Anda di halaman 1dari 25

MANAJEMEN KEPERAWATAN

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Disusun Oleh:
1. Ulfa Binti Nuril Laili (201501092)
2. Esti Dwi Jayanti (201501095)
3. M Ardi Kurniawan (201501102)
4. Febry Arum Anggraini (201501105)
5. Faisal Abdullah (201501111)
6. Novi Ratnasari (201501113)
7. Muhammad Fiqrul Riyadi (201501121)
8. Yesy Novitasari (201501130)

KELOMPOK 4
PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN
STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat serta
rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Discharge Planning”.
Makalah ini disusun sebagai pertanggung jawaban dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan segalanya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan lancar.
2. Anna Zakiyah, M.Kep selaku dosen pengajar Manajemen Keperawatan yang telah
membimbing kami sehingga kami bisa menyusun makalah ini secara objektif.
Kami meyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar penyusunan makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Mojokerto, 27 April 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang......................................................................................................... 4
1.2Rumusan Masalah................................................................................................... 4
1.3Tujuan...................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1Definisi Discharge Planning.................................................................................... 6
2.2Tujuan Discharge Planning...................................................................................... 6
2.3Pemberi Layanan Discharge Planning..................................................................... 6
2.4Penerima Discharge Planning.................................................................................. 7
2.5Jenis Discharge Planning......................................................................................... 7
2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning........................................ 7
2.7Prinsip Discharge Planning..................................................................................... 8
2.8Komponen/Unsusr Discharge Planning................................................................... 9
2.9Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan................................... 9
2.10Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien......................................................... 10
2.11Pada Hari Kepulangan Pasien................................................................................ 10
2.12Keberhasilan Discharge Planning .......................................................................... 11
BAB III ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING
BAB IV PENUTUP
3.1Kesimpulan
3.2Saran
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) akan menghasilkan sebuah hubungan yang
terintegrasi yaitu antara keperawatan yang diterima pada waktu di rumah sakit dengan
keperawatan yang diberikan setelah pasien pulang. Keperawatan di rumah sakit akan
bermakna jika dilanjutkan dengan ners dirumah. Namun sampai dengan saat ini,
perencaan pulang bagi pasien yang dirawat di rumah sakit belum optimal dilaksanakan,
dimana peran keperawatan terbatas pada kegiatan rutinitas saja yaitu hanya berupa
informasi kontrol ulang. Pasien yang memerlukan keperawatan kesehatan dirumah,
konseling kesehatan atau penyuluhan, dan pelayanan komunitas tetapi tidak dibantu
dalam upaya memperoleh pelayanan sebelum pemulangan sering kembali ke ruang
kedaruratan dengan masalah minor, seringkali diterima kembali dalam waktu 24jam
sampai 48jam, dan kemudian pulang kembali.
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait dengan rentang
keners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan keperawatan berkelanjutan
yang artinya keperawatan yang dibutuhkan oleh pasien dimanapun pasien berada.
Kegagalan untuk memberikan dan mendokumentasikan perencanaan pulang akan
beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam
perencaan pulang diperlukan komunikasi yang baik terarah, sehingga aoa yang
disampaikan dapat mengerti dan berguna untuk keperawatan dirumah.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah manajemen discharge planning?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaskan manajemen discharge planning
1.3.2 Tujuan Khusus
1 Mengidentifikasi Pengertian Discharge Planning
2 Mengidentifikasi Tujuan Discharge Planning
3 Mengidentifikasi Struktur
4 Mengidentifikasi Prinsip
5 Mengidentifikasi Proses

4
6 Mengidentifikasi Pengetahuan
7 Mengidentifikasi Keuntungan discharge planning
8 Mengidentifikasi Justifikasi metode discharge planning

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi Discharge Planning


Discharge planning (perencanaan pulang) adalah serangkaian keputusan dan aktivitas
aktivitasnya yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan yang kontinu dan
terkoordinasi ketika pasien dipulangkan dari lembaga pelayanan kesehatan.
Discharge planning didefenisikan sebagai proses mempersiapkan pasien untuk
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen
pelayanan kesehatan umum.
2.2Tujuan Discharge Planning
Tujuan dilakukannya discharge planning adalah:
a. Untuk mempersiapkan pasien dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di
transfer ke rumah atau ke suatu lingkungan yang dapat disetujui.
b. Menyediakan informasi tertulis dan verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan
untuk mempertemukan kebutuhan mereka dalam proses pemulangan.
c. Memfasilitasi proses perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima pasien.
d. Mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien dan keluarga dengan
menyediakan serta memandirikan aktivitas perawatan diri.
2.3Pemberi Layanan Discharge Planning
Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan
multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi
layanan kesehatan kepada pasien. Seseorang yang merencanakan pemulangan atau
koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care coordinator) adalah staf rumah sakit
yang berfungsi sebagai konsultan untuk proses discharge planning bersamaan dengan
fasilitas kesehatan, menyediakan pendidikan kesehatan dan memotivasi staf rumah sakit
untuk merencanakan serta mengimplementasikan discharge planning. Seorang discharge
planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan, memonitor dan memberikan
tindakan dan proses kelanjutan perawatan.
Discharge planning ini menempatkan perawat pada posisi yang penting dalam proses
perawatan pasien dan dalam tim discharge planner rumah sakit, karena pengetahuan dan
kemampuan perawat dalam proses keperawatan sangat berpengaruh dalam memberikan
kontinuitas perawatan melalui proses discharge planning.
2.4Penerima Discharge Planning
Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan discharge planning atau
rencana pemulangan. Pasien dan seluruh anggota keluarga harus mendapatkan informasi
tentang semua rencana pemulangan. Discharge planning atau rencana pemulangan tidak

6
hanya melibatkan pasien tapi juga keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan
kesehatan dengan catatan bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama
2.5Jenis Discharge Planning
Discharge planning dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Pulang sementara atau cuti (conditioning discharge). Keadaaan pulang ini dilakukan
apabila kondisi klien baik dan tidak terdapat komplikasi. Klien untuk sementara
dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak rumah sakit atau Puskesmas
terdekat.
b. Pulang mutlak atau selamanya (absolute discharge). Cara ini merupakan akhir dari
hubungan klien dengan rumah sakit. Namun apabila klien perlu dirawat kembali, maka
prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
c. Pulang paksa (judicial discharge). Kondisi ini klien diperbolehkan pulang walaupun
kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi klien harus dipantau
dengan melakukan kerjasama dengan perawat puskesmas terdekat/
2.6Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Discharge Planning
Faktor yang berasal dari perawat yang mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian
pendidikan kesehatan adalah sikap, emosi, pengetahuan dan pengalaman masa lalu, yakni:
a. Sikap yang baik yang dimiliki perawat akan mempengaruhi penyampaian informasi
kepada pasien, sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti pasien.
b. Pengendalian emosi yang dimiliki perawat merupakan faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan kesehatan. Pengendalian emosi yang baik akan mengarahkan
perawat untuk lebih bersikap sabar, hati-hati dan telaten. Dengan demikian informasi
yang disampaikan lebih mudah diterima pasien.
c. Pengetahuan adalah kunci keberhasilan dalam pendidikan kesehatan. Perawat harus
memiliki pengetahuan yang cukup untuk memberikan pendidikan kesehatan.
Pengetahuan yang baik juga akan mengarahkan perawat pada kegiatan pembelajaran
pasien. Pasien akan semakin banyak menerima informasi dan informasi tersebut sesuai
dengan kebutuhan pasien.

d. Pengalaman masa lalu perawat berpengaruh terhadap gaya perawat dalam memberikan
informasi sehingga informasi yang diberikan akan lebih terarah sesuai dengan
kebutuhan pasien. Perawat juga lebih dapat membaca situasi pasien berdasarkan
pengalaman yang mereka miliki.
Sedangkan faktor yang berasal dari pasien yang mempengaruhi keberhasilan dalam
pemberian pendidikan kesehatan:
a. Motivasi adalah faktor batin yang menimbulkan, mendasari dan mengarahkan pasien
untuk belajar. Bila motivasi pasien tinggi, maka pasien akan giat untuk mendapatkan

7
informasi tentang kondisinya serta tindakan yang perlu dilakukan untuk melanjutkan
pengobatan dan meningkatkan kesehatannya.
b. Sikap positif pasien terhadap diagnosa penyakit dan perawatan akan memudahkan
pasien untuk menerima informasi ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
c. Emosi yang stabil memudahkan pasien menerima informasi, sedangkan perasaan
cemas akan mengurangi kemampuan untuk menerima informasi.
d. Kesehatan fisik pasien yang kurang baik akan menyebabkan penerimaan informasi
terganggu.
e. Tahap perkembangan berhubungan dengan usia. Semakin dewasa usia kemampuan
menerima informasi semakin baik dan didukung pula pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya.
f. Kemampuan dalam belajar yang baik akan memudahkan pasien untuk menerima dan
memproses informasi yang diberikan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Kemampuan belajar seringkali berhubungan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang umumnya kemampuan belajarnya juga
semakin tinggi.
2.7Prinsip Discharge Planning
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan kebutuhan
dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah yang
mungkin timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaa pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang merupakan
pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang ada. Tindakan
atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan pengetahuan
dari tenaga yang tersedia atau fasilitas yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan. Setiap pasien
masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.
2.8Komponen/Unsusr Discharge Planning
1. Identifikasi dan kaji apa yang kebutuhan pasien yang harus dibantu pada discharge
planning
2. Kolaborasikan bersama pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya untuk
memfasilitasi dilakukannya discharge planning
3. Mengajarkan kepada pasien dan keluarga tentang strategi pencegahan agar tidak
terjadi kekambuhan atau komplikasi
4. Rekomendasikan beberapa pelayanan rawat jalan atau rehabilitasi pada pasien dengan
penyakit kronis

8
5. Komunikasi dan koordinasikan dengan tim kesehatan lainnya tentang langkah atau
rencana dari discharge planning yang akan dilakukan
2.9Pelakasanaan Discharge Planning dan Proses Keperawatan
Proses discharge planning memiliki kesaman dengan proses keperawatan. Kesamaan
tersebut bisa dilihat dari adanya pengkajian pada saat pasien mulai di rawat sampai dengan
adanya evaluasi serta dokumentasi dari kondisi pasien selama mendapatkan perawatan di
rumah sakit. Pelaksanaan discharge planning secara lebih lengkap dapat di urut sebagai
berikut:
a. Sejak waktu penerimaan pasien, lakkukan pengkajian tentang kebutuhan pelayanan
kesehatan untuk pasien pulang, dengan menggunakan riwayat keperawatan, rencana
perawatan dan pengkajian kemampuan fisik dan fungsi kognitif yang dilakukan secara
terus menerus.
b. Kaji kebutuhan pendidikan kesehatan untuk pasien dan keluarga yang berhubungan
dengan terapi di rumah, hal-hal yang harus dihindarkan akibat dari gangguan kesehatan
yang dialami, dan komplikasi yang mungkiin terjadi.
c. Bersama pasien dan keluarga, kaji faktor-faktor lingkungan di rumah yang dapat
mengganggu perawatan diri (contoh: ukuran kamar, lebar jalan, langkah, fasilitas kamar
mandi). (Perawat yang melakukan perawatan di rumah hadir pada saat rujukan
dilakukan, untuk membantu pengkajian).
d. Berkolaborasi dngan dokter dan disiplin ilmu yang lain dalam mengkaji perlunya
rujukan untuk mendapat perawatan di rumah atau di tempat pelayanan yang lainnya.
e. Kaji penerimaan terhadap masalah kesehatan dan larangan yang berhubungan dengan
masalah kesehatan tersebut.
f. Konsultasi dengan anggota tim kesehatan lain tentang berbagai kebutuhan klien setelah
pulang.
g. Tetapkan diagnosa keperawatan yang tepat, lakukan implementasi rencana
keperawatan. Evaluasi kemajuan secara terus menerus. Tentukan tujuan pulang yang
relevan, yaitu sebagai berikut:
1) Pasien akan memahami masalah kesehatan dan implikasinya.
2) Pasien akan mampu memenuhi kebutuhan individualnya.
3) Lingkungan rumah akan menjadi aman
4) Tersedia sumber perawatan kesehatan di rumah
2.10Persiapan Sebelum Hari Kepulangan Pasien
a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan
pasien dapat terpenuhi.
b. Berikan informasi tentang sumber-sumber pelayanan kesehatan di masyarakat kepada
pasien dan keluarga.
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga sesegera mungkin setelah pasien di
rawat di rumah sakit (contoh: tanda dan gejala, komplikasi, informasi tentang obat-

9
obatan yang diberikan, penggunaan perawatan medis dalam perawatan lanjutan, diet,
latihan, hal-hal yang harus dihindari sehubungan dengan penyakit atau oprasi yang
dijalani). Pasien mungkin dapat diberikan pamflet atau buku
2.11Pada Hari Kepulangan Pasien
Biarkan pasien dan keluarga bertanya atau berdiskusi tentang berbagai isu berkaitan
dengan perawatan di rumah (sesuai pilihan).
a. Periksa order pulang dari dokter tentang resep, perubahan tindakan pengobatan, atau
alat-alat khusus yang diperlukan pesan harus ditulis sedini mungkin).
b. Tentukan apakah pasien atau keluarga telah mengatur transportasi untuk pulang ke
rumah.
c. Tawarkan bantuan ketika pasien berpakaian dan mempersiapkan seluruh barang-
barang pribadinya untuk dibawa pulang. Berikan privasi jika diperlukan.
d. Periksa seluruh kamar mandi dan lemari bila ada barang pasien yang masih tertinggal.
Carilah salinan daftar barang-barang berharga milik kpasien yang telah ditandatangani
dan minta satpam atau administrator yang tepat untuk mengembalikan barang-barang
berharga tersebut kepada pasien. Hitung semua barang-barang berharga yang ada.
e. Berikan pasien resep atau obat-obatan sesuai dengan pesan dokter. Periksa kembali
instruksi sebelumnya.
f. Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah pasien masih perlu
membayar sisa tagian biaya. Atur pasien atau keluarga untuk pergi ke kantor tersebut.
g. Gunakan alat pengangkut barang untuk membawa barang-barang pasien.
h. berikan kursi roda untuk pasien yang tidak bisa berjalan sendiri. Pasien yang
meninggalkan rumah sakit dengan mobil ambulans akan dipindahkan dengan kereta
dorong ambulans.
i. Bantu pasien pindah ke kursi roda atau kereta dorong dengan mengunakan mekanika
tubuh dan teknik pemindahan yang benar. Iringi pasien masuk ke dalam lembaga
dimana sumber transaportasi merupakan hal yang diperhatikan.
j. Kunci kursi roda. Bantu pasien pindah ke mobil atau alat transportasi lain. Bantu
keluarga memindahkan barang-barang pribadi pasien ke dalam kendaraan tersebut.
k. Kembali ke unit dan beritahukan departemen penerimaan dan departemen lain yang
berwenang mengenai waktu kepulangan pasien.
l. Catat kepulangan pasien pada format ringkasan pulang. Pada beberapa institusi pasien
akan menerima salinan dari format tersebut.
m. Dokumentasikan status masalah kesehatan saat pasien pulang.
2.12Keberhasilan Discharge Planning
Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah dipersiapkan untuk
pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-
instruksi yang harus dilakukan, serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil
atau alat transportasi lainnya. Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien

10
mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit.
Discharge planning yang berhasil adalah suatu proses yang terpusat terkoordinasi dan
terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang memberi kepastian bahwa pasien mempunyai suatu
rencana untuk memperoleh perawatan yang berkelanjutan setelah meninggalkan rumah
sakit. Discharge planning membantu proses transisi pasien dari satu lingkungan ke
lingkungan yang lain. Proses tersebut dapat dilihat keberhasilannya dengan beberapa
indicator.

Indikator hasil yang diperoleh harus ditujukan untuk keberhasilan discharge


planning pasien, yaitu:
a. Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obatobatan dan
tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi keperawatan tingkat lanjut, dan
respon ynag diambil pada kondisi kedaruratan.
b. Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untk memastikan perawatan
yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan pasien untuk
kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan keluarga membuat koping
terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi pasien dan koordinasi sistem pendukung atau memindahkan
pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.

11
BAB III
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING I


A. Pelaksanaan Kegiatan :
Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis Diabetes
Melitus dengan Luka Gangren
Hari/tanggal : Rabu, 22 April 2018
Waktu : 13.30
Tempat : Ruang Krisan
Pelaksana : Karu, Katim, PA
Sasaran : Klien dan keluarga klien (Nursalam, 2011)
B. Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Faisal
Ketua Tim : Febry
Perawat Pelaksana / PA : Novi
Keluarga Pasien : Fiqrul
C. Instrumen
a. Status klien
b. Format discharge planning (terlampir)
c. Leaflet (terlampir)
d. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang

D. Mekanisme Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1) Karu mengucapkan salam kemudian 10 Menit Ruang KARU
menanyakan bagaimana persiapan Ketua
KARU
Tim untuk pelaksanaan discharge
planning KATIM
2) Ketua Tim sudah siap dengan status klien KATIM
dan format discharge planning KATIM
3) Menyebutkan masalah-masalah klien
4) Menyebutkan hal-hal yang perlu
diajarkan pada klien dan keluarga.

12
5) Karu memeriksa kelengkapan discharge
planning
Pelaksanaan 1) Karu membuka acara discharge planning 30 Menit Bed KARU,
2) Ketua Tim dibantu PA menyampaikan
Pasien KATIM,
pendidikan kesehatan, dan menjelaskan
tentang : PA
a. Memotivasi pasien untuk mematuhui
diet yang sudah ditetapkan yaitu
rendah lemak, rendah glukosa, tinggi
serat sebagai cara efektif untuk
mengendalikan lemak darah, gula
darah dan kolesterol.
b. Menjelaskan tanda-tanda hipoglikemi
(kadar gula darah turun) seperti
mengantuk, binggung, lemas, keringat
dingi, mula muntah.
c. Menjelaskan pentingnya merawat kaki
dan mencegah luka seperti tidak
memakai sepatu yang sempit harus
memakai alas kaki, hindari kulit yang
lembab
d. Jaga luka tetap bersih dan kering
e. Hindari penekanan yang lama pada
kaki yang luka
f. Menganjurkan tetap untuk kontrol
gula darah secara rutin
g. Menjelaskan jangan menghentikan
terapi obat tanpa konsultasi dengan
dokter
h. Minum obat secara teratur
i. Informasi kepada klien tentang
perawatan kaki
 Anjurkan pada klien dan keluarga
untuk membersihkan kaki dengan
sabun terutama disela-sela jari

 Potong kuku jari kaki mengikuti


lekukkan jari kaki jangan
memotong kuku berbentuk lurus
pada tepinya karena dapat
menyebabkan tekanan pada jari-jari
yang berdekatan
 Hati-hati saat mengikir tepi kuku
yang kasar untuk mencegah
kerusakan kuku
 Hindari merendam kaki berlama-
lama dan mengunakan air panas
 Gunakan pelembab untuk kulit

13
yang kering
 Pakai kaos kaki yang terawat dari
bahan kualitas baik
 Anjurkan klien untuk melakukan
latihan kaki untuk mempertahankan
sirkulas
j. Informasi kepada klien mengenai alas
kaki
 Hindari berjalan tanpa alas kaki
 Anjurkan klien untuk memakai
sepatu yang pas, tidak sempit
 Periksa sepatu dari benda asing
setiap hari
 Hindari memakai kaos kaki yang
sempit
 Gunakan sepatu yang terbuat dari
bahan yang menyerap
 Ganti sepatu bila sudah rusak
3) Ketua Tim menanyakan kembali kepada
klien dan keluarga tentang materi yang
telah disampaikan
4) Ketua Tim mengucapkan terima kasih
5) Pendokumentasian
6) Timbal balik antara Karu, Ketua Tim, PA
dengan keluarga klien
Penutup Karu memberikan pujian dan masukan atau 2 menit Ruang KARU
saran kepada Ketua Tim dan PA
KARU

14
DIALOG SKENARIO ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

Kepala Ruangan : Nahrowi


Ketua Tim : Siti Arifah
Perawat Pelaksana / PA: Febi M
Keluarga Pasien : Wahyu Antoro

Pada tanggal 2 Mei 2014 datang seorang pasien bernama Tn. Wahyu di Ruang Penyakit
Dalam melati RSUD dr. Soetomo Surabaya, dengan diagnosa medis Diabetes melitus dengan
luka Gangren di tungkai kaki sebelah kiri.

Karu : “selamat pagi pak ?”


Pasien : “pagi sus”
Karu : “selamat datang di Rs dr. Soetomo, saya perawat Rowi kepala ruangan di
ruangan ini dan ini perawat siti yang bertugas pada pagi ini, mohon maaf
dengan Bapak siapa ?”
Pasien :” Pak Wahyu”
PP :”baik pak wahyu, apa yang anda keluhkan pada pagi hari ini ?”
Pasien :”lemas, dan pusing sekali sus”
PP :” ada lagi selain
Pasien :” tidak ada sus”
Karu :”o.. gitu ya pak, nanti dokter yang akan menangani Bapak akan segera datang.
Sambil menunggu dokter, karena disini Bapak baru datang perawat siti akan
mengenalkan Bapak dengan keluarga mengenai peraturan dan fasilitas yang ada
di ruangan ini. Tujuannya untuk menjaga kenyaman Bapak selama dirawat
disini, apakah Bapak bersedia?”
Pasien :”iya, boleh”
PP :”baiklah bapak, waktunya tidak lama sekitar 10 menit saja, bapak bisa dengan
tetap berbaring di tempat tidur”
PP :”sebelumnya saya akan membacakan peraturan untuk ruangan ini terlebih
dahulu, pertama mengenai jam kunjung, di RS ini, jam kunjungan dibatasi
karena untuk menjaga kenyamanan klien. Jam kunjungan pagi jam 09.00
samapai jam 11.00, kunjungan sore dari jam 14.00 sampai jam 17.00,
pengunjung yang masuk ruangan maksimal 2 orang, jadi apabila ada kerabat
keluarga Bapak yng berkunjung lenih dari 2 orang disediakan ruangan untuk
bergantian menjenguk. Sebelum dilanjutkan ada yang ingin ditanyakan ?”
Pasien :” sementara tidak ada sus”

PP :”baiklah kalau begitu kita lanjut ya Pak. Selanjutnya saya akan mengenalkan
lingkungan dan fasilitas yang ada diruangan ini. Tempat tidur ini bisa dinaikkan
bagian atas dan bawahnya, ini ada pemutarannya yang sebelah kanan untuk
menaikkan bagian kaki dan yang kiri untuk menaikkan bagian kepala. Disebelah

15
kanan TT ada lemari kecil disana nanti bisa dipakai untuk menyimpan pakaian
ganti untuk bapak dan keluarga. Dibagian kiri dekat pintu ada kamar mandi, jadi
nanti bapak bisa mandi atau buang air disini. Diatas TT ada bel, jika bapak
membutuhkan sesuatu atau jika pada keadaan darurat silahkan menekan bel.
Selain itu diruangan ini tidak diperkenankan merokok dan mohon bantuananya
untuk menjaga kebersihan ruangan untuk kenyamanan bersama. Bagaimana ada
yang ingin ditanyakan ?”
Pasien :”tidak ada sus, sudah cukup jelas”
PP :”baiklah kalau begitu Bapak istirahat dulu, nanti 10 menit lagi dokter akan kesini
untuk memeriksa keadaan Bapak”
Pasien :”iya sus, terima kasih”
PP :”sama-sama pak, terima kasih atas kerjasamanya. Saya permisi dulu ya pak?”
Pasien :”iya sus”

Setelah 10 menit kemudian dokter visite memeriksa pasien Wahyu. Setelah selesai diperiksa
PP menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama pasien dirawat, intervensi
keperawatan/medis yang biasa dilakukan di ruangan, biaya perawatan,

PP :”selamat pagi Pak Wahyu?”


Pasien :”selamat pagi sus”
PP :”bagaimana perasaan bapak setelah diperiksa dokter?”
Pasien :”baik sus, pusingnya sedikit berkurang”
PP :” o. Gitu ya Pak. Baik pak Wahyu disini saya akan meyampaikan kemungkinan
penyakit bapak yaitu DM, perkiraan perawatan bapak diruangan ini selama 1
minggu, kemudian untuk tindakan yang biasanya dilakukan untuk pasien seperti
kondisi bapak adalah rawat luka karena luka dikaki bapak apabila tidak dirawat
akan semakin parah dan sulit sembuh. Untuk biaya keperawatan dan lain-lain
seperti obat dan alat nanti akan direkap diruangan dan diserahkan ke keluarga
bapak untuk dilunasi, bagaimana Pak Wahyu, apakah sudah jelas?”
Pasien :”iya sus sudah cukup jelas”
PP :”baik pak Wahyu, selain saya nanti juga ada perawat Febi yang akan merawat
bapak selama diruangan ini. Untuk perawat Febi nanti akan merawat bapak pada
dinas sore, nanti akan saya perkenalkan ya pak”
Pasien :”iya sus”
PP :”baik pak wahyu, silahkan istirahat kembali, dan terima kasih atas
kerjasamanya”
Pasien :”baik sus”

Sebelum dinas sore dimulai, PP merencanakan dan mendelegasikan tindakan keperawatan


kepada PA untuk dinas siang.
Setelah 6 hari dirawat pasien Wahyu diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah
membaik. Untuk itu Karu beserta TIM di Ruang Melati akan melakukan tindakan Discharge
Planning.

Tahap Persiapan di ruang Karu

16
Karu :”selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk pasien Wahyu adalah
melakukan Discharge Planning karena kondisi pasien sudah membaik dan
memungkinkan untuk perawatan dirumah, Bagaimana persiapan katim/PP dari
pasien wahyu?”
PP/Katim :”baik, untuk persiapan discharge lanning pada pasien wahyu sudah siap. Status
pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan.
Untuk masalah pada pasien saat ini adalah luka pada kaki sebelah kiri pasien
yang memungkinkan untuk kambuh kembali sehingga perlu diinformasikan
kepada pasien dan keluraga mengenai diet, tempat kontrol, cara perawatan kaki
dirumah, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan kegawatan pada pasien”
Karu :”baik, terima kasih untuk katim. Untuk coba berkas2nya saya periksa dulu”
PP :”baik pak ini berkas2nya beserta format discharge planningnya”

Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu beserta TIM ke ruangan pasien untuk
melakukan discharge planning

Tahap pelaksanaan

Karu :”selamat pagi pak Wahyu, bagaimana kabar bapak hari ini?”
Pasien :”selamat pagi pak. Alhamdulillah semakin baik”
Karu :”alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk bapak. Jadi hari ini bapak
diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum pulang keluarga harus mengurus
administrasi”
Pasien :”mohon maaf Pak untuk administrasinya sudah diurus semua, ini berkas2nya”
Karu :”o.. baik, bagus sekali kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang perlu
dilakukan terkait dengan kepulangan Bapak. Ini nanti suster siti dan febi akan
menyampaikan hal-hal yang terkait dengan perawatan bapak dirumah,
bagaimana apakah bapak bersedia?”
Pasien :”iya pak, boleh. Silahkan”
PA :”baik pak disini sya akan menyampaikan beberapa hal, yaitu yang pertama :
1) Bapak harus mematuhui diet yang sudah ditetapkan yaitu rendah lemak,
rendah glukosa, tinggi ini untuk mengendalikan lemak darah, gula darah
dan kolesterol. (beras merah, hindari asin, jeroan, masakan bersantan, dan
olah raga yang teratur)
2) Tanda-tanda hipoglikemi (kadar gula darah turun) seperti mengantuk,
binggung, lemas, keringat dingi, mula muntah maka bapak harus segera
mencari bantuan untuk segera ke yankes.
3) Perawatan kaki dan mencegah luka baru seperti tidak memakai sepatu yang
sempit harus memakai alas kaki, hindari kulit yang lembab.
4) Jaga luka tetap bersih dan kering
5) Hindari penekanan yang lama pada kaki yang luka
6) Tetap kontrol gula darah secara rutin
7) Jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultasi dengan dokter
8) Minum obat secara teratur

PA :”bagaimana ada yang ditanyakan pak ?”


Pasien :”tidak ada sus”
PP :”baik kalau tidak ada, kita lanjutkan pak ya, selain yang disampaikan perawat

17
febi tadi hal ini juga perlu bapak dan kelurga ketahui, yaitu:
1. Cara perawatan kaki
 bapak sendiri atau bisa dibantu keluarga harus membersihkan kaki dengan
sabun terutama disela-sela jari
 potong kuku jari kaki mengikuti lekukkan jari kaki jangan memotong
kuku berbentuk lurus pada tepinya karena dapat menyebabkan tekanan
pada jari-jari yang berdekatan
 hati-hati saat mengikir tepi kuku yang kasar untuk mencegah kerusakan
kuku
 hindari merendam kaki berlama-lama dan mengunakan air panas
 gunakan pelembab untuk kulit yang kering
 pakai kaos kaki yang terawat dari bahan kualitas baik
 latihan kaki untuk mempertahankan sirkulasi
2. Mengenai alas kaki
 hindari berjalan tanpa alas kaki
 pakai sepatu yang pas, tidak sempit
 periksa sepatu dari benda asing setiap hari
 hindari memakai kaos kaki yang sempit
 gunakan sepatu yang terbuat dari bahan yang menyerap
 ganti sepatu bila sudah rusak
PP :”bagaimana pak sudah jelas?”
Pasien :”sudah sus”
PP :”coba bapak ulangi lagi”

Pasien menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan dengan baik

PP :”bagus sekali pak wahyu, saya kira bapak cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya.”
Pasien :”iya sus, sama-sama”
Karu :”baik pak wahyu, saya kira semua sudah disampaikan dan bapak sudah paham.
Sekarang bapak dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap meninggalkan
ruangan ini. Dan kami mohon maaf apabila selama perawatan bapak disini ada
yang kurang. Semoga bapak sehat selalu.”
Pasien :”iya pak, tidak apa-apa. Terima kasih banyak”
Karu :”iya pak sama-sama. selamat pagi pak”
Pasien :”selamat pagi”

Kemudian Karu dan TIM kembali keruangan

Tahap penutup

Karu :”terima kasih atas kerjasama rekan-rekan semua, saya kira untuk kegiatan
discharge planning pada pagi hari ini cukup bagus, namun saya harap untuk
kedepannya lebih ditingkatkan lagi untuk kenyamanan dan kepuasan pasien dan
kelurga”
PP/PA :”baik pak”.
Karu :”baik selamat bertugas kembali, dan tetap jaga diri dan semangat”
PP/PA :” baik Pak”

18
ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING

ROLE PLAY DISCHARGE PLANNING II


NAMA ANGGOTA :
~ KARU : FEBRI ARUM
~ KATIM : ULFA BINTI
~ PERAWAT 1 : YESY
~ PERAWAT 2 : ESTI
~ PERAWAT 3 : NOVI
~ PASIEN : M. ARDI
~ KELUARGA PASIEN : M. FIQRUL
~ DOKTER : M. FAISAL

KARU DAN KATIM sedang berbincang – binang di ruang kepala ruangan, tiba –
tiba muncul perawat Yesy.
Yesi : Permisi, selamat pagi bu .
Ulfa & Febry : iya selamat pagi.
Ulfa : ada apa ya suster yesy ?
Yesy : begini bu, saya akan melaporkan catatan perkembangan pasien bernama Tn.
Ardi
Febri : iya sus, silahkan duduk.
Yesy : terima kasih, begini bu, disini dari hasil Tn. Ardi keadaan pasien sudaah
membaik, dari hasil labnya ini peningkatan trombosit dan hematropi sudah
dalam rentan normal. Pasien juga sudah tidak demam, dan tidak lemas
menurut saya Tn. Ardi dari segi keperawatan sudah bias pulang. Sehingga
saya berencana untuk memberikan Discharge planning kepada pasien Tn.
Ardi. Bagaimana pendapat bu ulfa dan bu febri ?
Ulfa : kalau boleh tau apa yang di fokuskan dari Discharge Planning ini ?
Yesy : Baik, dari format yang sudah saya buat discharge planning ini nanti. Tn. Ardi
diberikan penyuluhan tentang pencegahan Demam Berdarah dan apa saja yang
perlu di perhatikan saat perawatan dirumah nanti, disini juga saya menyiapkan
leaflet untuk Tn. Ardi dan keluarga, Bagaimana bu ?

19
Febri : Boleh, nanti kalau ada dokter visit, tinggal lapor saja nanti antara discharge
planning kita pasien di pulangkan atau tidak kita diskusikan lagi bersama
dokter visit.
Yesy : baik bu.
Febry : bagaimana sudah jelas?
Yesy : sudah bu, baik terima kasih, saya permisi dulu bu…
Febry &ulfa : sama- sama
Ulfa : selamat bekerja ya.

RUANG PERAWAT
FAISAL : Selamat pagi
Novi & Esti : Pagi dokter
Faisal : di ruangan ini pasien saya ada berapa ya ?
Novi : sekitar 5 pasien dok
Faisal : pasien Tn. Ardi, kemarin gimana sus kondisinya, boleh lihat
statusnya?
Esti : sudah agak mendingan dok, dari pada sebelumnya, nafsu makannya
juga meningkat, panasnya juga sudah turun.
Faisal : Oh iya, baik mai kita ke pasien sekarang.
Esti : baik dok

RUANG PERAWATAN
Esti : selamat pagi bapak.
Fiqrul : selamat pagi sus, dok
Faisal : gimana kabar bapak hari ini?
Ardi : sudah membaik dok, sudah tidak demam lagi dan nafsu makan meningkat.
Faisal : ya sudah saya periksa dulu ya pak, permisi ya.
Ardi : silahkan dok
Faisal : kondisi bapak sudah membaik, dari kondisi fisik, dan hasil lab sudah bagus,
tapi tetap jaga pola istirahat dan pola makan ya pak.
Ardi : baik dok
Esti : ya sudah pak saya permisi dulu pak,
Faisal : mari pak..

20
Fiqrul : terima kasih sus, dok
Esti : sama – sama

RUANG PERAWAT
Di dalam ruangan Dokter, Katim,Karu, dan 3 perawat lainnya sedang berbincang bincang
mengenai TN. Ardi.
Karu : dokter apakah tadi sudah melihat kondisi Tn. Ardi ?
Febri : sebenarnya tadi itu kita sudah berdiskusi dok buat kepulangan Tn. Ardi ini,
gimana dokter, ini tadi saya lihat hasil labnya sudah kembali normal?
Faisal : iya ada peningkatan, apa gak sebaiknya kita observasi dulu, jaga – jaga
seandainya Tn. Ardi ada demam lagi?
Febri :soalnya begini dok, dari keperawatan sudah baik ya teman – teman jadi untuk
observasinya juga sudah baik. Jadi kita tadi sudah berdiskusi pagi tadi.
Sebaiknya bias juga di rencanakan untuk pulang hari ini, untuk demamnya
seandainya kambuh lagi mungkin dari teman – teman akan melakukan
discharge planning.
Ulfa : maaf ya dok, sebelumnya pada intinya pasien saat ini hanya butuh istirahat.
Jika menurut kita semua pasien bias istirahat dirumah .
Faisal : kalau memang seperti itu tolong discharge planning bener – bener di
lakukan, jangan lupa di kasih tau untuk perawatan pasien di rumah ke
keluarganya jika pasien demam.
Ulfa : iya dok, kita nanti juga akan memberikan leaflet dan menjelaskan kepada
keluarga dan pasien untuk perawatan dirumah.
Faisal : kalau memang seperti itu pasien sudah di perbolehkan pulan, tolong form-
form di siapkan.
Ulfa : baik dok.
Faisal : keluarga pasien suruh urus untuk administrasinya ya. Dan apa ada yang di
tanyakan lagi ?
Tim : tidak dok
Faisal : kalau begitu saya permisi dulu, selamat pagi
Tim : pagi dok.

21
RUANG PERAWATAN
Perawat esti, yesy dan novi mengemui pasien di ruangan untuk menjelaskan discharge
planning.
Yesy : selamat pagi pak, bagaimana kabrnya?
Ardi : Alhamdulillah baik
Yesy : disini kami dari perawat yang berjaga di ruangan ini, kami akan
menyampaikan bahwa hasil dari pemeriksaan kondisi Tn. Ardi sudah membaik
dan di perbolehkan pulang.
Fiqrul : jadi boleh pulang hari ini ya sus?
Yesy : boleh pak
Novi : ini ada resep obat buat di ambil hari ini, tapi sebelum bapak pulang kami
akan melakukan penyuluhan, penyuluhan ini penting untuk bekal perawatan
bapak selama di rumah, apa bapak setuju?
Fiqrul : setuju sus
Novi : kalau begitu saya meminta tanda tangan pak ardi untuk mengisi form
persetujuan.
Yesy : nah, bapak untuk memberikan penyuluhan bersama suter novi dan esti ya
pak, jika bapak tidak mengerti boleh di tanyakan. Saya permisi dulu ya sus,
pak..
Ardi : baik sus.
Esti : baik saya mulai ya pak,sebelumnya bapak tau gak sih apa itu demam
berdarah?
Ardi : yang saya tau demam berdarah itu gigitn nyamuk, sudah itu saja.
Esti : kalau bapak fiqrul apa tau?
Fiqrul : ya saya sama seperti apa yang di katakana nak ardi.
Esti : jadi saya akan jelaskan apa itu Demam berdarah. Demam berdarah adalah
penyakit yang di sebabkan oleh gigitan nyamuk degue, dan ciri – cirinya
penyakit ini adalah suhu tubuh/ panas secara tiba – tiba selama 2-7 hari tidak
turun. Dan untuk mengetahui lebih jelasnya harus menggunakan tes lab darah
dan hasil lab yang menentukan.
Novi : apa bapak sudah tau cara pencegahan demam berdarah?
Ardi : belum sus

22
Novi : jadi untuk mencegah demam berdarah ini biasanya menciptakan lingkungan
yang bersih, jauhkan dari sarang nyamuk dan lakukan 3 M. apa bapak tau apa
saja itu 3 M?
Fiqrul : menguras, menutup, mengubur
Novi : betul, dan dari kebiasaan pola istrihat bapak juga, jangan sering – sering
begadang ya pak.
Ardi : hehee iya sus
Novi : bagaimana bapak apa sudah mengerti dan apa yang ada di tanyakan?
Ardi : tidak ada sus.
Esti : oiya pak sedikit informasi dari kami ini kami ada leaflet disini ada
pengertian, tnda dan gejala, dan pola makan dari penyakit demam berdrahnya,
untuk bapak bias lebih memahami lagi tetang penyakit bapak. Kalau sudah
jelas kita akan permisi dulu ya pak.
Novi : dan jangan lupa pak fiqrul untuk mengurus berkas dan administrasinya y pak
Fiqrul : Baik sus terima kasih.

23
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam proses
penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa
siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa proses
formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur perpindahan
sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan data yang
berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial, menentukan tujuan
dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan
dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan.
3.2 Saran
Dengan diselesaikannya tugas ini, penyusun mengetahui bahwa masih banyak
kekurangan dalam menyusun tugas mata kuliah manajemen keperawatan yang berjudul
“Discharge Planning”. Untuk itu, penyusun berharap mendapatkan kritik dan saran
yang membangun agar dalam penyusunan tugas yang akan datang bisa lebih baik dari
yang saat ini.

24
DAFTAR PUSTAKA

A Potter & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik Volume 1. Alih bahasa: Yasmin Asih et al. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

25

Anda mungkin juga menyukai