Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

UNIT KESEHATAN SEKOLAH

OLEH
Indah Sundari, S.Kep
1914901110030

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2020
1.1 Pengertian  (UKS)
UKS adalah upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan
secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan
agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan di lingkungan sekolah. Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Usaha
Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah
dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.
UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya
membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang
optimal. Usaha Kesehatan Sekolah merupakan bagian dari usaha kesehatan pokok yang
menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta
lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan
sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya.

1.2 Tujuan UKS


Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara umum untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam
rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus untuk
memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang
mencakup :
1.2.1 Penurunan angka kesakitan anak sekolah.
1.2.2 Peningkatan kesehatan peserta didik (fisik, mental, sosial)
1.2.3 Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha
peningkatan kesehatan di sekolah.
1.2.4 Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.
1.2.5 Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika,
rokok, alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.
Sedangkan sasaran program UKS meliputi seluruh peserta baik pada tingkat sekolah taman
kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan
kejuruan, maupun pendidikan khusus (sekolah luar biasa). Sementara pada tingkat Sekolah
Dasar program UKS lebih diprioritaskan pada kelas 1, 3, 6, antara lain dengan pertimbangan,
pada kelas 1, merupakan fase penyesuaian pada lingkungan sekolah baru, juga terkait
imunisasi ulangan.  dan lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan
berbagai penyebab penyakit lebih besar, saat yang baik untuk diimunisasi ulangan. Pada
kelas 3, dengan tujuan evaluasi hasil pelaksanaan UKS pada kelas, sementara pada kelas 6
sebagai persiapan kesehatan pada peserta didik ke jenjang pendidikan selanjutnya.

1.3 Dasar Kebijaksanaan


Dasar kebijaksanaan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah Undang-Undang Nomor
4 tahun 1979 tentang Pembinaan Anak Sekolah.

1.4 Program UKS


Berikut beberapa hal terkait program UKS yang perlu kita ketahui:
Berdasarkan aspek definisi, Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah antara sebagai berikut :
1.4.1 Menurut Departemen Pendidikan & Kebudayaan,     UKS adalah upaya membina dan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui
program pendidikan dan yankes di sekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang
dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan dilin program
Lingkungan sekolah
1.4.2 Menurut Depkes RI: UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran
utama.UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan
derajat kesehatan yang optimal
1.4.3 Menurut Azrul Azwar: UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi
beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta
lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-
baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya
1.5 Alasan Perlunya Upaya Kesehatan Sekolah
1.5.1 Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah
1.5.2 Usia sekolah sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup
sehat.
1.5.4 Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik.
1.5.4 Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar yang dicapai.
1.5.5 Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak-anak
yang menerapkan wajib belajar.
1.5.6 Pendidikan kesehatan melalui anak-anak Sekolah sangat efektif untuk merubah
perilaku dan kebisaan ibu sehat umumnya.

1.6 Prinsip-prinsip pengelolaan UKS :


1.6.1 Mengikutsertakan peran serta masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi 
guru, peserta didik, karyawan sekolah, Komite Sekolah (orang tua murid).
1.6.2 Kegiatan yang terintegrasi, dengan pelayanan kesehatan menyeluruh yang
menyangkut segala upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu kesatuan
yang utuh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
1.6.3 Melaksanakan rujukan, dengan mengatasi masalah kesehatan yang tak dapat
diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau rumah sakit.
1.6.4 Kolaborasi tim, dengan melibatkan kerja sama lintas sektoral dengan
pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas

1.7 Pola Pembinaan


Pembinaan Kesehatan Anak, dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1.7.1. Pembinaan bayi, balita dan anak pra sekolah (umur 0 – 6 tahun)
1.7.2. Pembinaan kesehatan anak usia sekolah (umur 7 – 21 tahun), yang dibagi
menjadi 3 kelompok :
1.7.2.1 Pra remaja (umur 7 – 12 tahun)
1.7.2.2 Remaja (13 — 21 tahun)
1.7.2.3 Dewasa muda (19 – 21 tahun)
Pola pembinaan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan kesehatan sesuai dengan
tahap pertumbuhan dan perkembangan anak

1.8 Kegiatan UKS


Kegiatan UKS meliputi antara lain :
1.8.1 Pemeriksaan kesehatan (kehatan gigi dan mulut, mata telinga dan tenggerokan,
kulit dan rambut),
1.8.2 Pemeriksaan perkembangan kecerdasan,
1.8.3 Pemberian imunisasi,
1.8.4 Penemuan kasus-kasus dini,
1.8.5 Pengobatan sederhana,
1.8.6 Pertolongan pertama.
1.8.7 Rujukan

1.9 Peran sekolah dalam meningkatkan kesehatan


Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat mengancam
kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan perilaku tidak
sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat yang tinggi lemak, gula,
garam, rendah serat, meningkatkan risiko hipertensi, diabetes melitus dan obesitas, dan
sebagainya. Apalagi sebelum makan tidak mencuci tangan terlebih dahulu, sehingga
memungkinkan masukkan bibit penyakit ke dalam tubuh. Selain itu meningkatnya
perokok pemula, usia muda, atau usia peserta didik sekolah sehingga risikonya akan
mengakibatkan penyakit degeneratif. Perilaku tidak sehat lainnya yang
mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan bebas, sehingga terjerumus ke dalam
penyakit masyarakat seperti penggunaan narkoba atau tindakan kriminal. Apalagi
perilaku tidak sehat ini, disebabkan lingkungan yang tidak sehat, seperti kurang
bersihnya rumah, sekolah, atau lingkungan masyarakatnya.
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat mengancam kesehatan fisik dan
jiwanya tersebut sekolah memilkki peran yang penting untuk menciptakan dan
meningkatkan kesehatan peserta didik. Upaya yang dilakukan antara lain dengan
menciptakan lingkungan “Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS) melalui
UKS. Konsep inilah yang oleh Badan Kesehatan Dunia WHO disebut HPS (Health
Promoting Schools) atau Sekolah Promosi Kesehatan sehingga “a health setting for
living, learning and working” dengan tujuan (goal) “Help School Become Health
Promoting Schools.” Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga
sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau mempromosikan derajat
kesehatan peserta didiknya.
Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu
1.9.1     Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah,
yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-
organisasi di masyarakat.
1.9.2 Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi
sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk kekerasan, bebas
dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya, suasana yang
mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya. Diciptakannya pekarangan
sekolah yang aman, adanya dukungan masyarakat sepenuhnya.
1.9.3 Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum yang
mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap
kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai keterampailan hidup yang
mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu, memperhatikan
pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orang tua.
1.9.4      Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan
di sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan perkembangan,
imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu, mengadakan kerja sama
dengan puskesmas setempat, dan mengadakan program-program makanan
begizi dengan memperhatikan ‘keamanan’ makanan.
1.9.5.     Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang didukung
oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses pembelajaran yang
dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi seluruh masyarakat
sekolah. Kebijakan berikutnya memberikan pelayanan yang ada untuk seluruh
peserta didik. Terakhir. kebijakan-kebijakan dalam penggunaan rokok,
penyalahgunaan narkotika termasuk alkohol serta pencegahan segala bentuk
kekerasan/pelecehan.
1.9.6.    Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat. Cara lainnya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
masyarakat.

Upaya mengembangkan “Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS)


melalui program UKS perlu disosialisasikan dan dilakukan dengan baik.
melalui pelayanan kesehatan (yankes) yang didukung secara mantap dan
memadai oleh sektor terkait lainnya, seperti partisipasi masyarakat, dunia
usaha, dan media massa. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses
pembelajaran harus menjadi HPS, yaitu sekolah yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan warga sekolahnya. Upaya ini dilakukan karena sekolah
memiliki lingkungan kehidupan yang mencerminkan hidup sehat. Selain itu,
mengupayakan pelayanan kesehatan yang optimal, sehingga terjamin
berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik dan terciptanya kondisi
yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk beperilaku
hidup sehat. Semua upaya ini akan tercapai bila sekolah dan lingkungan
dibina dan dikembangkan. Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilakukan
melalui pemeliharaan sarana fisik dan lingkungan sekolah, melakukan
pengadaan sarana sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan yang
bersih dan sehat, melakukan kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah
yang mengandung lingkungan besih dan sehat, dan melakukan penataan
halaman, pekarangan, apotik hidup dan pasar sekolah yang aman.
 
1.10. Kebijakan dalam peningkatan implementasi dalam peningkatan uks
Untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik, maka program
peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat akan terus
dilaksanakan. Sehingga dapat terbentuk peserta didik yang sehat dan bugar serta
sekolah yang memenuhi standar sekolah sehat. Cara yang dilakukan adalah
mengoptimalkan berbagai upaya pengembangan sekolah sehat antara lain dilakukan
upaya peningkatan kemampuan profesionalisme guru dan tenaga pendidik melalui
berbagai pelatihan, bimbingan dan penyuluhan, serta upaya-upaya sosialisasi dan
implementasi di bidang UKS, pendidikan kesehatan, pendidikan kecakapan hidup,
pendidikan jasmani dan kebugaran jasmani. Mengefektifkan pengkajian dan
pengembangan pendidikan antara lain dengan lebih memfokuskan upaya pengkajian
dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat, melaksanakan evaluasi yang
sesuai dengan upaya peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat.
Mengintensifkan pengkajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
antara lain dengan memantapkan pengembangan program dalam rangka
pengembangan ilmu pengetahuan dan melaksanakan pengkajian dan pengembangan
bidang pengukuran, standarisasi, evaluasi dalam rangka upaya peningkatan kualitas
jasmani dan pengembangan sekolah sehat. Meningkatkan kegiatan analisis kajian
kesegaran jasmani, pendidikan jasmani dan pendidikan rekreasi yang dapat
bermanfaat langsung bagi peserta didik, tenaga kependikan dan masyarakat serta
menunjang peningkatan mutu pendidikan.
 
1.11.  Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah
Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan, yaitu memiliki pengetahuan tentang
isu kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat, memiliki
keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan, memiliki
kebiasaan hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup sehat, peserta didik
tumbuh kembang secara harmonis, menerapkan prinsip-prinsip pencegahan
penyakit, memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar, memiliki
kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal Tujuan pendidikan kesehatan tersebut
akan tercapai dengan melakukan berbagai cara pelaksanaannya.
Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah dilakukan melalui penyajian
dan penanaman kebiasaan. Cara penyajian pendidikan lebih menekankan peran aktif
peserta didik melalui kegiatan ceramah, diskusi, demonstrasi, pembimbingan,
permainan, dan penugasan. Cara penanaman kebiasaan dilakukan melalui penugasan
untuk melalukan cara hidup sehat sehari-hari dan pengamatan terus menerus oleh
guru dan kepala sekolah. Keberhasilan pendidikan kesehatan ditentukan dengan
adanya keteladanan dan dorongan dari kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan
orang tua. Keberhasilan itu juga ditentukan adanya hubungan guru dengan orang tua
peserta didik, apa yang diberikan oleh guru di sekolah hendaknya juga didukung
oleh orang tua di rumah. Materi pendidikan kesehatan yang diajarkan di sekolah
berbeda-beda disesuaikan dengan jenjang pendidikannya. Materi pendidikan itu
antara lain demam berdarah, flu burung, pelayanan gizi, kesehatan gigi dan mulut,
pengelolaan sampah, pengelolaan tinja, sarana pembuangan limbah, pengelolaan air
bersih, penyediaan air bersih, air dan sanitasinya, pegenalan pada penyakit menular
dan pencegahannya. Khusus untuk peserta didik SMP/MTs dan SMA/SMK/MA
ditambah dengan kesehatan reproduksi, bahaya rokok dan deteksi dini
penyalahgunaan narkotika, obat terlarang, minuman keras, dan bahan-bahan yang
berbahaya serta zat adiktif (NAPZA) dan HIV/AIDS. UKS dilaksanakan mulai dari
TK/RA sampai SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang dari
sekolah/madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim
Pembina, Tim Pembina UKS di bawahnya dengan yang di atasnya maupun antar
sesama Tim Pembina UKS yang sejajar. Kegiatan UKS di lingkungan sekolah
meliputi beberapa kegiatan, yang pertama adalah rapat koordinasi baik di tingkat
pusat, propinsi, kabupaten serta tim Pembina. Semua dilakukan dengan mengundang
para anggota tim Pembina UKS baik dari bidang kesehatan dalam negeri maupun
dari pendidikan nasional. Kedua, memberikan bantuan peningkatan kualitas
kesehatan madrasah, kemudian orientasi dokter kecil untuk MI, dan kader kesehatan
remaja untuk MTs dan MA. Pembinaan UKS oleh TPUKS (Tim Pembina UKS)
masih rendah dan belum merata. Pendidikan kesehatan berbasis kesehatan dengan
program usaha kesehatan sekolah atau pelaksanaan sekolah sehat ini, diharapkan
menjadi bagian dari pelaksanaan pendidikan, bukan hanya di madrasah tetapi juga di
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Sujiono, Yuliani Nurani. 2019. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Mancana Jaya Cemerlang.
Effendy, Nasrul (2016), dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat, editor, Yasmin
    Asih -  Ed 2 – Jakarta : EGC
Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul(2019) , ilmu kesehatan masyarakat : teori dan
    aplikasi, Jakarta : Salemba Medika
Departemen Kesehatan. (2018). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Sumantri, M. (2017). Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S.
     dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook.. Bandung:
     Pedagogiana Press (Halaman 1175 – 1186).
Banjarmasin, 04 April 2020

Preceptor Akademik Ners Muda

Izma Daud, Ns., M.Kep Indah Sundari, S.Kep

Anda mungkin juga menyukai