OLEH:
NAZILA RAHMATINA
NIM. 1914901110051
Berdasarkan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia, maka
direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk menggalang potensi yang ada pada
masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatannya secara mandiri melalui perawatan kesehatan komunitas.
Proses keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang
memerlukan pelayanan asuhan keperawatan. Dalam perawatan kesehatan komunitas
keterlibatan kader kesehatan, tokoh masyarakat formal dan informal, sangat diperlukan
dalam setiap tahap pelayanan keperawatan secara terpadu dan menyeluruh sehingga
masyarakat benar-benar mampu dan mandiri dalam setiap upaya pelayanan kesehatan dan
keperawatan yang diberikan.
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya langkah-
langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah :
a. Pengkajian
b. Diagnosis keperawatan
c. Perencanaan atau intervensi
d. Pelaksanaan atau implementasi
e. Evaluasi atau penilaian
Langkah-langkah dalam proses keperawatan di atas akan dibahas satu persatu dan lebih
mendalam.
a. Pengkajian (assessment)
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah yang dihadapi oleh
masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang menyangkut permasalahan
pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam mengkaji
masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
adalah :
1. Pengumpulan Data
Tujuan pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus,
masyarakat melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data dalam menghimpun informasi,
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi, dan spiritual
serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, data yang
dikumpulkan harus akurat dan dapat dilakukan analisa data untuk pemecahan
masalah.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan objektif. Data
subjektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan
oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan. Sedangkan data objektif merupakan data yang diperoleh
melalui suatu pemeriksaan, pengamatan, dan pengukuran.
Sumber data yang dikumpulkan dalam tahap pengkajian dapat berupa data primer
atau data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji
yang dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari individu,
keluarga, kelompok, dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber
yang tepercaya misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan klien, atau
medical record (Wahit, 2005).
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :
1. Klasifikasi data atau kategorisasi data dengan cara :
Karakteristik demografi
Karakteristik geografi
Karakteristik sosial ekonomi
Sumber dan pelayanan kesehatan (Anderson & MC
Farlene 1988).
2. Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan Telly.
3. Tabulasi data
4. Interpretasi data
b. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan.
Tujuan dari analisa data adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan kebutuhan komunitas
2. Menetapkan kekuatan
3. Mengidentifikasi pola respons komunitas
4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan disusun dalam
suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data memerlukan pemikiran yang
kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stresor yang
mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas. Selanjutnya
dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke (1987) masalah
tersebut terdiri dari: 1) masalah sehat - sakit; 2) karakteristik populasi; serta 3)
karakteristik lingkungan.
Kriteria Penapisan
JUMLAH SKORE
Sesuai dengan program pemerintah
Kemungkinan untuk diatasi
Jumlah yang berisiko
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu
ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan: 1) masalah spesifik yang mempengaruhi
kesehatan masyarakat; 2) kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat; 3)
kemampuan dan sumber daya masyarakat, dan 4) keterlibatan, partisipasi, dan peran
serta masyarakat.
d. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul. Jadi,
yang dimaksud dengan diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat, dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi
dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual)
maupun yang mungkin akan terjadi (potensial). Dasar penentuan masalah
keperawatan kesehatan masyarakat antara lain : 1) masalah yang ditetapkan dari data
umum; b) masalah yang dianalisa dari kesenjangan pelayanan kesehatan. Diagnosis
keperawatan mengandung komponen utama yaitu sebagai berikut :
a. Problem (masalah)
Problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab)
Menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat
memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi:
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan sosial.
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.
c. Sign atau symptom (tanda dan gejala)
Merupakan informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa atau serangkaian
petunjuk timbulnya suatu masalah.
Perumusan diagnosis keperawatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sebagai
berikut :
1) Dengan rumus PES (Problem + Etiologi + Symptom)
2) Dengan rumus PE (Problem + Etiologi)
b) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memperpendek waktu sakit dan tingkat
keparahan.
c) Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau terjadi ketidakmampuan stabil
atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi optimal dari
ketidakmampuannya.
g. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya. Evaluasi dilakukan atas
respons komunitas terhadap program kesehatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah
masukan (input) pelaksanaan (proses) dan hasil akhir (output). Penilaian yang
dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan dalam
melaksanakan penilaian yaitu : a) daya guna; b) hasil guna; c) kelayakan; serta d)
kecukupan. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Narul Effendy, 1998
adalah sebagai berikut :
Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan.
Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
: Peran
Masyarakat
: Peran
Perawat
Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan. Pada awalnya peran perawat lebih besar dari
pada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar dari pada perawat.
Kegunaan evaluasi adalah sebagai berikut :
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna, dan produktivitas asuhan keperawatan yang
diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
menyusun rencana baru dalam proses keperawatan.
Dalam hasil evaluasi, terdapat tiga kemungkinan yaitu :
1) Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah menunjukkan
kemajuan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab
dan cara memperbaikinya atau mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak menunjukkan
perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu
dikaji secara mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis,
tindakan, dan faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai sehingga menjadi
penyebab tidak tercapainya tujuan.
Tujuan akhir dari perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait
dengan lima tugas keluarga yaitu : mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan
yang dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan
adalah pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperawatan.
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care System
(Betty Neuman, 1972). Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan cara
memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal, maupun resisten
dengan sasaran pelayanan adalah komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).
Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada metaparadigma keperawatan yang
terdiri dari yang terdiri dari klien, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.Asumsi Betty
Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari
harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel yang utuh, yaitu: fisiologi,
psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari
sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan. Sehat
merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari
atau mengatasi stresor.
Mubarak. Wahit Iqbal. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta : Sagung Seto
Mubarak. Wahit Iqbal. (2013). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta : Sagung Seto
Mubarak. Wahit Ikbal. Chayatin Nurul. Santoso Bambang Adi. (2009). Ilmu Keperawatan
Komunitas buku 2 Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Ners Muda,