Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep) Pada Prodi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti
Kencana Bandung
Oleh
AKX.15.058
2018
ii
iii
iv
ABSTRAK
Latar Belakang: Seksio Sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding perut. Komplikasi utama persalinan seksio sesarea adalah kerusakan
organ-organ seperti vesika urinaria dan uterus saat dilangsungkan operasi, komplikasi anestesi,
perdarahan, infeksi dan tromboemboli. Infeksi luka operasi bisa menyebabkan kecacatan dan
kematian. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengalaman nyata dan mampu melaksanakan
Asuhan Keperawatan pada klien dengan Post Operasi Seksio Sesarea dengan Resiko Infeksi di
RSUD dr.Slamet Garut. Sesuai komprehensif dengan pedoman asuhan keperawatan meliputi bio,
psiko – sosio spiritual. Metode: Studi kasus ini adalah studi yang dilakukan pada dua orang klien
untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien yang mengalami Post Operasi Seksio
Sesarea dengan Resiko Infeksi di Ruang Kalimaya Bawah RSUD dr.Slamet Garut. Hasil: Resiko
Infeksi: setelah dilakukan asuhan keperawatan, pada klien 1di hari ke 3, luka sudah tampak kering
dan adanya dolor (nyeri), tidak ada kalor (panas), tumor (pembengkakan), dan rubor (kemerahan).
Sedangkan pada klien 2 di hari ke 3 luka masih tampak lembab adanya dolor (nyeri), tidak ada kalor
(panas), tumor (pembengkakan), dan rubor (kemerahan). Hal ini dikarenakan proses penyembuhan
luka dipengaruhi beberapa faktor yaitu vaskularisasi, anemia, usia, penyakit lain, nutrisi, dan
kegemukan. Diskusi: Klien dengan masalah keperawatan resiko infeksi tidak selalu memiliki respon
yang sama, karena hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bisa mempengaruhi penyembuhan
luka yaitu vaskularisasi, anemia, usia, penyakit lain, nutrisi dan kegemukan. Sehingga perawat harus
melakukan asuhan yang komprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada setiap pasien.
Kata Kunci: Seksio Sesarea, Resiko Infeksi, Asuhan Keperawatan
Daftar Pustaka: 10 Buku (2008 – 2015), 7 Jurnal (2010 – 2017)
ABSTRACT
Background: Caesarea sectio is a way of giving birth to the fetus by making an incision on the
uterine wall through the abdominal wall. The cause of cesarean section there are 2, the cause of the
mother and the cause of the fetus. The major complications of cesarean section delivery are damage
to organs such as vesica urinary and uterus during surgery, anesthetic complications, bleeding,
infection and thromboembolism. Wound infections could be cause disability and death. The purpose
of this study was to gain real experience and be able to carry out nursing care with caesarea sectio
with risk nursing infection problem in RSUD dr.Slamet Garut. Comprehensive compliance with
nursing care guidelines includes bio, psycho, socio and spiritual. Method: This case study is a study
conducted on two clients to explore the problem of nursing care on clients who have Post Sectio
Sesarea Operation with Risk of Infection in Kalimaya Chamber Bottom dr.Slamet Garut Hospital.
Result: Infection Risk: After nursing care, on client 1 on day 3, the wound appears dry and dolor
(pain), there is no heat (heat), tumor (swelling), and rubor (redness). While on the 2nd client on day
3 the wound still looks moist due to dolor (pain), no heat (heat), tumor (swelling), and rubor
(redness). It is because the wound healing process is influenced by several factors, namely
vascularization, anemia, age, other diseases, nutrition, and obesity. Discussion: Clients with
nursing risk issues do not always have the same response, as this is influenced by several factors
that can affect wound healing: vascularization, anemia, age, other diseases, nutrition and obesity.
So the nurse must do a comprehensive care to handle nursing problems in each patient.
Keywords: Caesarean section, infection risk, nursing care
Bibliography: 10 Books (2008 - 2015), 7 Journals (2010 - 2017)
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran sehingga
dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN POST OPERASI SEKSIO SESAREA DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN RESIKO INFEKSI DI RSUD DR.SLAMET GARUT” dengan
sebaik-baiknya.
Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan di
STIKes Bhati Kencana Bandung.
1. H. Mulyana, SH, M.Pd, MH.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Bhakti
Kencana Bandung.
2. Rd. Siti Jundiah, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana
Bandung.
3. Tuti Suprapti, S.Kp.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Keperawatan STIKes Bhakti Kencana Bandung.
4. dr. H. Husi Husaeni, Sp.An.,KIC.,M.Kes selaku Ketua Jurusan Program
Studi Diploma III Keperawatan Konsentrasi Anestesi dan Gawat Darurat
Medik STIKes Bhakti Kencana Bandung.
5. Vina Vitniawati, S.Kep.,Ners selaku Pembimbing Utama yang telah
membimbing dan memotivasi selama penulis menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
6. Iceu Komalanengsih,SKM selaku Pembimbing Pendamping yang telah
membimbing dan memotivasi selama penulis menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Diploma III Konsentrasi Anestesi
dan Gawat Darurat Medik
vi
8. dr. H. Maskut Farid MM. selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum
Daerah dr.Slamet Garut yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menjalankan tugas akhir perkuliahan.
9. Dety S.Kep,.Ners selaku CI Ruangan Kalimaya Bawah yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi dalam melakukan kegiatan
selama praktek keperawatan di RSUD dr.Slamet Garut.
10. Neng Sopiah dan Edi Hadiansah selaku orang tua yang tercinta, penulis
mengucapkan terimakasih banyak atas dorongan semangat, doa yang tak
pernah berhenti, dan dukungan baik secara moril maupun materil, sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
11. Putri Herdi Rahyani, S.Tr.Keb, Sabrina Nurul Herdiani, dan Muhammad
Raihan Firdaus yang sudah memberikan semangat, dan selalu membantu
tugas-tugas.
12. Muhammad Hasbi yang selalu ada selama ini dari awal kuliah sampai
sekarang, terimakasih banyak dorongan semangat, selalu adan dan
bantuannya.
13. Teman-teman kosan Pak Guru tahun pertama (deon, iva, ika, ghassany),
kosan dr.Ihrul tahun kedua, kosan Victoria tahun terakhir (Ekok, Vivi, Asri).
14. Awalludin Prayudi terimakasih banyak sudah mengantarkan penulis pulang,
Mayke Indra Yeni yang selalu mendengarkan dan mengerti keluhan penulis
dan Fulki Hafizh Siandy selaku sahabat yang selalu mengajak bermain tapi
gak jadi.
15. Teman-teman Anestesi 11 dan kakak alumni yang telah memberikan
semangat, dan buat Kak Ica Anisha sudah banyak membantu selama ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan
sehingga penulis sangat mengharapkan segala masukkan dan saran yang sifatnya
membangun penulisan karya tulis yang lebih baik.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
viii
B. Manifestasi Klinis ............................................................................... 15
C. Etiologi ................................................................................................ 16
D. Patofisiologi ........................................................................................ 17
E. Klasifikasi ........................................................................................... 17
F. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................... 18
G. Penatalaksanaan Medik ....................................................................... 19
2.1.4 Masa Nifas ............................................................................................. 22
A. Definisi ................................................................................................ 22
B. Perubahan Fisiologis Masa Nifas ........................................................ 22
C. Adaptasi Psikologis Ibu dalam Masa Nifas ........................................ 39
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................... 41
2.2.1 Pengkajian ............................................................................................. 41
2.2.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 49
2.2.3 Intervensi ............................................................................................... 50
2.2.4 Implementasi ......................................................................................... 63
2.2.5 Evaluasi ................................................................................................. 63
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 64
3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 64
3.2 Batasan Istilah ........................................................................................... 64
3.3 Partisipan/Responden/Subyek Penelitian .................................................. 65
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 66
3.5 Pengumpulan Data .................................................................................... 66
3.6 Uji Keabsahan Data ................................................................................... 67
3.7 Analisa Data .............................................................................................. 67
3.8 Etik Penelitian ........................................................................................... 68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 71
4.1 Hasil .......................................................................................................... 71
4.1.1 Gambaran Lokasi Pengambilan Data .................................................... 71
4.1.2 Pengkajian ............................................................................................. 72
4.1.3 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 83
4.1.4 Perencanaan ........................................................................................... 85
4.1.5 Implementasi ......................................................................................... 88
4.1.6 Evaluasi ................................................................................................. 93
4.2 Pembahasan ............................................................................................... 95
4.2.1 Pengkajian ............................................................................................. 95
4.2.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................................... 96
4.2.3 Perencanaan ........................................................................................... 99
4.2.4 Implementasi ......................................................................................... 102
4.2.5 Evaluasi ................................................................................................. 103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 104
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 104
5.1.1 Pengkajian ............................................................................................. 104
5.1.2 Diagnosa ................................................................................................ 105
5.1.3 Intervensi ............................................................................................... 105
5.1.4 Implementasi ......................................................................................... 106
ix
5.1.5 Evaluasi ................................................................................................. 107
5.2 Saran .......................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 109
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
BAB II
BAB IV
xi
Tabel 4.6 Hasil Pemeriksaan Diagnostik ...................................................... 79
Tabel 4.13 Hasil Data Diagnosa Hambatan Mobilitas di Tempat Tidur ....... 99
Tabel 4.14 Hasil Keadaan Luka Kedua Klien di Hari Ke 1, 2, dan 3 ........... 103
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
BAB II
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
C : Celcius
Cc : Cubic Centimeter
Cm : Centimeter
dL : Desi Liter
e.c : Et Causa
EKG : Elektrokardiogram
gr : gram
Hb : Hemoglobin
xvi
HPHT : Hari Pertama Hari Terakhir
Ht : Hematokrit
IM : Intra Muskular
IV : Intra Vena
Kg : Kilogram
mg : Mili Gram
ml : Mili Liter
oz : Ounce
PB : Panjang Badan
pH : Potensial Hidrogen
RL : Ringer Laktat
TBC : Tuberkulosis
TT : Tetanus Toksoid
xvii
USG : Ultrasonografi
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada dinding abdomen dan
memiliki angka infeksi tidak lebih dari 2% (Boyle, 2009). Seksio Sesarea
Sesarea disebuah negara sekitar 5 – 15% per 1000 kelahiran di dunia, rumah
sakit pemerintah rata – rata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih
dari 30%. Jumlah seksio sesarea di Inggris sekitar 29,1% per 1000 kelahiran
metode Seksio Sesarea sebesar 9,8% dari total 49.603 kelahiran sepanjang
tahun 2010 sampai dengan 2013, provinsi tertinggi DKI Jakarta (19,9%) dan
yang penulis dapatkan dari medical record RSUD dr.Slamet Garut periode
1
2
rasa nyeri dari insisi abdominal dan efek samping dari anestesi. Kelahiran
dan radang panggul (Rasjidi, 2009). Infeksi setelah persalinan bisa berasal
dari luka bedah yang termasuk dalam bentuk luka bersih yang kemungkinan
terinfeksi sangat kecil karena dilakukan dalam keadaan steril. Ruang operasi
infeksi luka terjadi pada saat pembedahan (Putra, 2011). Menurut Boyle
(2009) mengatakan bahwa angka infeksi luka post seksio sesarea dapat
mencapai 25,3%, oleh karenanya perlu adanya perawatan luka post seksio
kematian ibu. Angka kematian ibu yang di sebabkan oleh infeksi post
Sesarea di Jawa Tengah adalah 3,54% (Dinkes Jateng, 2014). Infeksi luka
spiritual.
dr.Slamet Garut.
1.4 Manfaat
Infeksi.
Infeksi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ovum adalah sel benih dalam ovarium dan spermatozoon adalah sel
benih pada laki – laki. Pada masa remaja sel benih ini berkembang
bersamaan dengan perubahan yang menentukan sifat laki – laki dan wanita.
dapat dibagi menjadi 2 yaitu organ ekterna dan interna (Pearce, 2010).
A. Organ eksterna.
Terdiri dari Vulva dan terdiri atas bagian – bagian berikut (Pearce,
2010):
membentuk sisi vulva dan terdiri atas kulit dan lemak, jaringan otot
3. Nimfae atau Labia minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil dari
jaringan erektil.
7
8
epitelium bergaris yang khusus, dialiri pembuluh darah dan serabut saraf
Dinding vagina terdiri atas tiga lapis: lapisan dalam adalah selaput
lapisan luar adalah lapisan berotot yang terdiri atas serabut longitudinal
jaringan erektil yang terdiri dari jaringan areoler, pembuluh darah dan
B. Organ interna.
Yang terletak di dalam pelvis adalah uterus, dua ovarium dan tuba
1. Uterus (Rahim)
Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak
ekterna.
tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam
sebagai involusi.
kanan dan kiri uterus, di bawah tuba uterina dan terikat di belakang oleh
11
disebut oosit primer. Oosit dikelilingi oleh sel folikel pemberi makanan.
a. Ovulasi
a. Produksi ova
b. Produksi etrogen
12
c. Produksi progesteron
anak gadis pada masa pubertasnya, juga penting untuk tetap adanya
b. Siklus menstruasi.
ke – 21.
uterina atau saluran telur, berada di kiri dan kanan dari sudut uterus
2.1.2 Persalinan
A. Definisi
pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu setelahnya (Padila,
2015).
1. Persalinan Spontan
lahir ibu.
2. Persalinan Bantuan
3. Persalinan Anjuran
biasa.
tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu – ibu
bayi.
3. Kala III. Atau disebut juga kala uri adalah periode persalinan yang
A. Definisi
sayatan pada dinding uterus melalui dinding perut (Amru Sofian, 2012).
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat
rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro,
2005).
2. Panggul sempit
7. Distosia serviks
16
9. Malpresentasi janin
a. Letak lintang
b. Letak bokong
e. Gemeli
D. Patofisiologi
Ibu janin
1. Panggul sempit absolut 1. Letak janin yang
2. Tumor – tumor jalan lahir tidak bisa
3. Stenosis servik dikoreksi
4. Disproporsi sefalopelvis 2. Presentasi bokong
5. Ruptur uteri membakat (kadang – kadang)
6. Diabetes (kadang – kadang 3. Penyakit
7. Rwayat observasi yang jelek kongenital
8. Riwayat dasar klasik exeritroblastosis
9. Infeksi herpes virus tipe II 4. Gawat janin
MK:
Seksio Sesarea
Kurang pengetahuan cemas
MK :
Resiko tingggi penyebaran infeksi, resiko cedera pada ibu,
resiko kerusakan integritas jaringan
kira – kira sepanjang 10 cm. Tetapi saat ini teknik ini jarang dilakukan
2. Pemantauan EKG
4. Elektrolit
5. Hemoglobin/Hematokrit
6. Golongan darah
7. Urinalisis
operasi.
b. Persiapan Pasien
pasien
antiseptic)
7) Pemeriksaan USG
a. Analgesia
morfin.
100 mg Meperidin.
narkotik.
tekanan darah, nadi jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan
hari kedua.
bising usus masih lemah, dan usus baru aktif kembali pada hari
ketiga.
e. Ambulasi
dengan pertolongan.
f. Perawatan Luka
g. Laboratorium
menunjukkan hipovolemia.
h. Perawatan Payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
bila diperbolehkan pulang dari rumah sakit pada hari ke empat dan
A. Definisi
ini disebut puerperium yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan
selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra – hamil (Dewi
(kira – kira sebesar jeruk asam) dan beratnya kira – kira 100 gram.
23
pascapartum.
melahirkan dan 350 gram (11 sampai 12 ons) 2 minggu setelah lahir.
permukaan kasar, tidak rata, dan kira – kira sebesar telapak tangan. Dengan
dan pada akhir nifas 1 – 2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas
b. Perubahan Ligamen
oleh karena ligamen, fasia dan jaringan penunjang alat genetalia menjadi
agak kendur.
korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks tersebut
oleh 2 jari, pinggir – pinggirnya tidak rata, tetapi retak – retak karena
robekan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja.
sebelum hamil, umumnya ostium eksterna lebih besar dan tetap terdapat
samping ini terbentuklah bibir depan dan bibir belakang pada serviks.
d. Lokhea
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari desidua yang
daripada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lokhea mempunyai
bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda –
beda pada setiap wanita. Sekret mikroskopik lokhea terdiri atas eritrosit,
1) Rubra/Merah
Lokhea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa
desidua dan chorion. Lokhea terdiri atas sel desidua, verniks caseosa,
2) Sanguelenta
Lokhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lendir karena
postpartum.
3) Serosa
kekuningan atau kecoklatan. Lokhea ini terdiri atas lebih sedikit darah
dan lebih banyak serum, juga terdiri atas leukosit dan robekan laserasi
plasenta.
27
4) Alba
5) Purulenta
Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
Lokhea disekresikan dengan jumlah banyak pada awal jam postpartum yang
kecil sebagai lokhea serosa, dan jumlah lebih sedikit lagi lokhea alba. Total
jumlah rata – rata pembuangan lokhea kira – kira 8 – 9 oz atau sekitar 240
– 270 ml.
mukosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang
minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar seminggu
umumnya rugae akan memipih secara permanen. Mukosa tetap atrofik pada
ovarium.
28
penyembuhan luka episioomi sama dengan luka operasi lain. Tanda – tanda
infeksi (nyeri, merah, panas dan bengkak) atau tepian insisi tidak saling
melekat bisa terjadi. Penyembuhan baru berlangsung dalam dua sampai tiga
minggu.
a. Suhu Badan
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5 -
biasa. Biasanya pada hari ke – 3 suhu badan naik lagi karena ada
lain.
b. Nadi
c. Tekanan Darah
d. Pernafasan
denyut nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga akan
nafas.
a. Volume Darah
vaginam, ibu kehilangan darah sekitar 300 – 400 cc. Bila kelahiran
melalui Seksio Sesarea, maka kehilangan darah dapat dua kali lipat.
lain:
30
vasodilatasi.
wanita hamil.
b. Curah Jantung
postpartum.
a. Nafsu Makan
Ibu sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan
diet yang ringan. Setelah benar – benar pulih dari efek analgesia,
b. Motilitas
c. Pengosongan Usus
Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam beberapa
hari dan perinium ibu akan terasa sakit untuk defekasi. Faktor –
kreatinin.
b. Sistem Urinarius
c. Komponen Urine
d. Diuresis Postpartum
a. Diathesis
emosional.
1) Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang
nyeri menangis.
mengalami infeksi.
(Wahyuni, 2014).
luka karena NaCl 0,9% ini sendiri mengandung isotonic dan tidak
perbaikan sel membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab itu,
semakin besar dengan lahirnya bayi yang baru lahir. Dorongan dan
yang positif bagi ibu. Dalam menjalani adaptasi setelah melahirkan, ibu
akan mengalami fase – fase sebagai berikut (Dewi dan Sunarsih, 2011):
1. Fase Taking In
melahirkan. Pada saat itu, fokus perhatian ibu terutama pada dirinya
40
3. Fase Letting Go
kita berikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu
41
2.2.1 Pengkajian
A. Identitas Diri
Kristiyanasari, 2010).
metode PQRST.
P = Paliatif/Propokatif
Q = Quality/Quantity
diiris – iris.
R = Region/Radiasi
S = Severity, Skale
T = Timing
43
keluhan tersebut.
yang dilakukan.
Kristiyanasari, 2010).
Kristiyanasari, 2010).
F. Riwayat Kontrasepsi
Sesarea.
1. Kepala
2. Wajah
3. Mata
bebas.
4. Hidung
5. Mulut
mengunyah baik.
6. Teling
pendengarannya baik.
7. Leher
8. Dada
tambahan/tidak.
46
9. Payudara
10. Abdomen
seksio sesarea.
11. Punggung
12. Vagina
kateter/tidak.
47
13. Anus
14. Ekstremitas
infus/tidak.
infus/tidak.
(Baety, 2012).
I. Data Psikologis
J. Pemeriksaan Penunjang
kesehatan janin
2. Pemantauan EKG
4. Elektrolit
5. Hemoglobin/Hematokrit
6. Golongan darah
7. Urinalisis
48
indikasi
persalinan.
I. Konstipasi
K. Resiko perdarahan
postpartum.
50
2.2.3 Intervensi
2012).
adalah:
diantisipasi atau diprediksi d. Menyatakan rasa nyaman f. Evaluasi bersama pasien dan
dan berlangsung <6 bulan. setelah nyeri berkurang. kesehatan lain tentang
Batasan Karakteristik: ketidakefektifan kontrol nyeri
a. Perubahan selera masa lampau
makan g. Bantu pasien dan keluarga untuk
b. Perubahan tekanan mencari dan menemukan
darah dukungan.
c. Perubahan frekuensi h. Kontrol lingkungan yang dapat
jantung mempengaruhi nyeri seperti
d. Perubahan frekuensi suhu ruangan, pencahayaan dan
pernafasan kebisingan.
e. Laporan isyarat i. Kurangi factor presipitasi nyeri
f. Diaforesis j. Pilih dan lakukan penanganan
g. Perilaku distraksi nyeri (farmakologi, non
(misalnya berjalan farmakologi dan interpersonal)
mondar mandir k. Kaji dan tipe sumber nyeri untuk
mencari orang lain atau menentukan intervensi.
aktivitas lain, aktivitas l. Ajarkan tentang tehnik
yang berulang) nonfarmakologi
h. Mengekspresikan m. Berikana analgetik untuk
perilaku (misalnya mengurangi nyeri
gelisah, merengek, n. Evaluasi keefektifan kontrol
menangis) nyeri
i. Masker wajah o. Tingkatkan istirahat
(misalnya mata kurang p. Kolaborasi dengan dokter jika
bercahaya, tampak ada keluhan dan tindakan nyeri
kacau, gerakan mata tidak berhasil
berpencar atau tetap q. Monitor penerimaan pasien
pada satu fokus tentang manajemen nyeri
meringis) Analgetic administration
j. Sikap melindungi area a. Tentukan lokasi karakteristik,
nyeri kualitas, dan derajat nyeri
k. Fokus menyempit sebelum pemberian obat
(misalnya gangguan b. Cek instruksi dokter tentang
persepsi nyeri) jenis obat, dosis, dan frekuensi
l. Indikasi nyeri yang c. Cek riwayat alergi
dapat diamati d. Pilih analgesik yang diperlukan
m. Perubahan posisi untuk atau kombinasi dari analgetik
menghindari nyeri ketika pemberian lebih dari satu
n. Sikap tubuh e. Tentukan pilihan analgetik
melindungi tergantung tipe dan beratnya
o. Dilatasi pupil nyeri
p. Melaporkan nyeri f. Pilih rute pemberian secara IV,
secara verbal IM, untuk pengobatan nyeri
q. Gangguan tidur secara teratur
Faktor yang g. Monitor vital sign sebelum dan
berhubungan: sesudah pemberian analgetik
a. Agen cedera (misalnya pertama kali
biologis, zat kimia, h. Berikan analgetik tepat waktu
fisik, psikologis) terutama saat nyeri hebat
i. Evaluasi efektivitas analgetik,
tanda dan gejala.
53
kemungkinan pemberian
tambahan susu formula
e. Apabila penyapihan diperlukan
informasikan ibu mengenai
kembalinya proses ovulasi dan
seputar alat kontrasepsi yang
sesuai
Laktation konseling
a. Sediakan informasi tentang
keuntungan dan kerugian
pemberian ASI
b. Demonstrasikan latihan
menghisap, jika perlu.
c. Diskusikan metode alternatif
pemberian makanan bayi
persalinan.
a. Penyakit kronis a. Klien bebas dari tanda dan d. Instruksikan pada pengunjung
1) Diabetes Melitus gejala infeksi untuk mencuci tangan saat
2) Obesitas b. Mendeskripsikan proses berkunjung dan setelah
b. Pengetahuan yang penularan penyakit, factor berkunjung
tidak cukup untuk yang mempengaruhi e. Gunakan antiseptik untuk cuci
menghindari penularan serta tangan
pemajanan patogen penatalaksanaannya. f. Cuci tangan setiap sebelum dan
c. Pertahanan tubuh c. Menunjukan kemampuan sesudah tindakan keperawatan
primer yang tidak untuk mencegah timbulnya g. Gunakan baju, sarung tangan
adekuat : infeksi sesuai alat pelindung
1) Gangguan d. Jumlah leukosit dalam batas h. Pertahankan lingkungan aseptik
peristalsis normal selama pemasangan alat.
2) Kerusakan e. Menunjukan perilaku hidup i. Ganti letak IV perifer dan line
integritas kulit sehat central dan dressing sesuai
3) Perubahan sekresi dengan petunjuk umum.
pH j. Gunakan kateter intermiten
4) Penurunan kerja untuk menurunkan infeksi
siliaris kandung kencing.
5) Pecah ketuban dini k. Tingkatkan intake nutrisi
6) Pecah ketuban lama l. Berikan terapi antibiotik bila
7) Merokok perlu
8) Stasis cairan tubuh Infection Protection (Proteksi
9) Trauma jaringan terhadap Infeksi)
d. Ketidakadekuatan m. Monitor tanda dan gejala infeksi
pertahanan sekunder sistemik dan lokal
1) Penurunan n. Monitor hitung granulosit,
hemoglobin WBC
2) Imunosupresi o. Saring pengunjung terhadap
3) Supresi respon penyakit menular
inflamasi p. Pertahankan teknik aseptik pada
e. Vaksinasi tidak klien yang beresiko
adekuat q. Pertahankan teknik isolasi
f. Pemajanan terhadap r. Berikan perawatan kulit pada
patogen area epidema
g. Lingkungan meningkat s. Inspeksi kulit dan membran
1) Wabah mukosa terhadap kemerahan,
h. Prosedur infasif panas, drainase.
i. malnutrisi t. Inspeksi kondisi luka/insisi
bedah
u. Dorong masukan nutrisi yang
cukup
v. Dorong masukan cairan
w. Dorong istirahat
x. Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep.
y. Ajarkan pasien dan keluarga
mengenali tanda infeksi
z. Ajarkan cara menghindari
infeksi
aa. Laporkan kecurigaan infeksi
bb. Laporkan kultur positif.
58
9. Konstipasi
1) Perubahan pola
makan
2) Asupan serat tidak
cukup
yang dapat mengganggu a. Tidak ada hematuria dan b. Catat nilai hb dan ht sebelum dan
kesehatan. hematemesis sesudah perdarahan
Faktor resiko: b. Kehilangan darah yang c. Monitor TTV ortostatik
a. Aneurisma terlihat d. Pertahankan bedrest selama
b. Sirkumsisi c. Tekanandarah dalam batas perdarahan aktif
c. Defisiensi pengetahuan normal sistol dan diastol e. Kolaborasi dalam pemberian
d. Koagulasi d. Tidak ada perdarahan produk darah (platelet atau
intravaskuler pervagina fresfrozen plasma)
diseminata e. Tidak ada distensi f. Lindungi pasien dari trauma yang
e. Riwayat jatuh abdominal dapat menyebabkan perdarahan
f. Gangguan f. Hemoglobin dan hematokrit g. Hindari mengukur suhu lewat
gastrointestinal (mis., dalam batas normal rectal
penyakit ulkus h. Hindari pemberian aspirin dan
lambung, polip, antikoagulan
varises) i. Anjurkan pasien untuk
g. Gangguan fungsi hati meningkatkan intake makanan
(mis., sirosis, hepatitis) yang banyak mengandung vitamin
h. Koagulopati inheren k
(mis., trombositopenia) j. Indentifikasi penyebab
i. Komplikasi perdarahan
pascapartum k. Monitor trend tekanan darah dan
(mis.,atonia uteri, parameter hemodinamik (CVP,
retensi plasenta) pulmonari kapileri, atau arteri
j. Komplikasi terkait wedge preasure
kehamilan (mis., l. Monitor status cairan yang
plasenta previa, meliputi intake dan output
kehamilan mola, m. Pertahankan potensi IV line
solusio plasenta) n. Lakukan preasure dressing
k. Trauma (perban yang menekan area luka).
l. Efek samping terkait o. Tinggikan ekstremias perdarahan
terapi (mis., p. Monitor nadi distal dari area yang
pembedahan, luka atau perdarahan.
pemberian obat, q. Instruksikan pasien untuk
pemberian produk membatasi aktivitas.
darah defisiensi Bleeding reduction: gastrointestinal
trombosit, kemoterapi). a. Observasi adanya darah dalam
sekresi cairan tubuh : emesis,
feses, urine, residu lambung, dan
drainase luka
b. Monitor komplit blood count dan
leukosit
c. Kolaborasi dalam pemberian
terapi: lactulose dan vasopressin
d. Hindari penggunaan
anticoagulant.
e. Perhatikan jalan napas, Berikan
cairan intravena
f. Hindari penggunaan aspirin dan
ibuprofen
62
postpartum.
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
(Mitayani, 2015).