Anda di halaman 1dari 33

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang
dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi,
maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan
dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh
anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah
diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap
orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.
Dengan berkembangnya Paradigma Sehat-Sakit, saat ini telah terjadi pergeseran,
antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi
kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan
menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif
dalam upaya peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara
lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh
kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan
sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan kelompok
dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga
dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn konsep
kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan
2

tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai
dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 1
Gerbong IV melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas di RT 01-03 RW
IV Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung Pemerintah Kota Surabaya dengan
menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai
satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di RW
IV. Pendekatan secara kelompok dilakukan dengan cara pembentukan Kelompok
Kerja Kesehatan, memberdayakan kader kesehatan dan PKK serta mendayagunakan
kelompok Karang Taruna. Dengan pendekatan dari masing-masing komponen
diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan
pendekatan masyarakat sendiri dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan
instansi terkait, Pokjakes dan seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga
dalam upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh
Pokjakes diharapkan dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya,
membuat keputusan tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya,
mampu memberikan perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu:
1) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
3

2) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk


komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan kesehatan
komunitas
4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan
5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas
6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
7) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan
di dalam komunitas.

1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan hubungan
interpersonal.

1.3.2 Untuk Masyarakat


1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam
upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan
yang di alami masyarakat.
3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

1.3.3 Untuk Pendidikan


1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Ilmu
4

Keperwatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Program Profesi


khususnya di bidang keperawatan komunitas.
2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

1.3.4 Untuk Profesi


1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
3) Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat


bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti
penting dalam kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan
nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan
aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melalui
perawatan kesehatan komunitas.

2.1 Perawatan Kesehatan Komunitas


Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu
lapangan khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan
keterampilan berorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada
keterampilan anggota profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk
memelihara kesehatan masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat
ditujukan kepada individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang
mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan
keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh
terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan kesehatan
dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan
komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut American
Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
6

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu


dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi
dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
2. Merupakan bidang khusus keperawatan
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima
semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat mendukung
maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka
dapat dikembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik
keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh
lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas,
dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada
7

paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia
yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara
berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.

2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas


2.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai
derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai
dengan kapasitas yang mereka miliki.

2.2.2 Tujuan Khusus


Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan msyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/keperawatan
8

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan


kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan lebih
spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam menurunkan
angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera
9) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.

2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri
sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya
saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat keluarga
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

2.3.3 Kelompok Khusus


Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
petumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
9

c. Balita
d. Anal usia sekolah
e. Lanjut Usia
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyekit kelamin
lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita

2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

2.4 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan
serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan
adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif,
10

rehabilitatif dan resosialitatif.


2.4.1 Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks

2.4.2 Upaya Preventif


Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui
kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di
rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

2.4.3 Upaya Kuratif


Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan,
melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan rumah
sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

2.4.4 Upaya Rehabilitatif


Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
11

yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya,
dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta, patah
tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat

2.4.5 Upaya Resosialitatif


Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

2.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas


Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai
lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah
kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut:
1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga, kelompok
khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health nursing), di
perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan kesehatan masyarakat.
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan lebih
lanjut
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan
12

dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan ilmiah


keperawatan.
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait.
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan.

2.6 Model Pendekatan


pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving
approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan
pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat
diatasi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan
sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat
kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan
terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann
keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap masyarakat
daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi masyarakat
disebut community approach.

2.7 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode
yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam
bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
13

wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen


pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi;
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan dan
transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan efektif
dalam langkah-langkah selanjutnya.

2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor
yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas.
Selanjutnya dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke
(1987) maslah tersebut terdiri dari:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan

3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan


Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman resiko
atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b. Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang
lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
14

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:


a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk
segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumber daya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul
(Effendi Nasrul, 1995).

2.7.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

2.7.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi terkait
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:


a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsian dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
15

b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat
untuk menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan
sambil stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi
sebagai pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri,
yaitu mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.

2.7.4 Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil
akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu
berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
16

Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar
daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait
dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan
BAB 3
HASIL KEGIATAN

Kegiatan praktik klinik keperawatan komunitas dan keluarga ini dilakukan


pada tanggal 6 Januari 2003 sampai 28 Maret 2003. Dengan berbekal materi yang
telah diberikan saat pembekalan, maka secara resmi pada tanggal 6 Januari 2003
mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga Angkatan III Kelompok 1 Gerbong IV melaksanakan praktik klinik
keperawatan komunitas di RW IV Kelurahan Wiyung.
Adapun kegiatan selama praktik keperawatan komunitas di RW IV Kelurahan
Wiyung diuraikan sebagai berikut:

3.1 Kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Komunitas


3.1.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini merupakan tahap awal pra praktik klinik/terjun ke
lapangan, berbagai kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain:
1) Pembekalan
Pembekalan dilakukan pada taggal 6 Januari 2003 pukul 09.00-11.00 WIB di
Perpustakaan PSIK-FK Unair oleh pembimbing praktik komunitas Ibu Esti
Yunitasari, S. Kp. Materi yang diberikan adalah tentang mekanisme perijinan, dan
peraturan-peraturan bagi mahasiswa praktik dan tugas yang harus diselesaikan.

2) Pengorganisasian Kelompok
Untuk mempermudah pelaksanaan praktik dan sebagai penanggung jawab
kegiatan praktik dari mahasiswa, maka dibentuk organisasi kelompok. Susunan
panitia terlampir.

3) Persiapan Administrasi
Sebagai langkah selanjutnya, dipersiapkannya administrasi untuk mengadakan
konsolidasi dan perijinan kepada instansi terkait. Surat perijinan diperoleh dari
pendidikan yang harus disampaikan ke Kecamatan Wiyung, Kelurahan Wiyung dan
Puskesmas Wiyung. Selain itu, disusunlah administrasi untuk keperluan praktik dari
mahasiswa sendiri, yaitu format pengkajian kesehatan komunitas, format asuhan
keperawatan keluarga, administrasi kesekretariatan dan administrasi keuangan.
18

4) Konsolidasi
Konsolidasi dan kerjasama dengan berbagai instansi terkait dilakukan selama
10 hari, yaitu pada tanggal 07-16 Januari 2003 dengan mengajukan permohonan ijin
dan kerjasama kepada camat Wiyung, Ka. Puskesmas Wiyung dan Lurah Wiyung.
Selanjutnya, secara resmi mahasiswa diterjunkan pada tanggal 17 Januari 2003 di
wilayah RW IV Kelurahan Wiyung yang meliputi RT 01-03 sebagai wilayah binaan
mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 1 Gerbong IV melalui perijinan
Ketua RW IV Kelurahan Wiyung.

5) Orientasi dan Analisa Situasi


Orientasi dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
a. Pembekalan yang diberikan oleh Ketua RW IV Bapak Karsai. Pertemuan antara
ketua RW IV dengan perwakilan mahasiswa dilakukan di rumah Bapak Karsai
pada tanggal 15 Januari 2003 pukul 19.00-20.30 WIB. Ketua RW IV Kelurahan
Wiyung menerima kehadiran mahasiswa dan mahasiswa menyampaikan maksud
dan tujuan praktik klinik keperawatan komunitas yang akan dilaksanakan. Ketua
RW IV memberikan gambaran tentang keadaan lingkungan RW IV secara umum
dan status kesehatan warga RW IV.
b. Orientasi dan analisa situasi selanjutnya dilakukan oleh mahasiswa sendiri dengan
membagi mahasiswa dalam tiga kelompok kecil sesuai dengan jumlah RT, dan
dilakukan pengenalan lingkungan oleh mahasiswa sendiri.

3.1.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan


Berikut ini kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan selama praktik klinik
keperawatan komunitas:
1) Pengkajian Data Kesehatan Komunitas
Pengkajian data kesehatan komunitas dilakukan pada tanggal 17 Januari
2003 sampai 19 Januari 2003 sesuai dengan kesepakatan antara mahasiswa dan
Ketua RW serta Ketua RT setempat. Pelaksana adalah mahasiswa yang telah
dibagi tiap RT, bekerjasama dengan ketua RT, serta Karang Taruna. Mekanisme
pengumpulan data merupakan hak otonom masing-masing kelompok RT dengan
tanpa meninggalkan prinsip pengkajian keperawatan komunitas (daftar anggota
kelompok RT terlampir).
Data komunitas yang dikumpulkan berdasarkan pada tujuan menggali
semua permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat untuk selanjutnya
dilakukan pemecahan masalah dengan menggunakan format pengkajian
komunitas yang telah dikonsultasikan pada pembimbing profesi PSIK-FK Unair
19

dan disesuikan dengan program PHN Puskesmas Wiyung. Format tersebut


mencakup teori konsep keperawatan komunitas menurut Betty Newman yang
meliputi 7 komponen/aspek dalam masyarakat, yaitu:
a. Data Demografi
Data tersebut meliputi:
Identitas keluarga (KK) yaitu nama, umur, pendidikan, pekerjaan, agama,
pendapatan perbulan, keikutsertaan asuransi kesehatan
Data anggota keluarga yaitu, nama, jenis kelamin, tanggal lahir/umur,
hubungan dengan KK, pendidikan, pekerjaan, status kesehatan dan
keterangan.
b. Lingkungan Fisik
Data kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan, ventilasi, pencahayaan,
sumber air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban dan septik tank,
pengurasan bak air, keberadaan jentik, tempat penampungan air, cara
pembuangan sampah, sistem pembuangan
c. Kondisi Kesehatan Umum
Meliputi pelayanan kesehatan, masalah kesehatan khusus.
d. Ibu Hamil dan Keluarga Berencana
Meliputi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan dan keikutsertaan keluarga
berencana.
e. Balita
Meliputi Posyandu, KMS, BB balita, status imunisasi, pemberian ASI dan
makanan tambahan, penimbangan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan.
f. Anak dan Remaja
Meliputi kegiatan dan kebiasaan serta penyakit yang diderita anak dan remaja.
g. Lanjut Usia
Meliputi keberadaan lanjut usia di keluarga, kesehatan lanjut usia saat ini,
keluhan, tindakan yang diberikan dan kegiatan/aktifitas lanjut usia.

Selain pengumpulan data melalui quesioner yang disebarkan, dilakukan


observasi untuk melengkapi data yang diinginkan, antara lain:
a. Lingkungan Fisik
Dilakukan observasi pada data kesehatan lingkungan fisik meliputi perumahan,
ventilasi, pencahayaan, sumber air, pemanfaatan sumber air, kepemilikan jamban
keberadaan jentik, tempat penampungan air, cara pembuangan sampah, sistem
pembuangan.
20

b. Kondisi Kesehatan Umum


Pelayanan kesehatan yang digunakan oleh warga meliputi Puskesmas, klinik,
dokter praktik dan bidan.
c. Balita
Meliputi kunjungan ke Posyandu, KMS, BB balita, penimbangan dan
pemanfaatan fasilitas kesehatan.
Posyandu dilaksanakan setiap bulan sekali, tepatnya pada minggu ke I pada hari
Rabu pukul 09.00 WIB.
d. Anak dan Remaja
Meliputi kegiatan dan organisasi kepemudaan, misalnya Karang Taruna yang
tersebar di masing-masing RT.
e. Lanjut Usia
Meliputi keberadaan lanjut usia di keluarga dan kegiatan/aktifitas lanjut usia,
misalnya pengajian.

2) Tabulasi, analisa Data Komunitas dan Perencanaan


Setelah dilakukan pengumpulan data oleh penanggung jawab tiap RT,
maka mulai tanggal 20-28 Januari 2003 dilakukan tabulasi data, analisa data,
penentuan permasalahan dan perencanaan sementara.
Mekanisme kegiatan tersebut yaitu: masing-masing RT bertugas untuk
mentabulasi data yang sudah terkumpul dengan format baku yang telah disusun
oleh tim pengolahan data. Data yang telah direkapitulasi, dimasukkan ke dalam
data komunitas oleh tim pengolahan data untuk kemudian dilakukan diskusi
penentuan permasalahan dan perencanaan sementara. Setelah itu, maka siap
dilakukan desiminasi/lokakarya kesehatan dengan warga.
Analisa yang digunakan adalah analisa SWOT yaitu penentuan kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki warga.

3) Klarifikasi dan Desiminasi Data Kesehatan Komunitas


Setelah dilakukan perencanaan sementara sebagai suatu wacana bagi
warga, maka perlu dilakukan klarifikasi untuk mencapai kesepakatan dan
pembenaran atas data yang dikumpulkan oleh mahasiswa. Klarifikasi dilakukan
antara mahasiswa dan ketua RW IV serta sebagian warga di rumah ketua RW IV
Bapak Karsai pada tanggal 29 Januari 2003 pukul 18.30 WIB. Pada pertemuan
tersebut ditemukan kata sepakat tentang permasalahan dan perencanaan yang
akan dilakukan dan kesepakatan waktu desiminasi data.
Pada tanggal 29-30 Januari 2002 dilakukan persiapan acara desiminasi dan
21

lokakarya kesehatan komunitas dengan susunan panitia terlampir. Desiminasi dan


lokakarya data kesehatan komunitas dilakukan pada Sabtu, 1 Februari 2003 pukul
20.00-22.00 WIB di Balai RW III KelurahanWiyung. Acara tersebut dihadiri oleh
mahasiswa PSIK-FK Unair Angkatan III Kelompok 1 Gerbong IV, ketua RW IV
beserta staf, ketua RT 01-03 beserta staf, kader kesehatan dan PKK, Karang
Taruna serta perwakilan warga tiap masing-masing RT.
Acara dimulai dengan pembukaan pada pukul 20.15 WIB oleh Anita
Joeliantina, dilanjutkan Laporan Ketua Panitia Pelaksanaan Mini Lokakarya oleh
Muncul Wiyana kemudian Sambutan oleh RW IV Kelurahan Wiyung, Sambutan
oleh Sekretaris Lurah Wiyung, Sambutan oleh Wakil Kepala Puskesmas Wiyung,
Presentasi Data Kesehatan Komunitas RW IV Kelurahan Wiyung oleh Siswanto,
kemudian dilanjutkan diskusi dengan moderator Fitriah. Setelah diskusi, maka
ditemukan beberapa permasalahan kesehatan yaitu resiko penyebaran penyakit
menular oleh karena kondisi kesehatan lingkungan yang kurang sehat, resiko
kenakalan remaja yang berhubungan dengan Miras dan Narkoba, kurang
efektifnya pemanfaatan posyandu dan Gizi balita serta resiko penurunan status
kesehatan lanjut usia. Pada saat itulah disusun perencanaan kegiatan bersama.
Rencana yang disusun antara lain:
a. Kesehatan Lingkungan
Pembekalan Kader Hepatitis
Pembekalan Kader Diare
Pembekalan Kader Demam Berdarah
b. Remaja
Pembekalan Kader AIDS dan Narkoba
Reproduksi Sehat Remaja
Bantuan Hidup Dasar (P3K)
c. KIA/KB
Pembekalan Kader Deteksi Dini Tubuh Kembang
Kegiatan Posyandu Balita dan Pemberian Makanan Tambahan
Penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan penyampaian informasi
kepada masyarakat untuk lebih memanfaatkan Posyandu dan pelaksanaan
Posyandu itu sendiri.
d. Lanjut Usia
Posyandu lanjut usia
Pemeriksaan lanjut usia perdana
Screening kesehatan lanjut usia
Akhirnya acara ditutup dengan doa oleh Bapak Warno (Warga RW IV).
22

4) Rencana Pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan


Pada pertemuan tanggal 18 Februari 2003 antara warga dan mahasiswa,
didapatkan kesepakatan untuk membentuk Kelompok Kerja Kesehatan dan telah
dipilih ketua Pokjakes yaitu Ibu Lilik Asaan warga RT 01 RW IV Kelurahan
Wiyung yang kebetulan menjabat sebagai Wakil Ketua LKMD Kelurahan
Wiyung. Untuk selanjutnya, dilakukan pengorganisasian Pokjakes antara Ketua
Pokjakes difasilitasi oleh mahasiswa pada waktu yang telah disepakati bersama.
Untuk deklarasi dan pengukuhan Pokjakes, dilakukan konsolidasi oleh
mahasiswa, ketua Pokjakes dengan instansi terkait.
Di pihak mahasiswa, disusun suatu tim khusus pembentukan Pokjakes
yang bertugas memfasilitasi Pokjakes untuk segera terbentuk sampai menyusun
perencanaan. Susunan tim sebagaimana terlampir.
Pada kesempatan yang sama dilakukan pembekalan tentang pengebangan
peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan masyarakat perkotaan
melalui Pokjakes dan tentang HIV AIDS oleh mahasiswa kepada anggota
Pokjakes dengan materi sebagaimana terlampir.

5) Pembekalan Kader Kelompok Kerja Kesehatan


Sebagai salah satu upaya untuk membekali pengurus dan anggota Pokjakes
dalam hal pengetahuan dan keterampilan pencegahan terhadap masalah
kesehatan, maka dilakukan pelatihan anggota kelompok Pokjakes. Rencana ini
dimunculkan dari Mahasiswa dan Pokjakes. Pelatihan dilakukan dalam 2 tahap,
yaitu:
a. Selasa, 18 Februari 2003 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Balai RW III
Kelurahan Wiyung
Materi:
Penanggulangan AIDS
Oleh: Siswanto
b. Jumat, 21 Februari 2003 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Balai RW III
Kelurahan Wiyung
Materi:
a) Ada Apa dengan NAPZA
Oleh: Wahyu Widayat
b) Sebaiknya Anda Tahu Pencegahan dan Penularan Hepatitis.
Oleh: David A. Mandala
c) Deteksi Dini Tubuh Kembang
Oleh: Lilik Masyuda
23

c. Jumat, 7 Maret 2003 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Rumah Salah satu kader
Pokjakes di RW IV Kelurahan Wiyung
Materi:
a) Reproduksi Sehat Remaja
Oleh: Siswanto dan Artin Widoweni
b) Bantuan Hidup Dasar (P3K).
Oleh: M. Fathoni, Subhan dan David A. Mandala
d. Senin, 17 Maret 2003 pukul 19.00 WIB sampai selesai di Rumah Salah satu kader
Pokjakes di RW IV Kelurahan Wiyung
Materi:
a) Pembekalan Kader Diare
Oleh: Fitriah dan I Ketut Dira
b) Demam Berdarah
Oleh: Lilis Indrawati

6) Penyuluhan
Penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan Posyandu Balita serta PMT
Dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 5 Maret 2003 pukul 09.00-12.00
WIB bertepatan dengan pelaksanaan Posyandu Balita di Balai RW III Kelurahan
Wiyung. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 50 balita beserta orang tuanya (ibu)
dari RW IV Kelurahan Wiyung, Pengurus dan Anggota Pokjakes, 1 orang staf
Puskesmas Wiyung dan mahasiswa. Penyuluh berasal dari mahasiswa yaitu
Rahayu Budi Utami, sedangkan mahasiswa yang lain sebagai fasilitator kegiatan
Posyandu dan penyuluhan tersebut. Pre Planning dan materi sebagaimana
terlampir.

7) Posyandu Balita
Posyandu balita dilaksanakan tiap bulan sekali, tepatnya minggu ke I hari
Rabu, pukul 09.00-12.00 WIB bertempat di Balai RW III Kelurahan Wiyung.
Pada saat praktik klinik ini, Posyandu dilakukan pada tanggal 5 Maret 2003.
Kegiatan ini dilaksanakan penimbangan, pengisian KMS, pemberian makanan
tambahan dan penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut oleh Rahayu Budi
Utami.
Petugas Posyandu berasal dari kader kesehatan dan kader PKK dari tiap
RT. Mahasiswa berperan sebagai penyuluh dan membantu terlaksananya
Posyandu, pemberian makanan tambahan telah disediakan oleh ibu kader bersama
mahasiswa. Balita yang hadir sekitar 50 balita.
24

8) Posyandu Lanjut usia


Posyandu lanjut usia dilaksanakan pada Sabtu, 8 Maret 2003 pukul 09.00-
12.00 WIB di Balai RW III Kelurahan Wiyung. Posyandu perdana ini dilakukan
bersamaan dengan pemeriksaan dan Screening kesehatan lanjut usia sebagai salah
satu bentuk pelayanan kesehatan lanjut usia dalam rangka pembinaan kesehatan
lanjut usia.
Posyandu ini terdiri dari 5 meja yaitu, pendaftaran, pemeriksaan dan
Screening kesehatan lanjut usia, pengukuran IMT dan kemandirian dan,
penyuluhan.
Posyandu ini dihadiri sekitar 50 lanjut usia dari RW IV Kelurahan Wiyung,
Pengurus dan Anggota Pokjakes, 1 orang staf Puskesmas Wiyung dan mahasiswa.
Proposal dan hasil selanjutnya terlampir.

9) Pemeriksaan Kesehatan dan Kegiatan Screening kesehatan lanjut usia


Pemeriksaan dan Screening kesehatan lanjut usia ini merupakan kegiatan
perdana dari pembinaan kesehatan lanjut usia dan bersamaan dengan Posyandu
Lanjut usia pada Sabtu, 8 Maret 2003 pukul 09.00-12.00 WIB di Balai RW III
Wiyung dengan dihadiri sekitar.50.lanjut usia dari RW IV Kelurahan Wiyung,
Pengurus dan anggota Pokjakes, 1 orang staf Puskesmas Wiyung dan mahasiswa.
Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Puskesmas Wiyung, Pokjakes dan
mahasiswa. Proposal dan hasil sebagaimana terlampir.

10) Kerja Bakti Massal


Salah satu perencanaan yang disepakati antara Pokjakes dan Mahasiswa
untuk menyelesaikan masalah resiko terjangkitnya / penyebaran penyakit menular
oleh karena kondisi kesehatan lingkungan yang kurang sehat maka disepakati
untuk mengadakan kerja bakti massal.
Tekhnis kegiatan ini sebagai berikut:
a. Pengumuman kepada setiap RT oleh Pokjakes akan adanya kerja bakti massal.
b. Kerja bakti massal dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 16 Maret 2003.

11) Deklarasi dan Pengukuhan Kelompok Kerja Kesehatan


Setelah dilakukan konsolidasi dan persiapan yang matang antara Ketua
Pokjakes dan mahasiswa, maka terbentuklah Pengurus Pokjakes dengan nama
Pokjakes Ceria beserta struktur organisasi dan susunan pengurus sebagaimana
terlampir.
Pada pertemuan tersebut, dibicarakan juga rencana selanjutnya
25

12) Presentasi Hasil Kegiatan Komunitas di Puskesmas


Kegiatan ini dilakukan pada tanggal .. Maret 2003 pukul 11.00-13.00
WIB di Puskesmas Wiyung. Acara dihadiri oleh : seluruh staf Puskesmas dan
mahasiswa.
Kegiatan yang dilakukan adalah penyampaian hasil kegiatan selama di RW
IV dan laporan Puskesmas diikuti diskusi dan tanya jawab.
Laporan Puskesmas telah tersampaikan dalam bentuk laporan tersendiri
kepada Pengelola Pendidikan dan Puskesmas.
Rencana kegiatan terlampir.

13) Terminasi dan Evaluasi Kegiatan dengan Warga RW IV Kelurahan Wiyung


Setelah dilakukan pelaksanaan/intervensi selama 11 minggu dan evaluasi
selama 1 minggu, maka genaplah 12 minggu tugas praktik klinik keperawatan
komunitas di RW IV Kelurahan Wiyung.
Terminasi dan evaluasi dilaksanakan sekaligus pada tanggal 24 Maret 2003
pukul 19.00-selesai di Balai RW IV Kelurahan Wiyung. Panitia pelaksana
merencanakan sedetail mungkin acara tersebut. Dihadiri oleh Ketua RW IV dan
Staf, Ketua RT 01-03 dan staf, anggota Pokjakes, staf kelurahan, kader kesehatan,
kader PKK, Karang Taruna dan warga.
Kegiatan saat terminasi adalah penyajian laporan kegiatan kepada warga
selama praktikk klinik di wilayah RW IV Kelurahan Wiyung, serah terima arsip
Pokjakes dan ramah tamah.

3.2 Kegiatan Praktik Klinik Keperawatan Keluarga


Selain kegiatan praktik linik keperawtan komunitas, mahasiswa melakukan
praktik klinik keperawatan keluarga.
3.2.1 Deskripsi
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan tugas praktik klinik
keperawatan keluarga agar mahasiswa memperoleh keterampilan nyata dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga yang mengalami masalah kesehatan
dengan penerapan berbagai konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses
keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah.

3.2.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mahasiswa mampu
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah
26

kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.


2) Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan belajar klinik, mahasiswa mampu:
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b. Merumusakan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah
kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

3.2.3 Tekhnis
Kegiatan pembinaan keluarga dilakukan mulai tanggal 4 Februari sampai 27
Maret 2003 dengan keluarga binaan dari RT 01-03 RW IV Kelurahan Wiyung.
Pembagian mahasiswa sesuai dengan tanggung jawab tiap RT seperti yang telah
ditentukan sebelumnya. Dilakukan supervisi oleh dosen pembimbing dengan
pembagian terlampir.
Pengaplikasian teori keperawtan keluarga dilakukan oleh mahasiswa mulai
dari pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi dengan tujuan agar keluarga
mampu melakukan 5 tugas kesehatannya, yaitu mengenal masalah kesehatan, mampu
memutuskan tindakan kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit,
mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat. Dengan dicapainya tujuan tersebut,
diharapkan keluarga secara mandiri dapat menilai status kesehatannya sehingga status
kesehatan keluarga dan masyarakat meningkat.

3.3 Kegiatan Praktik Klinik di Puskesmas


Selain kegiatan tersebut diatas, mahasiswa juga melakukan praktik klinik di
Puskesmas mulai tanggal 14 Januari 06 Februari 2003 dengan teknis mahasiswa
dibagi dalam 6 kelompok dan masing-masing mahasiswa mempunyai kewajiban
dinas di Puskesmas selama 3 hari.
Selain kegiatan tersebut, mahasiswa mempunyai tugas menganalisa program-
program Puskesmas untuk selanjutnya dilakukan analisa dan diinterpretasikan.
Laporan Puskesmas dibukukan pada laporan tersendiri.
BAB 4
PEMBAHASAN

Praktik keperawatan komunitas di RW IV Kelurahan Wiyung yang


dilaksanakan mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga Angkatan III Kelompok 1 Gerbong IV adalah salah satu
program profesi untuk mengaplikasikan konsep keperawatan komunitas dengan
menggunakan proses keperawatan komunitas sebagai dasar ilmiah.
Upaya pendidikan untuk mencetak seorang perawat yang profesional, mandiri
dan mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diinginkan dapat dilakukan dengan
menerapkan konsep tersebut, dan secara resmi mahasiswa melakukan praktik klinik
keperawatan komunitas di RW IV Kelurahan Wiyung Kecamatan Wiyung mulai 6
Januari 2003 sampai 28 Maret 2003 dengan melakukan berbagai kegiatan.
Berikut ini pembahasan yang akan diuraikan berkisar tentang praktik
keperawatan komunitas; keluarga dan puskesmas.

4.1 Praktik Klinik Keperawatan Komunitas


Praktik klinik keperawatan komunitas diawali dengan persiapan dari kampus
sampai dengan pelaksanaan di lapangan. Pada tahap persiapan dilakukan pembekalan
dari pembimbing profesi keperawatan komunitas tentang mekanisme perijinan
praktik dan peraturan praktik, dan untuk selanjutnya dilakukan proses persiapan yang
lebih intensif oleh mahasiswa sendiri. Kendala yang kami hadapi adalah ternyata
pembekalan yang diterima masih belum optimal dapat dimanfaatkan pada tatanan
lapangan, sehingga terdapat perubahan-perubahan dan pemunculan srategi-strategi
baru dari mahasiswa untuk dapat memanifestasikan konsep keperawatan kesehatan
masyarakat secara lebih nyata.
4.1.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data kesehatan komunitas yang
diinginkan. Pada pengkajian ini dilakukan pengumpulan data kesehatan komunitas
dengan menggunakan kuesioner dengan materi pertanyaan berdasarkan konsep Betty
Newman dan telah dikonsultasikan ke pembimbing komunitas akademik serta
disesuaikan dengan lembar pengkajian PHN Puskesmas Wiyung.
Setelah format pengkajian siap, maka penanggung jawab masing-masing RT
mempunyai hak otonom dalam mekanisme pengumpukan datanya, yaitu dengan
melakukan kerjasama dengan ketua RT, kader kesehatan, kader PKK dan Karang
Taruna.
28

Dari pengumpulan data didapatkan bahwa mayoritas warga merupakan warga


asli Wiyung, mayoritas dari warga bekerja pagi - sore hari dengan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan cukup tinggi. Hal tersebut merupakan kendala
terutama untuk mengumpulkan warga saat dilakukan kegiatan, namun berkat bantuan
dari aparat RW dan RT, dan model pendekatan secara persuasif dengan mengikuti
kebiasaan warga, maka permasalahan tersebut dapat diatasi.
Respon yang diberikan warga RW IV sangat positif, dibuktikan dengan
perhatian dari warga terhadap keberadaan mahasiswa beserta program-programnya,
sehingga keseluruhan proses pengumpulan data dapat dilaksanakan dengan baik.
Strategi yang digunakan saat pengumpulan data adalah kerjasama dengan
aparat RT dan melakukan program turun ke bawah (jemput bola) sehingga
keberadaan mahasiswa membaur dengan warga.
Dari pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang dirasakan
masyarakat, meliputi:
1. Resiko penyebaran penyakit menular oleh karena kondisi kesehatan
lingkungan yang kurang sehat,
2. Resiko kenakalan remaja yang berhubungan dengan Miras dan Narkoba,
3. Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu dan Gizi balita serta
4. Resiko penurunan status kesehatan lanjut usia.
Dari kempat masalah yang ditemukan mahasiswa, maka dikembalikan kepada
masyarakat untuk dianalisa lebih lanjut. Perumusan masalah antara mahasiswa dan
warga hampir tidak mengalami kesulitas yang berarti, karena masyarakat telah
menyadari pentingnya kesehatan dalam hidup mereka. Namun terdapat sedikit
masalah dalam hal ketepatan waktu yang sedianya dilaksanakan tepat pukul 19.00
WIB tetapi terlambat sampai pukul 20.00 WIB, sehigga praktis hanya terdapat 2 jam
waktu yang dapat digunakan untuk membahas data sampai menelukan rencana
penyelesaiannya. Akhirnya dilakukan perubahan strategi acara hingga terumuskannya
rencana tindakan.

4.1.2 Penentuan Prioritas Masalah


Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan kesehatan
warga dilakukan penentuan prioritas masalah atas dasar urgensitas dari masalah.
Berdasarkan lokakarya kesehatan yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
1 Februari 2003 dan pertemuan Pokjakes pada hari Jumat tanggal 7 Februari 2003,
maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai berikut:
1. Resiko penyebaran penyakit menular oleh karena kondisi kesehatan
lingkungan yang kurang sehat,
29

2. Resiko kenakalan remaja yang berhubungan dengan Miras dan Narkoba,


3. Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu dan Gizi balita serta
4. Resiko penurunan status kesehatan lanjut usia.
Penentuan prioritas masalah ini tidak menemukan kesulitan berarti, hal ini
dikarenakan warga mulai memahami pentingnya kesehatan dan berkat partisipasi
aktif dari Pokjakes sebagai motor penggerak. Kegiatan dapat dikatakan berhasil 80%.

4.1.3 Perencanaan
Rencana kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan kesehatan dapat
disepakati saat lokakarya kesehatan dan pertemuan dengan pokjakes secara intensif.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat antara lain:
a. Resiko penyebaran penyakit menular oleh karena kondisi kesehatan lingkungan
yang kurang sehat
Pembekalan Kader Hepatitis
Pembekalan Kader Diare
Pembekalan Kader Demam Berdarah
Kerja Bakti Massal
b. Resiko kenakalan remaja yang berhubungan dengan Miras dan Narkoba
Pembekalan Kader AIDS dan Narkoba
Reproduksi Sehat Remaja
Bantuan Hidup Dasar (P3K)
c. Kurang efektifnya pemanfaatan posyandu dan Gizi balita
Pembekalan Kader Deteksi Dini Tubuh Kembang
Kegiatan Posyandu Balita dan Pemberian Makanan Tambahan
Penyuluhan Infeksi Saluran Pernafasan Akut dan penyampaian informasi
kepada masyarakat untuk lebih memanfaatkan Posyandu dan pelaksanaan
Posyandu itu sendiri.
d. Resiko penurunan status kesehatan Lanjut Usia
Posyandu lanjut usia
Pemeriksaan lanjut usia perdana
Screening kesehatan lanjut usia
Selain perencanaan diatas, terdapat satu rencana yang mendukung
pelaksanaan kegiatan yaitu pembentukan Kelompok Kerja Kesehatan. Pembentukan
Pokjakes tersebut direncanakan pada desiminasi atau lokakarya kesehatan dilanjutkan
pada 18 Februari 2003 untuk dilakukan pembekalan pada anggota pokjakes.
Untuk pengaturan waktu, tidak menemukan kesulitan yang berarti. Hanya
30

saja, terdapat beberapa kegiatan yang masih dibutuhkan mencari waktu yang tetap
sesuai dengan kesempatan/waktu luang warga.

4.1.4 Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan mulai dilaksanakan pada 18 Februari 2003
dengan metode melibatkan masyarakat secara aktif dimotori oleh Pokjakes untuk
melaksanakan rencana yang telah disusun bersama. Keterlibatan Pokjakes ini sangat
membantu dengan melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan masing-masing RT.
Sebagian besar kegiatan dilaksanakan secara bersama antara mahasiswa, Pokjakes,
RT, Karang Taruna, kader kesehatan dan PKK. Hanya pada kegiatan penyuluhan,
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dari mahasiswa yang ditunjuk.
Secara umum kegiatan yang direncanakan dapat dikatakan berhasil (90%),
penilaian tersebut didapatkan saat evaluasi respon positif dan antusiasme masyarakat
terhadap berbagai kegiatan yang direncanakan.

4.1.5 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilaksanakan secara dua tahap, yaitu oleh mahasiswa mulai
tanggal 24-27 Maret 2003 di Puskesmas dilakukan evaluasi bersama dengan
pembimbing profesi dari Pendidikan (Ibu Syamilatul Khoiriroh, S. Kp. Beserta
seluruh staf Puskesmas Wiyung). Selain itu evaluasi juga dilakukan bersama warga
saat terminasi hari Jumat, 28 Maret 2003 pukul 19.00 WIB selesai di Balai RW III
Keluarahan Wiyung.
Dari sudut pandang mahasiswa kegiatan praktik klinik keperawatan
komunitas dan keluarga dikatakan berhasil dengan bukti antusiasme dan respon
positif warga, Pokjakes CERIA dengan semangat dan program mereka serta
perubahan pengetahuan warga tentang kesehatan.

4.2 Praktik Klinik Keperawatan Keluarga


Pendekatan yang diguanakn mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik
keperawatan keluarga adalah problem solving approach (pendekatan menggunakan
model pemecahan masalah) sehingga antusiasme keluarga sangat tinggi untuk
menerima mahasiswa sebagai pembina kesehatan dalam keluarganya.
Rata-rata dalam waktu singkat mahasiswa mampu menyelesaikan tugas
perawatan keluarga sesuai dengan tujuan, yaitu sampai mampu melakukan evaluasi.
Namun terdapat kendala diantaranya pembagian dosen pembimbing untuk
dilakukan supervisi minimal 3 kali masih belum berjalan secara optimal. Kami
menyadari dan memaklumi tentang keberadaan hal tersebut.
31

4.3 Praktik Klinik di Puskesmas


Kegiatan praktik yang dilakukan mahsiswa dapat berjalan dengan baik berkat
bantuan dan kerjasama yang kondusif antara mahasiswa dengan staf Puskesmas
Wiyung. Banyak masukan dan arahan yang diberikan pimpinan Puskesmas dan staf
bagi peningkatan wawasan dan keterampilan mahasiswa.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Praktik klinik keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Angkatan III
Kelompok 1 Gerbong IV, merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan
konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses
keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik klinik keperawatan
komunitas, yaitu praktik klinik keperawatan komunitas itu sendiri, praktik klinik
keperawatan keluarga dan praktik klinik di Puskesmas.
Pelaksanaan ketiga praktik klinik tersebut tidak meninggalkan konsep proses
keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan yang
terstruktur.
Secara garis besar keberhasilan praktik klinik keperawtaan komunitas yang
dilakukan oleh mahasiswa mempunyai tingkat keberhasilan 90%, hal ini dibuktikan
dengan meningkatnya pengetahuan warga tentang kebutuhan kesehatannya,
antusiasme warga untuk meningkatkan status kesehatannya dan memandang penting
kesehatan untuk kelangsungan hidupnya, hal ini di motori oleh Pokjakes CERIA
dan aparat desa sebagai penanggung jawab tertinggi.

5.2 Saran
Demi kesuksesan dan keberlangsungan praktik klinik keperawatan komunitas
dan perkembangan keprawatan sendiri maka disarankan:
1. Untuk optimalisasi persiapan mahasiswa, maka diharapkan adanya pembinaan
dan bimbingan yang intensif pra terjun ke lapangan dengan konsep bimbingan
yang telah terstruktur rapi dan baku, baik dari segi mekanisme bimbingan maupun
konsep-konsep keperawatan komunitas sendiri.
2. Untuk memperlebar jangkauan kerjasama dengan berbagai instansi sehingga
mempermudah mahasiswa dalam pelaksanaan praktik klinik keperawatan
komunitas, maka diharapkan adanya kerjasama antara PSIK-FK Unair dengan
pihak-pihak terkait dengan model kontrak kerja/waktu tentang keberadaan praktik
klinik keperawatan komunitas di wilayah kerja puskesmas yang telah ditentukan.
3. Diharapkan mahasiswa lebih meningkatkan kemampuan dan menambah bekal
tentang konsep keperawatan komunitas, sehingga terdapat optimalisasi kinerja
33

dalam melaksanakan praktik klinik keperawatan komunitas.


4. Mahasiswa diharapkan mempunyai konsep yang lebih tentang pengorganisasian
masyarakat dengan berbagai alternatif pendekatan, sehingga akan lebih
mempermudah pelaksanaan praktik klinik di masyarakat.
5. Sebagai penunjang program kegiatan Puskesmas, diharapkan adanya kerjasama
dan bimbingan secara intensif dari Puskesmas untuk mahasiswa maupun
Kelompok Kerja Kesehatan yang ada di masyarakat.
6. Diharapkan program PHN dari Puskesmas dapat dilaksanakan secara optimal
sehingga pembinaan kesehatan dari berbagai segi dapat mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai