Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan (A.Md.Kep) di Program Studi DIII Keperawatan
Konsentrasi Anestesi STIKes Bhakti Kencana Bandung
Oleh:
AINUL YAQIN
NIM: AKX.16.008
Latar Belakang : Radikal mastektomi merupakan jenis operasi pengangkatan payudara komplet,
termasuk putting, seluruh kulit payudara, otot dibawah payudara, serta simpul limfa (getah bening).
Tindakan bedah ini merupakan modalitas yang sering digunakan untuk pasein dengan ca mammae.
Ca mammae adalah pertumbuhan sekelompok sel yang tidak normal dan tidak terkendali pada
payudara. Di RSUD dr. Soekardjo Tasikmalaya selama periode Januari sampai Desember 2018
terdapat 73 kasus ca mammae, walaupun bukan termasuk 10 besar penyakit yang ada di Rumah
Sakit, tetapi Ca Mammae menjadi kanker yang sering terjadi dan paling mendominasi di Indonesia.
Tujuan penulisan ini adalah untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada klien post op radikal
mastektomi deksta dengan masalah keperawatan nyeri akut. Metode : desain penelitian yang
digunakan adalah studi kasus yang dilakukan pada dua orang pasien post op radikal mastektomi atas
indikasi ca mammae dengan masalah keperawatan nyeri akut yang dilakukan dengan tehnik
relaksasi Benson untuk mengurangi intensitas nyeri. Hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan
dengan memberikan intervensi keperawatan relaksasi Benson nyeri akut dapat teratasi pada hari ke-
III, pada klien I terjadi penurunan skala nyeri dari 5 menjadi 1 dan klien ke-II dari skala 6 menjadi
2. Diskusi : klien dengan masalah keperawatan nyeri akut dengan memberikan terapi relaksasi
Benson efektif untuk mengurangi intensitas nyeri. Sehingga relaksasi benson dapat dijadikan
tindakan mandiri keperawatan non farmakologi untuk menurunkan intensitas nyeri pada klien post
op radikal mastektomi atas indikasi ca mammae.
ABSTRAK
Backgrounds : Radical mastectomy is a type of breast removal surgery is complete, including the
nipple, the whole skin of the breast, the muscles under the breast and lymph node (lymph). Surgical
intervention is a modality that is often used for patients with ca mammae. Ca mammae is the growth
of a group abnormal and uncontrollable cells in the breast, that cells can attact the surrounding
tissue and spread throughout the body and destroys the organs in which it spreads. In the
dr..Soekadjo Tasikmalaya General Hospital, on the period of January to December of 2018
amounted to 73 ca mammae, althought no one of the 10 major disease in the hospital, but ca
mammae become one of the most common cancers in Indonesia. The purpose of this paper is able
to carry out the nursing care in the client Post-Op Radical Mastectomi dekstra with acute pain
nursing problems. Method : the research design used case study to explore the problem of nursing
care on postoperatents Radical Mastectomy dexter for ca mammae indication with acute pain
nursing problem that was done with Benson Relaxation to reduce the pain. Result: After nursing by
providing relaxation Benson nursing interventions, acute pain can be resolved on the third day, the
client I decrease pain scale of 5 to 1 and the client-II on a scale of 6 to 2. Discussion: clients with
acute pain nursing problems by giving Benson relaxation therapy is effective in reducing pain
intensity. Benson relaxation so that can be used as non-pharmacological actions of nursing
independently to reduce the intensity of pain in post-op clients radical mastectomy on breast cancer
indication
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran sehingga
Maksud dan tujuan penyusunan Karya Tulis ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan di
1. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana
Bandung.
2. Rd.Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung.
3. Tuti Suprapti, S.Kp., M.Kep, selaku Ketua Program Studi Diploma III
vi
5. Risky Muliani, S.Kep., Ners., MM, selaku Pembimbing Pendamping yang begitu
6. Dr. H. Wasisto Hidayat, M.Kes, selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum dr.
7. Roni Husnara, S.Kep., Ners selaku CI Ruangan Melati 4 yang telah memberikan
8. Seluruh Dosen Prodi D-III Keperawatan Konsentrasi Anestesi, selaku dosen yang
9. Mereka yang saya cintai sepenuh hati yaitu ayahanda Drs. Nurdin, ibunda Siti
Syarah S.pd. SD, kakak tersayang Nurrahmatullah Amd, K.G., adik tercinta M.
Imam Al Fatah, dan tentu saja kakek terbaik yang pernah ada H. Muhammad, serta
seluruh keluarga yang dengan penuh keihlasan dan kesungguhan hati memberikan
10. Disanti Amd., An, yang berperan sebagai kakak sekaligus ibu di tanah rantau yang
selalu mengingat dan memotivasi penulis untuk selalu memperbaiki diri dan terus
semangat belajar.
11. M. Fadliansya dan Ardhia Ayu Regita Suprapto Putri, senior terbaik yang selalu
vii
12. Sahabat-sahabat nan jauh disana terutama Rafatun, andriani, and my first amor
Suriadin, sahabat suka dan duka di tanah rantau Heni Santoso, Fitri Fauziah,
allonia Raufandita, Wisro Nopiarti, Siti Indriyani dan Ajeng Dwi Astuti yang
dengan luar biasa selalu memberikan dukungan, motivasi dan kabahagiaan untuk
penulis selama menyusun karya tulis ini, love you through the universe, little bees.
13. Sahabat Lembaran Baru, Sifa si kalem, Nanda si pendiam, Ai Rofiah si ceria,
Malida si centil, Seysha si Cantik, dan Adira si Manis, selaku sahabat yang selalu
14. Untuk teman-teman kelas B, Vivin, Fazrul, Ralista, crisita, puji, Dia, Alvi, Sukri,
Claudia, Mey, Reza, Deni, Naufal, Faisal, Andreas, pipin, Wisnu, Zia, Fadila,
Ratih, Melati, Reni, Hanifah, Yona, Cia, Adevia, Nabila, Vena, Yudi, Fadlu, Fadil,
Fauzi, Anjar, Welly, Arta dan Teman Anestesi angkatan 12, selaku yang telah
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis ini masih banyak kekurangan
sehingga penulis sangat mengharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya
Ainul Yaqin
viii
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran IV Leaflet
DAFTAR SINGKATAN
xv
WHO : World Health Organization
Op : Operasi
dr : Dokter
ca : carsinoma
PA : Patologi Anatomi
USG : Ultrasonography
xvi
MMR : Modified Radical Mastectomy
Hb : Hemoglobin
TT : Tempat Tidur
KP : Koch Pulmonum
RL : Ringel Laktat
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
pergeseran pola penyakit serta pola sebab kematian dalam masyarakat, yaitu
angka kejadian berbagai jenis penyakit tidak menular (Dewi & Hendrati,
2015).
Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang angka
berawal dari dalam sel-sel payudara. Penyakit ini terjadi hampir seluruhnya
1
2
insidensi kanker payudara pada tahun 2012 di Asia adalah sebesar 650.983
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang sering terjadi
sebesar 24% (dewi & Hendrati, 2015). Berdasarkan data Subdit Kanker
50 tahun. Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan oleh
benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6 per 1000 penduduk) (Arafah &
Notobroto, 2017).
menduduki posisi ketiga berada di bawah Jawa Timur dan Jawa Tengah
dengan jumlah diagnosa dokter 0,3 % dan estimasi jumlah 6.701 orang.
2018 kanker payudara tidak termasuk kedalam 10 besar penyakit yang ada
3
dan tidak ditemukan angka kematian dari kejadian kanker payudara tersebut
(Profil RSUD dr. Soekardjo, 2018). Menurut data Medical Record Melati 4
RSUD dr. Soekadjo, kanker payudara juga tidak termasuk kedalam 10 besar
penyakit yang ada di ruangan Melati 4 untuk periode 2018, karna jumlah
paru-paru, hati, dan organ dalam lainnya yang merupakan inti dari tubuh.
tersebut, selain itu sel kanker payudara juga bisa menyerang seluruh tubuh
melalui tulang belakang, hal ini akan berakibat terjadinya kanker tulang
belakang dan menyebar keberbagai saraf pusat yang lain dan merusak saraf-
pengetahuan.
hipersensitivitas yang melibatkan gejala nyeri leher, ketiak, dan bahu. Rasa
dapat memperburuk atau memicu iskemia miokardium, selain itu nyeri juga
dapat memicu terjadinya stres yang berefek pada sistem imun tubuh dimana
keluhan yang paling sering dirasakan oleh klien post operasi mastektomi
sehingga dapat menimbulkan rasa mual dan muntah, selain itu nyeri juga
paru, selain masalah di atas nyeri juga menimbulkan efek pada sistem
1.4. Manfaat
dunia pendidikan.
a. Bagi Perawat
Mammae. Selain itu juga menjadi informasi bagi tenaga kesehatan lain
Carsinoma mammae.
TINJAUAN PUSTAKA
payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini
bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel
kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit
sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel – sel normal,
9
10
sekelompok sel yang tidak normal dan tidak terkendali pada payudara,
seluruh tubuh.
Sumber : dangstars.blogspot.com/2012/10/struktur-anatomipayudara
susunan saraf.
dengan retro aerola. Pada retro aerola ini, duktus, yang berdilatasi
itu menjadi lembut, kecuali pada ibu yang dalam masa menyusui
2015).
menjadi dua, yakni kalang payudara (aerola mammae) dan puting susu.
2) Puting Susu
(Putra, 2015).
yang dipengaruhi oleh hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa
maksimal. Terkadang, timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama
payudara menjadi besar karena epitel duktus lobulus dan duktus alveolus
mammae masih belum jelas, tapi data menunjukan terdapat kaitan erat
2.
15
b. Reproduksi
Usia menarke kecil, henti haid lanjut dan siklus haid pendek
risikonya meningkat.
e. Radiasi pengion
Putra (2015):
a. Obesitas
b. Pecandu Alkohol
c. Stres
saat tersebut.
progesterone.
e. Faktor usia
serangan ini kanker payudara dapat diketahui sejak dini. Penderita yang
terkena kanker payudara stadium awal tidak merasakan adanya nyeri atau
sakit pada payudaranya, namun jika payudara diraba, ada benjolan yang
gejala yang paling umum, biasanya gejala ini dirasakan pada awal
penyakit kanker.
yang signifikan, padahal tidak melakukan diet bisa menjadi gejala awal
penyakit kanker.
3. Demam
4. Rasa sakit
Bisa juga sebagi indikasi awal dari tipe kanker tertentu, seperti kanker
tulang.
payudara secara garis besar terbagi menjadi dua, yakni benjolan pada
payudara dan erosi atau eksema pada puting susu. Gejala tersebut menurut
itu mula-mula kecil maki lama makin besar lalu melekat pada kulit
susu.
19
borok (ulkus) pada payudara. Semakin lama borok itu semakin besar
Biasanya, berbau busuk dan mudah berdarah. Ciri- ciri lainnya antara
lain :
3. Keluar cairan dari puting susu, puting susu menjadi lunak, rasa
7. Pada umumnya, rasa sakit atau nyeri baru timbul bila tumor sudah
(Putra, 2015).
20
dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
histopatologi atau PA, rontgen, USG, serta CT Scan dan scintigrafi jika
banyak dianut saat ini yaitu berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
merupakan singkatan dari ‘’T” = tumor size atau ukuran tumor, ‘’N’’,
yaitu Node atau kelenjar getah bening regional, serta ‘’M’’, yaitu
sebagai berikut.
tulang sternum.
a. Stadium I
dan tidak bisa dideteksi dari luar. Perawatan yang sangat sistematis
dibutuhkan dalam stadium ini agar sel kanker tidak menyebar dan
b. Stadium II
yang tersisa.
c. Stadium IIIA
d. Stadium IIIB
payudara bahkan bisa mencapai kulit dinding dada, tulang rusuk, dan
Apabila sudah demikian, tidak ada cara lain selain dilakukan operasi
pengangkatan payudara.
e. Stadium IV
tersebut juga bisa menyerang kulit dan kelenjar limfa yang ada di
tersebut.
(metastatic) ke simpul limfa atau organ lain dalam tubuh. Pada tahap
24
kantong susu. Sel kanker terkunci dalam saluran susu dan tidak
c. Paget’s Disease
jenis ini memiliki tingkat kesembuhan lebih baik jika tidak disertai
a. Mamografi
b. USG
dapat membedakan dengan sangat baik tumor kistik atau padat, tapi
c. MRI mammae
d. Pemeriksaan laboratorium
lanjut.
e. Pemeriksaan sitologik
yang keluar spontan dari puting payudara, cairan kista atau cairan
perempuan dapat dilakukan dengan tiga cara yang paling umum, yakni
27
2. Pemeriksaan mamografi
mamografi sebaiknya dimulai pada usia 25 tahun atau pada usia lima
3. Pemeriksaan biopsi
2015 ).
kemoterapi.
a. Mastektomi
2015).
mastectomiy (MMR))
mastectomy)
daerah yang terkena kanker dengan sinar X dan sinar gamma yang
radiasi.
c. Kemoterapi
kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul melalui infus yang
(Putra, 2015).
dilakukan dalam proses penyembuhan, masih ada satu cara lagi untuk
2015).
rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan
promosi:
a. Fase Inisiasi
genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen,
yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar
b. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak
untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu
Nyeri
A
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Bakteri patogen
kebutuhan tubuh
Resiko infeksi
Mammae Ukuran mammae
membengkak abnormal
Massa tumor
mendesak ke Mammae asimetrik Defisiensi
jaringan luar pengetahuan ansietas
individual yang tidak dapat dibagi kepada orang lain. Nyeri dapat
1). Stimulus
ujung saraf bebas pada kulit yang berespon terhadap stimulus yang
panas.
yang jauh.
2010).
a. Nyeri Akut
abnormal dari otot atau organ visceral, dan biasanya karena rangsang
b. Nyeri Kronis
lama dari nyeri yang biasanya terjadi pada penyakit akut atau lebih
lama dari waktu yang wajar untuk terjadi penyembuhan. Periode ini
pada penyakit kanker dan luka bakar. Jika penyebab nyeri tidak
2017).
tidak hanya memberikan obat yang tepat pada waktu yang tepat,
1) Anestesi lokal
2) Opioid
37
2. Bimbingan Antisipasi
3. Imajinasi terbimbing
4. Distraksi
disukai.
38
al (2015) :
klien.
39
lambat dan wajar, dan ucapkan dalam hati frase atau kata sesuai
2.3.1. Pengkajian
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
a. Identitas
1) Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
yang mengalaminya.
c. Aktivitas sehari-hari
1) Pola Nutrisi
lemak yang berlebihan, penggunaan alkohol, diet yang tidak sehat dan
merokok, hal ini akan memicu tingginya kadar estrogen dalm tubuh
2) Pola Eliminasi
dirasakan klien pada saat buang air besar dan buang air kecil.
3) Istirahat Tidur
gangguan sebelum dan pada saat tidur, lama tidur dan kebutuhan
keluhan yang sering terjadi adalah nyeri, hal ini akan mempengaruhi
4) Personal Hygiene
dan dikaji apakah memerlukan bantuan orang lain atau dapat secara
2017).
2017).
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
2017).
44
2) Sistem pernafasan
3) Sistem kardiovaskuler
4) Sistem pencernaan
Kaji keadaan bibir, gusi dan gigi, lidah serta rongga mulut.
auskultasi bunyi bising usus, palpasi ada nyeri atau tidak, ada benjolan
atau tidak, kaji turgor kulit, palpasi daerah hepar. Pada klien dengan
post operasi yang sering dikeluhkan adalah nyeri hal ini bisa memicu
5) Sistem perkemihan
6) Sistem persarafan
sel kanker segera diangkat atau dilakukan operasi, pasien dengan post
7) Sistem muskuloskletal
sampai anggota gerak bawah, kaji nyeri pada waktu klien bergerak.
8) Sistem pengelihatan
9) Sistem pendengaran
bersih atau tidak. Kaji kelembaban kulit dan turgor kulit. Biasanya
e. Riwayat Psikologi
apatis.
klien sehari-hari
47
4) Konsep diri
klien ada yang terganggudan ada pula yang tidak. Pada ideal dirinya
bagaimana harapan klien pada saat ini untuk dirinya dan keluarga
serta temannya.
f. Riwayat Sosial
Kaji hubungan klien dengan keluarga, klien lain, dan tenaga kesehatan.
g. Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium:
h. Data pengobatan
Data ini digunakan untuk mengetahui jenis obat apa saja yang
i. Analisa Data
2012).
(2018), adalah :
49
Tujuan:
komplikasi.
50
atau eritema.
Intervensi Rasional
1. Kaji balutan/luka untuk karakteristik 1. Pengenalan dini terjadinya infeksi
drainase. Awasi jumlah edema, dapat memampukan pengobatan
kemerahan, dan nyeri pada insisi dan dengan cepat.
lengan, awasi suhu.
2. Atur posisi semi-fowler pada 2. Membantu drainase cairan melalui
punggung atau sisi yang tidak sakit gravitasi.
dengan lengan tinggi dan disokong
dengan bantal.
3. Jangan melakukan pengukuran TD, 3. Meningkatkan potensial konstriksi,
menginjeksi obat, dan memasukan IV infeksi, dan limfedema pada sisi
pada lengan yang sakit. yang sakit.
4. Inspeksi donor/sisi tandur (bila 4. Warna dipengaruhi adanya suplai
dilakukan) terhadap warna, sirkulasi. Pembentukan lepuh
pembentukan lepuh: perhatikan memberikan tempat pertumbuhan
drainase dari sisi donor. bakteri/infeksi.
5. Kosongkan drain luka, secara 5. Akumulasi cairan drainase
periodic catat jumlah dan meningkatkan penyembuhan dan
karakteristik drainase. kerentanan terhadap infeksi.
6. Dorong untuk menggunakan pakaian 6. Menurunkan tekanan pada jaringan
yang tidak sempit atau ketat. yang terkena, yang dapat
memperbaiki
sirkulasi/penyembuhan.
7. Kolaborasi pemberian antibiotik 7. Untuk mengobati infeksi khusus dan
sesuai indikasi. meningkatkan penyembuhan.
teratasi.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Kaji keluhan nyeri, perhatikan 1. Membantu dalam mengidentifikasi
lokasi, lamanya, dan intensitas derajat ketidaknyamanan dan
skala (0-10). kebutuhan untuk analgesik.
2. Bantu pasien menemukan posisi 2. Peninggian lengan, ukuran baju, dan
nyaman adanya drain mempengaruhi
kemampuan pasien untuk rileks dan
istirahat secara efektif.
ketertarikan seksual.
diri.
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
1. Dorong pernyataan tentang situasi 1. Kehilangan payudara menyebabkan
saat ini dan harapan yang akan reaksi, termasuk perasaan perubahan
datang. gambaran diri, takut jaringan parut, dan
takut reaksi pasangan terhadap
perubahan tubuh.
52
Intervensi Rasional
1. Ajarkan klien untuk melakukan 1. Meningkatkan aliran balik vena,
rentan gerak pasif seperti mengurangi kemungkinan
fleksi/ekstensi siku, pronasi/supinasi limfedema, kekakuan sendi yang
pergelangan, menekuk/ekstensi jari. dapat berlanjut pada keterbatasan
gerak/mobilitas.
53
2.3.4. Implementasi
dan sesudah tindakan, dan menilai data yang baru. Dalam pelaksanaan
2.3.5. Evaluasi
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
a. Evaluasi formatif
b. Evaluasi sumatif
secara paripurna
2015)