PENDAHULUAN
tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai
dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 1
Gerbong IV melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di RT 01-03 RW
IV Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung Pemerintah Kota Surabaya dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai
satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di RW
IV. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan Kelompok
Kerja Kesehatan, memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta mendayagunakan
kelompok Karang Taruna. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen
diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan
instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga
dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh
Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya,
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya,
mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.
paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia
yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri
sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya
saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
c. Balita
d. Anal usia sekolah
e. Lanjut Usia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita
2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya,
dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah
tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
2.7 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam
bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
13
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor
yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas.
Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke
(1987) maslah tersebut terdiri dari:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
2.7.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
2.7.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri,
yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
2.7.4 Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil
akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu
berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:
Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
16
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait
dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
BAB 3
HASIL KEGIATAN
2) Pengorganisasian Kelompok
Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab
kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok. Susunan
panitia terlampir.
3) Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk mengadakan
konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan diperoleh dari
pendidikan yang harus disampaikan ke Kecamatan Wiyung, Kelurahan Wiyung dan
Puskesmas Wiyung. Selain itu, disusunlah administrasi untuk keperluan praktik dari
mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan komunitas, format asuhan
keperawatan keluarga, administrasi kesekretariatan dan administrasi keuangan.
18
4) Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait dilakukan selama
10 hari, yaitu pada tanggal 07-16 Januari 2003 dengan mengajukan permohonan ijin
dan kerjasama kepada camat Wiyung, Ka. Puskesmas Wiyung dan Lurah Wiyung.
Selanjutnya, secara resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 17 Januari 2003 di
wilayah RW IV Kelurahan Wiyung yang meliputi RT 01-03 sebagai wilayah binaan
mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 1 Gerbong IV melalui perijinan
Ketua RW IV Kelurahan Wiyung.
c. Jumat, 7 Maret 2003 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Rumah Salah satu kader
Pokjakes di RW IV Kelurahan Wiyung
Materi:
a) Reproduksi Sehat Remaja
Oleh: Siswanto dan Artin Widoweni
b) Bantuan Hidup Dasar (P3K).
Oleh: M. Fathoni, Subhan dan David A. Mandala
d. Senin, 17 Maret 2003 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Rumah Salah satu kader
Pokjakes di RW IV Kelurahan Wiyung
Materi:
a) Pembekalan Kader Diare
Oleh: Fitriah dan I Ketut Dira
b) Demam Berdarah
Oleh: Lilis Indrawati
6) Penyuluhan
Penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan Posyandu Balita serta PMT
Dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 5 Maret 2003 pukul 09.00-12.00
WIB bertepatan dengan pelaksanaan Posyandu Balita di Balai RW III Kelurahan
Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 50 balita beserta orang tuanya (ibu)
dari RW IV Kelurahan Wiyung, Pengurus dan Anggota Pokjakes, 1 orang staf
Puskesmas Wiyung dan mahasiswa. Penyuluh berasal dari mahasiswa yaitu
Rahayu Budi Utami, sedangkan mahasiswa yang lain sebagai fasilitator kegiatan
Posyandu dan penyuluhan tersebut. Pre Planning dan materi sebagaimana
terlampir.
7) Posyandu Balita
Posyandu balita dilaksanakan tiap bulan sekali, tepatnya minggu ke I hari
Rabu, pukul 09.00-12.00 WIB bertempat di Balai RW III Kelurahan Wiyung.
Pada saat praktik klinik ini, Posyandu dilakukan pada tanggal 5 Maret 2003.
Kegiatan ini dilaksanakan penimbangan, pengisian KMS, pemberian makanan
tambahan dan penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut oleh Rahayu Budi
Utami.
Petugas Posyandu berasal dari kader kesehatan dan kader PKK dari tiap
RT. Mahasiswa berperan sebagai penyuluh dan membantu terlaksananya
Posyandu, pemberian makanan tambahan telah disediakan oleh ibu kader bersama
mahasiswa. Balita yang hadir sekitar 50 balita.
24
3.2.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah
26
3.2.3 Tekhnis
Kegiatan pembinaan keluarga dilakukan mulai tanggal 4 Februari sampai 27
Maret 2003 dengan keluarga binaan dari RT 01-03 RW IV Kelurahan Wiyung.
Pembagian mahasiswa sesuai dengan tanggung jawab tiap RT seperti yang telah
ditentukan sebelumnya. Dilakukan supervisi oleh dosen pembimbing dengan
pembagian terlampir.
Pengaplikasian teori keperawtan keluarga dilakukan oleh mahasiswa mulai
dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi dengan tujuan agar keluarga
mampu melakukan 5 tugas kesehatannya, yaitu mengenal masalah kesehatan, mampu
memutuskan tindakan kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit,
mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat. Dengan dicapainya tujuan tersebut,
diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status
kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.
4.1.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat lokakarya kesehatan dan pertemuan dengan pokjakes secara intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat antara lain:
a. Resiko penyebaran penyakit menular oleh karena kondisi kesehatan lingkungan
yang kurang sehat
Pembekalan Kader Hepatitis
Pembekalan Kader Diare
Pembekalan Kader Demam Berdarah
Kerja Bakti Massal
b. Resiko kenakalan remaja yang berhubungan dengan Miras dan Narkoba
Pembekalan Kader AIDS dan Narkoba
Reproduksi Sehat Remaja
Bantuan Hidup Dasar (P3K)
c. Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu dan Gizi balita
Pembekalan Kader Deteksi Dini Tubuh Kembang
Kegiatan Posyandu Balita dan Pemberian Makanan Tambahan
Penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan penyampaian informasi
kepada masyarakat untuk lebih memanfaatkan Posyandu dan pelaksanaan
Posyandu itu sendiri.
d. Resiko penurunan status kesehatan Lanjut Usia
Posyandu lanjut usia
Pemeriksaan lanjut usia perdana
Screening kesehatan lanjut usia
Selain perencanaan diatas, terdapat satu rencana yang mendukung
pelaksanaan kegiatan yaitu pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan. Pembentukan
Pokjakes tersebut direncanakan pada desiminasi atau lokakarya kesehatan dilanjutkan
pada 18 Februari 2003 untuk dilakukan pembekalan pada anggota pokjakes.
Untuk pengaturan waktu, tidak menemukan kesulitan yang berarti. Hanya
30
saja, terdapat beberapa kegiatan yang masih dibutuhkan mencari waktu yang tetap
sesuai dengan kesempatan/waktu luang warga.
4.1.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada 18 Februari 2003
dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh Pokjakes untuk
melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan Pokjakes ini sangat
membantu dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan masing-masing RT.
Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa, Pokjakes,
RT, Karang Taruna, kader kesehatan dan PKK. Hanya pada kegiatan penyuluhan,
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk.
Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%),
penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat
terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan.
4.1.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara dua tahap, yaitu oleh mahasiswa mulai
tanggal 24-27 Maret 2003 di Puskesmas dilakukan evaluasi bersama dengan
pembimbing profesi dari Pendidikan (Ibu Syamilatul Khoiriroh, S. Kp. Beserta
seluruh staf Puskesmas Wiyung). Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga
saat terminasi hari Jumat, 28 Maret 2003 pukul 19.00 WIB selesai di Balai RW III
Keluarahan Wiyung.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan
komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon
positif warga, Pokjakes CERIA dengan semangat dan program mereka serta
perubahan pengetahuan warga tentang kesehatan.
5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III
Kelompok 1 Gerbong IV, merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan
konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses
keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan
komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik klinik
keperawatan keluarga dan praktik klinik di Puskesmas.
Pelaksanaan ketiga praktik klinik tersebut tidak meninggalkan konsep proses
keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang
terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas yang
dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan kesehatannya,
antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatannya dan memandang penting
kesehatan untuk kelangsungan hidupnya, hal ini di motori oleh Pokjakes CERIA
dan aparat desa sebagai penanggung jawab tertinggi.
5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan komunitas
dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan
dan bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan
yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun
konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri.
2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga
mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan
komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara PSIK-FK Unair dengan
pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu tentang keberadaan praktik
klinik keperawatan komunitas di wilayah kerja puskesmas yang telah ditentukan.
3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal
tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja
33