Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia 10-12 tahun mulai belajar mengembangkan interaksi

sosial dengan cara belajar menerima kelompok masyarakat, memahami

tanggung jawab, dan berbagai pengertian dengan orang lain. Masalah yang

sering terjadi pada interaksi sosial anak misalnya adalah ketika anak di beri

tugas kelompok oleh guru. Pada kegiatan tersebut masih terdapat anak yang

tidak mau berbagi alat dan bahan dalam mengerjakan tugas dengan teman-

teman satu kelompoknya. Selain itu ada juga anak yang menarik diri dan

hanya mau bermain sendiri (Rahayu, 2017).

Idealnya anak usia 10-12 tahun memiliki interaksi sosial yang baik

karena anak mulai tidak bergantung pada orang lain dan lingkungannya.

(Wong, 2009). Sekolah dapat mempengaruhi perkembangan sosial yang dapat

di lihat dari interaksi guru dan teman sebaya. Anak dapat mengembangkan

kemampuan kognitif dan keterampilan sosial, memperoleh wawasan tentang

dunia serta mengembangkan konsep diri (Deswita, 2007). Kemampuan

menganalisa kata, memiliki kreativitas dan menjalin relasi dengan teman

sebaya. Anak usia sekolah berinteraksi dengan teman atau orang lain melalui

proses komunikasi yang di pengaruhi oleh lingkungan keluarga, pendidikan

anak, dan masyarakat (Santrock, 2007).

Menurut hasil penelitian Agus, dkk (2017), yang melakukan

penelitian tentang analisis pengaruh media baru terhadap pola interaksi sosial

anak di Kabupaten Sukoharjo. Di peroleh data 70 % anak usia sekolah 6-12

1
2

tahun sudah bisa mengoperasikan sedikitnya 2 macam media baru. Pada

penelitian ini mengatakan penggunaan media baru berpengaruh signifikan

terhadap pola interaksi sosial anak usia 8-12 tahun. Studi pendahuluan yang di

lakukan di Desa Buluh Duko Socah Bangkalan terhadap 10 orang tua. Di

dapatkan 2 anak (20%) interaksi sosialnya baik, 5 anak (50%) interaksi sosial

cukup sedangkan 3 anak (30%) interaksi sosial kurang. Hasil analisa

kuesioner dengan skor terendah pada 3 pertanyaan yaitu anak meniru atau

mengikuti tingkah laku orang lain, anak bergabung ketika ada ada keluarga

yang datang dari luar kota, anak sering bertengkar dengan saudaranya. Hal ini

menunjukkan bahwa masih ada anak usia sekolah yang masih kurang dalam

interaksi sosial.

Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial dibagi menjadi

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pola

interaksi anak antara lain, usia, jenis kelamin, dan kondisi psikologi anak.

Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar anak antara lain

gadget, lingkungan, teman sebaya, keluarga, peran guru dan peran orang tua.

Penggunaan gadget dengan intensitas yang tinggi akan berpengaruh baik

langsung maupun tidak langsung terhadap kepekaan sosial anak. Anak akan

bersifat acuh dalam komunikasi dan cenderung egaliter. Selain itu peran guru

dan orang tua dalam memberikan pengertian dan role model terhadap pola

interaks sosial yang baik juga sangat berpengaruh.(Efendi, dkk, 2017)

Adapun dampak interaksi sosial menurut Faris dan Dunham dalam

Notosoedirjo (2007), memberikan pandangan bahwa interaksi sosial sangat

mempengaruhi kesehatan mental, Lingkungan kehidupan, tempat tinggal dan


3

dapat memberikan peluang untuk meningkatkan hubungan interpersonal.

Apabila seorang anak gagal menjalankan peran sosial maka lingkungan akan

sulit menerima. Anak akan menilai dirinya kurang baik yang dapat

mengakibatkan penyesuaian diri dan kelompok serta konsep diri yang kurang

baik (Musfirah, 2013). Solusi yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan

interaksi sosial anak adalah meningkatkan kemampuan interaksi dengan teman

sebaya, pendekatan kerja kelompok, meningkatkan kesadaran peran orang

tua dan guru untuk mengajarkan pentingnya interaksi sosial yang baik.

(Ririhirawati, 2014). Penelitian oleh Mattanah (2005) menjelaskan bahwa

peran guru dan orang tua yang baik dirumah dan disekolah akan membangun

kompetensi yang baik bagi anak untuk berinteraksi sosial.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas faktor yang memungkinkan menjadi

penyebab timbulnya masalah adalah :


Faktor yang mempengaruhi interaksi
sosial :
a. Gadget
b. Usia
c. Jenis kelamin
Masih kurangnya interaksi sosial
d. Lingkungan
e. Peran orang tua anak usia sekolah (10-12) tahun.
f. Pendidikan orang tua
g. Keluarga
h. Kelompok teman sebaya
i. peran guru
j. kondisi anak

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual


Menurut Teori (Efendi, dkk, 2017)
4

Faktor-faktor yang mempengaruhi dari masalah penelitian sebagai berikut

a. Intensitas penggunaan gadget

Media (gadget) merupakan alat untuk memperluas pengetahuan dapat

memperngaruhi interaksi anak. Anak dapat mengidentifikasi karakter

yang terdapat pada materi bacaan, film, video, program televisi, dan

iklan. Anak sekarang memilih media dan figur olahraga sebagai idola

mereka. Berbeda dengan anak zaman sebelumnya menjadikan orang tua

sebagai panutan ( Wong, 2009). para ahli University of Washington,

seatle, Amerika serikat dalam jurnal pediatrik menyebutkan bahwa

anak yang terlalu banyak menonton televisi akan menjadi sullit

berkonsentrasi dan kurang perhatian pada lingkungan sekitar (Rubik,

2016 ). Aktivitas ini tidak hanya di lakukan oleh orang dewasa , namun

juga pada anak-anak. Dokter spesialis anak Chatharina Mayung Sambo

penggunaan gadget yang tidak di batasi dapat memberikan dampak

buruk pada tumbuh kembang dan interaksi sosial anak . pola tidur anak

menjadi terganggu yang dapat berdampak pada penurunan memori dan

konsentrasi di sekolah

b. Usia

Pada usia sekolah anak semakin sering berinteraksi dengan anak-anak

lain, yang dapat meningkatkan kemampuaan serta pemahaman anak

akan pentingnya untuk memiliki keterampilan yang dapat membantu

dalam menjalin dengan orang lain serta teman sebayanya.

Perkembangan kognitif anak juga berpengaruh terhadap keterampilan


5

sosial. Perkembangan kognitif anak akan berkembang seiring dengan

bertambahnya seseorang.

c. Jenis kelamin

Anak perempuan dan anak laki-laki memiliki berbedaan pola interaksi,

hal ini mempengaruhi pada keterampilan sosial anak. Dua anak yang

usianya sama tetapi berjenis kelamin berbeda, maka keterampilan

sosialnya pada aspek-aspek tertentu akan berbeda. Pada laki-laki lebih

menyukai permainan yang banyak melibatkan aktivitas fisik dalam

berinteraksi sosial, sedangkan pada perempuan penyukai permainan

yang bersifat pasif dan menetap. Perbedaan gender tersebut di

pengaruhi oleh dampak biologis, namun berdasarkan beberapa bukti

yang di peroleh, belajar sosial mempunyai resiko lebih tinggi. Anak

perempuan mempunyai resiko lebih tinggi untuk terjadinya penarikan

sosial.

d. Lingkungan

Lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap perkembangaan

keterampilan sosial adalah lingkungan keluarga dan lingkungan di luar

keluarga, misalnya lingkungan sekolah. Sekolah adalah tempat yang

kritis untuk meningkatkan tidak hanya aspek kognitif tetapi juga aspek

perilaku dan emosi merupakan faktor yang sangat menentukan

tercapainya atau tidaknya tingkat interaksi sosial anak usia sekolah,

sehingga lingkungan yang baik akan meningkatkan interaksi sosial anak

(Soetjiningsih, 2005). lingkungaan keluarga berperan penting dalam

penanaman nilai-nilai pada diri seorang anak, termasuk interaksi sosial.


6

e. Peran orang tua

Interaksi timbal balik antara anak orang tua, akan menimbulkan ke

akrakban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada kedua orang

tuanya, sehingga komunikasi bisa dua arah dan segera permasalahan

dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan

antara anak dan orang tua. Interaksi tidak di tentukan oleh kualitas dan

interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing

dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang di landasi

oleh rasa saling menyayangi.

f. Pendidikan orang tua

Mempengaruhi bagaimana anak bersikap dengan lingkunganya.

Ketidaktaun orang tua akan kebutuhan anak untuk berinteraksi dengan

lingkungan sosialnya tentu membatasi anak untuk dapat lebih leluasa

melakukan eksplorisasi sosial di luar lingkungan rumahnya. pendidikan

orang tua yang tinggi atau pengetahuan yang luas maka orang tua

memahami bagaimana harus memposisikan diri dalam tahapan

perkembangan anak. orang tua yang memiliki pengetahuan dan

pendidikan yang baik maka akan mendukung anaknya agar bisa

berinteraksi sosial yang baik.

g. Keluarga

Merupakan kelompok orang yang diikat oleh perkawinan atau darah,

biasanya meliputi ayah, ibu dan anak atau anak-anak. keluarga juga

merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia,

tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagaai manusia sosial dalam


7

hubungan interaksi dengan kelompoknya. Di dalam keluarga pertama

kali interaksi kelompok berlaku. Keluarga menjadi kelompok primer

termasuk pembentukan nya norma-norma sosial, internalisasi norma-

norma. keluarga dalam lingkungan masyarakat memiliki status sebagai

bagian dari kesatuan masyarkat dan sebagai penghubung pribaadi

dengan struktur yang luas (masyarakat) dan keluarga juga di sebut

sebagaai wadah sosialisasi anak sebagai kontrol sosial

h. Kelompok teman sebaya

Hubungan dengan teman sebaya merupakan interaksi sosial untuk anak

usia sekolah dengan berpartisipasi dalam aktivitas kelompok. Anak

belajar menghargai perbedaan yang ada dalam kelompok teman sebaya,

belajar berperilaku dengan cara yang dapat di terima oleh kelompok,

dan menjalin hubungan persahabatan dengan sesama jenis (Wong,

2009). anak belajar menyampaikan pendapat, menghargai pendapat,

menghargai pendapat teman dan mendiskusikan solusi dalam

perselisihan.

i. Peran guru

Guru berperan sebagai pembimbing, dalam peranannya sebagai

pembimbing ini guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan

motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap

sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar-mengajar,

sehingga guru merupakan tokoh yang amat di lihat dan akan di tiru

tingkah lakunya oleh anak-anak didik.


8

j. Kondisi anak

Ada beberapa kondisi anak yang mempengaruhi tingkat keterampilan

sosial anak, antara lain temperamen anak. Anak yang memiliki

temperamen sulit dan cenderung mudah terluka secara psikis, biasanya

akan takut malu- malu dalam menghadapi stimulus sosial yang baru.

Sedangkan anak-anak yang ramah dan terbuka lebih responsive

terhadap lingkungan sosial. Selain itu anak-anak yang memilik

temperamen sulit ini lebih cenderung lebih agresif dan impulsive

sehingga sering di tolak oleh teman sebaya.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi penyebab masalah penelitian

ini dibatasi pada 3 faktor yang mempengaruhi interaksi sosial anak yaitu

penggunaan intensitas gadget, peran orang tua dan peran guru

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah penelitian:

a. Bagaimana gambaran intensitas penggunaan gadget pada anak usia

sekolah (10-12 ) tahun di Desa Buluh Duko ?

b. Bagaimana gambaran peran orang tua pada anak usia sekolah (10-12 )

tahun di Desa Buluh Duko ?


9

c. Bagaimana gambaran peran guru pada anak usia sekolah (10-12) tahun di

Desa Buluh Duko ?

d. Bagaimana hubungan penggunaan intensitas gadget dengan interaksi

sosial anak usia sekolah(10-12) tahun di Desa Buluh Duko ?

e. Bagaimana hubungan peran orang tua dengan interaksi sosial anak usia

sekolah (10-12) tahun di Desa Buluh Duko?

f. Bagaimana hubungan peran guru dengan interaksi sosial anak usia sekolah

(10-12) tahun di Desa Buluh Duko?

g. Bagaimana hubungan intensitas penggunaan gadget, peran orng tua, peran

guru dengan interaksi sosial anak usia sekolah (10-12) tahun Didesa Buluh

Duko?

1.5 Tujuan

1.5.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan kualitas intensitas penggunaan gadget, peran

orang tua, peran guru dengan interaksi sosial anak usia sekolah (10-12)

tahun di Desa Buluh Duko Socah Bangkalan

1.5.2 Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi gambaran penggunaan intensitas gadget anak usia (10-

12) tahun di Desa Buluh Duko

b. Mengidentifikasi gambaran orang tua pada anak usia sekolah (10-12)

tahun di Desa Buluh Duko


10

c. Mengidentifikasi peran guru pada anak usia (10-12) tahun dengan

interaksi sosial di Desa Buluh Duko

d. Menganalisa hubungan intensitas pnggunaan gadget dengan interaksi

sosial anak usia sekolah (10-12) tahun di Desa Buluh Duko

e. Menganalisa hubungan peran orang tua dengan interaksi sosial sosial

anak usia sekolah (10-12) tahun di Desa Buluh Duko

f. Menganalisa hubungan peran guru dengan interaksi sosial anak usia

sekolah (10-12) tahun di Desa Buluh Duko

g. Menganalisa hubungan intensitas penggunaan gadget,peran orang tua,

peran guru dengan interaksi sosial anak usia sekolah (10-12) tahun di

Desa Buluh Duko

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat teoritis

Dapat digunakan sebagai pengetahuan baru ilmiah dalam proses

belajar maupun dalam penelitan mengenai gambaran interaksi sosial anak

dalam keluarga

1.6.2 Manfaat praktis

Untuk mengetahui pentingnya pengetahuan tentang proses berfikir

ilmiah khususnya mengenai interaksi sosial anak dalam keluarga

a. Bagi masyarakat

Hasil dari penelitian ini diharapkan menambah informasi dan

pengetahuan orang tua dan pihak sekolah mengenai hubungan


11

penggunaan gadget terhadap interaksi sosial pada anak usia sekolah

serta mengetahui dampak positif dan negatif penggunaan gadget

sehingga dapat mengantisipasi dampak yang kurang baik untuk

interaksi sosial anak dalam usia sekolah.

b. Bagi pelayanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi

untuk pemecahan masalah kesehatan maasyakat khususnya di

lingkungan sekolah dan keluarga mengenai interaksi sosial anak usia

sekolah.

1.7 Penelitian Terdahul

N Judul Penelitian Penulis & Variabel Desain Hasil


o Tahun Penelitian
Penelitian
1 Dampak Nurul Penggunaan Pendekata Penggunaan
penggunaan khotimah gadget dan n gadget
gadget terhadap (2013) interaksi kuantitatif memberikan
interaksi sosial sosial dan jenis dampak terhadap
anak usia 5-6 penelitian interaksi sosial
tahun ex anak
postfacto
2 Hubungan peran Diana,Dkk, Peran orang Deskriptif hubungan peran
orang tua dengan 2012 tua dan korelatif orang tua dengan
kemampuan kemampuan kemampuan
sosialisasi anak retardasi sosialisasi anak
retadasi mental di mental anak retardasi mental
SDLB negeri
kota Pekalongan
3 Analis pengaruh Agus efendi Penggunaan Eksplanati Ada pengaruh
penggunaan dkk, 2017 media baru f penggunaan
media baru dan interaksi korelasion media baru
terhadap pola sosial anak al terhadap pola
interaksi sosial interaksi sosial
anak
4 peranan Widya, 2013 Komunikasi Kualitatif Peranan
komunikasi interpersonal komukasi
interpersonal guru dan interpersonal guru
guru dalam pengetahuan dalam
meningkatkan anak meningkatkan
12

pengetahuan anak pengetahuan anak


sudah cukup baik
5 Hubungan antara Afrisia, 2016 Pengasuh Kuantitati Ada hubungan
pengasuh orang orang tua dan f pengasuhan orang
tua dengan kemampuan korelasion tua dengan
kemampuan interaksi al interaksi sosial
interaksi sosial sosial
pada siswa SMA

Anda mungkin juga menyukai