Oleh
KELOMPOK II
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
november 2019 s/d 11 februari 2020 di Raudah 7 RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh .
Keperawatan dalam mengelola pelayanan keperawatan yang profesional pada tingkat dasar
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga pada kesempatan ini,
1. Bapak Drs. H. T. Syamsul Bahri, selaku Ketua yayasan STIKes Medika Nurul Islam
Sigli
2. Ibu dr. Kartika, M. Kes, selaku Ketua Stikes Medika Nurul Islam Sigli
3. Ibu Ns. Nurlela Mufida, S.Kep, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan. STIKes
4. Ibu Ns. Ismun Tania Seregar M.Kep, sebagai pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan saran serta masukan pada kelompok untuk kesempurnaan penulisan laporan
ini.
5. Bapak Ns. T. M. Sabil, S.Kep Selaku pembimbing akademik yang telah membimbing
telah memberi izin kepada kelompok untuk melaksanakan K3S bidang manajemen
keperawatan.
7. Ibu Ns.Isnani Novita, s.kep, sebagai Kepala Ruang Raudah 7 RSUDZA Banda Aceh
serta sebagai fasilitator ruangan yang telah membantu kelompok selama proses K3S
8. Kepada seluruh perawat pelaksana dan staf ruangan di Ruag Raudah 7 RSUDZA Banda
Aceh yang telah membantu kelompok selama proses K3S bidang manajemen
keperawatan berlangsung.
9. Seluruh anggota kelompok K3S Manajemen Keperawatan periode 156 november 2019 –
11 Januari 2020 yang telah bekerjasama dan saling membantu dalam menyelesaikan
Demikianlah semoga laporan ini bermanfaat bagi kelompok dan para pembaca
sekalian.
penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………….. 1
B. TUJUAN PENULISAN………………………………………………3
C. MANFAATPENULISAN………….………………………………... 4
MASALAH................................................................................ 41
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN………………………………………………………...45
B. SARAN ………………………………………………………………..46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan dengan sistem pelayanan
kesehatan dan merupakan unsur strategis dilihat dari konteks jumlah biaya yang
dikeluarkan, dimana sebagian besar dana kesehatan terserap dalam sektor pengelolaan
rumah sakit baik di Negara maju maupun di Negara berkembang. Pelayanan medik dan
perawatan merupakan sub sistem dari sistem pelayanan yang ada di rumah sakit. Bentuk
pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien, sehingga lebih bersifat
dirasakan sebagai suatu fenomena yang harus mendapat respon oleh perawat. Oleh karena
itu pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke
masa depan. Perawat harus mengembangkan ilmu pengetahuannya dan mengubah sesuai
dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling berhubungan, saling bergantung, saling
mempengaruhi dan saling berkepentingan oleh karena itu inovasi dalam pendidikan
profesionalitas(Priharjo, 2011)..
dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk
atas maka pelayanan keperawatan harus dikelola secara professional, karena itu perlu
proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
tenaga seorang perawat, maka setiap tahapan di dalam proses manajemen keperawatan
lebih rumit jika dibandingkan dengan proses keperawatan. Manajemen keperawatan harus
dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat
perlu memahami bagaimana konsep dan aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu
Dari hasil kuisoner, wawancara dan observasi yang dilakukan oleh Mahasiswa
Profesi Ners Stikes Medika Nurul Islam Sigli yang sedang menjalani pendidikan stase
diaplikasikan. Namun masih ada sebagian yang belum diaplikasikan. Hal ini dapat dilihat
ruang raudah 7 (Orthopedi) RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh ini, diantaranya adalah
belum maksimalnya aplikasi cuci tangan efektif, belum maksimalnya edukasi pada
pasien, dan belum maksimalnya hand over post conference. Sehingga hal ini dapat
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam aplikasi prinsip-
2. Tujuan Khusus
mampu untuk :
optimal di Ruang Raudah 7 (Orthopedi ) RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh..
manajemen keperawatan di Ruang Raudah 7RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
manajemen keperawatan di Ruang Raudah 7RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
C. Manfaat Penelitian
Hasil pelaksanaankegiatan K3S bidang manajemen keperawatan di Ruang Rawat
Inap Raudah 7 (Orthopedi ) RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh ini memberikan
sertaupaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Oleh karena ituhasil
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa mampu mempraktek kan peran manajemen keperawaan secara
yang baik
3. Ruangan
a. Dengan adanya mahasiswa K3S yang sedang melakukan praktek manajemen
4. Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerahdr. Zainoel Abidin Banda Aceh khususnya bidang
a. Pengelola K3S PSIK STIKes Medika Nurul Islam Sigli, sebagai bahan
keperawatan.
ruang rawat di Ruang Raudah 7 (Orthopedi ) RSUD dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh..
BAB II
STIKes Medika Nurul Islam Sigli untuk mencapai kompetensi praktek manajemen
Raudah 7 (Orthopedi ) RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tengtang keadaan
2. Hal ini dilakukan utnuk memperoleh gambaran tentang kekuatan dan kelemahan
mendapat wewenang untuk bertanggung jawab terhadap 2 Ruang Rawat yaitu kamar 5
dan kamar 6, dengan jumlah 5 pasien di kamar 5, dan 5 pasien di kamar 6. Pelaksanaan
pembagian tugas sebagai kepala ruang, ketua tim dan perawat pelaksana yang bertugas
melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif pada shift pagi, sore dan malam
mulai tanggal 16 november sampai dengan 11 februari 2019. Dalam pelaksanaan peran
asuhan keperawatan kepada seluruh pasien yang menjadi tanggung jawabnya dengan
Rumah sakit ini berdiri pada tanggal 22 Februari 1979 atas dasar Keputusan
Abidin sebagai rumah sakit kelas C. Selanjutnya dengan SK Gubernur Daerah Istimewa
Aceh No.445/173/1979 tanggal 7 Mei 1979 Rumah Sakit Umum (RSU)dr. ainoel Abidin
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin. Kemudian
ditingkatkan kelasnya menjadi rumah sakit kelas B Pendidikan dan rumah sakit rujukan
Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala Banda Aceh sesuai
Daerah dr. Zainoel Abidin telah memenuhi persyaratan dan kemampuannya untuk
menjadi rumah sakit Kelas A, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin menjadi tipe kelas A yang ditetapkan di Jakarta pada
Zainoel Abidin menjadi Satuan Kerja Perangkat Aceh yang menerapkan status PPK-
B. Manajemen Keperawatan
Manajemen berasal dari kata manus yang artinya tangan, maka diartikan secara
singkat sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui tangan orang lain. Manajemen
pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat (Gillies,
2002).
maka diperlukan suatu Standard Asuhan Keperawatan (SAK) yang akan digunakan
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisiensi dalam pemanfaatan sumber
daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi, dan
Seluruh aktivitas manajemen, kognitif, afektif dan psikomotor berada dalam satu
atau lebih dari fungsi-fungsi utama yang bergerak mengarah pada satu tujuan. Sehingga
selanjutnya, bagian akhir dalam proses manajemen keperawatan adalah perawatan yang
1. Planning (Perencanaan)
manajemen secara keseluruhan. Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan
dijalankan, siapa yang akan melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan
merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien.
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut.
a. Tujuan Perencanaan
program.
c. Jenis Perencanaan
- Perencanaan Strategi
yang sistematis dalam pembuatan dan pengambilan keputusan masa kini dengan
keputusan ini terhadap hasil yang diharapkan melalui mekanisme umpan balik
- Perencanaan Operasional
tetap dan rencana sekali pakai. Rencana tetap adalah rencana yang sudah ada
dan menjadi pedoman di dalam kegiatan setiap hari, yang terdiri dari
d. Manfaat Perencanaan
perubahan lingkungan.
- Memudahkan kordinasi
jelas
- Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami
e. Keuntungan Perencanaan
keperawatan
f. Kelemahan Perencanaan
2. Organizing (Pengorganisasian)
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Muninjaya, 2004).
aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha
harus dilaksanakan serta menyusun jalinan hubungan kerja di antara para pekerjanya.
a. Manfaat Pengorganisasian
- Pendelegasian wewenang.
- Pemanfaatan staff dan fasilitas fisik.
b. Langkah-langkah Pengorganisasian
- Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang dalam
fungsi perencanaan.
- Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai tujuan.
- Mendelegasikan wewenang.
3. Staffing (Kepegawaian)
pengaturan staff bersifat kompleks. Komponen pengaturan staff adalah sistem kontrol
lima elemen yaitu kualitas perawatan pasien, karakteristik dan kebutuhan perawatan
pasien, perkiraan suplai tenaga perawat yang diperlukan, logistik dari pola program
mencakup personil keperawatan yang bermutu harus tersedia dalam jumlah yang
mencukupi dan adekuat, memberikan pelayanan pada semua pasien selama 24 jam
sehari, 7 hari dalam seminggu, 52 minggu dalam setahun. Setiap rencana pengaturan
staff harus disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit dan tidak dapat hanya dicapai
dengan rasio atau rumusan tenaga/pasien yang sederhana. Jumlah dan jenis staff
memberikan pelayanan pendukung, juga dipengaruhi oleh jumlah dan komposisi staff
medis dan pelayanan medis yang diberikan. Kebutuhan khusus individu, dokter,
waktu dan lamanya ronde, jumlah test, obat-obatan dan pengobatan, jumlah dan jenis
Rencana harus ditinjau ulang dan diperbaharui untuk mengatur departemen beroperasi
secara efisien dan ekonomis dengan pernyataan misi, filosofi dan objektif tertulis,
struktur organisasi, fungsi dan tanggung jawab, kebijakan dan prosedur tertulis,
pegawai baru adalah untuk membantu perawat dalam menyesuaikan diri pada situasi
baru. Produktivitas meningkat karena lebih sedikit orang yang dibutuhkan jika mereka
terorientasi pada situasi kerja. Penjadwalan siklus merupakan salah satu cara terbaik
yang dipakai untuk memenuhi syarat distribusi waktu kerja dan istirahat untuk
pegawai. Pada cara ini dibuat pola waktu dasar untuk minggu-minggu tertentu dan
diulang pada siklus berikutnya. Jadwal modifikasi kerja mingguan menggunakan shift
Menurut Stogdill dalam Swanburg (2000), kepemimpinan adalah suatu proses yang
sebagai suatu proses persuasi dan memberi contoh sehingga individu (pimpinan
untuk memotivasi diri sendiri untuk bekerja dan banyak membaca, memiliki kepekaan
kepemimpinan yaitu :
a. Autokratik
cenderung menimbulkan permusuhan dan sifat agresif atau sama sekali apatis dan
menghilangkan inisiatif.
b. Demokratis
c. Laissez faire
kepada setiap orang dan menginginkan setiap orang senang. Hal ini dapat
professional dan tenaga perawat lainnya. Perilaku ini termasuk promosi autonomi,
5. Controlling (Pengawasan)
terakhir dari proses manajemen, yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang
lainnya.
mengambil tindakan yang digunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang disepakati, instruksi yang telah diberikan,
- Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staff dan hasilnya mudah
- Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
- Standard unjuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf,
sehingga staf dapat lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dan komitmen
- Kontrol sebagai pengukuran dan koreksi kinerja untuk meyakinkan bahwa sasaran
dan kelengkapan rencana untuk mencapai tujuan telah tersedia, serta alat untuk
memperbaiki kinerja.
- Harus objektif
- Harus fleksibel
- Harus ekonomis
Untuk fungsi-fungsi control dapat dibedakan pada setiap tingkat manajer. Sebagai
contoh, manajer perawat kepala dari satu unit bertanggung jawab mengenai kegiatan
operasional jangka pendek termasuk jadwal harian dan mingguan, dan penugasan, serta
keperawatan adalah:
- Analisa tugas : kepala perawat melihat gerakan, tindakan dan prosedur yang
mengukur dukungan fisik saja, dan secara relatif beberapa alat digunakan untuk
- Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai
- Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
- Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan
latihan lanjutan.
C. Pendelegasian Tugas
asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di masa
keperawatan yang lazim dipakai meliputi metode fungsional, metode tim, metode kasus,
1. Metode Fungsional
pembagian tugas yang jelas, dan pengawasan yang baik. Metode ini sangat baik untuk
rumah sakit yang kekurangan tenaga. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas
melakukan 1-2 jenis intervensi (misalnya merawat luka). Metode ini tidak
KEPALA RUANGAN
Pasien/klien
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal,
dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini
konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun,
komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat profesonal
yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota tim harus
menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh
kepala ruang.
antara pemimpin dan anggota tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat
tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing anggota tim
pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim
tidak dapat menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga
Kepala Ruangan
3. Metode primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai pasien masuk sampai keluar rumah
sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
malakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Konsep dasar
metode primer adalah ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada otonomi, dan
lainnya. Selain itu, asuhan yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan
Perawat Primer
evening night
4. Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti:
isolaso, intensivecare. Kelebihannya adalah perawat lebih memahami kasus per kasus,
sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah. Kekurangannya adalah belum
dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak dan
Kepala Ruangan
Pada model MAKP tim digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut
Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model MAKP ini didasarkan pada
beberapa alasan :
Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di RS sebagian besar adalah
lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ketua tim
perawat primer (PP) dengan kualifikasi Ners, di samping seorang kepala ruang rawat
juga Ners. Perawat associate (PA) 21 orang, kualifikasi pendidikan perawat asosiasi
terdiri atas lulusan D3 Keperawatan (3 orang) dan SPK (18 orang). Pengelompokan
Kepala Ruang
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Adalah suatu tingkat kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien yang
diharapkan.
a. Perencanaan
Persiapan pulang.
kebutuhan pasien.
b. Pengorganisasian
3. Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
c. Pengarahan
sikap
4. Menginformasikan hal- hal yang di anggap penting dan berhubungan dengan
d. Pengawasan
perawat pelaksana
2. Ketua Tim
a. Kedudukan
b. TugasPokok
secaraefisiendanefektif.
c. UraianTugas
1. Membuat perencanaan
pasien.
3. Perawat Pelaksana
a. Kedudukan
Pemberi asuhan keperawatan pada pasien dan juga pelayanan kepada pasien
b. Uraian tugas