Anda di halaman 1dari 3

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RESPONSE

TIME PERAWAT PADA PENANGANAN PASIEN GAWAT DARURAT

DI IGD RSI NU DEMAK

Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it’s Live

Saving. Artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saat kondisi gawat darurat

haruslah benar-benar efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi

tersebut pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja.

Berhenti nafas selama 2-3 menit pada manusia dapat menyebabkan kematian yang

fatal (Sutawijaya, 2009).

Instalasi Rawat Darurat sebagai gerbang utama penanganan kasus gawat

darurat di rumah sakit memegang peranan penting dalam upaya penyelamatan

hidup klien. Wilde (2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya

waktu tanggap (response time) bahkan pada pasien selain penderita penyakit

jantung. Mekanisme response time, disamping menentukan keluasan rusaknya

organ-organ dalam, juga dapat mengurangi beban pembiayaan. Kecepatan dan

ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke IGD

memerlukan standar sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga

dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan response time yang cepat

dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan sarana,

prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD rumah sakit sesuai standar

(Kepmenkes, 2009)
Adanya desentralisasi dan otonomi daerah telah memberikan peluang daerah

untuk mengembangkan daerahnya sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Daerah

harus menyusun perencanaan di bidang kesehatan khususnya pelayanan gawat

darurat yang baik dan terarah. Sebagai acuan bagi daerah dalam mengembangkan

pelayanan gawat darurat khususnya di Instalasi Gawat Darurat RS, Menteri

kesehatan pada tahun 2009 telah menetapkan salah satu prinsip umumnya tentang

penanganan pasien gawat darurat yang harus ditangani paling lama 5 (lima) menit

setelah sampai di IGD (Kepmenkes, 2009).

Waktu tanggap adalah waktu yang dihitung pada saat pasien tiba di depan

pintu rumah sakit sampai mendapat tanggapan atau respon time dari petugas

Instalasi Gawat Darurat sampai selesai proses penanganan gawat darurat

(Haryatun dan Sudaryanto, 2008). Waktu tanggap dikatakan tepat waktu dan tidak

terlambat apabila waktu yang diperlukan tidak melebihi waktu rata-rata standar

yang ada. Salah satu indikator keberhasilan penanggulangan medik penderita

gawat darurat adalah kecepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada

penderita gawat darurat baik pada keadaan sehari-hari atau sewaktu bencana.

Keberhasilan waktu tanggap sangat tergantung kepada kecepatan kualitas

pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat sejak

ditempat kejadian, dalam perjalanan hingga pertolongan rumah sakit.

Faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keterlambatan penanganan

kasus gawat darurat antara lain karakter pasien, penempatan staf, ketersediaan

stretcher dan petugas kesehatan, waktu ketibaan pasien, pelaksanaan manajemen

dan, strategi pemeriksaan dan penanganan yang dipilih. Hal ini bisa menjadi
pertimbangan dalam menentukan konsep tentang waktu tanggap penanganan

kasus di IGD rumah sakit.

Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian

terkait dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan response time perawat

pada penanganan pasien gawat darurat DI IGD RSI NU DEMAK

Anda mungkin juga menyukai