Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN STASE MANAGEMENT

METODE (M3)

OLEH :
Ervina, Fransisca Silalahi S.Kep : 113063J119010
Reni Puspita Radian Sari, S.Kep : 113063J119040
Ricy Gunawan, S.Kep : 113063J119041

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN
BANJARMASIN
2020
METODE (M3)

a. Penerapan MAKP

Kasus terduga dan terkonfirmasi harus diisolasi dan ditangani di rumah sakit

dengan kondisi isolasi yang efektif dan protektif. Kasus harus ditangani di ruangan

terpisah, sedangkan kasus terkonfirmasi dapat diterima dalam satu bangsal (ward)

yang sama. Sedangkan untuk kasus-kasus kritis segera dirujuk ke ICU.

Berdasarkan hal tersebut diatas Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP)

yang sesuai untuk penanganan pasien covid-19 untuk ruang isolasi dan ICU yaitu

metode kasus. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien

tertentu. Rasio 1 : 1 ( pasien : perawat). Setiap pasien dilimpahkan kepada semua

perawat yang melayani seluruh kebutuhannya. Pasien akan dirawat oleh perawat yang

berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh

orang yang sama pada hari berikutnya.

Sedangkan kasus terkonfirmasi dapat diterima dalam satu bangsal (ward) yang

sama menggunakan Model Metode Asuhan Keperawatan (MAKP) metode modifikasi

keperawatan primer (kombinasi metode tim dan metode keperawatan primer).

Komponennya terdiri dari: perawat, profil klien, sistem pemberian asuhan

keperawatan, kepemimpinan, nilai-nilai profesional, fasilitas, sarana prasarana

(logistik) serta dokumentasi asuhan keperawatan (Direktorat Bina Pelayanan

Keperawatan Depkes RI, 2018).

Metode keperawatan Tim dalam pelaksanaannya harus berlandaskan konsep

yaitu ketua tim, sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai

teknik kepemimpinan (prioritas perencanaan, supervisi dan evaluasi asuhan

keperawatan), sedangkan peran kepala ruangan penting dalam metode tim yaitu untuk

menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.


Perkembangan ilmu keperawatan dan berbagai ilmu dalam bidang kesehatan,

serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang

bermutu tinggi, dengan didasarkan bahwa pemberian asuhan keperawatan model tim

masih mempunyai beberapa kekurangan, maka berdasarkan studi, para pakar

keperawatan mengembangkan model pemberian asuhan keperawatan yang terbaru

yaitu model primer (Primary Nursing).

Tujuan dari model primer adalah terdapatnya kontinuitas keperawatan yang

dilakukan secara komprehensif dan dapat dipertanggungjawabkan.Penugasan yang

diberikan kepada primary nurse atas klien yang dirawat dimulai sejak klien masuk ke

rumah sakit yang didasarkan kepada kebutuhan klien atau masalah keperawatan yang

disesuaikan dengan kemampuan primary nurse. Setiap primary nurse mempunyai 4-6

klien dan bertanggung jawab selama 24 jam selama klien dirawat. Primary nurse akan

melakukan pengkajian secara komprehensif dan merencanakan asuhan keperawatan.

Selama bertugas perawatmelakukan berbagai kegiatan sesuai dengan masalah dan

kebutuhan klien.

b. Sentralisasi Obat

Obat-obatan yang digunakan harus sudah tertata dengan rapi sehingga perawat

dengan mudah memberikan obat ke klien dengan teratur. Obat-obatan dalam bentuk

oral dan injeksi dipegang oleh perawat dengan pembayaran umum dan keluar

masuknya obat harus ada dokumentasinya. Pada saat pemberian obat, perawat

mencatat macam dan jumlah obat yang telah terpakai serta spuit sekali pakai

digunakan lebih dari satu kali (3 kali Shift).

Obat yang telah diresepkan, diambil oleh perawat dengan menerima lembar

serah terima obat, yang kemudian perawat menulis nama klien, registrasi, jenis obat,
jumlah dan sediaan dalam kartu kontrol yang diketahui oleh keluarga (ditanda

tangani) dalam buku masuk obat. Obat yang diserahkan selanjutnya disimpan oleh

perawat dalam kotak obat dan obat yang telah diterima kemudian disalin dalam buku

daftar penerimaan obat, obat yang telah disimpan selanjutnya diberikan oleh perawat

dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam buku daftar pemberian obat

dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di instruksi oleh dokter dan kartu

obat yang ada pada klien.

c. Supervisi

Supervisi adalah suatu proses kemudahan untuk penyelesaian tugas-tugas

keperawatan dalam merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar,

mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus

menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana.

Supervisi perlu dilakukan secara teratur dan berkala oleh Ketua Tim atau

perawat senior/Perawat Penanggungjawab yang tujuannya untuk meningkatkan

kualitas dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan covid-19.

Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi dan didasarkan atas

hubungan profesional dan bukan pribadi. Agar komunikasi yang baik dan rasa

memiliki dapat muncul, pelaksana supervisi dan yang disupervisi perlu bekerjasama

dalam penyelesaian masalah, sehingga prinsip-prinsip kerjasama kelompok dapat

diterapkan.

Masalah, penyebab masalah, serta upaya alternatif penyelesaian masalah harus

dibahas secara bersama-sama. Kemudian upaya penyelesaian masalah tersebut

dilaksanakan secara bersama-sama pula.


d. Timbang Terima

Timbang terima yang baik untuk dilakukan yaitu di ruang perawatan (nurse

station) klien sambil melakukan validasi keadaan klien. Perawat menuliskan resume

informasi klien di buku timbang terima dengan metode kasus ( ruang isolasi dan ICU)

dan metode modifikasi (bangsal) pada rekam medik yang kemudian akan digunakan

untuk melaksanakan timbang terima, dalam proses timbang terima perawat

menginformasikan nama dan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan dan

perencanaan tindakan yang akan dilakukan.

e. Perencanaan Pulang (Discharge planning)

Pelaksanaan discharge planning dilakukan seperti pemberian pendidikan

kesehatan pada klien atau keluarga yang dilakukan pada saat klien masuk sampai

klien pulang (APS/Ijin Dokter) dalam bentuk lisan tetapi sesuai pedoman. Namun,

dapat juga dilakukan secara khusus misalnya dengan memberikan leaflet atau brosur.

Rumah sakit harus meningkatkan komunikasi dengan layanan kesehatan

primer (basic medical institution) di tempat tinggal pasien. Hal itu bertujuan untuk

memberikan informasi kepada klien maupun keluarga bahwa meskipun klien

dinyatakan sembuh dari covid-19, klien harus tetap melakukan isolasi mandiri selama

14 hari setelah keluar dari rumah sakit atau setelah dinyatakan sembuh. Pemberian

pendidikan kesehatan ini dilakukan sehari sebelum klien keluar dari rumah sakit.

Klien tetap diberikan surat rujukan balik ke fasilitas kesehatan terdekat untuk

melakukan kontrol kembali pada minggu kedua dan keempat setelah dipulangkan.

Selain itu, mereka yang telah dinyatakan sembuh dari covid-19 juga akan diberikan

edukasi untuk memonitor kesehatannya secara kontinyu selama 14 hari, memakai

masker wajah, tinggal di kamar tunggal berventilasi, mengurangi frekuensi kontak


dekat dengan anggoto keluarga, makan sendirian, menjaga kebersihan tangan dan

menghindari kegiatan di luar ruangan karena status imunitas yang menurun dan

beresiko terinfeksi patogen lain ( Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid-19

Bagi PEMDA ).

f. Ronde Keperawatan

Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk

mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh  perawat

disamping melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.

Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat konselor,

kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim

kesehatan.

Pada kasus covid-19 sebaiknya ronde keperawatan dilakukan jika kondisi

pasien memungkinkan dengan menggunakan APD sesuai SOP dari tim Pencegahan

dan Pengendalian Infeksi (PPI) rumah sakit. Hal ini ditujukan demi melindungi tenaga

kesehatan yang sedang bertugas.

g. Dokumentasi Keperawatan

Evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan (SAK), pada pengisian lembar

dokumentasi pada evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan (SAK) dengan

enam aspek yang dinilai yaitu : pengkajian, diagnose, perencanaan, tindakan, evaluasi

dan catatan asuhan perkembangan. Perencanaan dimuat dengan tujuan dan kriteria

hasil, rencana yang mengacu pada kalimat perintah dan menggambarkan keterlibatan

keluarga. Pada tindakan yang diberikan perawat memuat revisi intervensi berdasarkan
hasil evaluasi, hasil evaluasi di catat dalam pendokumentasian dan catatan

perkembangan ditulis dalam format baku.

Mekanisme Timbang Terima :

Kepala Ruangan membimbing, mengarahkan dan

menyelesaikan masalah/problem sovling

Supervisior membanu untuk mengarahkan, mengatur dan

membagi perawat sesuai dengan jumlah pasien yang ada

Diskusi di Nurse Station (KaRu, Perawat Primer, Staff

Perawat) kondisi pasien

Timbang Terima di samping pasien, KaRu, Perawat

Primer, Staff Perawat

Deskripsi :

Timbang terima meliputi tehnik timbang terima, pembuatan alat sarana dan prasarana,

penentuan materi timbang terima dan pendokumentasian hasil timbang terima.


Dalam pelaksanaan serah terima kami menggunakan alur serah-terima pasien sebagai

berikut :

Nurse Station

Perawat Jaga Malam Perawat Jaga Pagi

Perawat Jaga Sore

Validasi Data ke Klien

Data Subjektif Data Objektif

Telah Dilakukan Belum Dilakukan

Perkembangan keadaan pasien

MASALAH

a. TERATASI
b. BELUM TERATASI
c. TERATASI SEBAGIAN
Alur Ronde Keperawatan :

Katim/PP Tahap Praronde

Penetapan pasien Proprosal

Persiapan psasien :
a. Apa yang menjadikan masalah
a. Informed Consent
b. Cross cek data yang ada
c. Apa yang menyebabkan masalah tersebut
d. Bagaimana pendekatan ( Proses, SAK,
Penyajian Data SOP)

Validasi Data

Diskusi KaRu, PP, PA, Perawat Konselor

Tahap Ronde pada


Bed Pasien
Alur Discharge Planning :

Pra Discharge
PP
Planninng

Identifikasi pasien

Persiapan Waktu:
Pelaksanaaan Discharge
o Kontrak waktu a. Apa yang menjadi maslah
Planninng b. Bagaimana perencanaan
o Obat
pulang
o Rencana kontrol ulang

Tindakan/Diskusi/Demonstrasi

Post Pelaksanaan Discharge


Evaluasi
Planning

Follow Up

Anda mungkin juga menyukai