Anda di halaman 1dari 17

Hematuria

Oleh :

Kelompok 4
Apa itu Hematuria?
Hematuria adalah didapatkannya sel-sel
darah merah di dalam urine atau biasa kita
sebut dengan kencing darah.

Penemuan klinis sering di dapatkan pada


populasi orang dewasa, dengan prevalensi
yang mulai dari 2,5% menjadi 20,0% .
Secara visual terdapatnya sel-sel
darah merah di dalam urine
dibedakan dalam 2 keadaan, yaitu:
1.Hematuria Makroskopik
2.Hematuria Mikroskopik
Hematuria Makroskopik
adalah hematuria yang secara kasat mata
dapat dilihat sebagai urine yang berwarna
merah, mungkin tampak pada awal miksi
atau pada akhirnya yang berasal dari
daerah posterior uretra atau leher kandung
kemih. (Wim de Jong, dkk, 2004
Hematuria Mikroskopik
adalah hematuria yang secara kasat mata
tidak dapat dilihat sebagai urine yang
berwarna merah tetapi pada pemeriksaan
mikroskopik diketemukan lebih dari 2 sel
darah merah per lapangan pandang.
(Mellisa C Stoppler,2010)
Faktor – Faktor yang
mempengaruhi hematuria
1. Usia
2. Jenis Kelamin
3. Adanya infeksi baru
4. Sejarah Keluarga
5. Obat-obatan
ETIOLOGI
 Hematuria dapat disebabkan oleh
kelainan-kelainan yang berada di dalam
sistem urogenitalia atau kelainan yang
berada di luar sistem urogenitalia.
Penyebab paling umum dari hematuria pada
populasi orang dewasa termasuk saluran kemih
infeksi, batu saluran kemih, pembesaran prostat
jinak, dan keganasan dalam urologi.
Namun, diferensial lengkap sangat luas, beberapa
insiden khusus kondisi yang berhubungan dengan
hematuria bervariasi dengan umur pasien, jenis
hematuria (gross atau mikroskopis, gejala atau
tanpa gejala), dan adanya faktor risiko keganasan.
PATOFISIOLOGI

 Berdasarkan lokasi yang mengalami


kelainan atau trauma, dibedakan
glomerulus dan ekstra glomerulus untuk
memisahkan bidang neflogi dan urologi.
Darah yang berasal dari nefron disebut
hematuria glomerulus.
Pada keadaan normal, sel darah merah
jarang ditemukan pada urin.
Adanya eritrosit pada urin dapat terjadi pada
kelainan hereditas atau perubahan struktur
glomerulus dan integritas kapiler yang
abnormal
Askep Hematuria
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus fokus pada deteksi hipertensi
yang hadir bersamaan dengan sindrom nefritik dan
penyakit pembuluh darah ginjal, edema terkait
dengan sindrom nefrotik, massa perut atau panggul
teraba menyarankan ginjal neoplasma, dan adanya
nyeri ketok kostovertebral atau nyeri tekan suprapubik
berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
Perlu ditanyakan juga, beberapa faktor risiko untuk kanker urothelial
pada pasien dengan hematuria mikroskopis:
Riwayat merokok.
Kerja paparan bahan kimia atau pewarna (benzenes atau aromatic
amine).
Riwayat gross hematuria sebelumnya.
Usia di atas 40 tahun
Riwayat gangguan berkemih, nyeri saat berkemih, dan infeksi
saluran kemih
Penyalahgunaan analgetik

Riwayat radiasi panggul.


Diagnosa Keperawatan

 Nyeriakut
 Resiko infeksi
 Resiko trauma
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
 Nyeri akut berhubungan dengan:
 Agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologis), kerusakan jaringan
 
 DS:
 Laporan secara verbal
 DO:
 Posisi untuk menahan nyeri
 Tingkah laku berhati-hati
 Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai)
 Terfokus pada diri sendiri
 Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir, penurunan interaksi dengan
orang dan lingkungan)
 Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-jalan, menemui orang lain dan/atau aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
 Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil)
 Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku)
 Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel, nafas panjang/berkeluh
kesah)
 Perubahan dalam nafsu makan dan minum
Tujuan dan Kriteria Hasil
NOC :
 Pain Level,
 pain control,
 comfort level

 Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan
kriteria hasil:
 Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang normal
 Tidak mengalami gangguan tidur
Intervensi
NIC :
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
 Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
 Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
 Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
 Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres
hangat/ dingin
 Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
 Tingkatkan istirahat
 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
 Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

Anda mungkin juga menyukai