Abstract
background :. Patient safety is something that must be considered and applied in hospital
services. Purpose: It is intended to prevent unwanted events in the nursing process that
can harm the patient due to errors or inaccuracies of nurses in caring for patients.
Method: Using literature review by analyzing articles, journals and textbooks. Articles
used in 14 references, published last 10 years using Google Scholar, Google Book, and
Science Direct. In searching for articles, keywords used are important points that must be
used by nurses. for patient safety. Results: From the literature review results can
determine the important point that nurses must apply to patient safety is to apply nursing
practice standards and patient safety care standards. Based on that research in the nursing
process ,. Conclusion: Nurses at all levels must be equated first in a specific perspective
of Patient Safety in order to make optimal contributions and the process of building a
"culture" of patient safety. Nurse competencies and service systems need to be developed
to prevent medical errors by nurses.
Metode Penelitian
Metoode penelitian yang digunakan adalah literature review dengan cara
menganalisis artikel, , jurnal maupun text book yang berkaitan dengan
pembelajaran mahasiswa keperawatan belajar berpikir krits untuk membuat
keputusan dalam tindakan keperawatan.
Artikel yang digunakan 14 referensi yang diterbitkan sepuluh tahun
terakhir yang menggunakan google scholar,google book dan science direct.,
Dalam mencari artikel, kata kunci yang digunakan ialah Dalam memberikan
askep point penting yang harus dikuasai dan diterapkan perawat untuk
keselamatan pasien.
Pembahasan
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan 24 jam dan terus-menerus
dengan jumlah tenaga keperawatan yang cukup, berada di berbagai unit kerja
rumah sakit. Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, perawat
melakukan prosedur / tindakan keperawatan, kadang- kadang kesalahan yang
menimbulkan resiko pada pasien. Perawat dalam melaksanakan praktik
keperawatan berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, dalam pemberian terapi
berpotensi melakukan suatu kesalahan jika tidak mempunyai tingkat pengetahuan
dan kesadaran yang tinggi bahwa tindakan yang dilakukan akan memberikan efek
buruk pada pasien.
Manajemen resiko klinik merupakan bagian integral dari proses asuhan
keperawatan. Saat ini sudah ada pelaporan kejadian di berbagai rumah sakit, tetapi
belum dilakukan analisis untuk perbaikan sistem (redesign) pelayanan.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes 2008).
Upaya keselamatan pasien merupakan bagian tak terpisahkan dari proses
asuhan keperawatan. Area praktek keperawatan yang berbasis pada keselamatan
pasien meliputi :
A.Standar Praktik ( Asuhan Keperawatan)
Setiap perawat mempunyai tanggung jawab:
1). Assessment (pengkajian): status kesehatan pasien saat ini dan masa laluserta
potensi resiko (keselamatan pasien). (2). Diagnosa: menetapkan diagnose/
masalah keperawatan. (3). Planning: Rencana asuhan keperawatan.. (4).
Implemention : pelaksanaan asuhan sesuai rencana. (5). Evaluation: evaluasi
terhadap respon pasien
B. Standars Of Care : Pasient Safety
Setiap perawat menerapkan prinsip Sasaran Keselamatan Pasien
(International Patient Safety Goals) :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru pasien sebenarnya terjadi di semua aspek
diagnosis dan pengobatan. Keadaan yang dapat mengarahkan terjadinya error /
kesalahan dalam mengidentifikasi pasien adalah pasien yang dalam keadaan
terbius / tersedasi, mengalami dis-orientasi, atau tidak sadar sepenuhnya; mungkin
bertukar tempat tidur, kamar, lokasi di dalam rumah sakit atau akibat situasi lain.
Perawat harus mengidentifikasi seluruh pasien yang dirawat di RS dengan benar :
a. Memastikan identitas pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan
atau pengobatan. (b). Memastikan kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap
individu tersebut.(c). Proses identifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi pasien
pada saat : (Pemberian obat, darah atau produk darah Pengambilan darah dan
spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, Tindakan lain (pembedahan, non
pembedahan, pemeriksaan klinis dan penunjang) .(d).Identifikasi pasien
mencakup tiga detail wajib yaitu Nama pasien, Tanggal lahir / umur, Nomor
rekam medis pasien.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap dan jelas dan
dipahami oleh penerima pesan akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan atau
tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah
diberikan secara lisan dan melalui telepon..(a). Komunikasi secaran lisan dan atau
melalui telepon dilakukan dengan cara: Penerima perintah menulis perintah,
Penerima perintah membacakan kembali perintah yang ditulis dan menanyakan
kebenaran isi perintah, Pemberi perintah memberikan konfirmasi kebenaran
perintah yang telah ditulis dan telah dibacakan kembali tersebut, Pemberi perintah
harus sudah memberikan konfirmasi langsung dengan cara membubuhkan tanda
tangan dalam waktu 24 jam sejak pemberian perintah. (b). Komunikasi
pelaporan pelayanan dilakukan dengan metode S B A R: S (Situation) : Kondisi
terkini yang terjadi pada pasien, B (Bacground) : Informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien, A (Asesment) : Hasil pengkajian / penilaian
kondisi pasien terkini, R (Recomendationt) : Apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat ini.
3. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
a. Obat yang harus diwaspadai adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan / kesalahan serius (sentinel event) serta obat yang beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) yaitu elektrolit
konsentrat + obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip (Nama Obat
Rupa dan Ucapan Mirip/ NORUM, atau Look Alike Sound Alike / LASA)
b. Semua obat High Alert Medication harus memiliki identifikasi dan penandaan
khusus dan dikelola oleh petugas yang kompeten terhadap obat-obatan,
c. Tempat penyimpanan obat-obat dalam kelompok ini khususnya elektrolit
konsetrat di Instalasi Farmasi, IRIN, IBS, IRJ, Kamar Bersalin (khususnya
magnesium sulfat). Dimana obat-obat dimaksud diberi tempat tersendiri / khusus.
d. Verifikasi ulang sebelum obat diberikan kepada pasien harus dilakukan
meliputi ketepatan pasien, obat, dosis, waktu serta cara pemberian
e. Syarat pemberian obat-obat yang perlu diwaspadai adalah mampu melakukan
monitoring efek samping, tersedia protokol pengelolaan efek samping dan tersedia
antidotumnya.
4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
a.ProsesVerifikasi
1) Merupakan proses untuk mengidentifikasi hal-hal yang harus tersedia pada
saat tindakan pembedahan, terdiri dari : Dokumen-dokumen yang terkait dengan
tindakan pembedahan (a)Assesmen pra operasi, diagnosis pra operasi, rencana
operasi dan rencana anesthesia, (b). Infomed Consent yang sudah ditanda tangani
oleh pasien/ keluarganya, dokter operator dan dokter anesthesi.(c). Hasil
pemeriksaan penunjang (radiologi, laboratorium, dll), (d). Alat-alat atau bahan
khusus yang perlu disiapkan pada saat tindakan seperti implan, tranfusi darah, dll
2) Mencocokkan hal-hal tersebut diatas dengan pasien .(3). Proses verifikasi
sedapat mungkin dilakukan dengan melibatkan pasien, (4). Proses verifikasi
dicatat dalam lembar verifikasi . (5). Proses verifikasi dilakukan sebelum pasien
masuk kamar operasi
b.Penandaan Lokasi Prosedur (Marking)
Semua pasien yang akan dioperasi dimana lokasi operasi memiliki lateralisasi
(sisi kanan dan kiri), struktur ganda (jari-jari tangan, kaki, lesi) atau tingkatan
berlapis (tulang belakang, tulang iga) harus dilakukan pemberian “Surgical Site
Marking”.
c. Time Out RS melaksanakan Time Out dalam rangkaian prosedur
keselamatan pasien bedah terstandar yang diadaptasi dari WHO – surgical Safety
Checklyst berupa.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A. R. (2018). GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG
KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN DI RS. PELENGKAP MEDICAL
CENTER JOMBANG (Doctoral dissertation, Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum).
Budi, S. C., Rismayani, R., Sunartini, S., Lazuardi, L., & Tetra, F. S. (2019).
VARIASI INSIDEN BERDASARKAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT. SMIKNAS, 59-69.
Dewi, A. N., Arso, S. P., & Fatmasari, E. Y. (2019). ANALISIS
PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI UNIT RAWAT
INAP RS WAVA HUSADA KABUPATEN MALANG. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 7(1), 20-30.
Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. EGC.
Fenita, R. (2019). Penerapan 6 Sasaran Keselamatan Pasien di RSUD Rasidin dan
RS Bhayangkara Padang Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Universitas
Andalas).
Mahawati, E. (2019). Analisis Identifikasi dan Otentikasi Dokumen Rekam Medis
Berbasis SNARS (Studi Kasus di RS Tipe C dan Tipe B). VISIKES: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 18(2).
Nuryanti, Aprilia. "PENGETAHUAN MAHASISWA KEPERAWATAN
TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN." Jurnal Ilmiah Keperawatan
(Scientific Journal of Nursing) 5, no. 2 (2019): 86-91.
R.H simamora (2019). Documentation of Patient Identification into the Electronic
System to Improve the Quality of Nursing Servies.International Journal of
Scientific &Technology
R.H simamora (2019). The Influence of Traning Handover Based SBAR
communication for improving Patients Safety .Indian Journal of Public Health
Research & Development.
R.H Simamora (2019).Buku Ajar Pelaksanaan identifikasi pasien .Uwais
Simamora, N. R. H., & Kep, M. (2009). Buku ajar pendidikan dalam
keperawatan. EGC.
Siregar, R. (2016). Hubungan Perawat dan Pasien: Implementasi Standar
Keselamatan Pasien. to-ra, 2(1), 295-304.
Sulistiarini, L. (2018). Gambaran Pelaksanaan Identifikasi Pasien Sebelum
Melakukan Tindakan Keperawatan di RSUD Wates. Indonesian Journal of
Hospital Administration, 1(1).
Sunarko, Y., Zamroni, M., Kusumawardani, D. A., Ayu, J. P., Indahri, M., &
Amalia, E. R. (2019). Modifikasi Manajemen Risiko Jatuh Pada Pasien Rawat
Inap Psikogeriatri RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. The Journal of
Hospital Accreditation, 1(2), 52-56.
Umaternate, T. S., Kumaat, L., & Mulyadi, N. (2015). Hubungan Pelaksanaan
Identifikasi Pasien Secara Benar Dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi Gawat
Dadurat (Igd) Rsup Prof. Dr. RD Kandou Manado. JURNAL KEPERAWATAN,
3(2).