DISUSUN OLEH:
ASMAWATI (20142010076)
KURNIAWATI (20142010083)
KELAS B19
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah suatu bidang spesialisasi praktek keperawatan
yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara
terapeutik sebagai kiatnya (ANA). Semuanya didasarkan pada diagnosis dan intervensi dari adanya
respons individu akan masalah kesehatan mental yang actual maupun potensial. Pelayanan yang
menyeluruh difokuskan pada pencegahan penyakit mental, menjaga kesehatan, pengelolaan atau
merujuk dari masalah kesehatan fisik dan mental, diagnosis dan intervensi dari gangguan mental dan
akibatnya, dan rehabilitasi. Keperawatan jiwa / mental diharapkan mampu mengkaji secara
komprehensif, menggunakan ketrampilan memecahkan masalah secara efektif dengan pengambilan
keputusan klinik yang komplek (advokasi), melakukan kolaborasi dengan profesi lain, peka
terhadap issue yang mencakup dilema etik, pekerjaan yang menyenangkan, tanggung jawab fiskal.
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain.
Keperawatan jiwa bukan hanya berfokus pada individu dengan gangguan jiwa melainkan juga
terhadap individu dengan masalah psikososial dan kejiwaan. Salah satu individu dengan masalah
psikososial adalah anak jalanan dan gelandangan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Gelandangan
Gelandangan sebagai entitas sosial merupakan orang-orang yang hidup dalam keadaan yang tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai
tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di tempat umum
(PP No. 31 tahun 1980 tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis).
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak
yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan
keluarganya. Menurut Departmen Sosial RI (1999), pengertian tentang anak jalanan adalah anak-
anak di bawah usia 18 tahun yang karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga hingga
faktor budaya yang membuat mereka turun ke jalanan.
UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu Street Child are those who have
abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen years of age, and
have drifted into a nomadic streat life. Berdasarkan hal tersebut, maka anak jalanan adalah anak-
anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan
masyarakat terdekantnya, larut dalam kehidupan berpindah-pindah di jalan raya.
Gelandangan psikotik adalah penderita gangguan jiwa kronis yang keluyuran di jalan-jalan umum,
sehingga dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak keindahan lingkungan.
Psikotik
Psikotik adalah bentuk disorder mental atau kegalauan jiwa yang dicirikan dengan adanya
disintegrasi kepribadian dan terputusnnya hubungan jiwa dengan Realita. Kriteria Psikotik adalah
sebagai berikut:
1. Psikotik organik
sikotik yang penyebabnya adalah gangguan pada susunan syaraf pusat dan psikotik yang disebabkan
oleh kondisi fisik, gangguan metabolisme dan intoksikasi obat.
2. Psikotik Fungsional
Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian seseorang yang bersifat psikogenetik
yaitu skizofrenia (perpecahan kepribadian) seperti psikotik paranoid dan curiga.
Menurut UU no 23 tentang kesehatan jiwa menyebutkan penyebab munculnya anak jalanan dan
gelandangan psikotik adalah:
2. Keluarga malu
3. Pakaiannya compang-camping dengan membawa bungkusan besar yang berisi macam- macam
barang
2. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris. keperawatan dan psikologis
4. Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan usaha, ketrampilan kerja dan penempatan
dalam masyarakat.
5. Kebutuhan rohani
2. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah
2. Isolasi Sosial
3. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan
dengan orang lain dan lingkungan.
Tujuan khusus :
f. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
d. Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 3.Klien dapat
menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
dimiliki Tindakan :
a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
6.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
Tujuan Khusus :
2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
2.3 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
Tindakan :
3.1 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi
halusinasi ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.3 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
4.2 Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui
tahap :
▪ K–P
▪ K – P – P lain
▪ K – P – P lain – K lain
▪ K – Kel/Klp/Masy
4.5 Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
4.7 Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
▪ Jelaskan tujuan
▪ Buat kontrak
6.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal satu kali seminggu
6.5 Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai oleh
keluarga
Diagnosa 3: Perilaku kekerasan
TujuanUmum : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
1.1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama
perawat dan jelaskan tujuan interaksi.
2.3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan
sikap tenang.
3.3. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
6.2. Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang
kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur.
6.3. Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal / tersinggung
7.4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
7.5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
9.1. Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping).
9.2. Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat,
dosis, cara dan waktu).
9.3. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
anak jalanan adalah anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah
melepaskan diri dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat
terdekantnya, larut dalam kehidupan berpindah-pindah di jalan raya.
Keperawatan jiwa bukan hanya berfokus pada individu dengan gangguan
jiwa melainkan juga terhadap individu dengan masalah psikososial dan
kejiwaan. Salah satu individu dengan masalah psikososial adalah anak
jalanan dan gelandangan.
b. Saran
Bagi anak jalanan, mereka perlu dilibatkan dalam program pendidikan
khusus yang dapat membuka wawasan mereka menegenai masa depan.
Bagi keluarga,terutama orang tua perlu diberikan penyuluhanyang dapat
meluruskan persepsi mereka mengenai kedudukan anak didalam
keluarga,lingkungan dan masyarakat. Disamping itu program
pengembangan sentra ekonomi didaerah asal mereka perlu dikembangkan
agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar dan tidak memposisikan
kota sebagai satu satunya tempat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2013.prosedur penelitian suatu pendekatan
praktik,jakarta :Rineka cipta