Anda di halaman 1dari 31

DISCHARGE PLANNING

Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan

Dosen pembimbing : Puput Risti K,S.Kep,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Fajar Dwi Nugroho (19020866)
2. Fhidiya Jelita Utami (1902087)
3. Fifin Nur Khasanah (1902088)
4. Firda Nur Azizah (1902089)

1C
Prodi studi DII Keperawatan

STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN


2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah “Mananjemen keperawatan yang berjudul DISCHARGE
PLANNING” Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah Mananjemen keperawatan yang
berjudul DISCHARGE PLANNING” Akhir kata kami berharap semoga makalah
Mananjemen keperawatan yang berjudul Discharge planning.ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Klaten , oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................i

Daftar isi..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

A. Definisi....................................................................................................................3
B. Jenis-Jenis...............................................................................................................3
C. Tujuan.....................................................................................................................4
D. Manfaat...................................................................................................................4
E. Struktur....................................................................................................................5
F. Prinsip.....................................................................................................................5
G. Proses......................................................................................................................5
H. Komponen...............................................................................................................10

BAB III PENUTUP............................................................................................................12

A. Kesimpulan.............................................................................................................12
B. Saran........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................13

Lampiran 1..........................................................................................................................14

Lampiran 2..........................................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai
pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya. Discharge Planning
menunjukkan beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung
jawab untuk mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya
(RCP,2001).
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai
discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan
menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan
potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan
tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam
mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan
mengevaluasi kesinambungan Asuhan Keperawatan. Merupakan usaha keras perawat
demi kepentingan pasien untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan
pasien, dan sebagai anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain
untuk merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total care
dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.
Oleh karena itu pasien perlu dipersiapkan untuk menghadapi pemulangan.
Orem (1985 dalam Alligood & Tomey, 2006) mengatakan bahwa intervensi
keperawatan dibutuhkan karena adanya ketidakmampuan untuk melakukan perawatan
diri sebagai akibat dari adanya keterbatasan. Salah satu bentuk intervensi keperawatan
yang dapat dilakukan adalah discharge planning (perencanaan pemulangan pasien)
untuk mempromosikan tahap kemandirian tertinggi kepada pasien, teman-teman, dan
keluarga dengan menyediakan, memandirikan aktivitas perawatan diri (The Royal
Marsden Hospital 2004).
Discharge planning yang tidak baik dapat menjadi salah satu faktor yang
memperlama proses penyembuhan di rumah (Wilson-Barnett dan Fordham, 1982
dalam Torrance, 1997). Kesuksesan tindakan discharge planning menjamin pasien

1
mampu melakukan tindakan perawatan lanjutan yang aman dan realistis setelah
meninggalkan rumah sakit (Hou, 2001 dalam Perry &Potter, 2006).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Discharge Planning?
2. Apa saja jenis-jenis Discharge Planning?
3. Apa tujuan dari Discharge Planning?
4. Apa saja manfaat Discharge Planning ?
5. Bagaimana Struktur Discharge Planning ?
6. Apa saja Prinsip Discharge Planning?
7. Bagaimana Proses Discharge Planning?
8. Apa saja Komponen dari Discharge Planning ?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari Discharge Planning
2. Mengetahui jenis-jenis Discharge Planning
3. Mengetahui tujuan dari Discharge Planning
4. Mengetahui manfaat Discharge Planning
5. Mengetahui bagaimana struktur Discharge Planning
6. Mengetahui prinsip Discharge Planning
7. Mengetahui proses Discharge Planning
8. Mengetahui komponen Discharge Planning

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Discharge planning merupakan suatu rencana yang disusun untuk klien,


sebelum keluar dari Rumah Sakit yang dimulai dari mengumpulkan data sampai
dengan masuk area perawatan yaitu meliputi pengkajian, rencana perawatan,
implementasi dan evaluasi (Fisbach, 1994).
Discharge planning adalah suatu pendekatan interdisipliner meliputi
pengkajian kebutuhan klien tentang perawatan kesehatan diluar Rumah Sakit, disertai
dengan kerjasama dengan klien dan keluarga klien dalam mengembangkan rencana-
rencana perawatan setelah perawatan di Rumah Sakit (Brunner & Sudarth, 2002).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa discharge planning
atau perencanaan pemulangan adalah suatu proses pembelajaran yang melibatkan
klien dan keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan mengembangkan
kemampuan klien dan keluarga tentang perawatan di rumah, masalah kesehatan yang
dihadapi, untuk mempercepat penyembuhan menghindari kemungkinan komplikasi
dengan pembatasan aktifitas menciptakan memberikan lingkungan yang aman bagi
klien di rumah.

B. Jenis-Jenis
1. Conditinal discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien bagus tidak terdapat kompilikasi. Pasien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak
rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini merupakan akhir dari
hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat
kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien
harus dipantau dengan melakukan kerjsama dengan perawat puskesmas
terdekat.

3
C. Tujuan
Tujuan dari perencanaan pemulangan pasien adalah :
a. Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan,
kemungkinan komplikasi dan pembatasan yang diberlakukan pada pasien di
rumah.

b. Mengembangkan kemampuan merawat pasien dan keluarga untuk memenuhi


kebutuhan pasien dan memberikan lingkungan yang aman untuk pasien di
rumah.
c. Menyakinkan bahwa rujukan yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya
dibuat dengan tepat (Ester, 2005).

D. Manfaat
 Bagi Pasien :
- Dapat memenuhi kebutuhan pasien
- Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai
bagian yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya
- Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
- Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support
sebelum timbulnya masalah.
- Dapat memilih prosedur perawatannya
- Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat
dihubunginya
- Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan
kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa
diagnosa
- Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya
pengobatan

 Bagi Perawat :
- Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
- Menerima informasi kunci setiap waktu
- Memahami perannya dalam sistem
- Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru

4
- Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara
yang berbeda
- Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif
- Sebagai bahan pendokumentasian dalam keperawatan

E. Struktur

Menurut Mc.Kecnan dan Coulton (1970) yang dikutip oleh Jackson (1994)
menyatakan bahwa struktur dari perencanaan pemulangan terdiri dari struktur formal
dan informal. Model informal adalah model tradisional dimana perawat harus
berkonsultasi dengan dokter atau pekerja sosial dalam menyusun dalam sebuah
perencanaan pemulangan dan belum adanya suatu dokumentasi tertulis dalam
pelaksanaannya. Struktur formal dimana perencanaan pemulangan dibuat secara
tertulis yang berisikan tentang uraian peran, proses seleksi, penilaian sistem
dokumentasi serta metode evaluasi yang berkelanjutan.
Dugan dan Mossel (1992) yang dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan
bahwa pada saat ini telah terjadi perubahan dalam pelaksanaan perencanaan
pemulangan dengan struktur tersendiri dimana perawat sebagai koordinasi dalam
pelaksanaannya dan selalu berkonsultasi dengan klien dan keluarga serta para
profesional lainnya dalam perencanaan pemulangan baik dalam pelaksanaannya.

E. Prinsip
1. Kordinasi (saling berhubungan)
2. Interdisiplin (saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan sesuai standar
keperawatan)
3. Pengenalan secara dini mungkin (penjelasan tentang apa yang kita informasi)
4. Perencanaan secara hati-hati
5. Melibatkan klien dan keluarga dalam memberikan perawatan

F. Proses
Proses perencanaan pemulangan mengikuti struktur yang sama dengan proses
perawatan yang meliputi : pengkajian, analisa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
kebutuhan klien ( Kee & Borchers, 1998).
a. Pengkajian

5
Pengkajian perencanaan pemulangan terdiri dari “apa dan kapan” maksud dari
apa adalah apa yang harus dikaji dalam perencanaan pemulangan dan kapan yang
berarti kapan pengkajian tersebut dilaksanakan (Bull & Robert, 2001).
Pengkajian tentang apa meliputi lima area yaitu pengkajian area kognitif,
psikologis, status ekonomi atau finansial, akses dan dukungan lingkungan baik
formal maupun informal. Sedangkan untuk mengetahui kapan pengkajian
perencanaan pemulangan dilakukan adalah sejak pasien masuk ke Rumah Sakit
atau pada saat screening atau kontrol kesehatan. Pada tahap ini diharapkan
discharge planner mengetahui semua kebutuhan pasien (Bull & Robert, 2001).
Pengkajian memerlukan seseorang yang diharapkan mampu melakukan
pengkajian yang meliputi pengkajian terhadap keluarga dan pengkajian pada
support dan dukungan dari masyarakat yang dapat mendukung dalam perencanaan
pemulangan dan pengkajian tentang pengetahuan dan ketrampilan dari pasien
tentang penyakit yang dihadapi, selanjutnya pengkajian untuk rencana
pemulangan akan didiskusikan oleh tim dari multidisiplin ilmu, pasien dan
keluarga. Dalam hal ini perlu kerjasama dengan tim dari komunitas yaitu
puskesmas (Bull & Robert, 2001).

b. Perencanaan
Penyusunan sebuah rencana pemulangan perlu dibentuk sebuah tim dari
berbagai disiplin ilmu yang melibatkan keluarga, sebab keluarga akan membantu
proses pelaksanaan dari perencanaan pemulangan setelah pasien dipulangkan dari
Rumah Sakit.
Literatur Medis menjelaskan bahwa rencana pemulangan merupakan tanggung
jawab dari dokter, sehingga disini dokterlah yang berhak mengendalikan kerja
dari tim dan setiap anggota tim bekerja dan berinteraksi dalam rangka memenuhi
kebutuhan dari klien dan keluarga atas dasar keahlian masing-masing (Jackson,
1994).
Menurut Markey dan Igo (1987) dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan
bahwa yang memiliki peran penting disini justru perawat terutama dalam
menyusun rencana pendidikan kesehatan klien dan keluarga, hal ini didasarkan
bahwa perawat lebih mengerti pada kebutuhan klien selama dua puluh empat jam,
terutama setelah klien di rumah atau post hospitalisasi.

6
Menurut Simmons (1986) dikutip oleh Jackson (1994) bahwa suatu rencana
pemulangan akan efektif bila ada tanggung jawab bersama dalam memberikan
pelayanan pada klien dan keluarga.
Perencanaan pemulangan didasarkan pada kebutuhan klien yang didapatkan
dari hasil pengkajian lengkap oleh tim sehingga dapat direncanakan tanggal
pemulangan dengan melibatkan pasien dan keluarga dan pemberi pelayanan.
Perencanaan pemulangan juga melibatkan petugas pelayanan komunitas dalam hal
ini adalah puskesmas ( Bull & Robert, 2001).
Perencanaan pemulangan dengan menyiapkan klien dan keluarga
bagaimana memberikan perawatan lanjutan di rumah diantaranya :
1) Mengajarkan pasien dan anggota keluarga tentang cara menangani
perawatan di rumah. Menyakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami
apa masalahnya. Memberitahu mereka kemungkinan yang akan terjadi dan
kapan mereka diharapkan pulih total. Memberitahu mereka bagaimana
mengenali kemungkinan masalah kesehatan, dan apa yang dilakukan bila
mereka melihat tanda dan gejala masalah tersebut.
2) Memberitahu pembatasan aktifitas pasien, apa yang dapat dan tidak dapat
dilakukan pasien. Sebagai contoh pasien harus tidur pada sisi yang tidak
dioperasi. Pasien mungkin perlu menghindari aktifitas yang
meningkatkan tekanan pada mata seperti meregang sewaktu buang air
besar.
3) Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga hal-hal yang perlu mereka
lakukan untuk membuat rumah lebih aman dan lebih mudah untuk pasien.
Bila pasien tidur jauh dari kamar mandi dan belum dapat berjalan dengan
baik karena gangguan penglihatan perlu menaruh wadah disamping tempat
tidur dan mendekatkan benda-benda yang kesehariannya dibutuhkan klien.
4) Memberitahu pasien dan keluarga tentang medikasi yang perlu digunakan
pasien. Menyakinkan mereka memahami kapan meminumnya dan
seberapa banyak. Menyakinkan bahwa pasien dan keluarga memahami
penggunaan obat minum sesuai dengan aturan.
5) Mendiskusikan perlunya pola makan atau diit nutrisi yang adekuat.
Memberitahu keluarga ada dan tidaknya makanan pantang tertentu
sehubungan dengan penyakit yang diderita.

7
6) Memberi pasien dan keluarga instruksi jelas untuk mengatasi nyeri.
Mencoba untuk membantu pasien menjalankan jadwal medikasi sehingga
tidak perlu bangun malam hari. Nyeri berkurang bila obat diberikan
dengan teratur sesuai jadwal. Menjelaskan bahwa nyeri terkontrol bila obat
digunakan sebelum nyeri menjadi hebat.
7) Memberi pasien bahan atau alat yang diperlukan atau memberikan
instruksi tentang cara mendapatkan hal-hal yang diperlukan. Memberitahu
pasien dengan jelas hal-hal yang harus dilakukan dengan instruksi tertulis.
Memeriksa pemahaman mereka dengan meminta mereka untuk
menunjukan cara melakukan prosedur tersebut.
8) Berbicara dengan hati-hati pada pasien dan keluarga tentang ramuan
buatan rumah dan penyembuh tradisional. Mendorong keluarga untuk
memberitahu dokter atau perawat bila pasien mengalami masalah
kesehatan serius.
9) Jika pasien perlu mengikuti perawatan lanjutan di rumah, membuat
rujukan sebelum pasien meninggalkan rumah sakit (Monica, 2005).

Ketika menyiapkan pasien dan keluarga untuk pulang, selalu mengikuti


prinsip dasar penyuluhan pasien yang baik yaitu:

1) Menjadwalkan penyuluhan ketika pasien sadar dan berminat terhadap


pembelajaran.
2) Memulai dengan bahan yang paling ingin pasien ketahui.
3) Bila mempunyai beberapa hal yang ingin diberitahukan kepada pasien, selalu
dengan informasi yang paling sederhana. Selanjutnya informasi yang lebih
rumit.
4) Menggunakan kata-kata yang jelas, umum, bukan kata-kata medis.
5) Menghentikan bila pasien tampak bingung dan tanyakan apakah ia
memahami.
6) Bila perlu mengulangi informasi tersebut, atau menjelaskan dalam kata-kata
yang berbeda sampai anda yakin bahwa ia memahami anda.
7) Mendorong pasien untuk memberikan komentar dan mengajukan pertanyaan
dan untuk menunjukan pada anda apa yang ia ketahui.
8) Mendorong anggota keluarga untuk mengajukan pertanyaan. Memastikan
bahwa mereka memahami apa yang perlu dilakukan.

8
9) Menggunakan gambar dalam penyuluhan anda dan berikan makalah, leflet/
folder sederhana dalam bahasa pasien.
10) Memberikan jawaban yang jelas untuk pertanyaan dan memberikan
kenyamanan setenang mungkin, dengan cara tanpa mengatakan bahwa ada
yang tidak benar (Ester, 2005).

c. Implementasi
Menurut Feater dan Nicholas (1985) dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan
hubungan yang aktif dan baik antar tim pelaksana dan tersedianya dukungan dari
semua pihak serta adanya fleksibilitas dari organisasi pelayanan yaitu Rumah
Sakit dan Puskesmas. Hal ini adalah faktor yang berpengaruh pada keberhasilan
dalam rencana pemulangan. Oleh karena itu untuk pelaksanaan pasien
meninggalkan rumah sakit perlu diperhatikan yaitu:
1. Ketika pasien meninggalkan rumah sakit, sekali lagi menekankan
informasi yang telah anda berikan sebelumnya dan program dokter untuk
medikasi, tindakan, atau peralatan khusus.
2. Menekankan perjanjian rujukan sehingga pasien jelas tentang hal-hal yang
harus dilakukan.
3. Menyakinkan pasien dan keluarga memahami keterbatasan pasien,
seberapa lama hal ini akan berlangsung, bagaimana mengenali tanda dan
gejala yang perlu diwaspadai, dan tindakan yang harus mereka lakukan
untuk membantu pemulihan pasien semaksimal mungkin.
4. Mendorong pasien dan keluarga untuk datang kembali ke rumah sakit bila
kondisinya tidak membaik atau memburuk.
5. Ketika pasien pulih, memberikan motivasi untuk kembali ke kehidupan
dan perannya yang normal seperti sebelum sakit (Ester, 2005).

d. Out Come
Menurut Staff (1983) dikutip oleh Jackson (1994) bahwa suatu hasil
rehabilitasi yang efektif merupakan kombinasi dari penyusunan perencanaan
pemulangan sebelum klien masuk hingga klien keluar dari Rumah Sakit.
Menurut Coble dan Mayers (1983) dikutip oleh Jackson (1994) menyatakan
evaluasi secara kualitatif akan memberikan gambaran adanya hubungan antara
lamanya hari perawatan dengan besarnya biaya pelayanan yang dikeluarkan dan

9
proses kepuasan klien terhadap hal tersebut. Apabila adanya pendekatan tim pada
klien secara pribadi akan memberikan hasil positif yaitu terjadinya pengurangan
hari dan biaya perawatan bagi klien. Marchete dan Holloman(1986) dikutip oleh
Jackson (1994) menyatakan bahwa pendekatan tim pada masa rehabilitasi akan
meningkatkan kemampuan klien dalam menentukan dan mengatur kebutuhannya
sehari-hari, melalui tim ini juga akan mempermudah untuk memperoleh informasi
dari pelayanan kesehatan di masyarakat.

e. Dokumentasi
Perencanaan pemulangan dalam pelaksanaannya perlu adanya standar dalam
dokumentasi (Mc.Kenna, 2000). Perencanaan pemulangan dimulai dari pencatatan
saat pengumpulan data, sampai klien masuk karena perawatan (Fisbach,1994).
Dokumentasi keperawatan merupakan catatan klien pada proses keperawatan dan
pencatatan ini merupakan tanggung jawab dan tanggung gugat dari pelaksana
perawatan. Dokumentasi yang akurat pada proses perencanaan pemulangan sangat
penting dalam proses perawatan yang aman dan dapat dipertanggungjawabkan
( Nordstrom dan Garduff, 1996). Hal ini juga untuk menjamin perawatan klien
secara berkelanjutan dan terorganisir.

G. Komponen
1. Jadwal kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan kontrol.
2. Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health education)
mengenai : diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat kontrol. Pemberian
pembelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman pasien dan keluarga.
mengenai perawatan selama pasien di rumah nanti.
3. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Pada pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih diminum, dosis,
cara pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat- obatan
tersebut tetap dibawakan ke pasien.
5. Hasil pemeriksaan

10
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS
dibawakan ke pasien waktu pulang
6. Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai
perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan
keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
yang  lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien
dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Tujuan utama discharge planning adalah membantu klien dan keluarga untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan, manfaat discarge planning bagi
pasien diantaranya dapat menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali ke
rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk
beberapa diagnosa serta dapat kembantu klien untuk memahami kebutuhan setelah
perawatan dan biaya pengobatan.
Tahap-tahap discharge planning pada dasarnya sama dengan tahap-tahap
dalam asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi.

B. Saran
1. Bagi institusi
Diharapkan institusi dapat melaksanakan tahap-tahap discharge planning dalam
memberikan suhan keperawatan pada pasien secara tepat.
2. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang tata cara
pelaksanaan discarge planning dalam memberikan suhan keperawatan pada
pasien secara tepat.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah untuk Perawat. Jakarta.

Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Chicago, IL : Silverberg


Press

Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Profesional.


Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Profesional


Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

13
Lampiran 1:

LEMBAR DISCHARGE PLANNING

No. Reg          : 0221 Alamat          : Jln. Karya Baru No.5


Nama              : Tn. Taufik Ruang Rawat : Rawat Inap Kelas 2
Jenis Kelamin  : Laki-Laki
Tanggal MRS  : 24 Mei 2015 Tanggal KRS  : 30Mei 2015
Diagnosa MRS : DM Tipe 2 Diagnosa KRS : DM Tipe 2
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri b.d adanya luka gangren
2. Kerusakan integritas kulit b.d luka diabetic; gangren
3.Gangguan mobilitas fisik b.d sulit bergerak ; luka gangrene pada ekstremitas
bawah

Rencana Intervensi :
- Perawatan kaki
- Perawatan Luka
- Diet Rendah lemak dan gula
- Pemilihan sepatu
- Kontrol rutin
- Olahraga
- pemberian insulin via IV secara teratur

Intervensi yang telah dilakukan :


- Kaji tingkat nyeri klien
- atur posisi tidur klien
- Mengkaji Luka
- Perawatan Luka
- Pemberian insulin via IV
- Kontrol diet rendah lemak dan gula

Aturan Diet :
- Diet rendah lemak dan rendah Gula

Daftar Obat Dosis Cara Pemberian


Glibenklamid 2 x 3 tablet (25 mg) oral
Klorpropamid 1 x 2 tablet oral
Asam mefenamat 3 x 500 mg oral
Sagestam 1 X ganti balutan balutan
Insulin 3x1 iv
Gliquidone 3 x 15 mg sebelum makan Oral

Aktifitas dan istirahat :


- Olahraga minimal 1 minggu sekali
Tanggal / tempat kontrol : 6 Juni 2015 / di rumah

Yang dibawah pulang (hasil Lab, Foto, ECG) :

14
Tidak ada

Dipulangkan dari RSTD dengan keadaan :


 Sembuh                                                      APS
 Meneruskan dengan obat jalan                     Lari
 Pindah ke RS lain                                         Meninggal
Lain-lain : (Surat keterangan istirahat)

Pasien / Keluarga Koordinator Fungsional Ruangan

(  Taufik Kurniawan  ) ( Ns. Nurdiana. S.Kep  )

Mengetahui
Manager Sistem Rawat Inap

(  Ns. Faisal Mahlufi CWCN. )

15
Lampiran 2 :

Pembagian peran:

Pasien 1: Fidiya
Pasien 2: Fajar
Perawat 1: Fifin
Perawat 2: Firda
Perawat Ners:
Keluarga pasien 1:
Keluarga pasien 2:
Karu:

Scene 1

Di Nurse Station

Suatu pagi di ruang rawat inap kelas 2 RSTD (Rumah Sakit Tri Darsih) datang
pasien bernama Ny.Fidiya 17 tahun dengan diagnose medis DBD.
Perawat 1: “Hallo, dengan Perawat Fifin di ruang rawat inap kelas 2. Ada yang bisa
dibantu?”
Perawat 2: “Saya Perawat Firda dari ruang IGD. Ini ada pasien baru mau pindah ke ruang
rawat inap kelas 2. Bisa disiapkan kamarnya?”
Perawat 1: “OK.”
Kemudian perawat Fifin menyiapkan kamar untuk pasien baru tersebut. Tak
berapa lama kemudian perawat Firda datang membawa pasien Fidiya.
Perawat 2: “Tolong antarkan ke kamarnya ya.”
Perawat 1: “Oke, lewat sini ya pak, bu.”
Perawat Firda membawa pasien ke kamarnya.

Perawat 2: “Ini statusnya ya.”

Pasien : “Ok, terima kasih.”

Scene 2

16
Kemudian datang lagi seorang pasien bernama Tn. Fajar 60 tahun dengan
diagnose medis DM dengan gangrene di tungkai kiri.
Perawat 1: “Hallo, dengan Perawat Fifin ruang rawat inap kelas 2. Ada yang bisa dibantu?”
Perawat 2: “Saya Perawat Firsa dari ruang IGD. Ini ada pasien baru mau pindah ke ruang
rawat inap kelas 2. Bisa disiapkan kamarnya?”
Perawat 2 : “OK.”
Kemudian perawat Fifin menyiapkan kamar untuk pasien baru tersebut. Tak
berapa lama kemudian perawat Firda datang membawa pasien Fajar.
Perawat 2 : “Tolong antarkan ke kamarnya ya.”
Perawat 1: “Oke, lewat sini ya pak, bu.”
Perawat Fifin membawa pasien ke kamarnya.

Perawat 1 : “Ini statusnya ya.”

Pasien 2 : “Ok, terima kasih.”

Kemudian Perawat mendatangi pasien untuk melakukan pengkajian, orientasi dan


sentralisasi terhadap pasien.

Scene 3

Di Ruang Rawat Inap

Perawat 1 : “Selamat pagi.”

Keluarga 1: “Pagi, sus.”

Perawat 1 : “Ini keluarganya ya?”

Lita : “Iya, sus. Saya Lita ibunya Fidiya dan ini Sandiaga Uno ayahnya.”

Perawat Ners : “Baiklah. Perkenalkan, saya Ners. Darsih, saya yang akan bertanggung jawab
untuk pengobatan Fidiya. Bagaimana keadaannya hari ini?”

Pasien : “Masih pusing, meriang, dan mual sus.”

Perawat Ners : “Kami cek suhu dan tekanan darahnya ya.”

: “Silahkan sus.”

17
Perawat Ners : “Tolong cek TTV nya ya.” (menyuruh Perawat 2)

Perawat 2 : “Baik, Ners.”

Perawat Ners : “Kalau mau dikompres, kompres pakai air hangat ya bu, di ketiak atau
selangkangan, dan jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal.”

Keluarga 1: “Oh, gitu ya sus. Baiklah”

Perawat Ners : “harus banyak minum air putih ya, untuk mengganti cairan tubuhnya yang
hilang.”

Keluarga1 : “Tapi Fidiya sedikit aja minumnya, ndak mau banyak-banyak.”

Perawat Ners : “Gak apa-apa kok pak, biarpun sedikit asal sering aja.”

Selesai melakukan TTV.

Perawat 2 : “Sudah selesai Ners. Suhunya 380C, TD 110/80 mmHg, RR 20x/menit, Nadi
80x/menit.”

Kelurga 1 : “Itu normal gak, sus?”

Perawat Ners: “Iya bu, hanya suhunya masih tinggi ya. Nanti obatnya diberikan jam 9 ya.
Apakah ada keluhan lain?”

Pasien 1: “Tidak ada sus.”

Perawat Ners: “Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu. Selamat pagi”

Scene 4

Di Ruang Rawat Inap

Perawat Ners: “selamat pagi”

keluarga 2: “Selamat pagi, sus”

Perawat Ners : “Ini keluarganya ya?”

Keluarga 2 : “Iya, sus. Saya ...... anaknya Pak Fajar dan ini Ahok suami saya.”

18
Perawat Ners: “Baiklah. Perkenalkan, saya Ners. ....., saya yang akan bertanggung jawab
untuk pengobatan Pak Fajar. Bagaimana keadaannya hari ini?”

Pasien 2 : “Lemas dan pusing, sus.”

Perawat Ners : “Kami cek suhu dan tekanan darahnya ya, pak.”

Pasien 2 : “Silahkan sus.”

Perawat 2: “Tolong cek TTV nya ya.” (menyuruh Perawat 2)

Perawat 2 : “Baik, Ners.”

Perawat Ners: “Insulinnya masih terus dipakai kan pak?”

Keluarga 2: “Iya, sus. Ada suster yang biasa datang ke rumah untuk nyuntikkannya.”

Keluarga 2: “Saya juga sudah diajarkan cara menyuntikkan insulinnya.”

Perawat Ners: “Ada keluhan lain tidak pak?”

Pasien 3 : “Tidak ada sus.”

Selesai melakukan TTV.

Perawat Ners : “Bagaimana hasilnya sus?”

Perawat 2: “TD 150/100 mmHg, Suhu 37,80C, Nadi 88x/menit, RR 16x/menit.”

Keluarga : “Itu normal gak sus?”

Perawat Ners: “Tekanan darahnya agak tinggi ni. Obat untuk menurunkan tekanan darahnya
masih ada pak?”

Pasien 2: “Masih sus.”

Perawar Ners: “Diminum ya pak. Baiklah kalau begitu saya permisi dulu. Selamat pagi.”

Scene 5

Di Ruang Rawat Inap

19
Kemudian dokter datang untuk melakukan visit.

Perawat 2 : “Ini Mbak Fidiya dengan DBD, Suhunya 380C, TD 110/80 mmHg, RR
20x/menit, Nadi 80x/menit. Terapi PCT PO 3x1 500mg.”

Dokter : (memeriksa pasien) “Oh, masih tinggi ya suhunya.”

Perawat 2 : “Iya, dok. Terapinya dilanjutkan ya.”

Dokter : “oke, ini resepnya.”

Perawat 2 : “Ini Pak Fajar dengan DM dengan gangren di tungkai kiri TD 150/100
mmHg, Suhu 37,80C, Nadi 88x/menit, RR 16x/menit. Perawatan lukanya 2x sehari dok.”

Dokter : “Oke.”

Scene 6

Di Ruang Rawat Inap

Setelah selesai diperiksa  Perawat menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien,


perkiraan lama pasien dirawat, intervensi keperawatan/medis yang biasa dilakukan di
ruangan, biaya perawatan.

Perawat 1 : “selamat pagi Fidiya?”

Pasien 1 : “selamat pagi sus”

Perawat 1 : “bagaimana perasaannya setelah diperiksa dokter?”

Pasien 1 : “baik sus, pusingnya sedikit berkurang”

Perawat 1. : “oh, gitu ya. Baik dek Fidiya, disini saya akan meyampaikan bahwa anak bapak
dan ibu mengalami DBD. DBD ini diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegepty, kebanyakan
nyamuk ini tinggal di tempat-tempat genangan air yang terbuka dan bersih, seperti bak
mandi. Tanda-tanda perdarahan pada DBD seperti bintik-bintik merah, lebam, perdarahan di
konjungtiva, dan kalau sudah parah itu bisa menjadi hidung berdarah, perdarahan gusi, dan
muntah darah. Terus harus diberikan banyak minum, sekitar 2L/hari, sedikit sedikit saja juga
tidak apa apa. Jadi kira-kira perawatannya selama seminggu. Untuk biaya keperawatan dan

20
lain-lain seperti obat dan alat nanti akan direkap diruangan dan diserahkan kepada bapak dan
ibu untuk dilunasi, bagaimana dek Fidiya, apakah sudah jelas?”

Keluarga 1 : “iya sus sudah cukup jelas”

Perawat 1 : “baik dek Titi, selain saya nanti juga ada perawat Ira yang akan merawat Titi
selama diruangan ini. Untuk perawat yang akan merawat Titi pada dinas sore, nanti akan saya
perkenalkan ya.”

Pasien 1 : “iya sus.”

Perawat 1 : “baik dek Titi, silahkan istirahat kembali, dan terima kasih atas
kerjasamanya.”

Pasien 1 : “baik sus.”

Scene 7

Di Ruang Rawat Inap

Perawat 2 : “selamat pagi pak Fajat?”

Pasien 2 : “selamat pagi sus”

Perawat 2 : “Baik Pak Fajar, disini saya akan menyampaikan bahwa Pak Taufik
mengalami DM (Kencing manis), perkiraan perawatan bapak diruangan ini selama 1 minggu,
kemudian untuk tindakan yang biasanya dilakukan untuk pasien seperti kondisi bapak adalah
perawatan luka karena luka dikaki bapak apabila tidak dirawat akan semakin parah dan sulit
sembuh. Menu makanan yang baik untuk bapak seperti: pagi= roti putih dengan selai kacang,
telur rebus atau lalap daun selada/tomat; jam 10.00= apel; siang= nasi 250gram lauknya
sumur daging atau tempe goreng, bisa juga pecal ditambah jeruk, jam 16.00=puding pepaya;
malam= nasi 200gram dengan pepes ikan atau cah tahu atau tumis kankung, ditambah apel;
jam 21.00= krekers tawar atau buah. Untuk biaya keperawatan dan lain-lain seperti obat dan
alat nanti akan direkap diruangan dan diserahkan ke keluarga bapak untuk dilunasi,
bagaimana Pak Fajar, apakah sudah jelas?”

Pasie! 2         : “iya sus sudah cukup jelas”

21
Perawat 2              : “baik pak Fajar, selain saya nanti juga ada perawat Karilla yang akan
merawat bapak selama diruangan ini. Untuk perawat yang akan merawat bapak pada dinas
sore, nanti akan saya perkenalkan ya pak.kalau begitu saya permisi dulu. Selamat pagi.”

Setelah 6 hari dirawat pasien Adriati diperbolehkan pulang karena kondisinya sudah
membaik. Sedangkan pasien Fajar meminta untuk dipulangkan karena beliau ingin dirawat di
rumah saja. Untuk itu Karu beserta TIM di Ruang Rawat Inap kelas 2 akan melakukan
tindakan Discharge Planning.

Scene 8

Tahap Persiapan

di Nurse Station

Karu  : “selamat pagi rekan-rekan, agenda kita pagi hari ini untuk pasien Fidiya
adalah melakukan Discharge Planning karena kondisi pasien sudah membaik, dan untuk Pak
Fajar kita juga akan melakukan discharge planning karena beliau ingin dirawat di rumah saja,
Bagaimana persiapan PP dari pasien Fidiya dan Pak Fajar?”

Perawat 1 : “baik, untuk persiapan discharge planning pada Adriati sudah siap.
Status pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan. Jadi, saya akan memberikan
penkes ke titi dan keluarga tentang pencegahan demam berdarah dengan 3M plus.”

Karu : “Bagaimana persiapan PP dari Pak Taufik?”

Perawat 2 : “baik, untuk persiapan discharge planning pada Pak Taufik walaupun beliau
meminta pulang tiba-tiba, jadi saya segera menyiapkan berkasnya dan sekarang sudah siap.
Status pasien dan format discharge planning sudah dipersiapkan. Untuk masalah pada klien
saat ini adalah luka pada kaki sebelah kiri pasien yang memungkinkan untuk kambuh
kembali sehingga perlu diinformasikan kepada pasien dan keluarga mengenai diet, tempat
kontrol, cara perawatan kaki dirumah, dan tanda-tanda terjadi kekambuhan dan kegawatan
pada pasien.”

Karu : “baik, terima kasih untuk PP1 dan PP 2. Untuk berkas-berkasnya saya
periksa dulu.”

22
Perawat 1 : “baik pak ini berkas-berkasnya beserta format discharge
planningnya.”

Setelah Karu memeriksa kelengkapan berkas, Karu beserta TIM ke ruangan


pasien untuk melakukan discharge planning

Scene 9

Tahap pelaksanaan

Di Ruang Rawat Inap

Perawat 1 : “selamat pagi, bagaimana kabarnya hari ini?”

Pasien 1 : “selamat pagi sus. Alhamdulillah semakin baik.”

Perawat 1 : “alhamdulilah, hari ini ada kabar gembira untuk Fidiya. Jadi hari ini Titi
diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum pulang keluarga harus mengurus administrasi.”

Keluarga 1 : “mohon maaf sus untuk administrasinya sudah diurus semua, ini
berkas-berkasnya.”

Perawat 1 : “oh, baik, bagus sekali kalau begitu. Namun ada satu hal lagi yang
perlu dilakukan terkait dengan kepulangan Fidiya. Ini nanti saya dan perawat Ira akan
menyampaikan hal-hal yang terkait dengan pencegahan DBD, bagaimana apakah Fidiya
bersedia?”

Pasien 1 : “iya sus, boleh. Silahkan”

Peeawat 1              : “baik pak disini saya akan menyampaikan beberapa hal, yaitu bagaimana
cara pencegahan DBD, yaitu dengan cara 3M Plus : Menguras, Menutup dan Mengubur. Cara
pertama dan kedua, Menguras penampungan air dan membersihkannya secara berkala;
kemudian menutup bak-bak penampungan air sehingga nyamuk tidak masuk ke sana untuk
bertelur masih relevan dan digunakan. Karena di musimnya, jika seminggu saja sebuah bak
mandi tidak dibersihkan, bisa sudah penuh dengan nyamuk jentik nyamuk; bagi yang tinggal
di daerah endemis sudah tentu mengerti maksud saya. Sehingga pembersihan berkala adalah
kewajiban. Cara ketiga yang mengalami sedikit modifikasi. Ketika menanam bahan-bahan
yang tidak mudah terurai seperti sampah plastik, walau di satu sisi mengurangi kemungkinan

23
sarang nyamuk muncul karena genangan air hujan, namun di sisi lain memunculkan
kekhawatiran bahwa ini akan membuat pencemaran lingkungan menjadi lebih buruk. Anda
pasti bisa menduga ketika kaleng, plastik, keramik dan banyak lainnya masuk ke dalam tanah
namun tidak bisa membusuk, alhasil menjadi masalah sendiri bagi lingkungan di situ.
Alternatifnya adalah dengan (3) mendaur ulang sampah-sampah yang bisa menjadi tempat
sarang nyamuk, tidak dengan menguburnya. Untuk sampah-sampah organik, masih masuk
akal dan malah baik jika dikubur; tapi sampah-sampah anorganik yang menjadi perhatian
besar di sini. Jika ada ember bekas tidak digunakan, mungkin malah bagus dijadikan pot
bunga atau diserahkan pada pemulung untuk didaur-ulang.”

Perawat 2 : “Dan plus nya yang bisa kita lakukan, ini sebenarnya tergantung kreativitas
kita. Untuk plus nya yaitu upaya mencegah "gigitan" nyamuk penyebar virus dengue.
Misalnya dengan menggunakan repelan, obat nyamuk, atau kelambu saat tidur. Menata
ruangan di dalam rumah sedemikian hingga cukup terang dan tidak sumpek, menjadikan
nyamuk tidak memiliki tempat bersembunyi.”

Perawat 1 : “bagaimana Fidiya apakah sudah jelas?”

Keluarga1 :”sudah sus”

Perawat 1: “coba ulangi lagi”

Pasien dan keluarga menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan dengan
baik

Perawat 1 : “bagus sekali, saya kira Fidiya sudah cukup paham dengan apa yang
disampaikan oleh kami. Terima kasih atas kerjasamanya.”

keluarga1 : “iya sus, sama-sama”

Perawat 2 : “baik, saya kira semua sudah disampaikan dan Titi, bu Lita dan Pak
Sandi sudah paham. Sekarang Fidiya dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap
meninggalkan ruangan ini. Dan kami mohon maaf apabila selama perawatan Titi disini ada
yang kurang. Semoga Titi dan keluarga sehat selalu.”

Pasien 1         :”iya sus, tidak apa-apa. Terima kasih banyak”

Perawat   1    :”iya pak sama-sama. selamat pagi pak”

24
Scene 10

Di Ruang Rawat Inap

Perawat 2 : “selamat pagi, bagaimana kabarnya hari ini?”

Pasien 2 : “selamat pagi sus. Alhamdulillah sudah agak enakan.”

Perawat 2 : “alhamdulilah, jadi sesuai dengan permintaan bapak dan setelah


berkonsultasi dengan dokter, hari ini Bapak diperbolehkan untuk pulang. Namun sebelum
pulang keluarga harus mengurus administrasi.”

Keluarga  : “Baiklah, sus.”

Perawat 2 : “Ada beberapa hal lagi yang perlu dilakukan terkait dengan
kepulangan Bapak. Saya kan menyampaikan hal-hal yang terkait dengan perawatan bapak
dirumah, bagaimana apakah Pak Fajar bersedia?”

Keluarga 2 : “iya sus, boleh. Silahkan”

Psrawat 2 : “baik pak disini saya akan menyampaikan beberapa hal, yaitu yang pertama :

1.      Bapak harus mematuhui diet yang sudah ditetapkan yaitu rendah lemak, rendah
glukosa, ini untuk mengendalikan lemak darah, gula darah dan kolesterol. Makanan yang
harus dihindari seperti keju, abon, dendeng,susu fullkrim, buah-buahan yang manis
dandiawetkan, alkohol, susu kental manis, softdrink, ice cream, yogurt, gula pasir, beras
merah, hindari asin, jeroan, masakan bersantan, dan bapak harus berolah raga yang teratur.

2.      Tanda-tanda kadar gula darah turun seperti mengantuk, binggung, lemas, keringat
dingin, mula muntah maka bapak harus segera mencari bantuan untuk segera ke yankes.

3.      Perawatan kaki dan mencegah luka baru seperti tidak memakai sepatu yang sempit
harus memakai alas kaki, hindari kulit yang lembab.

4.      Jaga luka tetap bersih dan kering

5.      Hindari penekanan yang lama pada kaki yang luka

6.      tetap kontrol gula darah secara rutin

25
7.      jangan menghentikan terapi obat tanpa konsultasi dengan dokter

8.      Minum obat secara teratur

Perawat 2 : “bagaimana ada yang ditanyakan?”

Pasien 2 : “tidak ada sus.”

Perawat 2 : “baik kalau tidak ada, kita lanjutkan pak ya, selain yang disampaikan perawat
Karilla tadi hal ini juga perlu bapak dan keluarga ketahui, yaitu:

1.        cara perawatan kaki

·      bapak sendiri atau bisa dibantu keluarga harus membersihkan kaki dengan sabun
terutama disela-sela jari

·      Potong kuku jari kaki mengikuti lekukkan jari kaki jangan memotong kuku berbentuk
lurus pada tepinya karena dapat menyebabkan tekanan pada jari-jari yang berdekatan

·      Hati-hati saat mengikir tepi kuku yang kasar untuk mencegah kerusakan kuku

·      Hindari merendam kaki berlama-lama dan mengunakan air panas

·      Gunakan pelembab untuk kulit yang kering

·      Pakai kaos kaki yang terawat dari bahan kualitas baik

·      latihan kaki untuk mempertahankan sirkulasi

2.      mengenai alas kaki

·      Hindari berjalan tanpa alas kaki

·      Pakai  sepatu yang pas, tidak sempit

·      Periksa sepatu dari benda asing setiap hari

·      Hindari memakai kaos kaki yang sempit

·      Gunakan sepatu yang terbuat dari bahan yang menyerap

·      Ganti sepatu bila sudah rusak

Perawat 2           :”bagaimana Pak Fajar. sudah jelas?”

26
Keluarga 2 :”sudah sus”

Perawat 2   :”coba ulangi lagi”

Pasien dan keluarga menyampaikan kembali materi yang telah diajarkan dengan
baik

Perawat 2           : “bagus sekali, saya kira bapak cukup paham dengan apa yang disampaikan
oleh perawat. Terima kasih atas kerjasamanya.”

Pasien 2          : “iya sus, sama-sama”

Perawat 2 : “baik pak Fajar, saya kira semua sudah disampaikan dan bapak sudah
paham. Sekarang bapak dan keluarga diperbolehkan untuk bersiap-siap meninggalkan
ruangan ini. Ini ada catatan untuk hal-hal yang sudah kami sampaikan tadi juga ada obat yang
harus bapak konsumsi di rumah nanti beserta cara minumnya, juga ada jadwal kontrol ke RS
dan jadwal kunjungan ke rumah oleh perawat. Dan kami mohon maaf apabila selama
perawatan bapak disini ada yang kurang. Semoga bapak dan keluarga sehat selalu.”

Pasein 2 : “iya sus, tidak apa-apa. Terima kasih banyak”

Perawat 2 : “iya pak sama-sama. selamat pagi pak

Kemudian Karu dan TIM kembali keruangan

Scene 11

Tahap penutup

Karu : “terima kasih atas kerjasama rekan-rekan semua, saya kira untuk kegiatan
discharge planning pada pagi hari ini cukup bagus, namun saya harap untuk kedepannya lebih
ditingkatkan lagi untuk kenyamanan dan kepuasan pasien dan keluarga.”

Perawat 1&2 : “baik pak.”

Karu : “baik selamat bertugas kembali, dan tetap jaga diri dan semangat”

Perawat 1&2 : “baik Pak.”

Demikianlah roleplay tentang discharge planning.

27
28

Anda mungkin juga menyukai