Anda di halaman 1dari 57

MODEL / METODE

PEMBERIAN ASUHAN

By. ISWANTORO, SKp., MM


SUMBER :
DIREKTORAT BINA PELAYANAN KEPERAWATAN
DITJEN BINA PELAYANAN MEDIK, DEPKES RI
MEI 2009
Evolusi metode pemberian
askep

Tahun metode

1900 Asuhan individual di rumah (metode kasus)


1920-1940 metode fungsional
1950-1960 metode tim
1970-1980 Keperawatan primer
- tim primer Kombinasi metode tindakan
- metode modular keperawatan primer
1980-1990 Differentiated Practice
case management (manajemen kasus)
METODE PEMBERIAN ASKEP
SAAT INI DI RS DI INDONESIA
 metode fungsional
 metode kasus
 metode tim
 metode keperawatan primer?

Pemberian askep belum profesional  seorang klien


dirawat secara ramai-ramai  tidak ada yang BerTJ
Latar Belakang

Dalam manajemen askep metode pemberian


pelayanan keperawatan yang digunakan merupakan
faktor penting dalam menentukan mutu mutu askep

Model / metode pemberian asuhan memberikan


gambaran jelas tentang tugas, TJ dan kewenangan
perawat dalam menyelesaikan asuhan,
metode…………..

1. metode fungsional (SEBAIKNYA TIDAK


DIGUNAKAN )
2. metode tim
3. metode keperawatan primer
4. metode kasus
5. metode moduler
6. Manajemen kasus,
7. Partnership model
8. Patient Care Centre (Pelayanan yang berfokus
kepada klien)
METODE PENUGASAN

Metode fungsional;
Pengorganisasian tugas yan keperawatan
yang didasarkan pada pembagian tugas
menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
KEUNTUNGAN:
 Perawat trampil untuk tertentu.
 Perawat mudah memperoleh kepuasan kerja setelah
selesai tugas
 Kekurangan tenaga yang kompeten dapat digantikan
oleh tenaga yang tidak berpengalaman untuk satu
tugas.
KERUGIAN
Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau
tidak terkontrol sehingga proses
keperawatan sulit diterapkan.
Setelah selesai tugas banyak melakukan
tugas non keperawatan.
Perawat melihat askep hanya sebagai
keterampilan saja.
metode TIM

metode tim merupakan suatu metode pemberian


askep oleh sekelompok perawat (Tim) kepada
sekelompok klien
Perawat profesional yang berijazah, berpengalaman
serta memiliki pengetahuan dibidangnya ditunjuk
untuk memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan askep terhadap sekelompok
klien
Konsep
 
Dasar Penerapan
metode tim
1. Ketua tim harus perawat profesional, mampu
menggunakan berbagai tehnik kepemimpinan,
manajemen dan komunikasi efektif.
2. Ketua tim harus membuat keputusan tentang prioritas
perencanaan, supervisi, dan evaluasi as kep.
3. Komunikasi efektif untuk menjamin kontinuitas renpra
melalui berbagai cara terutama melalui tertulis
4. Anggota tim harus menerima dan menghargai
kepemimpinan ketua tim
5. Ketua tim membantu anggotanya untuk memahami dan
melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.
6. Peran kepala ruang penting dalam metode tim.
Tugas dan TJ kepala perawat

1). Menetapkan standar kinerja yang diharapkan


2). Membantu menetapkan sasaran unit/rgn
3). Memberikan kesempatan dan bantuan pada ketua
tim untuk pengembangan kepemimpinan/mnjm
4). Menjadi narasumber /konsultan bagi tim
5). Mendorong staf meningkatkan kemampuan
6). Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
Tugas dan tanggungjawab ketua tim:

1). Mengkaji dan mempertimbangkan intervensi


rencana askep
2). Mengkoordinasikan rencana keperawatan dengan
tindakan medis
3). Membagi tugas dan memberi bimbingan melalui
konferensi
4). Mengevaluasi kualitas asuhan, hasil dan
mendokumentasikan
Tugas dan TJ anggota tim:

1). Merawat klien di unit perawatan.


2). Melaksanakan instruksi keperawatan yang tertera
dalam rencana keperawatan termasuk program
pengobatan.
3). Melaporkan asuhan yang dilakukan, dan respon
klien
Keuntungan:

1). Memanfaatkan semua kekuatan anggota tim.


2). Tim mendukung pengembangan dan produktifitas
kelompok.
3). Pengambilan keputusan organisasi mendekati
”groos root”
4). Komunikasi antar anggota tim baik
5). Kontribusi dalam tim terpelihara baik.
6). Meningkatnya kepuasan klien.
7). Biaya efektif.
Kerugian:

1). Perlu ketua tim yang berpengalaman dan trampil


2). Perlu staf yang cukup
3). Perlu mix-skill yang sesuai
4). Bila tidak diimplementasikan secara total dapat
terjadi fragmentasi
5). Sering mendapat kesulitan dalam menetapkan
waktu untuk konferensi dan membuat rencana
keperawatan
metode TIM
METODE PRIMER
1. Suatu metode pemberian askep, dimana seorang RN
berTJ dan bertanggung gugat untuk memberikan
askep kepada klien dalam 24 jam.
2. Dalam metode ini terdapat hubungan yang dekat
dan berkesinambungan antara klien dan seorang
perawat tertentu yang berTJ dalam perencanaan,
implementasi, evaluasi dan koordinasi askep klien
sejak masuk unit perawatan sampai keluar
CIRI
Terdapat
Akuntabilitas, otonomi, otoritas, advokasi, ketegasan
5 K yaitu, kontinuitas, komunikasi, kolaborasi,
koordinasi dan komitmen

Setiap PP biasanya merawat 4-6 klien dan


berTJ selama 24jam selama klien
tersebut dirawat di rumah sakit atau disuatu unit.
metode KEPERAWATAN PRIMER

1. Terdapat satu perawat yang berTJ dalam


perencanaan dan koordinasi askep
2. Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien
3. PP berTJ selama 24 jam
4. Rencana pulang klien dapat diberikan leblh awal
5. Rencana askep dan rencana asuhan medik
dapat berjalan paralel
Perawat Primer hanya untuk tindakan tertentu

Differentiated practice (Late, 1980)

Merupakan suatu pendekatan untuk menjamin mutu asuhan melalui pemanfaatan


sumber-sumber keperawatan yang tepat. Pada metode ini perawat terdaftar
(registerednurse) diberikan penugasan berdasarkan TJ dan struktur
peran sesuai dengan kemampuan mereka. Kemampuan dapat diukur melalui
ketrampilan, pengelahuan dan sikap.

 CompeteLJy model:
• Novice
• Advanced beginner
• Competent
• Proficient
• Expert
 Education model
• Ners Spesialis
• Ners
• D3 Keperawatan
Elemen Utama
Case Management

a) Pendekatan berfokus pada klien


b) Koordinasi asuhan dan pelayanan antar
instituisi
c) Berorientasi pada hasii
d) Efisiensi sumber-sumber
e) Kolaborasi
TUGAS DAN TJ KEPALA PERAWAT

1). Identifikasi siapa perawat yang layak menjadi perawat


primari.
2). Beri dukungan dan pendidikan.
3). Pastikan semua staf perawat dan pemberi asuhan lain
memahami peran perawat primeri dan asosiet.
4). Menjadi model peran, pembimbing dan konsultan.
5). Pastikan dan pertahankan mutu asuhan.
6). Kelola aspek fiscal/keuangan.
7). Beri otonomi pada perawat primer untuk menjalankan
delegasi dan pengambilan keputusan yang tepat.
Tugas dan tanggungjawab Perawat Primer

1. Memenuhi kebutuhan klien secara total selama dirawat


di rumah sakit
2. Melakukan pengkajian dan merencanakan askep secara
komprehensif
3. Berkomunikasi dan berkoordinasi dalam pembuatan
renpra dan rencana klien pulang
4. Memberikan askep pada klien sesuai rencana dan
berkoordinasi dengan tim kesehatan lain dan kepala
ruang
5. Melaksanakan rujukan kepada pekerja sosial, kontak
dengan lembaga sosial di masyarakat, membuat jadual
perjanjian klinik, mengadakan kunjungan rumah dan
lain-lain.
TUGAS DAN TJ PA

Melaksanakan tugas dan tanggungjawab


perawat primer bila perawat primer tidak
ada
KEUNTUNGAN:
1. Memungkinkan PP untuk pengembangan diri melalui
implementasi ilmu pengetahuan
2. Model praktek didasarkan pada pengetahuan
3. Fokus pada kebutuhan klien
4. Meningkatnya otonomi perawat.
5. Memungkinkan askep diberikan secara komprehensif.
6. Membaiknya kontinuitas dan koordinasi asuhan.
7. Meningkatkan kesempatan untuk pengembangan hubungan
antara perawat – klien/keluarga.
8. Peningkatan mutu asuhan, karena   Hanya ada 1(satu) perawat yang
bertanggungjawab dalam perencanaan dan koordinasi askep observasi setiap
perawat hanya 4-6 klien, Askep diberikan secara komprehensif. TJ PP selama 24
jam, Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal, Rencana askep dan medik
berjalan paralel.
9. Perbaiki retensi perawat
10. Meningkatnya kepuasan perawat, dokter dan klien/keluarga.
KERUGIAN:
1). Perlu perawat pendidikan tinggi dan berpengalaman.
2). Perlu kemampuan komunikasi yang baik antara PP
dengan rekan perawat ( Perawat asosiat).
3). PP dapat mengambil TJ rekan perawat untuk
mengimplementasaikan askep yang diberikan.
4). Karena pindah keunit yang berbeda klien dalam
kondisi kritis kemungkinan mempunyai beberapa PP
5). Biaya tinggi.
6). LOS menjadi singkat.
Keuntungan Bagi RS
metode PRIMER

Perawat asosiet Perawat asosiet


bila PP tidak ada bila PP tidak
(siang) ada (malam)
METODE KASUS
1. Sistem pemberian dimana seorang perawat
profesional memberikan askep langsung kepada
sejumlah klien sewaktu dia bertugas
2. Dasar pemikiran metode ini adalah seorang
perawat profesional paling siap untuk
melaksanakan semua askep yang diperlukan klien
3. Biasa digunakan pada unit perawatan yang
memerlukan keahlian keperawatan pada tingkat
ahli, seperti pada unit perawatan kritis atau ruang
pemulihan setelah di anestesi.
Keuntungan :
1. klien mendapat askep secara holistik
dan terus menerus oleh ahlinya.
2. Komunikasi antara perawat – klien
dan dokter dengan anggota staf
lainnya berlangsung terus menerus.
3. Perawat mendapat kepuasan karena
dapat melakukan semua yang
menjadi wewenangnya
KERUGIAN:
1. Perawat profesional banyak menghabiskan waktu
untuk melaksanakan tugas yang dapat dilakukan
orang yang tidak trampil.
2. Perencanaan yang dibuat kemungkinan tidak
dapat terlaksana karena kurangnya waktu.
3. Pengkajian yang dilakukan oleh perawat tidak
akurat karena kurangnya komunikasi.
4. Askep tidak terkoordinasi dari shift ke shift atau
hari kehari karena perubahan dalam penugasan.
5. Tidak ada seorangpun perawat yang berTJ
mengkoordinasikan asuhan selama 24 jam.
Tugas dan TJ kepala perawat

 Membuat penugasan untuk setiap


tenaga perawat

 Menerima laporan.
Tugas dan tanggungjawab
Perawat Klinik

Memberikan askep pada klien


yang menjadi TJnya pada shift
tertentu.
Melakukan kolaborasi dengan tim
kesehatan lain dalam memberi
askep pada klien.
!!!!!!!
metode MODULER
1. metode modifikasi keperawatan tim - primer,
yang dicoba untuk meningkatkan efektifitas
konsep keperawatan tim melalui penugasan
modular
2. Sistem ini dipimpin oleh perawat register
(Ners). Anggota memberikan askep dibawah
pengarahan dari pimpinan Modulnya
3. Idealnya 2 – 3 perawat memberikan askep
terhadap 8 – 12 klien
4. Aktifitas tim sebagai suatu kesatuan
mempunyai pandangan yang holistik
terhadap setiap kebutuhan klien
Keuntungan
1). Tim mendukung pengembangan dan
produktifitas kelompok
2). Askep diberikan secara komprehensif.
3). Membaiknya kontinyuitas dan
koordinasi asuhan.
4). Meningkatnya kepuasan klien.
5). Biaya efektif
Kerugian:
1). Sedikit RN yang digunakan untuk
mengatasi kondisi klien yang tidak
diharapkan
2). Diperlukan pengalaman dan
ketrampilan ketua tim.
3). Diperlukan campuran ketrampilan
yang tepat
Tugas dan TJ kepala
perawat

1). Memfasilitasi pelaksanaan pemberian


askep klien.
2). Memberikan motivasi pada staf perawat.
3). Melatih perawat untuk bekerjasama
dalam pemberian asuhan
 
TUGAS DAN TJ KETUA TIM MODULER

1). Memimpin, mendukung dan


menginstruksikan perawat non profesional
untuk melaksanakan tindakan keperawatan
2). Memberikan askep klien (Mengkaji,
merencanakan, melaksanakan dan menilai
hasil askep)
3). Memberi bimbingan dan instruksi kepada
perawat partner kerjanya
TUGAS DAN TJ ANGGOTA TIM MODULER

Memberikan askep
sesuai dengan yang
ditugaskan ketua tim
metode TIM PRIMER/MODIFIKASI
KEPERA WATAN PRIMER

 Alasan :
 S1 terbatas
 metode tim terfragmentasi
 Komposisi tenaga

 Perawat Primer
BerTJ dan bertanggung gugat

 Perawat Asosiet
Struktur Ketenagaan Keperawatan pada MPKP

Kepala Ruangan

CCM

PP 1 PP 2 PP 3

PAGI PA PA PA

SORE PA PA PA

MALAM PA PA PA

LIBUR PA PA PA

9-10 Klien 9-10 Klien 9-10 Klien


TINGKAT PRAKTIK METODE KETENAGAAN DOKUMENTASI ASPEK PENELITIAN
KEPERAWATAN PEMBERIAN
ASKEP
MPKP Mampu memberikan Modifikasi 1 Jumlah sesuai kebutuhan Standar renpra
Pemula askep profesional keperawatan 2 SKp/Ners (1:25-30 klien) sebagai (masalah aktual)
tingkat pemula primer CCM
3 D III Keperawatan sebagai
perawat primer pemula
4 SPK/D III Keperawatan sebagai
PA

MPKP I Mampu memberikan Modifikasi 1 Jumlah sesuai kebutuhan Standar renpra 1 Penelitian deskriptif oleh PN
askep profesional keperawatan 2 Ners Spesialis (1:25-30 klien) (masalah aktual dan Identifikasi masalah riset
tingkat I primer sebagai CCM masalah risiko) 2 Pemanfaatan hasil penelitian
3 SKp/Ners sebagai Perawat
Primer (PP)
3
4 D III Keperawatan sebagai PA

MPKP II Mampu memberikan Manajemen 1 Jumlah sesuai kebutuhan Clinical pathway 1 Penelitian eksperimen oleh
askep profesional kasus dan 2 Ners Spesialis (1:1 PP) sebagai Standar renpra Ners Spesialis
tingkat II keperawatan CCM 2 Identifikasi masalah
3 SKp/Ners sebagai PP penelitian
D III Keperawatan sebagai PA Pemanfaatan hasil
4 3

MPKP III Mampu memberikan Manajemen 1 Jumlah sesuai kebutuhan Clinical pathway/ 1 Penelitian eksperimen lebih
askep profesional kasus 2 Doktor keperawatan klinik Standar renpra banyak
tingkat III (konsultan) 2 Identifikasi masalah
3 Ners Spesialis (1:1 PP) sebagai 3 Pemanfaatan hasil
CCM
4 SKp/Ners sebagai PP
5 D III Keperawatan sebagai PA
MANAJEMEN KASUS

Suatu Sistem pemberian askep yang berfokus pada


pencapaian hasil dalam kerangka waktu dan sumber
yang tepat dan efektif
Sering digunakan dalam perangkat pelayanan
kesehatan masyarakat, psikiatri dan diadopsi dalam
asuhan klien rawat inap, berfokus pada populasi
semua klien
Model yang digunakan untuk identifikasi,
koordinasi, dan monitoring implementasi kebutuhan
pelayanan untuk mencapai asuhan yang diinginkan
dalam periode waktu tertentu.
Elemen penting dalam manajemen kasus

1) Kerjasama dan dukungan dari semua anggota pelayanan dan


anggota kunci dalam organisasi ( Administrator, dokter dan
perawat).
2) Kualifikasi perawat manajer kasus.
3) Praktek kerjasama Tim.
4) Kualitas sistem manajemen yang diterapkan.
5) Menggunakan prinsip perbaikan mutu yang terus menerus.
6) Menggunakan”Critical pathway” (hasil) atau asuhan MAPS
(Multidisciplinary Action Plans) yaitu kombinasi”Clinical
Path dengan Care Plans).
7)Promosi praktek keperawatan profesional
 
Tugas dan TJ Manajer
1). Mengelola dan memimpin proses perbaikan mutu.
2). Memberikan arahan pada para manajer kasus bahwa jumlah
kasus tepat dan ditangani baik
3). Melaksanakan survey kepuasan klien
4). Membuat batasan area tanggungjawab
5). Mengklarifikasi suatu kejadian kepada manajer lain bila
diperlukan
6). Merencanakan & memfasilitasipendidikan dan pengembangan
staf berdasarkan tujuan unit dan kebutuhan staf.
7). Melakukan monitoring terhadap asuhan yang dilaksanakan
oleh tenaga perawat dan non keperawatan.
8). Melakukan koordinasi, komunikasi dan bekerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan klien.
9). Memfasilitasi askep
Keuntungan
1. Meningkatnya mutu asuhan karena:
a). Perkembangan kesehatan klien
dimonitoring terus menerus sehingga
selalu ada perbaikan bila asuhan yang
diberikan tidak memberikan perbaikan.
b). Adanya kerjasama yang harmonis antara
manajer kasus dengan tim kesehatan lain.
2). Menurunnya komplikasi
3). Menurunnya biaya.
Manajemen Kasus I
Manajemen Kasus II
PARTNERSHIP MODEL

Model ini kombinasi antara perawat


primer dengan perawat vokasi
(LPN/LVN) atau perawat pembantu
(asisten nurse)untuk bekerja
bersama secara konsisten.
Keuntungan

Biaya lebih efektif dari


keperawatan primer.
Perawat primer dapat mendorong
peningkatan dan melatih
partnernya
Kerugian

Kemungkinan perawat primer


mengalami kesulitan dalam
mendelegasikan pada partnernya.
Partnership yang konsisten sulit
dipertahankan karena jadual yang
bervariasi
Patient Care Centre MODEL

Merupakan perkembangan model terbaru


dari pelayanan. Model ini lebih berfokus
pada klien dan penerapan tergantung
pada fasilitas
 Tim yang ” cross-functional” dari
perawat profesional dan asisten bekerja
sebagai ”unit based team”.
Keuntungan
1. klien hanya kontak dengan petugas.
2. Perawat hanya bekerja di unit sehingga
bisa menggunakan lebih banyak waktu
untuk memberikan pelayanan
keperawatan langsung.
3. Tim di supervisi oleh perawat profesional.
4. Perawat profesional bertanggung jawaab
dan gugat untuk pelayanan secara luas dan
berfungsi lebih tinggi.
Kerugian

1. Perubahan struktur organisasi yang


besar.
2. Unit/deparatemen lain harus
mengakui kepemimpinan keperawatan.
3. Kepala ruangan harus mensupervisi
berbagai macam pegawai.
Pt Care Centre Model

Penanggung
Jawab Ruangan

Kegiatan pelayanan: Respiratory


service, ECG admission / discharge
phlebotomy, supply management dll.

klien
AMBULANCE

AMBULANCE

Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan


Gedung Depkes RI Jl. HR Rasuna Said Blok X5 Kav. 4-9 Jakarta
Telp/fax. (021) 5279516 E-mail: ditwat_depkes@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai