. Melatih pemenuhan ADL
secara mandiri sesuai
kebutuhan
Hasil :
Pasien mampu
17.00 melakukan ADL sendiri
seperti makan dan
minum
6. Mengajarkan latihan
ROM pasif dan ROM
17.30 aktif dengan bantuan
sesuai indikasi
Hasil :
Pasien dapat melakukan
ROM pasif dengan
17.40 bantuan perawat dan
keluarga
7. Mendorong ambulasi
independen dalam batas
aman
Hasil :
18.00 Pasien mampu
melakukan ambulasi
mandiri seperti berpindah
sendiri
8. Memberitahu keluarga
dalam melakukan teknik
perpindahan yang aman
Hasil :
Keluarga mau
68
membantu pasien dalam
mobilisasi sesuai dengan
arahan dari perawat
9. Melakukan kolaborasi
pelaksanaan fisioterapi
sesuai indikasi.
Hasil :
Pasien mampu
melakukan mobilisasi
sesuai pelaksanaan
fisioterapi
3.Mengajarkan latihan
69
ROM pasif dan Rom Aktif
dengan bantuan sesuai
indikasi
16.00
Hasil : Pasien dapet
melakukan ROM pasif
dengan bantuan perawat dan
keluarga
18.00
Melakukan Kolaborasi
pelaksanaan fisioterapi
sesuai indikasi
Mengobservasi TTV
Hasil :
-TD : 110/90mmHg
-Suhu : 36,0oC
-Nadi : 80x/mnt
-RR : 24x/mnt
70
Jumat, 3 Gangguan 14.00 1. Mengkaji kemampuan
September mobilitas fisik mobilisasi
2021 berhubungan Hasil :
dengan Pasien mampu
gangguan menunjukkan
neuromuscula 15.00 perkembangan dalam
r melakukan mobilisasi
2. Melatih pemenuhan ADL
secara mandiri sesuai
kebutuhan
16.30 Hasil :
Pasien mampu
melakukan ADL sendiri
seperti makan dan
minum
3. Mengajarkan latihan
18.00 ROM pasif dan aktif
dengan bantuan sesuai
indikasi
Hasil :
Pasien dapat melakukan
ROM pasif dengan
bantuan perawat dan
keluarga
4.Mengobservasi TTV
Hasil :
TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36,3 oC
Nadi : 84 x/menit
RR : 22 x/menit
71
4.2.6 Evaluasi Keperawatan
Klien 1 ( Tn.S)
Tabel 4.8 Evaluasi
Diagnosa Evaluasi hari ke Evaluasi hari ke Evaluasi hari ke -3
-1 -2 (Hari Jumat, 3
Keperawatan
(Hari Rabu, 1 (Hari kamis, 2 September 2021)
September 2021)
September
2021)
Gangguan O: S : Tn. S S : Tn. S mengatakan
mobilitas fisik
1. Pasien mengatakan sudah mulai
berhubungan
dengan tampak sudah mulai mampu
gangguan
berbaring di mampu menggerakkan
neuromuscular
tempat tidur, mengangkat kaki
rentang menggerakkan kanannya dan
gerak dan juga
terganggu di mengangkat bisa duduk
ekstermitas kaki
yang fraktur sebelah O:
72
perubahan dengan tensocrep
bentuk/ bantuan 5. Skala nyeri 3
bengkak di perawat atau (ringan)
ekstermitas keluarga 6. TTV :
yang fraktur 2. ADL pasien 1) TD : 120/80
6. Skala nyeri 5 masih mmHg
( sedang) dibantu 2) Nadi:.84
x
7. TTV keluarga /menit
1) TD : 3. Pasien 3) Suhu: 36,5 oC
130/80 terpasang 4) RR : 20
x
mmHg pempers /menit
2) Nadi : 84 4. Kaki bagian
7. Tonus otot
X
/menit fraktur
3) Suhu : terpasang 5 5
36 oC tensocrep 5 5
4) RR : 22 5. Skala nyeri 4 A : Masalah teratasi
x
/menit (sedang) P: Intervensi
6. TTV : dilanjutkan
8. Tonus otot
1) TD :
5 5
120/70
3 5
mmHg
2) Nadi:78
A: Masalah
x
/menit
belum teratasi
3) Suhu :
P : Intervensi
36,3 oC
dilanjutkan
4) RR : 20
x
/menit
7. Tonus otot
5 5
4 5
A : Masalah
teratasi
sebagian
P : Intervensi
73
dilanjutkan
Klien 2 ( Tn.M)
Diagnosa Evaluasi hari ke -1 Evaluasi hari ke Evaluasi hari ke
(Hari Rabu, 1 -2 -3
Keperawata
September 2021) (Hari kamis, 2 (Hari Jumat, 3
n September 2021)
September 2021)
Gangguan O: S : Tn. S S : Tn. S
mobilitas
mengatakan mengatakan
fisik 1. Pasien tampak
berhubungan sudah mulai sudah mulai
dengan berbaring di
mampu mampu
gangguan tempat tidur,
neuromuscula menggerakkan menggerakkan
r rentang gerak
dan mengangkat
terganggu di
mengangkat kaki
ekstermitas
kaki kanannya dan
yang fraktur
sebelah kanan juga
2. ADL pasien
dengan bisa duduk
dibantu orang
perlahan
lain, perawat
O:
dan keluarga
O:
3. Pasien 1. Pasien
bentuk/ di terpasang
74
yang fraktur fraktur nyeri 4
6. Skala nyeri 6 ( dengan (sedang)
sedang) bantuan 4. TTV :
7. TTV perawat TD:120/7
atau 0 mmHg
TD :
keluarga Nadi:.84
110 x
2. ADL /menit
/70
pasien Suhu: 36,3
mm o
masih C
Hg
dibantu RR : 22
Nadi : keluarga x
/menit
80 3. Chateter
X
5. Tonus otot
/m pasien
enit sudah 5 5
dilepas 4 5
Suhu
4. Kaki A : Masalah
:
bagian teratasi
36,
fraktur sebagian
8 oC
terpasang P: Intervensi
RR : tensocrep dilanjutkan
22 5. Skala
x
/m nyeri 5
enit (sedang)
6. TTV :
Tonus
otot TD: 110/90
mmHg
5 5
2 5 Nadi:80
x
/menit
A: Masalah belum
Suhu : 36 oC
teratasi
P : Intervensi RR : 24
dilanjutkan x
/menit
7. Tonus otot
75
4.3 Pembahasan
Pembahasan merupakan perbandingan dari tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus untuk
menjawab tujuan khusus. Setiap temuan perbedaan diuraikan dengan konsep
pembahasan diisi dengan mengapa dan bagaimana. Uraian penulisan berdasarkan
paragraf adalah F-T-O (Fakta-Teori-Opini). Isi pembahasan sesuai dengan tujuan khusus
yaitu :
4.1.1 Pengkajian
Subyektif :
Pengkajian yang telah dilakukan peneliti pada Tn. S dan Tn. M didapatkan fakta
pada Tn. S dan Tn. M mengalami fraktur femur dextra. Pengkajian Tn. S
mengatakan setelah dilakukan tindakan operasi pada paha kaki sebelah kanan
terasa sulit untuk digerakkan dan Tn. M mengatakan setelah dilakukan tindakan
operasi pada paha kaki sebelah kanan terasa sulit untuk digerakkan.
Berdasarkan pengkajian peneliti mendapatkan data subjektif pada Tn. S dan Tn. M
bahwa pasien mengatakan setelah dilakukan tindakan operasi pada paha kaki
sebelah kanan terasa sulit untuk digerakkan.
Objektif :
Setelah dilakukan tindakan operasi pemasangan platina pada Tn. S ditemukan pada
kaki sebelah kanan pasien yang mengalami patah tulang terdapat edema, paha
kanan pasien terpasang tensocrep, dan pasien terpasang pempers, pasien tampak
kesakitan. Hasil observasi tanda-tanda vital pasien yaitu TD : 130/ 80 mmHg, S :
37oC, N : 84 x/menit, RR : 22 x/menit. Sedangkan pada Tn. M tidak berbeda dengan
Tn. S juga mengalami fraktur femur dextra. Tn. M ditemukan pada kaki sebelah
kanan pasien yang mengalami patah tulang terdapat edema, paha kanan pasien
terpasang tensocrep, pasien terpasang chateter dan pasien tampak kesakitan.
Dengan hasil observasi tanda-tanda vital yaitu TD : 110/70 mmHg, S : 36,5
o
/menit, N : 80 x/ menit, RR : 20 x/menit.
Pemeriksaan penunjang dalam kasus ini berupa laboratorium dan foto rongen
tulang, dalam foto rongen terlihat jelas bahwa Tn. S dan Tn. M sama-sama
mengalami patah tulang dibagian paha kanan (fraktur femur dextra), sedangkan
76
pada pemeriksaan laboratorium didapati hasil yang berbeda antara Tn. S dan Tn.
M. Hasil laboratorium Tn. S yaitu pada pemeriksaan hematologi yang meliputi
kadar hemoglobin 14,32 g/dL, leukosit 51,30/cmm, hematokrit 40%, eritrosit 4,180
jt/us, trombosit 250.000/cmm. Sedangkan pada pemeriksaan laboratorium pada Tn.
M yaitu kadar hemoglobin 13,45 g/dL, leukosit 45,10/cmm, hematokrit 42%,
eritrosit 4.132 jt/us, trombosit 290.000/cmm.
Menurut teori Wahid 2013, setelah dilakukan observasi di dapatkan dari data
objektif dan subjektif kedua pasien mengalami gangguan mobilitas fisik. Didapat
dari ungkapan pasien yang mengatakan ekstermitas yang fraktur sulit untuk
digerakkan. Data objektif juga ditemukan bahwa semua aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga dan perawat dan mengalami oedema pada kaki yang mengalami
fraktur.
Menurut data peneliti kedua pasien memiliki kesamaan dalam pemeriksaan
ekstermitas bawah yang mengalami fraktur pada pasien dengan tanda gejala yang
menunjukkan bahwa adanya masalah gangguan mobilitas fisik pada pasien.
Dalam studi kasus ini diagnosa yang muncul pada pasien dengan close fraktur femur
dextra yaitu Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular.
Karena saat pengkajian didapatkan data-data yang mengarah pada gangguan dalam
melakukan mobilitas secara mandiri.
Menurut teori Amin dan Hardhi 2015, nyeri ekstermitas, pasien tidak bisa bergerak
secara bebas, pasien bed rest, rentang gerak terganggu pada ekstermitas yang
mengalami fraktur, ada perubahan bentuk/bengkak di ekstermitas yang mengalami
fraktur, dan semua ADL dibantu oleh orang lain merupakan tanda dan gejala dari
diagnosa dari Gangguan mobilitas fisik.
Menurut data peneliti kedua pasien yang mengalami fraktur tentunya pasti akan
mengalami gangguan musculoskeletal, karena ekstermitas yang fraktur akan
mengakibatkan nyeri saat digerakkan dan mobilitas pasien akan terganggu.
77
Fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular yaitu menggunakan terapi
latihan ambulasi.
Menurut teori Yanti, 2011. Intervensi yang paling utama dalam diagnosa gangguan
mobilitas fisik adalah teori latihan ambulasi yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan masalah gangguan mobilitas fisik dapat
teratasi dengan kriteria hasil peningkatan fungsi motorik, dapat meningkatkan dalam
aktivitas fisik, mampu menunjukkan kemampuan mobilisasi, dan tanda-tanda vital
normal, dengan rencana tindakan keperawatan yang meliputi kaji kemampuan
mobilisasi, bantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur untuk memfasilitasi
penyesuaian sikap tubuh, monitor panggunaan alat bantu jalan, latih dalam
pemenuhan ADL secara mandiri sesuai kemampuan, ajarkan merubah posisi yang
aman, ajarkan latihan ROM pasif dan ROM aktif dengan bantuan sesuai indikasi,
dorong ambulasi independen dalam batas aman, berikan pengertian dan motivasi
tentang latihan mobilisasi secara bertahap, beritahu keluarga dalam melakukan tehnik
perpindahan yang aman, kolaborasi dengan fisioterapi sesuai indikasi.
Menurut data peneliti kedua pasien yang mengalami fraktur, pada rencana tindakan
keperawatan terapi latihan ambulasi merupakan salah satu intervensi yang tepat
dilakukan pada pasien post operasi fraktur femur karena dari fakta yang ada
menunjukkan bahwa kedua pasien mengalami gangguan mobilitas fisik.
Dalam studi kasus ini, implementasi pada Tn. S dan Tn. M dilakukan selama 3 hari
pada pukul Tn.S pukul 08.00 s/d 12.00 dan Tn.M pukul 14.00 s.d 18.00. Pada hari
pertama implementasi pada Tn. S dan Tn. M peneliti tidak melakukan rencana dalam
Nursing Intervention Clasification, Implementasi yang dilakukan peneliti yaitu
mengendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap
ketidaknyamanan, mengkaji kemampuan mobilisasi, memonitor penggunaan alat
bantu berjalan, membantu pasien untuk duduk di sisi tempat tidur untuk memfasilitasi
penyesuaian sikap tubuh, melatih pemenuhan ADL secara mandiri sesuai kebutuhan,
melakukan kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi, mengajarkan
latihan ROM pasif dan ROM aktif dengan bantuan sesuai indikasi, mendorong
ambulasi independen dalam batas aman, memberitahu keluarga dalam melakukan
teknik perpindahan yang aman,melakukan kolaborasi pelaksanaan fisioterapi sesuai
78
indikasi, mengobservasi tanda-tanda vital. Setelah itu pada hari kedua dan ketiga
peneliti memberikan implementasi dengan menyesuaikan hasil perkembangan
kesehatan pasien pada evaluasi hari pertama.
Menurut teori Potter 2013, implementasi keperawatan atau serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik dilakukan sesuai dengan intervensi atau
perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya.
Menurut data peneliti pada implementasi yang dilakukan pada kedua pasien dengan
masalah gangguan mobilitas fisik, sesuai dengan intervensi. Adapun implementasi
yang dilakukan oleh peneliti selama 3 hari dan mengalami kemajuan kesehatan. Hal
ini disebabkan karena secara umum kedua pasien mau kooperatif sehingga kondisi
kesehatan pasien cepat pulih dan membaik.
79
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
80
berikut.
5.1.1 Pengkajian
Diagnosa keperawatan yang muncul dari pengkajian pada Tn. S dan Tn. M yang
digunakan dalam asuhan keperawatan Fraktur Femur Dextra adalah gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular
81
5.1.3 Intervensi Keperawatan
Dalam intervensi keperawatan / rencana tindakan keperawatan pada Tn. S dan Tn.
M yaitu diberikan terapi latihan ambulasi untuk memaksimalkan pergerakannya.
Adanya rencana tindakan yang ditunjukkan untuk memaksimalkan mobilisasi
agar tidak terjadi kekakuan atau kelemahan otot ataupun komplikasi lainnya,
dimana rencana tindakan atau intervensi tersebut dilanjutkan untuk diaplikasikan
pada klien.
Implementasi yang dilakukan pada klien harus dengan intervensi sesuai dengan
kondisi klien saat itu, pada hari pertama, perawat tidak melakukan semua rencana
dalam Intervensi karena kondisi klien yang susah untuk bergerak yang berat
seperti ROM Intervensi yang belum dapat di laksanakan dan evaluasi yang belum
tercapai. Ini dilakukan bisa dilakukan pada hari selanjutnya atau bisa
menambahkan intervensi lain sesuai dengan perkembangan klien.
Dalam penelitian ini pada hari terakhir evaluasi keperawatan klien Tn. S berhasil
menggerakkan ektermitas yang mengalami fraktur secara mandiri atau tanpa
bantuan dengan ditandai tercapainya tujuan dan kriteria hasil sedangkan pada Tn.
M gangguan mobilitas fisik telah berhasil sebagian ditandai dengan adanya
tercapainya sebagian dari tujuan tindakan yang telah dilakukan.
5.2 Saran
82
tindakan yang bisa membantu memperbaiki mobilisasi atau gerak klien agar
klien mampu bergerak secara mandiri.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan refrensi bagi mahasiswa
dan pengajar dalam meningkatkan ilmu pengetahuan tentang proses
keperawatan pada kasus fraktur femur.
Daftar Pustaka
Asmadi. (2012). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Asikin, M,. Nasir, M,. Podding, I Takko. 2016. Keperawatan Medikal Bedah: Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
83
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riskesdas 2013 dalam Angka.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.
Utama SU, Magetsari R & Pribadi V. (2014). Estimasi Prevalensi Kecelakaan Lalu
Lintas dengan Metode Capture-Recapture. Jurnal Berita Kedokteran
Masyarakat. Vol.24. No.1.
Haswita., dan Reni Sulistyowati. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta Timur :
CV.Trans Info Media.
Lukman dan Ningsih, N. (2016). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal., Lilis Indrawati., & Joko Susanto. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar (hlm. 3-24). Jakarta: Salemba Medika.
Potter & Perry. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan (Konsep, Proses, dan
Praktik). Jakarta: EGC.
Price, S.A. & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Vol.1. Jakarta : EGC
Pudjiastuti dan Utomo. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: Penerbit Kedokteran.
Tarwoto., dan Watonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan,
84
Edisi 5. Jakarta Selatan : Salemba Medika.
Wahyudi, A. S. & Wahid, A. (2016). Buku ajar ilmu keperawatan dasar. Jakarta:
Mitra Wacana Medika
Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika
World Health Organization. (2009). Global Status Report On Road Safety : Time For
Action. Geneva. Retrieved from www.who.int/violence_injury_ prevention
/road_safety_status/2009
Wulansari, N.M.A., Ismonah, & Shobirun. (2017). Pengaruh Ambulasi Dini Terhadap
Peningkatan Pemenuhan Activity Of Daily Living (ADL) pada Pasien Post
Operasi Fraktur Ekstremitas Di RSUD Ambarawa. Jurnal Ilmu Keperawatan
dan Kebidanan (JIKK), Vol. III No. 1
Lampiran 1
STIKes Dr. Sismadi
Jl. Warakas Raya No. 5B Nama Mahasiswa : ..............................
Tanjung Priok – Jakarta Utara
NIM : ..............................
Program Studi : ..............................
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
85
A. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian :
…………………………………………………………………………….
Tanggal Masuk :
…………………………………………………………………………….
Ruang/Kelas :
…………………………………………………………………………….
Nomor Register :
…………………………………………………………………………….
Diagnosa Medis :
…………………………………………………………………………….
1. Identitas Klien
Nama Klien :
…………………………………………………………………………
Jenis kelamin :
…………………………………………………………………………
Usia :
…………………………………………………………………………
Status Perkawinan :
…………………………………………………………………………
Agama :
…………………………………………………………………………
Suku bangsa :
…………………………………………………………………………
Pendidikan :
…………………………………………………………………………
Bahasa yg digunakan :
…………………………………………………………………………
Pekerjaan :
…………………………………………………………………………
Alamat :
…………………………………………………………………………
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) :
………………………………………………
86
Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : .
………………………………......................................
2. Resume
(Ditulis sejak klien masuk rumah sakit sampai dengan sebelum pengkajian dilakukan meliputi
: data fokus, masalah keperawatan, tindakan keperawatan mandiri serta kolaborasi dan
evaluasi secara umum)
………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………………………
………………………………
3. Riwayat Keperawatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang.
1) Keluhan utama :
……………………………………………............................
2) Kronologis keluhan
a) Faktor pencetus :
………………………………………………………………
b) Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( ) Bertahap
c) Lamanya :
………………………………………………………………
d) Upaya mengatasi :
………………………………………………………………
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
a. Riwayat Penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan) :
…………………….……………………………………………………………………
Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan) :
…………………….…………………………………………………………………..
b. Riwayat pemakaian obat :
…………………….…………………………………………………………………..
c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan tiga generasi dari klien)
87
d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor risiko
…………….……………………………………………………..........................................
Riwayat Psikososial dan Spiritual.
a. Adakah orang terdekat dengan klien :
.…………………….…………………………………………………………………...
b. Interaksi dalam keluarga :
a) Pola Komunikasi
: ...................................................................................................
b) Pembuatan Keputusan
: .......................................................................................
c) Kegiatan Kemasyarakatan : ......................................................................................
c. Dampak penyakit klien terhadap keluarga :
.…………………….…………………………………………………………………..
d. Masalah yang mempengaruhi klien :
.…………………….…………………………………………………………………..
e. Mekanisme Koping terhadap stress
( ) Pemecahan masalah ( ) Tidur
( ) Makan ( ) Cari pertolongan
( ) Minum obat ( ) Lain-lain (Misal : marah, diam)
88
b) Aktivitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan :
………………….…………………………………………………………………..
h. Kondisi Lingkungan Rumah
(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) :
…………………….……………………………………………………………………
i. Pola kebiasaan
POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit / Di Rumah sakit
sebelum di RS
1. Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan : …… X / hari …………………… ……………………
b. Nafsu makan : baik/tidak …………………… ……………………
Alasan : ……..(mual, muntah, sariawan) …………………… ……………………
c. Porsi makanan yang dihabiskan …………………… ……………………
d. Makanan yang tidak disukai …………………… ……………………
e. Makanan yang membuat alergi …………………… ……………………
f. Makanan pantangan …………………… ……………………
g. Makanan diet …………………… ……………………
h. Penggunaan obat-obatan sebelum makan ……………… ………………
i. Penggunaan alat bantu (NGT, dll)
POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit / Di Rumah sakit
sebelum di RS
2. Pola Eliminasi
a. B.a.k. :
1) Frekuensi : ………. X / hari ………………… …………………
2) Warna : ………………….. ………………… ..…………..……
3) Keluhan : ………………….. ………………… …………………
4) Penggunaan alat bantu (kateter, dll) ………………… …………………
b. B.a.b :
1) Frekuensi :…………. X / hari …………………… …………………
2) Waktu : ……………… …………………
(Pagi / Siang / Malam / Tidak tentu) …………………… …………………
3) Warna : ………………….. …………………… …………………
4) Kosistensi : ………………….. ……………
…………………
89
5) Keluhan : ………………….. ………………… …………………
6) Penggunaan Laxatif : ..………….. ………………… …………………
3. Pola Personal Hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi :…………. X / hari …………………… …………………
2) Waktu : Pagi/ Sore/ Malam ……………… …………………
b. Oral Hygiene
1) Frekuensi :…………. X / hari ………………… ……………………
2) Waktu : Pagi / Siang/ Setelah makan ………………… ………………
c. Cuci rambut
1) Frekuensi :…………. X / minggu ………………… …………………
4. Pola Istirahat dan Tidur
a. Lama tidur siang : …. Jam / hari ………………… …………………
b. Lama tidur malam : …. Jam / hari ………………… ……………………
c. Kebiasaan sebelum tidur : ……….......... ………………… ………………
5. Pola Aktivitas dan Latihan.
a. Waktu bekerja : Pagi/Siang/Malam ………………… …………………
b. Olah raga : ( ) Ya ( ) Tidak ……………..……. …………………
c. Jenis olah raga : …………… ………………… ……………………
d. Frekuensi olahraga : … X / minggu …………………… ……………………
e. Keluhan dalam beraktivitas …………………… ……………
(Pergerakan tubuh /mandi/ Mengenakan …………………… …………………
pakaian/ Sesak setelah beraktifitas dll) ………… …………………
POLA KEBIASAAN
HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit / Di Rumah sakit
sebelum di RS
6. Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
a. Merokok : Ya / Tidak
1) Frekuensi : ………………….. …………………… …………………
2) Jumlah : ………………….. …………………… …………………
3) Lama Pemakaian: ………….. …………… ………………….
b. Minuman keras / NABZA: Ya / Tidak
1) Frekuensi : ………………….. …………………… ……………………
2) Jumlah : ………………….. …………….… ……………………
3) Lama Pemakaian : ………….. ………………… ……………
a. Pengkajian Fisik :
90
a. Pemeriksaan Fisik Umum :
1) Berat badan : ……… Kg (Sebelum Sakit : …… Kg)
2) Tinggi Badan : ……………… cm
3) Keadaan umum : ( ) Ringan ( ) Sedang ( ) Berat
4) Pembesaran kelenjar getah bening : ( ) Tidak
( ) Ya, Lokasi ………..
b. Sistem Penglihatan :
1) Posisi mata : ( ) Simetri ( ) Asimetris
2) Kelopak mata : ( ) Normal ( ) Ptosis
3) Pergerakan bola mata : ( ) Normal ( ) Abnormal
4) Konjungtiva : ( ) Merah muda ( ) Anemis ( ) Sangat Merah
5) Kornea : ( ) Normal ( ) Keruh/ berkabut
( ) Terdapat Perdarahan
6) Sklera : ( ) Ikterik ( ) Anikterik
7) Pupil : ( ) Isokor ( ) Anisokor
( ) Midriasis ( ) Miosis
8) Otot-otot mata : ( ) Tidak ada kelainan ( ) Juling keluar
( ) Juling ke dalam ( ) Berada di atas
9) Fungsi penglihatan : ( ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
10) Tanda-tanda radang :
………………………………………………………………...
11) Pemakaian kaca mata : ( ) Tidak ( ) Ya, Jenis….
………………………………...
12) Pemakaian lensa kontak :
………………………………………………………...
13) Reaksi terhadap cahaya : ………………………………………………………
c. Sistem Pendengaran :
91
( ) Darah, nanah dll.
5) Perasaan penuh di telinga : ( ) Ya ( ) Tidak
6) Tinitus : ( ) Ya ( ) Tidak
7) Fungsi pendengaran : ( ) Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, kanan/kiri …..
……………………….
8) Gangguan keseimbangan : ( ) Tidak ( ) Ya,
……………………...
9) Pemakaian alat bantu : ( ) Ya ( ) Tidak
e. Sistem Pernafasan :
1) Jalan nafas : ( ) Bersih ( ) Ada sumbatan;
…………………….
2) Pernafasan : ( ) Tidak Sesak ( ) Sesak :
…………………………….
92
14) Suara nafas : ( ) Vesikuler ( ) Ronkhi
( ) Wheezing ( ) Rales
15) Nyeri saat bernafas : ( ) Ya ( ) Tidak
16) Penggunaan alat bantu nafas : ( ) Tidak ( )Ya …………………………………….
f. Sistem Kardiovaskuler :
1) Sirkulasi Peripher
a) Nadi ……. x/ menit : Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah( ) Kuat
b) Tekanan darah : ……… mm/Hg
c) Distensi vena jugularis : Kanan : ( ) Ya ( ) Tidak
Kiri : ( ) Ya ( ) Tidak
d) Temperatur kulit ( ) Hangat ( ) Dingin suhu : ………. °C
e) Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Cyanosis ( ) Kemerahan
f) Pengisian kapiler : …………… detik
g) Edema : ( ) Ya,………. ( ) Tidak
( ) Tungkai atas ( ) Tungkai bawah
( ) Periorbital ( ) muka
( ) Skrotalis ( ) Anasarka
2) Sirkulasi Jantung
a) Kecepatan denyut apical : ………… x/menit
b) Irama : ( ) Teratur ( ) Tidak teratur
c) Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
d) Sakit dada : ( ) Ya ( ) Tidak
1) Timbulnya : ( ) Saat aktivitas ( ) Tanpa aktivitas
2) Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk-tusuk
( ) Seperti terbakar ( ) Seperti tertimpa benda berat
3) Skala nyeri : ………………
g. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
1) Pucat : ( ) Tidak ( ) Ya
2) Perdarahan : ( ) Tidak ( ) Ya, …..:
( ) Ptechie ( ) Purpura ( ) Mimisan ( ) Perdarahan gusi ( ) Echimosis
93
1) Keluhan sakit kepala :……………..(vertigo/migrain,
dll)
i. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut :
1) Gigi : ( ) Caries ( ) Tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya ( ) Tidak
3) Stomatitis : ( ) Ya ( ) Tidak
4) Lidah kotor : ( ) Ya ( ) Tidak
5) Salifa : ( ) Normal ( ) Abnormal
6) Muntah : ( ) Tidak ( ) Ya,……..….
a) Isi : ( ) Makanan ( ) Cairan ( ) Darah
b) Warna : ( ) Sesuai warna makanan ( ) Kehijauan
( ) Cokelat ( ) Kuning ( ) Hitam
c) Frekuensi : ……………….X/ hari
d) Jumlah :………………..ml
7) Nyeri daerah perut : ( ) Ya,………………. ( ) Tidak
8) Skala Nyeri : ………………………..
9) Lokasi dan Karakter nyeri :
( ) Seperti ditusuk-tusuk ( ) Melilit-lilit
( ) Cramp ( ) Panas/seperti terbakar
( ) Setempat ( ) Menyebar ( ) Berpindah-pindah
( ) Kanan atas ( ) Kanan bawah ( ) Kiri atas ( ) Kiri bawah
10) Bising usus : ……………..x / menit.
94
11) Diare : ( ) Tidak ( ) Ya,………….
a) Lamanya : …………….. Frekuensi : …………..x / hari.
b) Warna faeces : ( ) Kuning ( ) Putih seperti air cucian beras
( ) Cokelat ( ) Hitam ( ) Dempul
c) Konsistensi faeces : ( ) Setengah padat ( ) Cair ( ) Berdarah
( ) Terdapat lendir ( ) Tidak
ada kelainan
12) Konstipasi : ( ) Tidak ( ) Ya,………….
lamanya : ………….. hari
13) Hepar : ( ) Teraba ( ) Tak teraba
14) Abdomen : ( ) Lembek ( ) Kembung
( ) Acites ( ) Distensi
j. Sistem Endokrin
Pembesaran Kelenjar Tiroid : ( ) Tidak ( ) Ya,
( ) Exoptalmus ( ) Tremor
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya ( ) Tidak
( ) Poliuri ( ) Polidipsi ( ) Poliphagi
Luka Ganggren : ( ) Tidak ( ) Ya, Lokasi……………
Kondisi Luka……………………………
k. Sistem Urogenital
Balance Cairan : Intake……………ml; Output………….ml
Perubahan pola kemih : ( ) Retensi ( ) Urgency ( ) Disuria
( ) Tidak lampias ( ) Nocturia
( ) Inkontinensia ( ) Anuria
B.a.k : Warna : ( ) Kuning jernih ( ) Kuning kental/coklat
( ) Merah ( ) Putih
Distensi/ketegangan kandung kemih : ( ) Ya ( ) Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( ) Ya ( ) Tidak
Skala nyeri : ……………
l. Sistem Integumen
Turgor kulit : ( ) Elastis ( ) Tidak elastis
Temperatur kulit : ( ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit : ( ) Pucat ( ) Sianosis ( ) Kemerahan
Keadaan kulit : ( ) Baik ( ) Lesi ( ) Ulkus
95
( ) Luka, Lokasi…………..
( ) Insisi operasi, Lokasi ………………………...
Kondisi……………………….…………………...
( ) Gatal-gatal ( ) Memar/lebam
( ) Kelainan Pigmen
( ) Luka bakar, Grade……….. Prosentase…………
( ) Dekubitus, Lokasi………………………………
m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya ( ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) Ya ( ) Tidak
Fraktur : ( ) Ya ( ) Tidak
Lokasi : …………………………………….
Kondisi:…………………………………….
Kelainan bentuk tulang sendi : ( ) Kontraktur ( ) Bengkak
( ) Lain-lain, sebutkan : …………
Kelaianan struktur tulang belakang: ( ) Skoliasis ( ) Lordosis
( ) Kiposis
Kekuatan Otot : ... ... ... ... ... ... ... ...
96
b. Data Penunjang (Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah : Lab, Radiologi,
Endoskopi dll )
7. Data Fokus
97
8. Analisa Data
98
No Data Masalah Etiologi
99
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)
Tanggal Tanggal Nama
No Diagnosa Keperawatan (P&E)
Ditemukan Teratasi Jelas
100
C. PERENCANAAN KEPERAWATAN
101
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Diagnosa Tujuan dan Paraf &
Tgl. No. Rencana Tindakan
Keperawatan (PES) Kriteria Hasil Nama Jelas
102
D. PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )
Tgl./ No. Paraf dan
Tindakan Keperawatan dan Hasil
Waktu DK. Nama Jelas
103
E. E V A L U A S I ( CATATAN PERKEMBANGAN )
104
No. Hari/Tgl./ Evaluasi Hasil (SOAP) Paraf dan
DK. Jam (Mengacu pada tujuan) Nama Jelas
105
Lampiran 2
Lampiran 1
STANDAR OPERASIONAL LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)
1. Pengertian
masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif.
2. Tujuan
106
a. Mencegah risiko atropi otot pada klien yang mengalami imobilisasi
3. Jenis ROM
107
4. Indikasi
Klien dengan tirah baring yang lama, klien dengan penurunan tingkat
5. Kontra Indikasi
Klien dengan fraktur, kelainan sendi atau tulang, dank lien fase imobilisasi
6. Pengkajian
dalam pergerakan.
7. Gerakan ROM
seperti nyeri atau terjadi spasme pada daerah otot yang bersangkutan.
9. Persiapan Alat.
Alat yang digunakan untuk melakuka ROM yaitu geniometer (alat ukur
1) Gerakan leher :
45 derajat).
derajat).
2) Gerakan bahu :
180 derajat).
derajat).
4) Gerakan lengan :
berdekatan
7) Gerakan pinggul :
(ROM 90 derajat).
derajat).
8) Gerakan lutut :
derajat).
derajat).