1 DEFINISI
Tuberkulosis (TB) paru adalah infeksi pada paru-paru dan kadang pada
struktu-struktur disekitarnya, yang disebabkab oleh Myrobacterium tuberculosis
(Saputra 2010).Sedangkan menurut Rubenstein, dkk.(2007). Tuberculosis (TB)
adalah infeksi bahan tahan asam alkohol (acid –alcohol-fast bacillus/AAFB)
Mycribacteium tubekulosis teritama mengenai paru, kelenjar getah bening, dan
usus.
Mycobakterium tuberculosis
Varian asian
Varian african I
Varian asfrican II
Mycobakterium bovis
Kelompok kuman mycobakterium tuberkulosis dan mycobakterialothetan
Tb (mott, atipyeal) adalah :
Mycobacterium cansasli
Mycobacterium avium
Mycobacterium intra celulase
Mycobacterium scrofulaceum
Mycobacterium malma cerse
Mycobacterium xenopi
3.PATOFISIOLOGI
Virus masuk melalui saluran pernapasan dan berada pada alveolus.Basil ini
langsung menbangkitkan reaksi peradangan.Leukosit memfagosit bakteri namunn
tidak membunuh, sesudah hari-hari leukosit diganti dengan makrofag.Alveoli
yang terserabng mengalami infiltrasi bersatu menjadi sel turbukel
epiteloid.Jaringan mengalami neukrosit keseosa dan jaringan granulasi menjadi
lebih fibrosa dan membentuk jaringan parut kolagenosa, respon radang lainnya
adalah pelepasan bahan tuberkel ke trakeobronkiale sehingga menyebabkan
penumpukan sekret.Tuberkulosis sekunder muncul bila kuman yang dorman aktif
krmbali dikarenakan imunitas yang menurun (Praice dan Lorraine, 2007; amin
dan Asril 2007).
Demam
Batuk atau batuk berdahak
Sesak napas
Nyeri dada
Malaisase (Tierney, 2002)
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab : Radiologi
Spirometri, uji bronkodilator
Uji BCG
Kultur sputum
7. PATHWAY
Microbacterium Tuberkolosis
Alvelus
Respon Radang
Leukosit digantikan
Traonbronkial
Oleh makrofag
Bersihan jalan
Magrofag Mengadakan napas tidak efektif
Penumpukan sekret
infitrasi
terbentuk sel tuberkel batuk anoreksia mual
epiteloid muntah
kerusakan membran
alvolar
kerusakan membran
alveolar
Gangguan Gangguan
sesak napas
pertukaran pola tidur
gas
infeksi oksigen untuk
beraktivuitas
Intoleransi
aktifitas
ASUHAN KEPERAWATAN TB PARU
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Jam masuk : 13 : 00
Ruang : Pipit
No Register : 12678
a) IDENTITAS PASIEN
1. Identitas klien
Nama : Ny. S
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Urt
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. banteng No. 01
2. Identitas Penanggung
Nama : Tn. B
Umur : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jl. banteng No 01
Hubungan dengan klien : Suami klien
b) Riwayat penyakit
1. Keluhan utama MRS : Klien datang ke IGD RSUD Anutapura
palu 13 : 00 pada tanggal 28 april 2019 Mengeluh Ketidak efektifnya
jalan nafas berhubungan dengan adanya batuk,nyeri dada
2. Keluhan utama saat pengkajian (PQRST) : Pada tanggal 29 april 2019
dilakukan pengkajian, Klien mengeluh pernafasan terganggu atau
terasa sedikit sesak,adanya batuk dan nyeri dada,dengan skala 4 di
sertai Batuk sekret sejak 1 minggu kemarin
3. Riwayat keluhan utama : Tidak efektif nya pola nafas
4. Keluhan lain yang menyertai : klien mengeluh merasa capek dan
batuk sekret mengental
5. Riwayat kesehatan masa lalu : Klien mengatakan tidak mempunyai
riwayat masa lalu
6. Riwayat kesehatan keluarga : klien mengatakan tidak ada
mempunyai riwayat kesehatan keluarga
7. Riwayat alergi : Klien tidak mempunyai alergi
apapun
c) Genogram
Keterangan : Pria
Hitam : Meninggal
Hijau : Klien
f) Data penunjang
Tanggal :
Laboratorium: LED
- Microbiologis: BTA sputum, kultur resistensi sputum terhadap M.
tuberculosis
- Pada kategori 1 dan 3 : sputum BTA diulangi pada akhir bulan ke 2,4
dan 6.
- Pada kategori 2: spuntum BTA diulani pada akhir bulan ke 2.5 dan 8.
- Kultur BTA spuntum diulangi pada akhir bulan ke 2 dan akhir terapi.
- Radiologis: foto toraks PA, lateral pada saat diagnosis awal dan akhir
terapi.
- Selama terapi: evaluasi foto setelah pengobatan 2 bulan dan 6 bulan.
- Imuno-Serologis:
Uji kulit dengan tuberculin (mantoux)
Tes PAP, ICT-TBC PCR-TB dari sputum
g) Penatalaksanaan terapi medis
Kriteria Diagnosa
Riwayat batuk berulang disertai sekret
Nafas berbunyi, wheezing +
Pemeriksaan penunjang
Lab : Radiologi
Spirometri, uji bronkodilator
Uji BCG
Kultur Sputum
Terapi
Oksigen
Bronkodilator
AB,nukolitik,ekspektoran atas indikasi
Penkes
Fisioterapi
Nebulizer
B. KLASIFIKASI DATA
Data Fokus
a. Data Subyektif
- Pasien mengatakan sesak nafas
- Pasien mengatakan mual
- Pasien mengatakan batuk
- Pasien mengatakan kurang begitu paham tentang penyakitnya
b. Data Obyektif
- Pasien tampak sesak nafas RR : 26 x /menit, TD 120/80, N : 85
x/menit S : 360C
- Pasien tampak mual
- Pasien tampak bertanya kenapa tim medis mengenai penyakitnya
C. ANALISA DATA
No Tgl Data Problem Etiologi
1 29/04/2019 DS : Pasien mengatakan pola Ketidakefektifan Perubahan
nafas terganggu disertai pola nafas suhu pada
batuk adanya malam hari
DO : Pasien tampak cemas batuk,nyeri dada
TTV
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/mnt
S : 360C
R : 26 x/mnt
2 29/04/2019 DS : Pasien mengatakan Gangguan Mual dan
mual tidak nafsu makan pemenuhan muntah
DO : Pasien tampak mual nutrisi kurang
dan tidak mau makan dari kebutuhan
3 29/04/2019 DS : Pasien mengatakan Kurangnya Isi f
belum paham tentang pengetahuan espestas
penyakit Tuberculosis paru i yang
DO : Pasien tampak bertanya salah,inf
kepada tim medis ormasi
yang
didapat
tidak
adekuat
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan nya pola nafas berhubungan dengan adanya batuk
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan anorexia
3. Kurangnya pengetahuan b.d isif ekspetasi yang salah informasi yang didapat
tidak adekuat
E. RENCANA KEPERAWATAN (INTERVENSI)
Tgl No Tujuan dan KH Intervensi Rasional
29/04/2019 1. Setalah - Observasi TTV dan - Untuk
dilakukan kep KU mengetahui
3 x 24 jam - Atur posisi semi status kesehatan
gangguan fowler pasien
bersihan jalan - Beri O2sesuai - Meningkatkan
nafas teratasi indikasi kenyamanan
dengan KH - Ajarkan relaksasi pasien
- TTV nafas dalam - Menambah
TD : 110/70 - Kolaborasi dengan kebutuhan
mmHg dokter suplai O2 ke
N : 82 x/mnt - Menganjurkan anak tubuh pasien
S : 360C untuk banyak minum -
R : 24 x/mnt - Mengkaji ulang status Mempertahanka
pernafasan n mental agar
tetap rileks
- Menentukan
terapi tambahan
29/04/2019 2. Setelah - Berikan makanan - Membantu
dilakukan yang bervariasi menyeimbangk
tindakan kep. 3 - Berikan makan an nutrisi
x 24 jam sedikit tapi sering - Menyediakan
gangguan - Penkes mengenai pilihan nutrisi
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dapat
nutrisi kurang - Kolaborasi dengan diberikan pada
dari kebutuhan dokter/ahli gizi pasien
dapat teratasi - Membantu
dengan KH pemenuhan gizi
- Mual seimbang
berkurang - Menambah
- Nafsu makan pengetahuan
bertambah diit kepada
pasien
- Memberikan
nutrisi
tambahan
sesuai
kebutuhan
nutrisi pasien
29/04/2019 3. Setelah - Kaji tingkat - Untuk
dilakukan pengetahuan pasien mengetahui
tindakan kep. - Memberi waktu pasien tau
1x 40 menit kepada pasien untuk tentang
kurangnya bertanya penyakitnya/tid
pengetahuan - Anjurkan pasien ak
dapat teratasi untuk - Mengevaluasi
dengan KH : mengungkapkan apa pemahaman
- Pasien dapat yang belum pasien
menjelaskan dimengerti - Mencegah
kembali pasien bingung
tentang
penyakitnya
- Pasien tidak
bingung
- Pasien dapat
menyebutkan
gejala tanda
dan cara
menanganinya
F. IMPLEMENTASI
No
Tgl/Jam Implementasi Respon Paraf
Dx
29/04/20 1 Memberikan obat S : Pasien mau minum
19 Rifampisin: 10-20 obat
13.00 mg/kgBB/hari, dosis O : obat masuk po
maksimal 600
mg/hari.
16.00 1,2 Melakukan TTV S: Pasien mau dilakukan
,3 TTV
O :TD : 100/60
N : 100 x/menit
S : 360C
R : 26x/mnt
17.00 1 Mengatur posisi semi S : Pasien mengatakan iya
fowler O : Posisi kepala lebih
tinggi dari kaki
18.08 Membantu mengatur S: Pasien mengatakan
O2 2 lpm sesak nafas berkurang
O : Pasien tampak
memakai O2
29/04/20 1,2 Memberikan injeksi S : Pasien mengatakan
19 ,3 - Cefotaxim 700 mg mau di injeksi
21.00 - Dexametazol 4 mg O : Obat masuk IV
21.45 2 Memberikan obat S : Pasien mengatakan
Rifampisin: 10-20 mau minum obat
mg/kgBB/hari, dosis O : Obat masuk PO
maksimal 600
mg/hari.
Ackley and Ladwig. (1999). Nursing diagnosis hand book: A guid to palnning
care (4 ed).St.Louis : Mosby.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN KASUS TB
PARU
1. Indri
2. Rini hardianti
3. Agnes sawita dewa
4. Indriani
5. Rahayu
TAHUN 2019