PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Menurut laporan Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) (12/12/2007), sebagian besar
bencana alam yang terjadi di dunia sepanjang 2007 merupakan dampak dari pemanasan global.
Setiap tahun, jumlah bencana alam naik hampir 20 persen dari tahun sebelumnya. Hingga 10
Oktober 2007, Federasi telah mencatat ada 410 bencana dan 56 persen dari jumlah itu
disebabkan oleh perubahan cuaca atau iklim. Pada 2006, IFRC mencatat 427 bencana alam.
Angka tersebut meningkat sebesar 70 persen dalam dua tahun sejak 2004. Selama 10 tahun
terakhir, jumlah bencana alam meningkat 40 persen dari dekade sebelumnya. Sedangkan angka
kematian yang disebabkan oleh bencana alam meningkat dua kali lipat menjadi 1,2 juta orang
dari 600.000 pada dekade sebelumnya. Jumlah korban bencana alam juga meningkat setiap
tahun. Tahun 2007, 270 juta orang menjadi korban bencana alam sedangkan tahun sebelumnya
230 orang (Suara Pembaruan, 2007).
Hingga pertengahan tahun 2013, BNPB mencatat terjadi bencana sebanyak 632 kejadian.
Dalam 6 bulan tersebut, bencana di dominasi oleh banjir, tanah longsor, dan puting beliung,
sedangakan jumlah bencana lainnya tidak sampai 10 % dari total seluruh kejadian. Selama 3
bulan pertama, puting beliung selalu menjadi bencana yang paling sering terjadi, sedangkan pada
3 bulan berikutnya digantikan oleh banjir. Korban meninggal dan hilang mencapai 380 jiwa
sedangkan korban yang menderita dan mengungsi lebih dari 570 ribu jiwa, kerusakan bangunan
akibat bencana mencapai lebih dari 33 ribu unit. (BNPB, 2013).
Alam Indonesia memang mengalami pengrusakan, ditambah dengan dampak posisi
negara kita yang rentan dengan perubahan iklim dunia, maka jadilah bencana terjadi di manamana di wilayah Indonesia sepanjang tahun. Namun, upaya adaptasi, mitigasi, dan kesiapsiagaan
bancana minim kita rasakan. Seperti kejadian gempa Kebumen (25/01/14), masyarakat masih
saja kalut dan keluar rumah atau tempat umum berdesak-desakan.
Dilihat dari dana upaya adaptasi, mitigasi, dan kesiapsiagaan bencana pun kurang.
Anggaran penanggulangan bencana setiap tahunnya berkisar 1 triliun rupiah. Coba bandingkan
dengan taksiran kerugian beberapa bencana nasional: Tsunami Aceh 39 Triliun, gempa
Yogyakarta dan Jawa Tengah 27 Triliun, banjir Jakarta 4,8 Triliun, gempa Padang 21,6 Triliun,
dan Erupsi Merapi 3,65 Triliun. Kita bandingkan lagi dengan biaya tanggap darurat bencana
yang terjadi bulan ini: Manado 5 Milyar, Sinabung untuk pemulihan pertanian sebesar 63,5
Milyar, DKI Jakarta untuk penanganan banjir 3,5 Triliun, dan bencana banjir Pantura 800 Juta
rupiah (sumber kompas, 25/01/14).
Badan penanggulangan bencana daerah kota Samarinda, mencatat sebanyak 157 rumah
warga di kota itu terendam banjir di duga akibat luapan kolam penampungan air 2 perusahaan
tambang batu bara. Rumah- rumah tersebut berada di kawasan Pelita tujuh kecamatan Samarinda
Ilir, kota Samarinda. Selain mengenangi rumah warga, banjir tersebut juga menyebabkan
kerusakan sejumlah harta benda milik warga khususnya barang elektronik. (ANTARA Kaltim,
2014).
Oleh karena itu di perlukan penanggulangan yang tepat untuk mencagah bencana alam,
misalnya dengan membersihkan saluran air dari sampah yang dapat menyumbat aliran air,
sehingga menyebabkan terjadinya banjir, Tidak menebangi pohon-pohon di hutan, karena hutan
yang gundul akan sulit menyerap air, sehingga jika terjadi hujan lebat secara terus menerus air
tidak dapat diserap secara langsung oleh tanah bahkan akan menggerus tanah. Hal ini juga dapat
menyebabkan tanah longsor, membuat waduk (dam) yang berfungsi sebagai persediaan air di
musim kemarau. Selain itu waduk dapat mencegah terjadinya banjir pada musim hujan, reboisasi
atau penghijauan kembali daerah-daerah yang sudah gundul agar tanah lebih mudah menyerap
air pada musim penghujan dan sebagai penyimpanan cadangan air pada musim kemarau,
sosialisasi potensi gempa di wilayah yang rawan gempa, mengembangkan bangunan yang relatif
tahan gempa, dengan memperkuat atau memperdalam fondasi bangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Bencana adalah kejadian yang mendadak atau tidak diperkirakan yang mengakibatkan rumah
sakit dan sarana masyarakat lainnya mengalami kerusakan dan fungsinya terganggu. Bencana
dapat disebabkan oleh kebakaran, cuaca atau iklim, misalnya: gempa bumi, angin rebut, dan
ternado, ledakan, aktifitas teroris, radiasi atau tumpahan zat kimia. Bencana dapat terjadi karena
kesalahan manusia yang mencakup kecelakaan lalu lintas,kecelakaan pesawat udara, bangunan
runtuh, atau kejadian serupa lainnya.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia definisi, Bencana adalah peristiwa/kejadian
pada suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan ekologi, kerugian kehidupan manusia serta
memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang bermakna
sehingga memerlukan bantuan luar biasa dari pihak luar.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Bencana ( disaster ) menurut WHO adalah setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan,
gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau
pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau
wilayah yang terkena.
B. Kategori Bencana Dan Korbannya
Keadaan bencana dapat digolongkan berdasarkan jumlah korban yang mencakup:
1.Mass patient incident (jumlah korban yang datang ke UGD kurang dari 10 orang).
2.Multiple cassuality incident (jumlah korban yang datang ke UGD antara 10 dan 100 orang).
3.Mass cassuality incident (jumlah korban yang datang ke UGD lebih dari 100 orang)
C. Fase Bencana
1.Pra-dampak: dimulai sejak awitan bencana, jika kejadian ini sudah diketahui terlebih dahulu.
Fase pra-dampak didefinisikan sebagai periode yang pada saat itu kita mengantisipasi dan
diperingatkan
2.Dampak : periode selama bencana terjadi, berlanjut hingga dimulainya fase paska dampak.
Fase ini juga dikenal sebagai penyelamatan. Pada saat ini pengkajian penting harus dilakukan
yaitu mengevaluasi besarnya kerugian, identifikasi sumber daya yang ada, dan merencanakan
penyelamatan korban. Fase ini bisa berlangsung singkat.
3.Pasca-dampak: disebut fase pemulihan. Selama fase ini, besarnya kerugian sudah dievaluasi
dan penyelamatan korban telah selesai dilaksanakan, kerusakn lebih lanjut sudah diminimalka.
Fase ini dapat menjadi fase yang paling lama.
D. Dampak Bencana Alam
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan
lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas social, dampak dalam bidang
sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunikasi,
sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.
E. Prinsip-Prinsip Dalam Penatalaksanaan Bencana
Ada 8 prinsip penatalaksanaan bencana, yaitu:
1.Mencegah berulangnya kejadian.
2.Meminimalkan jumlah korban
3.Mencegah korban selanjutnya.
4.Menyelamatkan korban yang cedera
5.Memberikan pertolongan pertama.
6.Mengevakuasi korban yang cidera.
7.Memberikan perawatan definitive.
8.Memperlancar rekonstruksi atau pemulihan.
F. Mencegah Kematian Pada Korban Bencana
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal, terarah dan terpadu bagi setiap anggota
masyarakat yang berada dalam keadaan gawat darurat. Upaya pelayanan kesehatan pada
penderita gawat darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian kegiatan yang harus
dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang mungkin
terjadi. Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan meliputi:
1.Penanggulangan penderita ditempat kejadian
2.Transpotasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian kesarana kesehatan yang lebih
memadai
3.Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang kegiatan penanggulangan penderita
gawat darurat
4.Upaya rujukan ilmu pengetahuan, pasien dan tenaga ahli
5.Upaya penanggulangan pendereita gawat darurat ditempat rujukan (Unit Gawat Darurat dan
ICU)
Triase
Konvensional
Nato
diharapkan baik
T2.
Ditunda:
memakan
korban
banyak
tidak
penundaan
keadaan
pembedahan Kuning/urgen:
waktu.
terancam
operasi
korban,
prioritas
2:
korban
kondisinya
stabilisasi beberapa
jam
tetap
dengan
stabil
selama
dilakukannya
efek penundaan.
T3.
Minimal:
ditangani
oleh
cidera
ringan
staf
dengan
pekatihan minimal.
Penanganan
kompleks
dengan
cidera
berat
yang
dalam
menempati
kategori
pasien
korban
yang
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian
a.Pengkajian kesadaran
Pengkajian kesadaran: AVPU
Alert/sadar lingkungan
Verbal/menjawab pertanyaan
Pain/nyeri
Unresponsive/tidak bereaksi
b.Pengkajian Primer
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah actual/potensial dari kondisi life
threatening
a.Airway : ( bebasnya jalan nafas ) dengan control servical
Kaji :
Periksa apakah masih bernapas dengan membuka jalan napas head tilt, chin lift dan jaw trust.
Bersihkan jalan nafas
Ada tidaknya sumbatan jalan nafas
Distress pernafasan
Tanda-tanda perdarahan di jalan nafas, muntahan, edema laring
Sumbatan jalan nafas total
Pasien sadar: memegang leher, gelisah, sianosis
Pasien tidak sadar: tidak terdengar suara nafas dan sianosis
Sumbatan jalan nafas sebagian
Korban mungkin masih mampu bernafas namun kualitas pernafasannya bisa baik atau buruk
Pada korban dengan pernafasan yang masih baik, anjurkan untuk batuk dengan kuat sampai
benda keluar
Obstruksi partial dengan pernafasan buruk diperlakukan seperti sumbatan jalan nafas komplit
Sumbatan dapat disebabkan oleh berbagai hal penyebab psien bernafas dengan berbagai suara:
10
11
12
2.Diagnosa Keperawatan
1.Sindrom Pasca trauma yang berhubungan dengan ancaman serius pada diri sendiri dan
kejadian tragis yang melibatkan banyak kematian
2.Ansietas yang berhubungan dengan ancaman kematian
3.Kepedihan kronis yang berhubungan dengan disabilitas kronis fisik dan mental
3.Intervensi Keperawatan
1.Sindrom pasca trauma
a.Bantu pasien mengakui ketika kemarahan dan kebencian yang dibenarkan
b.Bantu pasien mengungkapkan perasaan marah, kepahitan dan kebencian
c.Pastikan apakah ada perbedaan antara kondisi pasien dengan apa yang perawat lihat
2.Ansietas
a. Penurunan ansietas : Minimalkan perasaan kekhawatiran, ketakutan, kfirasat, atau perasaan
tidak menentu yang berhubungan dengan sumber bahaya yang diantisipasi dan tidak jelas
b.Peningkatan koping : Bantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan, atau
ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan pra hidup
c.Dukungan pembuatan-keputusan : Berikan informasi dan bantuan kepada pasien yang
membuat keputusan yang berhubungan dengan perawatan kesehatan
d.Dukungan emosi : Berikan penenangan, penerimaan, dan dorongan selama masa-masa stress
e.Penumbuhan harapan : Fasilitasi pengembangan cara pandang yang positif dalam situasi
tertentu
3.Kepedihan kronis
a.Peningkatan koping : Bantu pasien beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau
ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan hidup dan peran
b.Fasilitasi proses dukacita : Bantu mengatasi kehilangan yang bermakna
c.Fasilitasi proses dukacita : kematian perinatal : Bantu mengatasi kehilangan perinatal
d.Penumbuhan harapan : Fasilitasi perkembangan sikap positif pada situasi tertentu
e.Manajemen alam perasaan : Sediakan keamanan, stabilisasi, pemulihan, dan pemeliharaan
pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan
f.Dukungan spiritual : Bantu pasien merasa seimbang dan dekat dengan Tuhan
13
4.Implementasi Keperawatan
1.Sindrom pasca trauma
d.Membantu pasien mengakui ketika kemarahan dan kebencian yang dibenarkan
e.Membantu pasien mengungkapkan perasaan marah, kepahitan dan kebencian
f.Memaastikan apakah ada perbedaan antara kondisi pasien dengan apa yang perawat lihat
2.Ansietas
f. Penurunan ansietas : Meminimalkan perasaan kekhawatiran, ketakutan, kfirasat, atau perasaan
tidak menentu yang berhubungan dengan sumber bahaya yang diantisipasi dan tidak jelas
g.Peningkatan koping : Membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan,
atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan pra hidup
h.Dukungan pembuatan-keputusan : Memberikan informasi dan bantuan kepada pasien yang
membuat keputusan yang berhubungan dengan perawatan kesehatan
i.Dukungan emosi : Memberikan penenangan, penerimaan, dan dorongan selama masa-masa
stress
j.Penumbuhan harapan : Memfasilitasi pengembangan cara pandang yang positif dalam situasi
tertentu
3.Kepedihan kronis
g.Peningkatan koping : Membantu pasien beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan atau
ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan hidup dan peran
h.Fasilitasi proses dukacita : Membantu mengatasi kehilangan yang bermakna
i.Fasilitasi proses dukacita : kematian perinatal : Membantu mengatasi kehilangan perinatal
j.Penumbuhan harapan : Memfasilitasi perkembangan sikap positif pada situasi tertentu
k.Manajemen alam perasaan : Menyediakan keamanan, stabilisasi, pemulihan, dan pemeliharaan
pasien yang mengalami disfungsi alam perasaan baik depresi maupun peningkatan alam perasaan
l.Dukungan spiritual : Membantu pasien merasa seimbang dan dekat dengan Tuhan
5.Evaluasi
Secara umum evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode SOAP.
1.S (Subjektif)
melalui anamnesis.
14
2.O (Obyektif)
: menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,
labolatorium dan uji diagnosis lain.
3.A (Assesment)
: menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi
data subyektif dan data obyektif dalam suatu identifikasi.
4.P (Plan)
: menggambarkan pendokumentasian dan tindakan/Implementasi dan
evaluasi perencanaan (E) berdasarkan assessment
15
BAB IV
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pendidikan keperawatan bencana adalah salah satu aktivitas yang dilakukan selama masa tenang
dari siklus bencana. Perawatan mempunyai peranan penting dalam fase ini, yakni meningkatkan
kesadarannya, dan pada saat normal memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk keperawatan bencana. Untuk melakukan tugas ini, perlu mengembangan kesiap-siagaan
pada bencana dengan mempertahankan dan mengingatkan keterampilan diri sendiri melalui
program pendidikan dan pelatihan secara berkala dan berkelanjutan, dan perlu terus melanjutkan
praktik keperawatan didalam aktivitasnya sehari-hari.
Untuk mengambangkan kemampuan praktik pada keperawatan bencana bagi perawat, maka hal
ini menjadi penting untuk mengambangkan program pendidikan bencana yang menekankan
berkelanjutan, secara bertahap dan jenis/pola, mengevaluasi terhadap program pendidikan
dan pelatihan yang sedang / yang sedang dilaksanakan, serta melakukan upaya yang
berkelanjutan untuk perbaikannya.
3.2 Saran
Sebaiknya setiap korban mencari tempat yang aman ketika terjadi bencana, dan tim medis lebih
tanggap dan sigap saat menangani korban bencana.
16
No Rekam medik :
Tanggal lahir : ......./......./.........
Umur: ......................Tahun
Transportasi :
Kondisi datang :
B. Primary Survey
Waktu kedatangan :
Infus
Bidai
Bebat
Urin Kateter
TRIAGE
Kesadaran
Kategori Triage :
Klasifikasi Kasus
Trauma Non Trauma
Allert
Verbal
P1
P2
P3
Pain
Unrespon
Dx Medis :
Keluhan Utama
Tanda dan gejala
Karakteristik
Onset/awal kejadian
Faktor yg meringankan
Lokasi
Durasi
Faktor Pencetus
Tensi :
mmHg
HR :
x/ menit
RR :
x/menit
Suhu : ...........C.
Lokasi :...........
AIRWAY
CIRCULATION
17
Paten Obstruksi
Tindakan
BREATHING
CRT :
< 2 Dtk
> 2Dtk
sedang
jelek
Edema :
Perdarahan :
DISABILITY
Fraktur : Tidak ada
Lokasi
total ...........
C. Secondary Survey
18
Diagram Tubuh :
19
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama
Ruang
Umur
Jenis Kelamin :
NO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DX. 1
DX. 2
20
RENCANA KEPERAWATAN
NO
1
Nama
Ruang
Umur
Jenis Kelamin :
DIAGNOSA KEP.
DX. 1
TUJUAN
Jangka Panjang :
Jangka Pendek :
Kriteria Hasil :
DX. 2
Jangka Panjang :
Jangka Pendek :
Kriteria Hasil :
21
:
INTERVENSI
RASIONAL
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama
Ruang
Umur
Jenis Kelamin :
NO
DIAGNOSA KEP.
DX. 1
DX. 2
TGL/JAM
CATATAN PERKEMBANGAN
22
TINDAKAN
PARAF
Nama
Ruang
Umur
Jenis Kelamin :
NO
1
DIAGNOSA KEP.
TGL/JAM
DX. 1
EVALUASI
S:
O:
A:
P:
DX. 2
S:
O:
A:
P:
23
PARAF
A Data Pasien
1 Nama : Isi nama pasien dengan inisial
2 No rekam medik : isi dengan nomor rekam medik pasien
3 Jenis kelamin : coret yang tidak perlu
4 Tanggal lahir : Isi tanggal lahir pasien dengan format tanggal / bulan / tahun
5 Umur : Lalu isikan perhitungan umur pasien berdasarkan tanggal lahir.
B Primary Survey
1 Waktu kedatangan : waktu kedatangan diisi sesuai jam berapa pasien datang ke instalasi
2
gawat darurat, tempat anda bertugas dengan format : tanggal, bulan , tahun dan jam
Transportasi : isikan transportasi apa yang digunakan pasien saat datang ke IGD
(INGAT !!! dalam keadaan ini, pasien dalam kondisi GAWAT DARURAT)
Kategori triage : isikan kategori triage, ada 2 jenis pengkategorian silakan dengan
memilih salah satu yaitu :
7
8
P1 :
Merah :
P2 :
Kuning :
P3:
Hijau :
Hitam :
Klasifikasi kasus : isikan sesuai dengan diagnosa medis kasus pasien apakah termasuk
trauma (cedera kepala, cedera medula spinalis, dll) atau trauma (Ketoasidosis, CVA , dll
Keluhan utama :
a Tanda dan gejala : hal utama yang dirasakan pasien misal : nyeri dada, sakit kepala,
sesak napas
24
Onset : Isikan waktu awal pertama kali kapan tanda dan gejala mulai dirasakan
Misal nyeri dirasakan di perut sebelah kanan bawah, perasaan ampek di dada bawah.
d Durasi : isikan berapa lama tanda dan gejala dirasakan pasien seperti nyeri dada
e
dirasakan setiap 3 menit, nyeri perut dirasakan setiap waktu dan lain lain
Karakteristik : Gambarkan karakteristik keluhan tanda dan gejala yang dirasakan
pasien seperti nyeri dirasakan seperti terhimpit , nyeri dirasakan seperti diremas,
mulas dll
Faktor meringankan : faktor apa yang dirasa meringankan keluhan tanda dan gejala
yang muncul misal nyeri dirasakan mereda disaat pasien duduk membungkuk,
riwayat hipertensi?
10 Riwayat Allergi : isikan riwayat alergi pasien terkait makanan, obat- obatan dan lain
lain.
11 Tanda vital : isikan tanda vital pasien sesuai dengan pengukuran yang telah anda
lakukan meliputi tekanan darah, heart rate, respiratory rate, dan suhu serta lokasi
pengukurannya
12 Airway : Isikan kondisi airway pasien saat datang apakah obstruksi (snoring, gargling,
crowing) atau paten, bila obstruksi maka tuliskan tindakan apa yang telah dilakukan
untuk membebaskan jalan napas.
13 Breathing : Isikan pengkajian breathing yang telah anda dapatkan meliputi : Pergerakan
dada, irama pernapasan, suara napas tambahan seperti ronkhi, wheezing, crackels,
saturasi oksigen
25
14 Sirkulasi : isikan pengkajian kondisi sirkulasi pasien saat datang meliputi irama jantung
apakah reguler atau tidak, akral, warna kulit, capilarry refill time, turgor kulit, edema
(gambarkan dengan skema), perdarahan
15 Disability : isikan kondisi disability pasien saat datang meliputi apakah ada fraktur,
paralisis, dislokasi dan pengkajian GCS.
C Secondary Survey
1
Pemeriksaan head to toe : isikan pemeriksaan head to toe yang terkait sebagai secondary
survey yaitu pada
a
b
c
d
Kepala leher
Thoraks
Abdomen
Genitourinaria
Diagram tubuh : Gambarkan pada diagram tubuh terkait laserasi, trauma atau gangguan
fungsi.
26
Terdapat wanita perempuan yang bernama Luh Sunarsih,mengalami diare dengan muntah dan
demam
B.PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN ASKEP BENCANA BANJIR
1.Data Pasien
Nama : Luh Sunarsih
Jenis Kelamin : Pria / Wanita
No Rekam medik : 3
Tanggal
Umur: ..26.....Tahun
lahir : ...21..../05....../..1990.......
2. Primary Survey
Waktu kedatangan :
Transportasi :
Sepeda motor
08.00 wita
Kondisi datang :
Demam,Diare,Muntah
TRIAGE
Kesadaran
Kategori Triage :
Klasifikasi Kasus
Trauma Non Trauma
Allert
Verbal
P1
P2
P3
Pain
Unrespon
Dx Medis : Diare
Keluhan Utama
Tanda dan gejala
Karakteristik
Nyeri perut
Mual
Muntah
3 hari lalu
Lokasi
Durasi
27
3 jam
Tindakan yang telah dilakukan sebelum ke RS
Minum oralit
Minum obat paracetamol
Faktor Pencetus
Bencana banir
Kurang air bersih
Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi
Riwayat Allergi :
Tidak ada
Tanda vital :
Tensi : 80/50
HR :
mmHg
menit
112
x/
RR : 22
Suhu : ...39........C.
x/menit
Lokasi :...........
AIRWAY
CIRCULATION
Paten Obstruksi
Tindakan
BREATHING
CRT :
< 2 Dtk
> 2Dtk
sedang
jelek
DISABILITY
Fraktur : Tidak ada
Lokasi
total .....15......
28
D. Secondary Survey
Diagram Tubuh :
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama
: Luh Sunarsih
Ruang
Umur
NO
26
: Mawar
DIAGNOSA KEPERAWATAN
29
DX. 1
Gangguan keseimbangan cairan b/d output yang berlebihan
DX. 2
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) b/d hiperperistaltik
3.
DX.3
Gangguan eliminasi BAB : diare b/d infeksi bakteri
RENCANA KEPERAWATAN
NO
Nama
: Luh Sunarsih
Ruang
Umur
26
DIAGNOSA KEP.
TUJUAN
30
: Mawar
INTERVENSI
RASIONAL
DX. 1
Gangguan keseimbangan
cairan b/d output yang
berlebihan
Setelah Dilakukan
Tindakan Keperawatan
2x24 Jam dengan
Tujuan : volume cairan
dan elektrolit dalam
tubuh seimbang
(kurangnya cairan dan
elektrolit terpenuhi)
Dengan KH :
-
Turgor kulit
1. pantau tanda
kekurangan cairan
2. observasi/catat
hasil intake output
cairan
3. anjurkan klien
untuk banyak minum
4. jelaskan pada ibu
tanda kekurangan
cairan
cepat kembali.
5.berikan terapi
sesuai advis :
- Infus RL 15 tpm
Mata kembali
Menentukan intervensi
selanjutnya
2.
Mengetahui
keseimbangan cairan
3.
Mengurangi
kehilangan cairan
4.
Meningkatkan
partisipasi dalam
perawatan
5.
mengganti cairan
yang keluar dan
mengatasi diare
normal
-
Membran
mukosa basah
-
Intake output
seimbang
2
DX. 2
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
Klien tidak
menyeringai kesakitan.
4.
Berikan obat
sesuai indikasi
Klien
mengungkapkan verbal
(-)
-
Wajah rileks
31
Kolaborasi
Steroid oral,
IV, & inhalasi
Analgesik :
injeksi novalgin 3x1
amp (500mg/ml)
1. Identifikasi
karakteristik nyeri &
factor yang
berhubungan
merupakan suatu hal
yang amat penting
untuk memilih
intervensi yang cocok
& untuk mengevaluasi
ke efektifan dari terapi
yang diberikan.
2.
Mengurangi
bertambah beratnya
penyakit.
3.
Dengan kompres
hangat, distensi
abdomen akan
mengalami relaksasi,
pada kasus peradangan
akut/peritonitis akan
menyebabkan
penyebaran infeksi.
4.
Kortikosteroid
untuk mencegah reaksi
alergi.
Setelah Dilakukan
3
DX.3
Tindakan Keperawatan
Antasida dan
ulkus : injeksi
ulsikur 3x1 amp
(200mg/ 2ml)
5. Analgesik untuk
mengurangi nyeri.
Mengobservasi TTV
kehilangan cairan
yang aktif secar terus
menerus akan
mempengaruhi TTV
2.
Jelaskan pada
pasien tentang
Tujuan : Konsistensi
penyebab dari
BAB lembek, frekwensi diarenya
2x24 Jam dengan
3.
Pantau leukosit
setiap hari
RR : < 40 x/mnt )
-
11.000
-
Hitung jenis
leukosit : 1-3/2-6/5070/20-80/2-8
32
3
Berguna untuk
mengetahui
penyembuhan infeksi
4.
Kaji pola
Untuk
eliminasi klien setiap 4
mengetahui
konsistensi
hari
5.
Leukosit : 4000
2
Klien dapat
mengetahui penyebab
dari diarenya.
Kolaborasi
Antibiotik:
cefotaxime 3x1 amp
(500mg/ml)
5
Metode makan
dan kebutuhan kalori
didasarkan pada
kebutuhan.
TINDAKAN KEPERAWATAN
NO
1
Nama
: Luh Sunarsih
Ruang
Umur
: 26
NO DX
1,2,3
1,2
1,2
TGL/JAM
: Mawar
TINDAKAN
Jumat, 03/03/16
16.00
16.15
16.25
Memberikan obat:
33
PARAF
1,2
1,3
21.00
Sabtu,04/3/16
Memberikan obat:
06.30
2,3
1,3
07.30
08.50
34
11.30
Memberikan obat:
1,2
Minggu, 05/5/13
3
Memberikan obat:
06.00
1,3
06.30
2,3
08.00
08.30
Mengopservasi TTV
Mengganti cairan infus + drip
Neurobio
Memberikan obat
35
Observasi leukosit
10.00
CATATAN PERKEMBANGAN
NO
Nama
: Luh Sunarsih
Ruang
Umur
: 26
DIAGNOSA KEP.
TGL/JAM
36
: Mawar
EVALUASI
PARAF
DX. 1
O:-
lemas
-
dibantu keluarganya
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1-4 dilanjutkan
S : Klien mengatakan bahwa
perutnya masih tersa sakit
O:-
kesaklitan
-
perutnya
-
Skala nyeri 3
37
setiap 8 jam
-
Pantau tanda-tanda
dehidrasi
DX. 2
Sabtu,04/3/2016
b/d hiperperistaltik
O:-
kembali
-
kering
Minggu,
05/3/2016
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Kien mengatakan bahwa
sakit perutnya sedikit berkurang
O : Klien menyeringai menahan
sakit, skala nyeri 2
A : Masalah tertasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
38
DX.3
Gangguan eliminasi BAB : diare
b/d infeksi bakteri
Skala nyeri 0
kesakitan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan bahwa
sudah tidak merasa mual dan
muntah, konsistensi BAB lunak.
O:-
konsistensi lunak
-
dan muntah
-
Klien menghabiskan
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
S : Klien mengatakan bahwa
BAB sudah lembek 1-2/hari
mual sudah berkurang, tidak
muntah lagi.
O:-
Klien menghabiskan
makanannya
-
detik
39
kering
-
40
41