PENDAHULUAN
1
dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan
secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia
bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan.
Pilihan lain diluar Pengobatan Medis yang Konvensional. Berdasarkan data yang
bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh
penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri,
kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa
diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai
media
Dalam makalah ini akan dibahas salah satu terapi komplementer yakni dengan
menggunakan suplemen diet (vitamin dan mineral) sebagai salah satu pelengkap terapi
medis yang diberikan kepada pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian terapi komplementer?
2. Bagaimana penggunaan sumplemen diet dalam terapi komplementer?
3. Bagaimana peran perawat dalam terapi komplementer?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
d. Homeopati atau jamu-jamuan.
e. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas, reiki, biocosmic, bio aura, dsb.
f. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
g. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral, dan banyak lagi
3. Fokus Terapi Komplementer
a. Pasien dengan penyakit jantung.
b. Pasien dengan autis dan hiperaktif
c. Pasien kanker
d. Pasien umum lainnya
4
2. Diet Makribiotik : diutamakan diet vegetarian (tidak ada produk hewan kecuali
ikan). Awalnya digunakan dalam manajemen berbagai kanker. Penekanan pada
semua biji-bijian padi, sayur-sayuran, dan makanan yang tidak diawetkan.
3. Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan nutrisi seperti
vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker, skizofrenia, penyakit autis, dan
penyakit kronis tertentu seperti hiperkolesterolemia dan penyakit arteri koroner.
4. European phytomedicines : produk yang dikembangkan di bawah kontrol kualitas
yang ketat pada pabrik farmasi yang berpengalaman, dibungkus secara profesional
dalam tablet atau kapsul. Contoh obat-obatan herbal yang telah diteliti dengan baik
adalah gingko biloba, susu dari tanaman liar, dan bilberry.
5. Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis tabaman obat, banyak
yang telah diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan sebagai tulang belakang
pengobatan.
6. Herbal Ayuveda : sistem herbal tradisional Hindu yang telah digunakan lebih dari
2000 tahun.
5
Apa itu Chromotherapy?
1. Merah
2. Hijau
6
3. Orange
Warna ini terkait dengan perasaan bahagia dan percaya diri serta memiliki efek
energi nyata pada seseorang. Namun, orange harus digunakan secara moderat karena
seperti warna merah, cenderung membuat seseorang merasa terlalu gelisah jika terlalu
berlebihan.
4. Kuning
Kecerahan dari warna kuning mampu membawa kejernihan berpikir. Warna ini
juga dianggap memberi energi serta merangsang nafsu makan.
Jika Anda cenderung memiliki banyak warna kuning dalam lemari pakaian, hal
ini menjadi indikator keterampilan komunikasi yang sangat baik.
Namun, jangan gunakan warna kuning pada dinding karena bisa memicu perasaan
stres.
5. Biru
6. Indigo
Warna ini dikaitkan dengan energi imajinatif serta membantu sisi spiritual.
Indigo lazim digunakan untuk menenangkan seseorang serta sebagai cara untuk
menginduksi tidur.
7. Violet (Ungu)
Violet masuk dalam kategori warna dingin sehingga mampu mengurangi orang
yang mengalami stres di tempat kerja.
7
2.2 Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer
Ketertarikan pada terapi medis alternatif dan komplementer meningkat secara
signifikan pada 20 tahun terakhir. Pendekatan kedokteran terintegrasi konsisten dengan
pendekatan holistik yang dipelajari perawat untuk dipraktikkan. Perawat memiliki potensi
untuk menjadi partisipan utama dalam jenis filosofi pelayanan kesehatan ini. Banyak
perawat sudah mempraktikkan manfaat sentuhan. Pahami terapi medis alternatif atau
komplementer untuk membuat rekomendasi yang tepat kepada penyelenggaraan
pelayanan primer alopatik tentang terapi mana yang bermanfaat bagi klien. Selain itu,
berikan nasihat kepada klien tentang kapan waktu yang tepat untuk mencari terapi
konvensional atau terapi medis alternatif dan komplementer.
Perawat bekerja sangat dekat dengan klien mereka dan berada dalam posisi
mengenali titik pandang budaya spiritual klien. Perawat biasanya dapat menentukan
terapi medis alternatif atau komplementer mana yang lebih sesuai dengan kepercayaan
dan menawarkan rekomendasi yang sesuai. Dengan kata lain perawat dapat melakukan
intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik dengan memberikan
advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien (Potter,
Perry, 2009).
8
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Terapi komplementer (complementary therapies) adalah semua terapi yang
digunakan sebagai tambahan untuk terapi konvensional yang direkomendasikan oleh
penyelenggaraan pelayanan kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Penggunaan
suplemen diet dalam pelaksanaan terapi komplementer cukup penting sebagai pelengkap
kebutuhan vitamin dan mineral pasien selama dalam proses terapi medis/konvensional.
Dalam penggunaan terap komplementer, perawat memiliki peran penting dan dapat
melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik dengan
memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada
pasien.
3.2 Saran
Penggunaan terapi komplementer sebagai pelengkap terapi konvensional secara
tidak langsung perawat dituntut untuk memiliki kemampuan dalam terapi ini, baik
sebagai pemberi intervensi maupun hanya rekomendasi. Sehingga peningkatan
pengetahuan sangat penting untuk dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
dapat bersifat membangun bagi pembaca pada umumnya. Dan penulis juga menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Fontaine K. 2005. Healing Practices : Alternative therapies For nursing. Edisi 2. Prentice Hall.
Perry, Potter. 2009. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Rakel DP, Faass N. 2006. Complementary medicinen in clinical practice, Sudbury, Mass, 2006,
Jones & Battlett.
http://fuziahsulaiman.blogspot.com/2016/02/terapi-warna-chromoteraphy.html
10