Anda di halaman 1dari 6

TREND DAN ISU KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

OLEH:

NAMA: CICI INDRAYANI

NPM:17.11.029

KELAS: PSIK 4.1

DOSEN PENGAMPUH: Ns. Meta Rosaulina,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM SARJANA FAKULTAS KEPERAWATAN
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA
T.A 2020/2021
Pengertian trend dan isu dalam keperawatan gawat darurat

- Trend adalah hak yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan


analisa,trend juga dapat didefinisikan salah satu gambaran ataupun
informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di
masyarakat.
- Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang apat diperkirakan terjadi
atau tidak terjadi dimasa datang, isu adalah sesuatu yang sedang
dibicarakan oleh banyak orang namun belum jelas fakatanya atau
buktinya.
- Tren dan isu keperawatan adalah sesuatu yang sedang di bicarakan banyak
orang tentang praktek / mengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
atau tidak.

Trend dan isu keperawatan kegawatdaruratan

1. CPR/RJP

Resusitasi jantung paru adalah tindakan pertolongan pertama pada orang yang
mengalami henti napas dan henti jantung karena sebab-sebab tertentu . dengan
tujuan memberikan sirkulasi pernapasan dan peredaran darah dengan memberikan
kompresi dan ventilasi. Dimana prosedur RJP menurut AHA 2015 yaitu:

- Dangerous
- Respon
- Call for help
- Circulation
- Arway
- Breathing

Pada masa pandemic seperti ini terdapat perubahan yang bisa dilakukan untuk
mengurangi penuran virus covid-19 kepada penolong yang memberi tindakan RJP
terdapat jurnal penelitian yang membahas tentang prosedur tindakan RJP saat era
pandemic covid -19.
Analisis Jurnal

Resusitasi jantung paru di era pandemic covid-19

Author: joko tri atmojo,dewi arradini,ernawati,aris widiyanto,aquartuti tri

Pendahuluan

Cardio pulomonary resuscitation yang dilakukan sebelum kedatangan


ambulan akan meningkatkan peluang kelangsungan hidup hingga tiga kali.
Namun demikian,timbul kekhawatiran bagi para tenaga medis akan tertular
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2) ketika melakukan CPR .
berkaitan dengan COVID-19 jalur penularan melalui droplet yang mengandung
virus ataupun aliran udara menjadi jalur utama yang menyebabkan virus
menyebar dan memiliki daya penularan tinggi, saat pandemi telah terjadi ssangat
penting untuk mengontrol sumber infeksi . dikabarkan pula seorang perawat
ambulan gawat darurat telah dinyatakan positif dan meninggal dunia. Timbul
pertanyaan apakah perawat yang telah menggunakan APD baju hazmat masih
dapat tertular berdasarkan masalah tersebut penulis jurnal ini tertarik membuat
tinjauan sistematis terkait efek Covid-19 pada pasien henti napas dan jantung,
resiko penularan Covid-19 pada perawat ketika melakukan RJP dan strategi
penanganan RJP yang dianjurkan pada masa pandemic Covid-19.

Metode

Metode pada penelitian ini yaitu tinjauan sistematis yang dilakukan dari
bulan april 2020,dengan menelusuri database termasuk PubMed, google scholar,
dan science direct.

Hasil

1. kemungkinan transmisi infeksi saat CPR

Dalam penelitian ini mengatakan kemungkinan penularan coronavirus dapat


terjadi melalui invasi pernapasan aerososl yang terkontaminasi selama doffing
peralatan pelindung diri. Dan penelitian ini mengatakan virus ini dapat
ditransmisiskan meskipun petugas kesehatan mengenakan APD, hal ini bisa
disebabkan oleh terjadinya pelanggaran protokol pemakaian baju pelindung yang
tidak disadari dan banyaknya virus di udara yang dikeluarkan oleh droplet pasien.

2. resuscitation Council

Resuscitation council menyarankan jika korban ada kemungkinan terinfeksi


covid-19 disarankan untuk : kenali serangan jantung yang menyebabkan pasien
tidak sadar, pastikan ambulan sedang dalam perjalanan jika di curigai terinfeksi
beri tahu tim ambulan, jika dicurigai korban terinfeksi tim penolong harus
meletakkan kain/handuk di atas mulut dan hidung korban dan hanya melakukan
RJP dan defibrilasi sampai ambulan datang, jika ambulan telah tiba cuci tangan
setelah melakukan kompresi tadi .

3. strategi RJP untuk pertolongan di luar rumah sakit

Pada penelitian ini tidak dianjurkan member ventilasi mulut ke mulut ,


dikarenakan dapat menular dari droplet.

Pembahasan

Pada penelitian ini mengatakan invasi pernapasan aerosol yang


terkontaminasi MERSCoV saat RJP melalui :

- Keringat selama RJP, ketika bagian atas tubuh perawat bergerak ,


kemungkinan masker dan kacamata akan dekat ke tubuh pasien sehingga
memungkinan adanya celah masuk cairan aerosol.
- Kerika sedang melakukan RJP aerosol menginfeksi pada langkah intubasi,
pengisapan cairan tubuh, kompresi dada, ventilasi manual, dan defibrilasi.
- Saat membuka APD sering dari doffing apd pada area rawan yaitu leher,
kaki, dan kepala.
Simpulan

Pada penelitian ini mengatakan penularan virus Covid-19 pada perawat


yang melakukan RJP menggunakan APD lengkap masih mungkin terjadi melalui
celah yang terbentuk tanpa sengaja pada APD yang digunakan petugas. Perubahan
urutan RJP dengan mengabaikan penilaian jalan napas dapat meminimalakan
penularan, kompresi dengan alat bantu juga sangat disarankan, dan perawat
disarankan menggunakan standar pelayanan pasien Covid-19 kepada setiap pasien
yang henti napas dan jantung pada masa pandemi ini.

Anda mungkin juga menyukai