DISUSUN OLEH:
KELAS B19
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbilalamin………….
Puji syukur kmi ucapkan atas kehadirat Allah Swt yang mana telah Melimpahkan
rahnmat serta hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul ”Komunikasi keperawatanTerapeutik Pada Lansia” tepat pada waktunya.
Dan sholawat serta salam juga selalu tercurahkan kepada nabi besar Muhammad
SAW yang Telah membawa kita dari alam kebodohan menuju alam yang penuh
dengan Ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan pada saat
sekarang ini.Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Di dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak sekali
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan-rekan
semua sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya.Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa
STIKES NGUDIA HUSADA MADURA. Atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan……………………………………………………………………. 1
BAB II TEORI
2.3 Komunikasi……………………………………………………................. 3
3
3.3 Fase Kerja……………………………………………………………….. 7
4.1. Kesimpulan……………………………………………………………….. 8
4.2.Saran………………………………………………………………………. 8
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
I.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat memahami dan dapat menarapkan tentang aplikasi komunikasi
terapeutik pada lansia.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui definisi terapeutik pada Lansia (lanjut usia).
2. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan tentang komunikasi terapeutik
pada Lansia.
I.3 Manfaat
1. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
kelompok dalam penerapan komunikasi terapeutik pada lansia.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi semua pembaca tentang
komunikasi terapeutik pada lansia.
6
BAB II
TEORI
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi
(Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan menumpuk makin banyak
distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang menyebabkan
lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono,
1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi
tiga kelompok yakni : Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan
kelompok yang baru memasuki lansia, kelompok lansia (65 tahun ke atas),
Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70
tahun.Sedangkan WHO membagi lansia menjadi 3 katagori, yaitu :
1. Usia lanjut : 60 – 74 tahun
2. Usia tua : 75 -89 tahun
3. Usia sangat lanjut : lebih dari 90 tahun.
7
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi pada Pasien lanjut usia
kesehatan lansia mengalami penurunan kondisi fisik untuk diajak berkomunikasi
sehingga mengalami kesulitan permasalahan yang timbul diantaranya masalah:
1. penurunan sistem pendengaran.
Sayangnya hal seperti ini sering disalah artikan oleh lansia sebagai bentuk
hinaan dengan membentak. Disinilah berbagai muncul masalah baru, maka dari
itu sangat dibutuhkan pengertian dan pemahaman yang baik oleh perawat
terhadap kondisi lansia agar komunikasi yang efektif dapat berjalan dengan
lancar.
2. gangguan sistem pennglihatan
Komunikasi pada lansia juga terkendala akibat adanya gangguan penglihatan yang
terjadi bisa berupa rabun jauh,dekat atau bahkan sulit melihat.
Beberapa bahasa yang menggunakan bahasa tubuh mungkin tidak terlalu
dimengerti jika lansia dalam kondisi ini, maka dari itu diperlukan pengetahuan
yang cukup mengenai kondisi lansia yang diajak berkomunikasi sehingga perawat
mengerti agar komunikasi berjalan lancar.
8
2.3 Komunikasi
9
Dengan adanya komunikasi ini, setidaknya seorang perawat bisa
berkomunikasi dengan lansia secara lebih baik.
6. Komunikasi dengan kesabaran dan keiklasan
Kesabaran dan keiklasan merupakan komponen penting dari bentuk
komunikasi yang disampaikan kepada lansia
7. Komunikasi terapeutik
Merupakan bentuk komunikasi dengan lansia yang sifatnya memperbaiki
kualitas kesehatan dari lansia karena bentuk komunikasi terapeutik dalam
keperawatan sangat luas.
8. Komunikasi non verbal
Merupakan komunikasi dengan lansia yang sifatnya menenangkan agar
lansia merasa aman dan nyaman ketika seorang perawat mampu
memahami mereka.
10
2.3.3 Teknik Umum untuk Berkomunikasi dengan Pasien lanjut usia
Komunikasi pasien yang baik didasarkan pada respect atau hormat kepada pasien
dan memahami serta mengapresiasi setiap pasien sebagai sosok manusia yang
unik. Untuk menunjukkan rasa hormat, perawat harus menghadapi pasien secara
formal dan menyapa dengan “Bapak” atau “Ibu”, kecuali pasien sebelumnya telah
meminta anda untuk memanggil dengan nama pertamanya, dan hindarkan
menggunakan istilah yang merendahkan seperti “manisku”,“sayangku”, ‘cintaku”.
Berkomunikasi yang saling bertatap mata dengan duduk di kursi dan langsung
menatap pasien. Dengan melakukan hal ini, anda menunjukkan perhatian sejati
dan aktif mendengarkan, serta membantu pasien untuk mendengar dan memahami
anda secara lebih baik. Sentuhan lembut di tangan, lengan, atau pundak pasien
akan menyampaikan rasa turut prihatin dan perhatian.
11
Strategi Umum Tambahan untuk Memperbaiki Komunikasi dengan Pasien Lanjut
Usia
1. Menggabungkan data pendahuluan sebelum perjanjian untuk bertemu, karena
pasien
pasien lanjut usia khas memiliki berbagai masalah kesehatan yang kompleks.
2. Meminta pasien menceritakan keluhannya hanya sekali (yaitu tidak bercerita
dulu kepada
perawat atau asisten kemudian baru kepada anda) untuk meminimalkan frustasi
dan kelelahan pasien.
3. Menghindarkan jargon medis.
4. Menyederhanakan dan menuliskan instruksi.
5. Menggunakan diagram, model, dan gambar.
6. Menjadwalkan pasien lanjut usia terlebih dahulu, karena mereka umumnya
lebih siap dari
segi waktu dan secara klinis cenderung kurang sibuk.
Sumber : Adelman et al., 2000;Robinson et al., 2006
1. Pendekatan psikologis
Merupakan pendekatan komunikasi yang dilakukan kepada lansia dengan
cara mengubah perilaku seorang komunikator.
2. Pendekatan fisik
Merupakan pendekatan yang berhubungan fungsi organ tubuh pada lansia.
3. Pendekatan sosial
Merupakan pendekatan pada lansia ditujukan agar lansia dapat bebas
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
12
4. Pendekatan spiritual.
Merupakan pendekatan komunikasi pada lansia yng berhubungan dengan
nilai keagamaan.
5. Pendekatan intruksi kembali
Pendekatan ini sebenarnya kelanjutan dari pendekatan fisik dimana
seseorang lansia akan membutuhkan pendekatan intruksi kembali.
Yangmana pendekatan intruksi kembali bertujuan agar lansia mengerti
terhadap pembicaraan yang dilakukan perawat terutama pada lansia yang
kurang mendengar.
6. Pendekatan melalui warna
Pendekatan ini berguna untuk meningkatkan daya ingat dan penglihatan
lansia.
7. Pendekatan memalui cerita
Merupakan pendekatan pada lansia melalui cerita yang berfungsi
meningkatkan daya ingat selain itu dapat membuat perasaan lansia
menjadi senang karena ada teman untuk berkomunikasi.
8. Pendekatan dengan cahaya
Pendekatan komunikasi ini dikakukan dengan lansia yang mempunyai
gangguan penglihatan.fungsi pendekatan cahaya ini berkitan dengan
pendekatan warna tapi hanya saja konteksnya berbeda.
13
4. Hambatan Komunikasi
1. mendominasi pembicaraan
karakter lansia yang terkadang merasa lebih tua dan mengerti banyak hal
menimbulkan perasaan bahwa lansia mengetahui banyak hal.
3. Kondisi fisik
14
BAB III
15
P1 : Pagi ini obat nya sudah diminum nek…??
Ny. S : Iya sudah…!!
Keluarga : Iya pak obat nya tadi sudah diminum semua…
Setelah bertanya kepadaa nenek, perawat mencoba menjelaskan
asuhan keperawatan yang akan diberikan kepada nenek dan juga
keluarganya.
P1 : Baiklah nek, bapak dan ibu..!! Kami disini akan melakukan
pemeriksaan kepada nenek.
Apakah bapak, ibu bersedia…??
Keluarga : iya baiklah kalau begitu kami mohon lakukan yang terbaik
buat orang tua kami..!
P2 : iya pak terimakasih, kami akan mencoba melakukan yang terbaik
buat orang tua bapak dan ibu. Kami juga mohon kerja samanya
nanti dalam pemeriksaan.
P1 : kalau begitu kami mau permisi sebentar untuk mempersiapkan
alatnya, kurang lebih 5 menit kami akan kembali lagi.
Keluarga : iya pak silahkan..!!
P1 dan P2 : Mari pak, buk… (sambil berjalan pergi untuk mengambil alat).
Setelah itu perawat meninggalkan kamar pasien untuk menyiapkan alat yang akan
digunakan dalam tindakan yang akan diberikan.
lebih santai..
Ny. S : (langsung tiduran)
Setelah itu perawat langsung memberikan tindakan kepada nenek.
P1 : nek.. tolong tangan kirinya sedikit diangkat ya nek…!!
16
(perawat 1 memasang manset tensi, kemudian mengukur
tekanan darah).
P1 : cucu nenek sudah berapa sekarang? (perawat mencoba mengajak
komunikasi)
Ny. S : eeehm,, sudah 3 pak, sudah besar-besar semua.
P1 : ooh sudah berkeluarga semua??
Ny. S : yang 1 orang sudah, terus yang duanya lagi masih kuliah dan
masih kuliah.
sambil menunggu perawat 1 mengukur tekanan darah,
perawat 2 menyiapkan termometer untuk mengukur suhu
nenek.
P2 : Nek… maaf ya… tolong nenek angkat sedikit tangan
kanannya…!!
Ny. S : (mengangkat sedikit tangan kanan nya)
P2 : (setelah nenek mengangkat tangannya, perawat langsung
memasang termometer).
P2 : Nek Langsung dijepit tangannya ya nek dan jangan dilepas dulu
sebelum sayan suruh
Ny. S : (hanya mengangguk)
Setelah beberapa menit kemudian tekanan darah dan suhu sudah selesai diukur,
kemudian peralatan dilepas kembali, dan setelah itu perawat 1 dan perawat 2
melanjutkan untuk memeriksa nadi dan pernapasannya.
P1 : keadaannya sudah membaik dari kemaren, tapi orang tua bapak
harus banyak minum air putih dan juga makan sayur-
sayuran.Orang tua bapak dan ibu harus banyak istirahat dan
juga jangan dulu banyak pikiran, biar nenek cepat sembuh.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
Bagi perawat harus memahami tentang aplikasi terapeutik pada lansia agar
pemeriksaan pasien lansia di rumah sakit berjalan dengan lancar dan Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat banyak sekali kesahalan.
besar harapan kami kepada para pembaca untuk bisa memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
18
DAFTAR PUSTAKA
Geriatr Soc;42:413–9
Stewart, M., Meredith, L., Brown, J.B., Galajda. J. 2000. The influence of older
patientphysician communication on health and health-related outcomes. Clin
Geriatr Med ; 16(1) : 25-36
19
20