GELANDANGAN
D
Oleh Kelompok 4 :
1. Lia permatasari
2. Suci Widari
3. Dian Indah
4. Sarmariani
5. Bachtiar Ziliwu
6. Roy Siregar
7. Faisal Akbar Lubis
Saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah “ ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA ANAK JALANAN DAN GELANDANGAN ” dengan baik.Selesainya penyusunan
ini berkat bantuan, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dorongan dari berbagai pihak.
Saya menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi
maupun susunannya, untuk itu saya membuka diri terhadap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak dami kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat dari pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya
dibidang keperawatan. Akhir kata penulis mengucapkan terimaksih.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, mencari nafkah atau berkeliaran dijalan-
jalan atau tempat umum lainnya (Sudarsono, 2009). Pengertian anak jalanan menurut dinas
sosial propinsi DIY tahun 2010 adalah anak yang melewatkan atau memanfaatkan waktunya
dijalanan sampai dengan umur 18 tahun. Anak jalanan adalah anak yang penampilannya
kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi Departemen Sosial RI,
2005. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008 menyebutkan terdapat
154.861 jiwa anak jalanan, pada tahun 2009 terdapat 230.000 anak jalanan, pada tahun 2010
jumlah anak jalanan di Indonesia diperkirakan mencapai 200.000 anak jalanan dan Menurut
Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufri menyatakan bahwa pada tahun 2014 jumlah anak jalanan
secara nasional 230.000. Jumlah anak jalanan di wilayah Jawa Timur untuk tahun 2012 laki-
laki 2.262 anak jalanan dan perempuan 608 anak jalanan, jumlah keseluruhan 2.870 anak
jalanan. Data Seksi Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Malang menyebutkan, total anak
jalanan di Kota Malang tahun 2014 berjumlah 548 anak. Anak-anak jalanan sering
melakukan tingkah laku yang meresahkan masyarakat, salah satu tingkah lakunya yaitu
tingkah laku agresi. Perilaku agresi yang muncul ini disebabkan karena adanya tekanan-
tekanan dari lingkungan dan ketidak berdayaan serta ketidakmampuan anak untuk menangani
permasalahan-permasalahannya yang 2 menimbulkan perasaan frustrasi di dalam diri anak,
pada anak yang memiliki tipe kepribadian tertentu yang tidak tahan terhadap perubahan
berpotensi dengan perilaku ngelem Moci (2013). Eysenck dalam teori kepribadiannya
membagi tipe keprbadian menjadi bagian-bagian yang bergerak secara kontinum
(dimensional) Nasution (2004). Faktor pencetus kekambuhan yang utama adalah rendahnya
komitmen untuk pulih yang tergantung pada kondisi psikologis dan kepribadian tertentu
(BNN, 2009). seseorang yang telah berhenti menggunakan narkoba diharapkan memiliki
kondisi psikologis yang baik, diantaranya ditandai dengan psychological well-being yang
baik. maka tidak akan mudah untuk terjerumus menggunakan narkoba kembali atau
mengalami kekambuhan. Penelitian Marina, dkk (2000) menyatakan bahwa disamping faktor
teman sebaya, faktor lain yang turut berperan dalam mekanisme penyalahgunaan NAPZA
adalah faktor dari dalam diri yaitu kepribadian. Kepribadian merupakan salah satu faktor
etiologik dan konsisten, kepribadian merupakan faktor predisposisi pada terjadinya
penggunaan NAPZA. Kepribadian turut menentukan terjadinya penyalahgunaan obat, sebagai
contoh, kepribadian dapat menentukan apakah seseorang bergabung dengan kelompok
penyalahgunaan obat, apakah ikut mencoba obat tersebut dan apakah seseorang
menggunakan obat tersebut lebih lanjut Eysenck, 1997(dalam Prawira, 2012).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah Keperawatan Jiwa serta
mengetahui bagaimana bentuk keperawatan kesehatan jiwa di masyarakat.
3. Untuk tenaga kesehatan Makalah ini bisa di jadikan bahan acuan untuk melakukan
tindakan asuhan keperawatan pada kasus keperawatan kesehatan jiwa masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk.
Menurut WHO, kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang menceerminkan kedewasaan
kepribadiannya. UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1966 tentang Upaya Kesehatan Jiwa,
memberikan batasan bahwa upaya kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dapat menciptakan
keadaan yang memungkinkan atau mengizinkan perkembangan fisik, intelektual, dan
emosional yang optimal pada seseorang, serta perkembangan ini selaras dengan orang
lain. Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada Bab IX tentang
kesehatan jiwa menyebutkan Pasal 144 ayat 1 “Upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk
menjamin setiap
orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan
gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa”. Ayat 2, “Upaya kesehatan jiwa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif
pasien gangguan jiwa, dan masalah psikososial”.
2. Definisi Anak Jalanan Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum
yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun
masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Menurut Departmen Sosial RI (1999),
pengertian tentang anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena
berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang membuat
mereka turun ke jalanan. UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu Street
Child are those who have abandoned their homes, school and immediate communities
before they are sixteen years of age, and have drifted into a nomadic streat life.
Berdasarkan hal tersebut, maka anak jalanan adalah anak-anak berumur di bawah 16 tahun
yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat
terdekantnya, larut dalam kehidupan berpindah-pindah di jalan raya.
3. Definisi Anak Jalanan dan Gelandangan Psikotik Gelandangan psikotik adalah penderita
gangguan jiwa kronis yang keluyuran di jalan-jalan umum, sehingga dapat mengganggu
ketertiban umum dan merusak keindahan lingkungan.
C. Psikotik
Psikotik adalah bentuk disorder mental atau kegalauan jiwa yang dicirikan dengan adanya
disintegrasi kepribadian dan terputusnnya hubungan jiwa dengan Realita. Kriteria Psikotik
adalah sebagai berikut:
1. Psikotik organik sikotik yang penyebabnya adalah gangguan pada susunan syaraf pusat
dan psikotik yang disebabkan oleh kondisi fisik, gangguan metabolisme dan intoksikasi
obat.
2. Psikotik Fungsional Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian seseorang
yang bersifat psikogenetik yaitu skizofrenia (perpecahan kepribadian) seperti psikotik
paranoid dan curiga. Berikut faktor penyebab psikotik, antara lain:
2. Keluarga malu
2. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris. keperawatan dan psikologis
5. Kebutuhan rohani
1. Pengkajian
a) Faktor predisposisi
Genetik
Neurobiologis : penurunan volume otak dan perubahan sistem neurotransmiter.
Teori virus dan infeksi
b) Faktor presipitasi
Biologis
Sosial kutural
Psikologis
c) Penilaian terhadap stressor
d) Sumber koping
e) Mekanisme koping
2. Diagnosa Keperawatan
2. Isolasi Sosial
Tujuan umum :
klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan dengan orang lain dan
lingkungan.
Tujuan khusus :
1.3 Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
1.4 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
1.6 Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2.Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan :
2.4. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4.1 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
4.2 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.3 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien 5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
Tujuan Khusus :
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara :
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.2 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau mau bergaul
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang
muncul
3 3. . Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
3 3. .1 1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
(tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap :
▪K–P
▪K–P–P
lain
▪K–P–P
lain – K lain
▪ K – Kel/Klp/Masy
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
5.1 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
5.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain
▪ Jelaskan tujuan
▪ Buat kontrak
6.3 Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal satu kali
seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh keluarga
TujuanUmum : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki Tindakan
: 2.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimilik
2.2 Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi
pujian yang realistis
2.3 Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan Tindakan :
3.1 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3.2 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah