Anda di halaman 1dari 20

Makalah Sistem Penanggulangan Bencana Terpadu

D
1
S
U
S
U
N
OLEH:
Nama :
1) Cici Indrayani
2) Devina syuhada
3) Dormauli Sihombing
4) Liana Harnum
5) Nurul Hasanah
6) Melisa Anggraini
7) Megawati
8) Wahyu Cristoper Gulo

Dosen Pengampuh : Ns.Hizkianta Sembiring, S.Kep

Program Studi Ilmu Keperawatan Program Sarjana Fakultas Keperawatan


Institute Kesehatan Deli Husada Deli Tua
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Karena atas segala Rahmat
dan Karunia Nya saya bisa menyelesaikan penyususnan makalah ini. Makalah
saya ini berjudul “SISTEM PENANGGULANGAN BENCANA TERPADU”,
yang merupakan salah satu persyaratan bagi kami dalam menyelasaikan tugas-
tugas sebagai seorang mahasiswa SI keperawatan.
Penyajian Materi dalam makalah ini, kami tampilkan dalam bentuk yang
mudah dipahami. Berdasarkan Penyusunan seperti ini, kami berharap dapat
memahami konsep Perawatan ini dengan mudah serta mengenal aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Namun Demikian kami menyadari keterbatasan kami dalam penyususnan
makalah ini. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak,
terutama dosen keperawatan demi penyempurnaan makalah pada edisi-edisi
beriukutnya.
Akhir kata, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima
dengan senang hati.


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki kondisi geografis,geologis,

hidrologis serta demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang

disebabkan faktor alam, non alam ulah tangan manusiayang menyebabkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,kerugian harta benda serta

dampak psycologis yang dalam keadaan tertentudapat menghambat pembangunan

nasional. Letak geografis Indonesia yang berada antara lempeng Euronesiadan

lempeng Euroasia menjadikan sebagian besar wilayah Indonesia rawanterhadap

bencana alam, kondisi ini merupakan ancaman yang sulitdiprediksi dengan

perhitungan kapan, dimana, bencana apa yang terjadi, berapa kekuatan bahkan

kita tidak dapat memperkirakan estimasi korban jiwa maupun harta benda.

Indonesia merupakan negara dengan potensi bahaya (hazard potency) yang

sangat tinggi, beberapa potensi tersebut antara lain adalah gempa bumi, tsunami,

banjir, letusan gunung berapi, tanah longsor, anginribut, kebakaran hutan dan

lahan. Terdapat 2 (dua) kelompok utama potensi bencana di wilayah Indonesia

yaitu potensi bahaya utama (main hazard) dan potensi bahaya ikutan (collateral

hazard). Potensi bahaya utama (mainhazard) dapat dilihat antara lain pada peta

potensi bencana gempa diIndonesia yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah

wilayah dengan zona. gempa yang rawan, peta potensi bencana tanah longsor,

peta potensi bencana letusan gunung api, peta potensi bencana banjir. Sedangkan

peta potensi bencana ikutan (collateral hazard potency) dapat dilihat dari beberapa

indikator antara lain bangunan yang terbuat dari kayu, kepadatan bangunan dan

kepadatan industri berbahaya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian pcristiwa yang mengancamdan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh

faktor alam dan/atau faktor nonalam ulah tangan manusiasehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian harta benda serta

dampak psikologis.Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atauserangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa

bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan

tanahlongsor.Bencana non alam adalah bencana yang diakibatkan oleh

peristiwaatau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal

teknologi,gagal modernisasi, epidemi. dan wabah penyakit.Bencana sosial adalah

bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atauserangkaian peristiwa yang

diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar

komunitas masyarakat, dan teror.

B. Potensi bencana.

1. Bencana banjir

Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang bersipat merusak,

aliran arus air yang tidak terlalu dalamtetapi cepat dan bergolak (turbulent)

dapat menghanyutkan manusia,hewan dan tumbuhan.

2. Bencana tanah longsor


Gerakan tanah atau tanah longsor yang mampu merusak lingkungannya

baik akibat gerakan tanahdibawahnya atau karena penimbunan akibat

longsor tersebut.

3. Bencana letusan gunung api

4. Bencana Gempa Bumi

Adalah getaran partikel batuan ataugoncangan pada kulit bumi yang

disebabkan oleh pelepasan energisecara tiba-tiba akibat aktivitas tektonik

(gempa bumi tektonik) danrekahan akibat naiknya fluida (magma, gas uap

dll) dari dalam bumi menuju kepermukaan, disekitar gunung api, getaran

tersebutmenyebabkan kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan

yangmenimbulkan keruntuhan, disamping itu pula dampak lain

yangditimbulkan adalah kebakaran, kecelakaan industri dan transfortasi,

banjir akibat runtuhnya bendungan dan tanggul.

5. Bencana Tsunami

Gelombang air laut yang membawa material baik berupa sisa-sisa

bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempassegala sesuatu

yang berdiri didatran pantai dengan kekuatan dahsyat.Bangunan-bangunan

yang mempunyai dimensi lebar dinding sejajar dengan garis pantai atau

tegak lurus dengan arah datangnyagelombang akan mendapat tekanan

yang paling kuat sehingga akanmengalami kerusakan yang paling parah.

6. Bencana Kebakaran

Kebakaran yang terjadi dipengaruhi olehfaktor alam berupa cuaca yang

kering serta faktor manusia baik yangdisengaja maupun tidak, sedangkan

kerusakan yang ditimbulkan berupa kerusakan lingkungan, korban jiwa


dan harta benda dampak samping yang diakibatkan kebakaran adalah asap

yang dapatmempengaruhi kesehatan serta gangguan aktifitas penerbangan.

7. Bencana Kekeringan

Kekeringan akan berdampak bagi kesehatanmanusia, tanaman serta hewan

baik secara langsung maupun tidak langsung dampak dari bencana

kekeringan ini seringkali secaragradual/lambat, sehingga apabila tidak

dipantau secara terus menerusakan mengakibatkan bencana berupa

hilangnya bahan pangan akibattanaman pangan ternak mati, petani

kehilangan mata pencaharian,sehingga berdampak urbanisasi.

8. Bencana Angin Siklon Tropis

Tekanan dan hisapan serta tenagaangin meniup selama beberapa jam dapat

mengakibatkan kerusakan pada bangunan dan sarana umum kebanyakan

angin topan disertaihujan deras yang dapat menimbulkan bencana lain

seperti tanah longsor dan banjir.

9. Bencana Wabah Penyakit

Wabah penyakit menular berdampak kepadamasyarakat yang sangat luas

10. Bencana Kegagalan Teknologi

Pada skala besar dapat mengancamkestabilan ekologi secara global,

ledakan instalasi dapat menyebabkankorban jiwa, luka-luka dan

kerusakan infrastruktur, kebakaran, pencemaran udara, sumber air

minum, tanaman, pertanian sertaterganggunya kestabilan ekologi secara

global .
C. Kriteria Bencana

1.Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Nasional

a. Bencana yang terjadi menyebabkan mekanisme sistem pemerintahan di

daerah tersebut, baik dalam kawasan satu provinsiatau lebih tidak

berfungsi.

b. Infrastruktur di kawasan daerah yang terkena bencana mengalamirusak

berat dan tidak berfungsi.

c. Korban manusia baik yang meninggal maupun luka, sertakerusakan

bangunan dan rumah tempat tinggal sangat banyak sehingga menyebabkan

unsur-unsur BPBD Provinsi/BPBDKabupaten/Kota tidak mampu

mengatasi akibat bencana tersebut.d.Hasil data korban dan kerusakan

daerah yang sangat banyak,selanjutnya Presiden menetapkan Bencana

Nasional.

2. Kriteria Bencana alam pada Skala Tingkat Provinsi

a. Bencana alam yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnyamekanisme

sistem pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.

b. Infrastruktur hanya sebagian kecil yang tidak berfungsi.

c. Korban manusia dan kerusakan daerah yang timbul, unsur-unsur BPBD

Provinsi masih mampu mengatasi.

d. Unsur-unsur BPBD Provinsi masih mampu mengatasi terhadapkorban

manusia dan kerusakan daerah yang timbul.

3. Kriteria Bencana alam pada skala Tingkat Kabupaten/Kota.

a. Bencana yang terjadi tidak menyebabkan lumpuhnya mekanismesistem

pemerintahan di kawasan daerah yang terkena bencana.


b. Infrastruktur yang ada di kawasan tersebut semua berfungsi.

c. Unsur-unsur BPBD Kabupaten/Kota mampu mengatasi terhadaptimbulnya

korban manusia maupun kerusakan daerah.

D. Korban Bencana

1. Manusia

Korban manusia akibat suatu bencana baik yang mengalamiluka ringan,

luka berat dan meninggal dunia.

2. Harta Benda

Korban harta benda akibat bencana dapat berupahilangnya atau rusaknya

harta benda, tempat tinggal, hewan sertasarana dan prasarana umum lainnya.

3. Lingkungan hidup

Kerusakan ataupun hilangnya sarana prasaranalingkungan yang

menyangkut kepentingan hidup masyarakat secara umum.

E. Hakekat Penanggulangan Bencana

1. Penanggulangan bencana merupakan salah satu wujud dari upaya untuk

melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darahIndonesia.

2. Penanggulangan bencana adalah kewajiban bersama antara Pemerintahdan

masyarakat yang didasarkan pada partisipasi, dukungan dan prakarsa

masyarakat serta Pemerintah Daerah.

3. Penanggulangan bencana dititik beratkan pada tahap sebelum terjadinya

bencana yang meliputi kegiatan pencegahan, penjinakan dankesiapsiagaan

untuk memperkecil, mengurangi dan memperlunak dampak yang

ditimbulkan oleh bencana.


4. Penanggulangan bencana adalah bagian dari kegiatan pembangunanyang

bertujuan untuk mengurangi penderitaan masyarakat danmeningkatkan

kehidupan dan penghidupan masyarakat secara lahir batin.

F. Asas Penanggulangan Bencana

1. Kemanusiaan

Memberikan perlindungan dan penghormatan hak-hak azasi manusia, harkat

dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara

proporsional.

2. Keadilan

Setiap materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana harus

mecerminkan keadilan secara proporsional bagi setiapwarga negara tanpa

kecuali.

3. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan

Penanggulangan bencana tidak boleh berisi hal-hal yang membedakanlatar

belakang antara lain, agama, suku, golongan, gender atau statussosial.

4. Keseimbangan, Keselarasan dan Keserasian

Dalam penanggulangan bencana harus mencerminkan keseimbangan

kehidupan sosial danlingkungan, keselarasan tata kehidupan dan lingkungan

sertamencerminkan keserasian lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat.

5. Ketertiban dan kepastian hukum.

Penanggulangan bencana harus dapatmenimbulkan ketertiban dalam

masyarakat melalui jaminan adanyakepastian hukum.

6. Kebersamaan.
Penanggulangan bencana pada dasarnya menjadi tugasdan tanggung jawab

bersama antara pemerintah dan masyarakat yangdilakukan secara gotong

royong.

7. Kelestarian lingkungan hidup.

Materi muatan ketentuan dalam penanggulangan bencana mencerminkan

kelestarian lingkungan untuk generasi sekarang dan untuk generasi yang

akan datang demi untuk kepentingan bangsa dan negara.

8. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Penanggulangan bencana harusmemanfaatkan ilmu pengetahuan dan

teknologi secara optimal sehinggamempermudah dan mempercepat proses

penanggulangan bencana baik pada tahap pencegahan, pada saat terjadi

bencana maupun pada tahap pasca bencana

G. Tujuan Penanggulangan Bencana

1.Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.

2.Menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada.

3.Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara

terencana,terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh.

4.Menghargai budaya lokal.

5.Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta

6.Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan dankedemawanan.

7.Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsadan

bernegara.
H. Prinsip-prinsip Penanggulangan Bencana

1. Cepat dan tepat

Dalam penanggulangan harus dilaksanakan secaracepat dan tepat sesuai

dengan tuntunan keadaan

2. Prioritas

Apabila terjadi bencana, kegiatan penanggulangan harusmendapat prioritas

dan diutamakan pada kegiatan penyelamatanmanusia.

3. Koordinasikan dan keterpaduan

Penanggulangan bencana didasarkan pada koordinasi yang baik dan saling

mendukung. Sedangkanketerpaduan adalah penanggulangan bencana

dilakukan oleh berbagaisektor secara terpadu yang didasarkan pada kerja

sama yang baik dansaling mendukung.

4. Berdaya guna dan berhasil guna

Yang dimaksud dengan berdaya gunaadalah dalam mengatasi kesulitan

masyarakat dilakukan dengan tidak membuang waktu, tenaga dan biaya

yang berlebihan. Sedangkan berhasil guna adalah kegiatan penanggulangan

bencana harus berhasilguna dalam mengatasi kesulitan masyarakat.

5. Transparansi dan akuntabilitas

Yang dimaksud dengan transparansi pada penanggulangan bencana

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan, sedangkan

akuntabilitas berarti dapatdipertanggung jawabkan secara etik dan hukum.

6. Kemandiriaan

Bahwa penanggulangan bencana utamanya harusdilakukan oleh masyarakat

didaerah rawan bencana secara swadaya.


7. Nondiskriminasi

Bahwa negara dalam penanggulangan bencana tidak memberikan perlakuan

yang berbeda terhadap jenis kelamin, suku,agama, ras dan aliran politik

apapun.

8. Nonproletisi

Dalam penanggulangan bencana dilarangmenyebarkan agama atau

kenyakinan terutama pada saat pemberian bantuan dan pelayanan darurat

bencana.

I. Pentahapan Penanggulangan Bencana

1. Pra Bencana

a. Dalam situasi tidak terjadi bencana

Perencanaan penanggulangan bencana meliputi :

1) Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana.

2) Pemahaman kerentanan masyarakat.

3) Analisa kemungkinan dampak bencana.

4) Pilihan tindakan pengurangan resiko bencana.

5) Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana.

6) Alokasi tugas, kewewenangan dan sumber daya yang tersedia.

7) Penyusunan rencana penanggulangan bencana

dikoordinasikandengan : BNPB untuk tingkat nasional, BPBD untuk

tingkat Provinsi, BPBD untuk tingkat Kabupaten/Kota dan

ditetapkanoleh pemerintah dan pemerintah daerah sesuai

dengankewenangannya untuk jangka waktu 5 tahun.


8) Rencana penanggulangan bencana ditinjau secara berkala setiap 2

tahun sekali atau sewaktu waktu bila terjadi bencana.

9) Penyusunan rencana penanggulangan bencana dilakukan berdasarkan

pedoman yang ditetapakan oleh kepala BNPB.

Pengurangan resiko bencana dilakukan untuk mengurangi ancaman dan

kerentanan serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

menghadapai bencana melalui kegiatan :

1) Pengenalan dan pemantauan resiko bencana.

2) Perencanaan partisipatif penanggulangan bencana.

3) Pengembangan budaya sadar bencana.

4) Peningkatan komitmen terhadap pelaku penanggulangan bencana.

5) Penerapan upaya fisik dan non fisik dan pengaturan penanggulangan

bencana.

6) Untuk melakukan upaya pengurangan resiko bencanadilakukan

penyusunan rencana aksi pengurangan resiko baik secara nasional

maupun daerah.

Pencegahan dilakukan dengan cara mengurangi ancaman dankerentanan

pihak yang terancam bencana dengan melakukankegiatan meliputi :

1) Identifikasi dan pengenalan secara pasti terhadap sumber

bahaya/ancaman bencana.

2) Kontrol terhadap penguasaan dan pengelolaan sumber dayaalam yang

secara tiba-tiba berpotensi menjadi sumber bencana.


3) Pemantauan penggunaan tehnologi.

4) Penataan ruang dan pengelolaan lingkungan hidup.

5) Penguatan ketahanan sosial masyarakat.Pemaduan dalam Perencanaan

Pembangunan. Dilakukan oleh pemerintah atau pemerintah daerah

melalui koordinasi,integrasi dansinkronisasi dengan cara

mencantumkan unsur-unsur rencana penanggulangan bencana kedalam

rencana pembangunan pusat dandaerah.

2. Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana

a. Kesiap siagaan

Kesiap siagaan dalam situasi terdapat potensiterjadinya bencana dilakukan

melalui :

1) Penyusunan dan uji coba rencana penanggulangan darurat bencana.

2) Pengorganisasian, pemasangan dan pengujian sistim peringatandini.

3) Penyediaan dan penyiapan barang pasokan pemenuhankebutuhan dasar.

4) Pengorganisasian, penyuluhan, pelatihan dan geladi tentang mekanisme

tanggap darurat.

5) Penyiapan lokasi evakuasi.

6) Penyusunan data akurat, informasi dan pemutahiran prosedur tetap tanggap

darurat bencana.

7) Penyediaan dan penyiapan bahan, barang dan peralatan untuk pemenuhan

pemulihan prasarana dan sarana.


b. Peringatan Dini

Dilakukan untuk pengambilan tindakancepat dan tepat dalam rangka

mengurangi resiko terkena bencanaserta mempersiapkan tindakan tanggap

darurat dan dilakukanmelalui :

1) Pengamatan gejala bencana.

2) Analisis hasil pengamatan gejala bencana.

3) Pengambilan keputusan oleh pihak yang berwenang.

4) Penyebar luasan informasi tentang peringatan bencana.

5) Pengambilan tindakan oleh masyarakat.

c. Mitigasi

Dilakukan untuk mengurangi resiko bencana bagimasyarakat yang

berada pada kawasan rawan bencana, yang dilakukan melalui :

1) Pelaksanaan tata ruang yang berdasarkan analisis resiko bencana.

2) Pengaturan pembangunan, pembangunan infrastruktur dan tata bangunan.

3) Penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan dan pelatihan baik secara

konvensional maupun modern.

3. Tanggap Darurat

a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi kerusakan dansumber daya

dilakukan untuk mengidentifikasi :

1) Cakupan lokasi bencana.

2) Jumlah korban.

3) kerusakan prasarana dan sarana.

4) Gangguan terhadap fungsi pelayanan umum serta pemerintahan.

5) Kemampuan sumber daya alam maupun buatan.


b. Penentuan status keadaan darurat bencana.

Keadaan darurat bencanadilaksanakan oleh pemerintah atau pemerintah daerah

sesuai dengantingkatan bencana untuk tingkat nasional ditetapkan oleh

Presiden,tingkat Provinsi oleh Gubernur dan tingkat Kabupaten/Kota

olehBupati/Wali kota. Pada saat status keadaan darurat bencanaditetapkan

BNPB dan BPBD memiliki kemudahan akses dibidang :

1) Pengerahan sumber daya manusia.

2) Pengerahan peralatan.

3) Pengerahan logistik.

4) Imigrasi, cukai dan karantina.

5) Perijinan.

6) Pengadaan barang dan jasa.

7) Pengelolaan dan pertanggung jawaban uang / barang.

8) Penyelamatan.

9) Komando untuk memerintahkan instansi/lembaga.

c. Penyelamatan dan Evakuasi Korban.

Pada tahap ini dilakukandengan memberikan pelayanan kemanusiaan yang

timbul akibat bencana yang terjadi pada suatu daerah melalui upaya :

1) Pencarian dan penyelamatan korban

2) pertolongan darurat.

3) Evakuasi korban dan pemakaman korban yang meninggal dunia.

4) Pemenuhan Kebutuhan Dasar. Dalam tahap ini pemerintah harus

menyediakan kebutuhan dasar meliputi:

a) Kebutuhan air bersih dan sanitasi.


b) Pangan.

c) Sandang.

d) Pelayanan kesehatan.

e) Pelayanan Psikososial.

f) Penampungan dan tempat hunian.


BAB III

KASUS

1. Penanggulangan dalam Menghadapi Bencana Tsunami

Tsunami Aceh pada tahun 2004 telah memberikan dampak signifikan terhadap

usaha penanggulangan bencana di Indonesia . Pergeseran paradigma

penanggulangan bencana menuju penanggulangan bencana yang bersifat proactive

preparedness menuntut keterlibatan berbagai pihak tidak terkecuali institusi lokal

seperti kelurahan/desa. Kesiapan berbagai institusi di berbagai level dalam

menghadapi bencana tsunami telah banyak dikaji termasuk kesiapan pemerintah

lokal. Secara umum penanggulanganbencana terbagi menjadi tigafilosofi, pertama

menjauhkan masyarakat dari ancaman bencana (hazard); kedua menjauhkan

bencana dari masyarakat; apabila kedua sikap tersebut sulit untuk dilakukan maka

pilihan selanjutnya adalah hidup harmoni dan bersahabat dengan ancaman

sertamengembangkan kearifan lokal. Pemerintah mampu menggunakan ketiga

filosofi ini dalam pengelolaan risiko bencana melalui program dan kebijakan

untuk meminimalisasidampak dari bencana (Maarif, 2012), termasuk dengan

melibatkan masyarakat dan institusi lokal.

Paradigma penanggulangan bencana telah bergeser dari penanggulangan

bencana yang bersifat responsif saat terjadi bencana menuju penanggulangan

bencana yang bersifat kesiapan yang proaktif. Paradigma baru menuntut kesiapan

pihak-pihak yang berkepentingan, termasuk institusi kelurahan/desa sebagai

institusi lokal pada struktur pemerintahan. Kelurahan Purus dan Kelurahan Air

Manis memiliki risikoyang tinggi terhadap bencana tsunami. Bencana tsunami


yang merupakan bahaya sekunder dari gempa bumi menuntut kesiapan berbagai

pihak termasuk institusi kelurahan.


BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian pcristiwa yang mengancamdan

mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oieh

faktor alam dan/atau faktor nonalam ulah tangan manusiasehingga mengakibatkan

timbulnya korban jiwa manusia, kerusakanlingkungan, kerugian harta benda serta

dampak psikologis.Beberapa potensi bencana yang perlu diwaspadai antara lain

bencana banjir, bencana tanah longsor, bencana letusan gunung api, bencana

GempaBumi, Bencana Tsunami, Bencana Kebakaran, Bencana

Kekeringan.Kekeringan, Bencana Angin Siklon Tropis, Bencana Wabah Penyakit

danBencana Kegagalan Teknologi.

Anda mungkin juga menyukai