DI SUSUN OLEH:
RUANG : 3 REGULER B
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT,yang telah memberikan
rahmat,hidayat serta kesempatan kepada kelompok kami,sehingga kelompok kami
dapat menyelesaikan makalh ini tepat waktunya.
Akhir kata kami sampaikan,semoga makalh ini dapat berguna dan membantu
proses pembelajaran bagi para mahasiswa,terutama kami sebagai kelompok.
kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan…………………………………………………………………2
A. Definisi..................................................................................................3
B. Klasifikasi..............................................................................................3
C. Etiologi................................................................................................. 4
D. Patofisiogi............................................................................................. 5
E. Tanda Dan Gejala..................................................................................5
F. Komplikasi............................................................................................6
G. Permeriksaan Penunjang…………………………………………........6
H. Penatalaksanaan……………………………………………………….6
A. Pengkajian...........................................................................................13
B. Analisa Data....................................................................................... 15
C. Diagnosa Keperawatan........................................................................17
D. Perencanaan.........................................................................................18
E. Implementasi.......................................................................................23
F. Evaluasi...............................................................................................24
BAB 1V PENUTUP.......................................................................................29
A. Kesimpulan..........................................................................................29
B. Saran ...................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...29
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
KAD paling banyak terjadi pada DM siklus 1 namun pada DM tipe 2 pum
mempunyai resiko terjadi KAD saat terjadinya stress katabolic pada penyakit akut
seperti trauma, pembedahan atau infeksi. Baik KAD maupun HHS besar
mortalitas terkait dengan penyakit dasar menyertainya adalah sepsis
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ketosidosis diabetikum ?
2. Jelaskan tentang klarifikasi ketosidosis diabetikum ?
3. Bagaimana etiologi penyakit ketosidosis diabetikum ?
4. Bagaiman fisiologi penyakit ketosidosis diabetikum ?
5. Bagaimana tanda dan gejala ketosidosis diabetikum ?
6. Bagaimana komplikasa penyakit ketosidosis diabetikum ?
7. Sebutkan pemeriksaan penunjang ketosidosis diabetikum !
8. Bagaimanaa penatalaksanaan yang tepat untuk pasien dengan
ketosidosis diabetik ?
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit ketosidosis diabetikum
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami devinesi ketosidosis
diabetikum
2. Mengetahui dan memahami klrifikasi ketosidosis
diabetikum
3. Mengetahui dan memahami etiologi ketosidosis
diabetikum
4. Mengetahui dan memahami patofisiologi ketosidosis
diabetikum
5. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala
ketosidosis diabetikum
6. Mengetahui dan memahami komplikasi ketosidosis
diabetikum
7. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang
ketosidosis diabetikum
8. Mengetahui dan memahami penata laksanaan yang
tepat untuk pasien dengan ketosidosis diabetikum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Devinisi
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadinya akibat
adanyan difesiensi yang insulin bersifat absolut dan terjadinya peningkatan
kadar hormone yang berlawanan dengan insulin (wijaya,2013,hal13)
Diabetik ketoasidosis adalah keadaan gawat darurat atau akut dari diabetes
tipe 1,yang disebabkan oleh meningkatnya keasaman tubu benda –benda
keton akibat kekurangan atau difesiensi insulin. KAD dikarakteristikan
hiperglekimia asidosis metanolik, dan keton sebagai akibat kekurangan
insulin.(Krisanti,2009,hal.137)
jika katoasidosis diabetic adalah suatu kondisi gawat darurat dimana
terjadi akibat adanya defisiensi insulin yang bersifat absolut atau kekurangan
insulin dan menimbulkan meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton.
B. Klarifikasi
Keto Asidosis Diabetik (KAD) diklasifikasikan menjadi 4 yang masing-
masing menunjukan tingkat atau stadiumnya dapat di lihat pada tabel berikut
ini:
C. ETIOLOGI
Pada pasien ketoasidosis diabetik biasanya karena tidak adanya atau tidak
cukupnya jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh:
1. Insulin tidak diberikan atau dengan diberikan dengan dosis yang dikurangi
2. Keadaan sakit atau infeksi
3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan
tidak terobati.
D. PATOFISIOLOGI
KAD terjadi oleh menurunnya konsentrasi insulin efektif dan
meningkatkannya hormon kontra insulin ( katekolamin, kortisol, glucagon dan
growth hormone) menyebabkan terjadinya hiperglekimia dan ketosis.
Hiperglikemia terjadi sebagai dampak dari 3 proses : meningkatnya proses
gluconeogenesis, meningkatnya glikogenesis, menurunnya ambilan glukosa
dijaringan perifer. Keadaan ini terjadi oleh adanya ketidakseimbangan
hormone tersebut diatas yang menyebabkan meningkatnya resistensi insulin
sementara disertai dengan meningkatnya kadar asam lemak bebas ( free fatty
acid ). Kombinasi defisiensi insulin dan meningkatnya hormone kontra insulin
pada KAD menyebabkan pelepasan asam lemak bebas yang tidak terkendali
dari jaringan adipose kedalam sirkulasi (lipolysis) dan terjadi oksidasi asam
lemak bebas dalam hepar menjadi benda keton (β-hydroxybutyrate dan
acetoacetate), menyebabkan ketonemia dan asidosis metabolic.
Hiperglekimia pada pasien kritis hiperglekimia dihubungkan dengan
kondisi inflamasi berat ditandai dengan meningkatnya sitokin proinflamasi
(TNF-a, interlekin β, interlekin-6, interlekin-8), CRP, reaktif oksingen spesies
(ROS), peroksidasi lipid, factor resiko kardiovaskuler plasminogen activator
inhibitor-1 (PAI-I), free fatty acid (FFA) pada keadaan tidak didapatkan
infeksi yang jelas atau patologi kardiovaskuler. Semua parameter tersebut
diatas akan kembali mendekati nilai normal dengan terapi insulin dan
rehidrasi dalam waktu 24 jam. Penyebab terjadinya kondisi tersebut diatas
disebabkan oleh karena fenomena stress non spesifik.
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang harus diperhatikan dalam kasus KAD
1. Tidak adekuatnya rehidrasi : tidak adekuatnya rehidrasi di karenakan
ginjal kekurangan perfusi sehingga fungsinya berkurang
2. Hiperglikemia : keadaan hipergikemia menimbulkan pengeluaran glukosa
yang berlebihan melalui urine, akibat volume plasma yang nerkurang dan
menyebabkan hiperglikemia mesakin parah
3. Hipokalemia : di akibatkan penurunan simpanan kalium dalam tubuh.
Kadar kalium yang rendah dapat terjadi akibat rehidrasi
4. Asidosis metabolik : keadaan dimana produksi asam yang berlebihan,
menurunnya sekresi asam atau hilangnya alkali tubuh.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Kadar glukosa darah : > 300 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl
b. Elektrolit darah ( tentukan corrected Na ) dan osmolalitas serum
c. Analisis gas darah, BUN dan kreatinin
d. Darah lengkap ( pada KAD sering dijumpai gambaran lekositosis ),
HbA1c, urinalisis ( dan kultur urine bila ada indikasi )
e. Foto polos dada
f. Ketosis ( ketonemia dan ketonuria )
g. Aseton plasma ( keton ) : positif secara mencolok
h. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/I
i. Pemeriksaan Osmolalitas = 2 [Na + K ] + [GDR /18] + [ UREUM/6]
j. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal
yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
k. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan pada
HCO3 250 mg/dl.
H. Penatalaksanaan
Prinsip terapi ketoasidosis diabetikum (KAD) adalah dengan mengatasi
dehidrasi, hiperglikemia dan ketidakseimbangan elektrolit, serta mengatasi
penyakit penyerta yang ada. Pengawasan ketat, KU jelek masuk HCU/ICU
1. Fase I / Gawat :
a. Rehidrasi
1) Berikan cairan isotonik NaCl 0,9% atau RL 2L loading dalam 2 jam
pertama, lalu 80 tpm selama 4 jam, lalu 30-50 tpm selama 18 jam (4-6
L / 24 jam).
2) Atasi syok (cairan 20 ml/kg BB/jam)
3) Bila syok teratasi berikan cairan sesuai tingkat dehidrasi
4) Rehidrasi dilakukan bertahap untuk menghindari herniasi batang otak
(24-48 jam)
5) Bila gula darah < 200 mg/dl, ganti infus dengan D5%
6) Koreksi hipokalemia (kecepatan max 0,5 mEq/kg BB/jam)
7) Monitor keseimbangan cairan
b. Insulin
1) Bolus insulin kerja cepat (RI) 0,1 iu/kg BB (iv/im/sc)
2) Berikan insulin kerja cepat (RI) 0,1/kgBB dalam cairan isotonik
3) Monitor gula darah tiap jam pada 4 jam pertama, selanjutnya tiap 4
jam sekali
4) Pemberian insulin parenteral diubah ke SC bila : AGD < 15 mEq/L
250 mg%, perbaikan hidrasi, kadar HCO3
5) Infus K (tidak boleh bolus)
bila K+ < 3 mEq/L, beri 75 mEq/L
bila K+ 3-3.5 mEq/L, beri 50 mEq/L
bila K+ 3.5-4 mEq/L, beri 25 mEq/L
masukkan dalam NaCL 500cc / 24 jam
c. Infus Bicarbonat (bila pH7,1 tidak diberikan)
d. Antibiotik dosis tinggi
2. Batas fase I dan II sekitar GDR 250 mg/dl atau reduksi. Fase II/Maintenance :
a. Cairan Maintenance
1) NaCL 0,9 % atau D5 atau maltosa 10 % bergantian
2) Sebelum maltosa, berikan insulin reguler 4IU
b. Kalium
Parenteral bila K+ 240 mg/L atau badan terasa tidak enak.
c. Saat sakit, makanlah sesuai pengaturan makan sebelumnya. Bila tidak
nafsu makan, boleh makan bubur atau minuman berkalori lain.
d. Minumlah yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
BAB III
A. Pengkajian
Pengumpulan data
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Takikardia dan takipnea pada prosedur pembayaran atau kegiatan
letargi/ disorientasi, antar-muka, syok hipovolemik, sianosis.
b. Breathing
Frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen, sakit
kepala, penglihatan kabur.
c. Circulation
Gejala: mungkin adanya riwayat hipertensi, IM akut klaudikasi, kebas
dan kesemutan pada ekstremitas ulkus pada kaki, pemulihan yang lama
takikardia.
Tanda: perubahan tekanan darah postural, hipertensi, sesak, nadi yang
menurun / tidak ada, disritmia krekels, distensi vena jugularis, kulit panas,
kering dan kemerahan, bola mata cekung.
d. Distability
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan kram otot, tonus otot menurun,
gangguan istirahat/tidur, takipnea, wajah meringis dengan palpitasi,
frekuensi pernapasan meningkat.
2. Pengkajian Sekunder
(Menurut pengumpulan data base oleh Doengoes)
a. Aktivitas / Istirahat
1) Look : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
meningkat, cedera istirahat/tidur.
2) Listen : takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas
letargi / disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot.
3) Sirkulasi
4) Look : kesemutan pada ekstremitas ulkus pada kaki,penyembuhan
yang lama, kemerahan, bola mata cekung.
5) Listen : takikardia, nadi yang menurun / tidak ada, disritmia, krekels,
distensi vena jugularis
6) Feel : kulit panas, kering.
b. Integritas / Ego
1) Look : stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi, ansietas.
2) Feel : peka rangsang
c. Eliminasi
1) Look : perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, kesulitan
berkemih (infeksi), ISSK baru / berulang, urine encer.
2) Listen : bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), abdomen
keras, adanya asites.
3) Feel : rasa sakit / terbakar, nyeri tekan abdomen.
d. Nutrisi / Cairan
1) Look : hilang nafsu makan, mual/muntah, peningkatan masukan
glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa
hari/minggu, penggunaan diuretik (Thiazid), kulit kering/bersisik,
turgor jelek, muntah, pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan
metabolik dengan peningkatan gula darah).
2) Listen : kekakuan / distensi perut
3) Feel : haus, bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton).
e. Neurosensori
1) Look : disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut)
2) Listen : refleks tendon dalam menurun (koma)
3) Feel : pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parestesia, gangguan penglihatan.
f. Nyeri Kenyamanan
1) Look : wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
2) Listen : abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
g. Pernapasan
1) Look : batuk dengan / tanpa sputum purulen, frekuensi pernapasan
menigkat
2) Listen : frekuensi pernapasan meningkat
3) Feel : merasa kekurangan oksigen
h. Keamanan
1) Look : kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi/ulserasi
2) Listen : diaforesis
3) Feel : demam, menurunnya kekuatan, umum/rentang,
parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam).
i. Penyuluhan / Pembelajaran
1) Look : faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat seperti steroid, deuretik
(Thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar
glukosa darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai
pesanan.
j. Rencana Pemulangan
1) Look : mungkin memerlukan bantuan dalam pemantauan diet,
pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.
Klasifikasi Data
DS:
Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan polidipsi)
Klien mengeluh sakit kepala
Klien mengeluh mual muntah
Klien mengeluh nyeri abdomen
Klien mengeluh penglihatan kabur
Klien mengeluh cemas, tergantung pada orang lain, masalah finansial
yang berhubungan dengan kondisi
DO:
Kelemahan
Takikardia
Penurunan kekuatan otot
Kulit kering dan kemerahan, bola mata cekung
Turgor kulit buruk
Sesak
Nyeri tekan abdomen
Penurunan berat badan
Wajah meringis dengan palpitasi
Frekuensi pernapasan meningkat
Ansietas
B. Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis dan respirasi yang
meningkat
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan, muntah, pembatasan intake
akibat mual.
D. Perencanaan
Diagnosa keperawatan 1: pola napas tidak efektif
E. Implementasi
F. Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi akibat adanya
defisiensi insulin yang bersifat absolute dan terjadinya peningkatan kadar hormone
yang berlawanan dengan insulin.(Wijaya,2013)
Keto Asidosis Diabetik (KAD) diklasifikasikan menjadi 4 yang masing-
masing menunjukkan tingkatan atau stadiumnya. Pada pasien ketoasidosis diabetic
biasanya karena tidak adanya atau tidak cukupnya insulin yang nyata, KAD terjadi
oleh karena menurunnya konsentrasi insulin efektif dan meningkatnya hormone
kontra insulin (katekolamin,kortisol,glucagon dan growth hormone) menyebabkan
terjadinya hiperglikemia dan ketosis.
Tanda dan gejala KAD diantaranya klinis : polyuria,polydipsia,mual atau
muntah,pernafasan kussmaul (dalam dan frekuen), lemah,dehidrasi,hipotensi sampai
syok,kesadaran terganggu sampai koma,darah : hiperglikemi lebih dari 300 mg/dl
(biasanya melebihi 500 mg/dl). Bikarbonat kurang dari 20 mEq/1 (dan pH <7,35),
ketonemia, urin : glukosuria dan ketonuria. Komplikasi yang harus diperhatikan
dalam kasus KAD tidak adekuatnya rehidrasi,hiperglikemia,hypokalemia,asidosis
metabolic.
B. Saran
Untuk mahasiswa sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan keperawatan kritis ketoasidosis diabetic diharapkan mampu memahami
konsep dasar kekritisan serta konsep asuhan keperawatan.
Diharapkan seorang perawat agar dapat lebih professional dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat melakukan penanganan
kekritisan dengan cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Septianraha,2011. Gawat Darurat Ketoasidosis
Diabetik.https://www.slideshare.net/mobile/sepianraha/gadar-ketoasidosis-diabetik
(24 November 2019)
Wijaya ,A S dan putri,Y.M,2013.Keperawatan Medikal Bedah 2,Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep.Yogyakarta : Nuha Medika
Smeltzer ,S.C & Bare.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.Ed.8.Vol 2.Jakarta : EGC.
Nanda ,2015.Nursing Diagnosis Definition And Clasification 2015-2017.
Oxford:Wiley Blackwell