Anda di halaman 1dari 21

KONSEP

KESELAMATAN
PASIEN
Imam Tri Sutrisno, Ners., M.Kep
Konsep dan Prinsip Keselamatan Pasien
• Keselamatan pasien adalah menghindari atau
mengurangi hingga ketingkat yang dapat diterima
dari bahaya aktual atau risiko dari pelayanan
kesehatan atau lingkungan dimana pelayanan
kesehatan diberikan.
• Keselamatan pasien adalah pasien bebas dari
harm/cedera yang tidak seharusnya terjadi atau
bebas dari harm yang potensial akan terjadi
( penyakit cedera fisik/sosial/psikologis, cacat,
kematian dll) terkait pelayanan yang lebih aman.
Keselamatan Pasien Meliputi
1. Assesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan
resiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya
Assessment Risiko (Penilaian Risiko)
• Penilaian risiko melibatkan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi
pasien, termasuk kondisi medis, riwayat penyakit, riwayat alergi, dan
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keselamatan mereka.
• Hal ini membantu perawat dan tim kesehatan dalam mengidentifikasi
potensi risiko dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang
sesuai.
Identifikasi dan Pengelolaan Risiko Pasien:
Melibatkan pengambilan tindakan konkret untuk mengurangi atau
menghilangkan risiko tersebut sesuai dengan kebutuhan pasien.
Misalnya, jika pasien memiliki risiko jatuh, langkah-langkah pengelolaan
risiko dapat mencakup penggunaan alat bantu seperti pengaman
tempat tidur atau pengawasan intensif.
Pelaporan dan Analisis Insiden:
Pelaporan insiden mencakup segala hal mulai dari kesalahan medis
hingga situasi emergensi yang tidak terduga.
Setelah dilaporkan, insiden ini kemudian dianalisis secara menyeluruh
untuk memahami penyebabnya dan mengidentifikasi pelajaran yang
dapat dipelajari untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Kemampuan Belajar dari Insiden dan Tindak
Lanjutnya
Langkah terakhir dalam sistem keselamatan pasien adalah kemampuan
untuk belajar dari insiden yang dilaporkan dan menerapkan tindakan
lanjut yang sesuai.
Ini mencakup identifikasi perbaikan yang dapat dilakukan dalam sistem
atau proses, serta pengembangan strategi pencegahan untuk
mencegah kejadian serupa di masa depan.
Hal ini juga melibatkan pengambilan tindakan disipliner jika diperlukan
dan memastikan bahwa pasien dan keluarga mereka diberi informasi
yang tepat tentang insiden dan tindakan yang diambil untuk
mencegahnya.
Assessment Seorang perawat sedang melakukan penilaian risiko pada seorang pasien yang baru saja
Contoh Risiko menjalani operasi. Dia mengumpulkan informasi tentang riwayat medis pasien, kondisi
kesehatan saat ini, obat-obatan yang digunakan, serta faktor-faktor lain seperti riwayat alergi
kasus dan kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi pemulihan pasien setelah operasi.
Identifikasi Setelah melakukan penilaian risiko, perawat mengidentifikasi bahwa pasien memiliki risiko
dan tinggi untuk mengembangkan infeksi post-operasi karena faktor-faktor seperti diabetes dan
Pengelolaan riwayat merokok. Untuk mengelola risiko ini, perawat memastikan bahwa pasien memperoleh
Risiko Pasien antibiotik profilaksis sesuai dengan pedoman, dan mengedukasi pasien tentang pentingnya
menjaga kebersihan dan menghindari perilaku yang dapat memperburuk risiko infeksi.
Pelaporan Seorang perawat melaporkan kejadian di mana dia hampir memberikan dosis obat yang salah
dan Analisis kepada seorang pasien karena kesalahan dalam membaca resep dokter. Insiden ini
Insiden didokumentasikan dan dilaporkan ke dalam sistem pelaporan insiden yang ada di rumah sakit.
Setelah dilaporkan, insiden ini dianalisis oleh tim keselamatan pasien untuk memahami
penyebabnya, seperti kesalahan komunikasi antara perawat dan dokter, serta kekurangan dalam
proses verifikasi resep.
Tindak Setelah analisis insiden, tim keselamatan pasien mengidentifikasi beberapa masalah sistem
Lanjut yang menyebabkan insiden tersebut. Mereka mengembangkan rencana tindakan yang
mencakup peningkatan komunikasi antara staf medis, pemeriksaan ulang proses verifikasi
resep, dan pelatihan lanjutan untuk staf dalam penggunaan sistem informasi kesehatan.
Perubahan ini kemudian diimplementasikan di seluruh rumah sakit untuk mencegah kejadian
serupa di masa depan.
Harm/cedera
• Harm/cedera adalah Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur
atau penurunan fungsi tubuh dapat berupa fisik, sosial dan psikologis
1. Penyakit/Disease  Disfungsi fisik atau psikis
2. Cedera/Injury  Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent /
keadaan
3. Penderitaan/ Suffering  Pengalaman / gejala yang tidak
menyenangkan termasuk nyeri, malaise, mual, muntah, depresi,
agitasi dan ketakutan.
4. Cacat / Disability
Tujuan Utama dari keselamatan pasien
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di fasilitas kesehatan
2. Menurunkan kejadian yang tidak diharapkan di fasilitas kesehatan
3. Meningkatnya akuntabilitas fasilitas kesehatan
4. adanya kesadaran keselamatan di rumah sakit juga akan
meningkatkan akuntabilitas rumah sakit
Tujuan dari keselamatan pasien
1. Aman ( Safety), yaitu pasien yang menerima pelayanan kesehatan terbebas dari
luka atau cedera
2. Efektif ( Effective), yaitu memberikan pelayanan sesuai dengan kompetensi dan
ilmu pengetahuan
3. Berfokus pada pasien ( Patient–centered ) yaitu memberikan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan pasien
4. Menurunkan waktu tunggu (timely), yaitu petugas kesehatan harus bekerja dengan
cepat dan tepat agar pasien tidak menunggu lama untuk menerima pelayanan
5. Efisien ( Efficient), yaitu menggunaan bahan dan alat sesuai dengan keperluan
6. Pelayanan sesuai stndar (Equitable), yaitu petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kepada pasien harus sesuai dengan standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
Insiden Keselamatan Pasien
Insiden Keselamatan Pasien ( IKP ) adalah setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien.
Insiden keselamatan pasien
1. Kondisi Potensial Cedera ( KPC ) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden. Contoh : Kerusakan
ventilator, Obat tanpa label waktu expired
2. Kejadian Nyaris Cedera ( KNC ) adalah terjadinya insiden yang belum sampai
terpapar ke pasien. Contoh: Saat perawat akan memberikan obat, baru
diketahui kalau obat yang diambil ternyata salah ( diketahui saat double
check )
3. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul cedera. Contoh : Perawat sudah memberikan obat kepada
pasien dan pasien sudah meminumnya ternyata baru diketahui bahwa obat
yang diberikan kontra indikasi, akan tetapi tidak muncul tanda tanda efek
samping obat yang merugikan
Insiden keselamatan pasien
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang
menyebabkan cedera pada pasien . Contoh : Perawat sudah
memberikan obat kepada pasien dan pasien sudah meminumnya
ternyata baru diketahui bahwa obat yang diberikan kontra indikasi,
dan muncul efek samping yang merugikan ( alergi, muntah,
keracunan, dll)
5. Kejadian SENTINEL adalah Suatu Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
yang mengakibatkan kematian, cidera permanen atau cidera berat
yang temporer dan membutuhkan intervensi untuk
mempertahankan kehidupan baik fisik maupun psikis, yang tidak
terkait dengan perjalanan penyakit atau keadaan pasien.
Insiden keselamatan pasien
Contoh kejadian SENTINEL :
1. Tindakan invasif/pembedahan pada pasien yang salah
2. Tindakan invasive/ pembedahan pada bagian tubuh yang keliru
3. Ketinggalan instrument / alat/ benda-benda lain di dalam tubuh pasien sesudah tindakan
pembedahan
4. Bunuh diri pada pasien rawat inap
5. Embolisme gas intravaskuler yang mengakibatkan kematian / kerusakan neurologis
6. Reaksi Haemolitis transfuse darah akibat inkompatibilitas ABO
7. Kematian Ibu melahirkan
8. Kematian bayi “ Full-Term” yang tidak diantisipasi, Penculikan bayi, Bayi tertukar,
9. Perkosaan/Tindakan kekerasan terhadap pasien, staf, maupun pengunjung
10. Kejadian sentinel yang berdampak luas.
7 (Tujuh ) Standar Keselamatan Pasien
STANDAR I. HAK PASIEN
Standar :
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya
insiden.

STANDAR II. MENDIDIK PASIEN DAN KELUARGA


Standar :
Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendidik pasien dan keluarganya
tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
7 (Tujuh ) Standar Keselamatan Pasien
STANDAR III. KESELAMATAN PASIEN DALAM KESINAMBUNGAN PELAYANAN
Standar :
Fasilitas pelayanan kesehatan menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan dan
menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan

STANDAR IV. PENGGUNAAN METODE PENINGKATAN KINERJA UNTUK MELAKUKAN


EVALUASI DAN PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN
Standar :
Fasilitas pelayanan kesehatan harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses
yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta
keselamatan pasien.
7 (Tujuh ) Standar Keselamatan Pasien
STANDAR V. PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KESELAMATAN PASIEN
Standar :
1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara
terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “ Tujuh Langkah Menuju Keselamatan
Pasien”.
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan
pasien dan program menekan atau mengurangi insiden.
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar unit dan
individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang keselamatan pasien
4. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan keselamatan pasien
5. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam meningkatkan kinerja
fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien
7 (Tujuh ) Standar Keselamatan Pasien
STANDAR VI. MENDIDIK STAF TENTANG KESELAMATAN PASIEN
Standar :
1. Fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit memiliki proses
pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup
keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas .
2. Fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf serta
mendukung pendekatan interdisipliner dalam pelayanan pasien.
7 (Tujuh ) Standar Keselamatan Pasien
STANDAR VII. KOMUNIKASI SEBAGAI KUNCI BAGI STAFF UNTUK
MENCAPAI KESELAMATAN PASIEN
Standar :
1. Fasilitas pelayanan kesehatan merencanakan dan mendesain proses
manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi
kebutuhan informasi internal dan eksternal
2. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai