Anda di halaman 1dari 5

PERAN PERAWAT DALAM KESELAMATAN PASIEN

(PATIENT SAFETY) DIRUMAH SAKIT

pitriani pakpahan (2119144040)

STIkes Mitra husada Medan

Email : pitriani.pakpahan@gmail.com

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Rumah Sakit merupakan pelayanan kesehatan dimana terdapat banyak jenis obat, bermacam-
macam tes, berbagai alat kesehatan dan teknologinya, serta berbagai profesi yang memberikan
pelayanan kepada pasien. Keberagaman tersebut dapat mengakibatkan suatu insiden apabila
tidak dikelola dengan baik (Depkes, 2008).

Keselamatan pasien merupakan indikator yang paling utama dalam sistem pelayanan kesehatan,
yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam menghasilkan pelayanan kesehatan yang optimal
dan mengurangi insiden bagi pasien (Canadian Patient Safety Institute, 2017). Menurut
Kemenkes RI (2015), keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem yang memastikan
asuhan pada pasien jauh lebih aman. Sistem tersebut meliputi pengkajian risiko, identifikasi
insiden, pengelolaan insiden, pelaporan atau analisis insiden, serta implementasi dan tindak
lanjut suatu insiden untuk meminimalkan terjadinya risiko. Sistem tersebut dimaksudkan untuk
menjadi cara yang efektif untuk mencegah terjadinya cidera atau insiden pada pasien yang
disebabkan oleh kesalahan tindakan. Berdasarkan tujuan penyelenggaraan pelayanan rumah
sakit yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (selanjutnya disingkat UURS) pada Pasal 3 yaitu a. mempermudah akses
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, b. memberikan perlindungan terhadap
keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah
sakit, meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
PEMBAHASAN

Insiden keselamatan pasien adalah semua kejadian atau situasi yang berpotensi
atau mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, kerugian dan lain-
lain), hal tersebut dapat dicegah bahkan seharusnya tidak terjadi karena sudah
dikategorikan sebagai suatu disiplin. Dalam Permenkes RI No. 1691/ MENKES/
PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, insiden keselamatan
pasien adalah segala sesuatu yang terjadi secara sengaja atau tidak sengaja dan
kondisi mengakibatkan atau berpotensi untuk menimbulkan cidera pada pasien,
yang terdiri dari Kejadian tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera
(KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
Insiden keselamatan pasien sewaktu-waktu dapat terjadi tanpa direncanakan yang
dapat membahayakan pasien dan tidak terpenuhi outcome dalam penyembuhan
pasien.

Insiden keselamatan pasien dapat diklasifikasikan sebagai berikut (WHO, 2018):


Insiden berbahaya yaitu Insiden yang dapat membahayakan dan merugikan pasien
sehingga planning perawatan tidak sesuai yang diharapkan.

Insiden tidak berbahaya Insiden yang tidak menimbulkan bahaya dan kerugian
pada pasien Insiden nyaris berbahaya Insiden yang tidak membahayakan pasien
tetapi memiliki potensi atau resiko untuk bahaya dan kerugian.Insiden keselamatan
pasien dapat disebabkan karena beberapa hal yang tidak sesuai standar dalam
periode pelayanan pasien, pengobatan yang tidak memenuhi harapan untuk
perbaikan atau penyembuhan pasien, risiko dalam pengobatan dan kedisiplinan
serta ketidakpatuhan pasien dalam minum obat. Menurutt Cooper, dkk (2018)
klasifikasi dampak insiden keselamatan pasien.
Klasifikasi dampak insiden keselamatan pasien dalam pelayanan kesehatan adalah
sebagai berikut :

1.Tidak ada kerugian Proses pengobatan yang berjalan hingga selesai tanpa ada
kerusakan atau kerugian untuk pasien. Contoh: Pasien menerima obat
imunosupresif (azathioprine) tetapi melewatkan pemantauan hematologis rutin
selama beberapa bulan tetapi tidak ada bahaya yang terjadi.

2.Tidak ada kerugian karena hasil mitigasi Segala insiden yang berpotensi
menyebabkan bahaya tetapi tidak menimbulkan bahaya. Contoh: Seorang petugas
kesehatan yang kurang tepat mengindikasikan aturan minum obat yang seharusnya
dua kali sehari tapi petugas menulisnya satu kali sehari. Petugas yang menyediakan
obat tersebut kepada pasien sebelumnya telah mencatat kesalahan dan mengoreksi
obat kembali.

3. Kerugian ringan Insiden di mana pasien terluka tetapi tidak memerlukan


intervensi atau perawatan minimal Contoh: Seorang dokter membuat kesalahan
resep dan kemudian sediaan obat tidak ada di apotik rumah sakit sehingga obat
yang dibutuhkan didapat dari apotik di luar rumah sakit.

4. Insiden perusakan berat Pasien mengalami insiden yang berdampak jangka


panjang atau permanen pada fisik, mental ataupun sosialnya sehingga
mempersingkat harapan hidupnya

5 Kematian Insiden yang terjadi dalam masa pengobatan. Dapat terjadi karena
kurang tepat dalam penegakkan diagnosis, penanganan awal, dan lain sebagainya.

6. Insiden yang kurang detail Insiden di mana informasi tidak memadai untuk
mengevaluasi keparahan bahaya sehingga dapat berisiko kesalahan dalam hasil
perawatan
Dalam upaya untuk mencegah insiden keselamatan pasien di rumah sakit WHO
(Collaborating Centre for Patient Safety resmi menerbitkan panduan “Nine ife-
Saving Patient Safety Solutions” (“Sembilan Solusi Keselamatan Pasien Rumah
Sakit”). Sembilan topik yang diberikan solusinya adalah sebagai berikut:

1.perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip/norum atau look-alike, sound-alike
medication names/ LASA

2.identifikasi pasien

3.komunikasi saat serah terima/pengoperan pasien

4.tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar

5.pengendalian cairan elektrolit pekat (concentrated)

6.pastikan akurasi pemberian obat pada transisi asuhan

7.hindari kesalahan pemasangan kateter dan selang (tube)

8.penggunaan alat injeksi sekali pakai

9.tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi (HAIs/


Healthcare Associated Infections.

keselamatan pasien sangat sangat erat keterkaitannya dengan pengenalan jenis dan
pencegahan kejadian insiden keselamatan pasien. Insiden keselamatan pasien dapat
dicegah atau diminimalkan dengan meningkatkan pengetahuan seluruh petugas,
menerapkan budaya keselamatan pada pasien, seperti melaporkan dan belajar dari
insiden apa saja yang terjadi. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran bagi petugas
kesehatan untuk belajar dari kesalahan dan melakukan pelaporan apabila terjadi
insiden yang terjadi.
pelaksanaan standar keselamatan pasien dari segi pelaksanaan hak pasien sebagian
besar terpenuhi, pendidikan pada pasien dan keluarga, kesinambungan pelayanan
dan komunikasi Perawat masing-masing sebagian besar dalam kategori dilakukan.
Saran bagi pihak Rumah Sakit agar melakukan sosialisasi rutin tentang patient
safety, menambah jumlah perawat dan bagi perawat agar memberikan hak pasien,
pendidikan kepada pasien dan keluarga, memberikan kesinambungan dalam
pelayanan serta menerapkan komunikasi perawat yang efektif. Tindakan kerja
merupakan keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan
sehingga menghasilkan barang atau jasa yang sesuai dengan diharapkan.
kemampuan kerja perawat dapat dilihat dari kompetensi yang miliki perawat.
kompetensi perawat ini diperoleh proses pendidikan formal atau pelatihan-
pelatihan yang ikuti olehperawat. kemampuan kinerja yangdimiliki akan
memberikan dampak yanglebih positif terhadap kinerja perawat jika didukung oleh
motivasi kuat karna motivasi berpengaruh untuk membangkit, mengarahkan
individu untuk menjalankan aktivitas-aktivitas profesi (Wahyudi, 2010).

DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar keperawatan Geronik.Edisi 2 Jakarta :EGC Sumani (2017),analisis


implementasi patient safety terkait peningkatan mutu pelayanan kesehatan Di
rumah sakit .

Gerardin & lin (2018).membangun budaya keselamatan pasien dalam praktek


kedokteran,Yogyakarta: kanisius,depkes RI (2014) panduan nasional keselamatan
pasien rumah sakit jakarta : depkes

Ulumyah ,H,N (2018) meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan penerapan


upaya keselamatan pasien di puskesmas

Anda mungkin juga menyukai