Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG


Kehidupan tak lepas dari yang namanya kimia. Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam
yang mempelajari tentang materi yang memiliputi struktur, susunan, sifat dan perubahan materi
serta energi yang menyertainya. Kehidupan selalu berkaitan dengan kimia contohnya saja
pestisida, alkohol, oksigen, air dan sebagainya yang didalamnya mengandung unsur-unsur kimia.

Jumlah senyawa karbon itu sangat banyak, sehingga untuk memudahkannya senyawa-
senyawa tersebut dikelompokkan berdasarkan sifat khas yang dimiliki oleh senyawa-senyawa
tersebut. Misalnya saja senyawa karbon alkohol dan eter. Cara pengelompokkan itu dapat dilihat
dari sudut pandang tentang ketatanamaan senyawa karbon tersebut atau dilihat juga dari sifatnya,
baik secara fisik maupun kimia.

Alkohol (R-OH) dan eter (R-O-R) begitu erat hubungannya dengan kehidupan manusia
sehari-hari sehingga orang awam pun kenal akan istilah-istilah dietil eter (eter) digunakan
sebagai pematirasa (anestetik).. 2-propanol (isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan
sebagai bakterisid,dan masih benyak senyawa alkohol dan eter lainnya. Sedangkan Fenol (Ar-
OH) merupakan senyawa dengan gugus fungsi OH yang terikat dengan cincin aromatik.Dimana
gugus OH merupakan activator kuat dalam reaksi subtitusi aromatik elektrofilik.
BAB II
PEMBAHASAN

1. ALKOHOL
A.   Sejarah alkohol
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam
minuman beralkohol.Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000
tahun dari Cina bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh
manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang
mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan
kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan
Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.

B.   Pengertian alkohol


Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai
cabang dari alifatikhirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering ditemukan adalah yang
mengandung 3 gugus hidroksil dan 1 gugus hidroksi dalam satu rantai karbon
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan
kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol
yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik
apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri
terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.Berdasarkan jumlah gugus fungsi –OH,
jenis alkohol:
 Alkohol monovalent : memiliki 1 gugus fungsi –OH
 Alkohol polivalen : memiliki gugus fungsi –OH lebih dari 1
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi –OH.contoh
rumus struktur alkohol adalah metanol. Senyawa alkohol sudah banyak di kenal dan di
manfaatkan oleh manusia, baik dalam bentuk minuman,makanan,maupun untuk keperluan
medis. Beberapa jenis makanan dan minuman yang beralkohol yang banyak di konsumsi orang
dihasilkan dari hasil fermentasi karbohidrat, misalnya tape, singkong, anggur dan lain-lain.

C.   Rumus Umum Alkohol


Rumus struktur senyawa karbon :
CH3-CH3 CH3-CH2-OH
CH3-CH2-CH3 CH3-CH2-CH2-OH
Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2 maka rumus umum alkanol adalah CnH2n+1 OH atau
CnH2n+1O.

D.    Jenis-Jenis Alkohol


Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat jenis atom C yaitu atom
C primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C kuertner. Berdasarkan letak gugus
fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
primer.Contoh: CH3-CH2-OH

CH3
2. Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
sekunder.Contoh: CH3-CH3-CH-OH
3. Alkohol tersier yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
tersier.Contoh: CH3
CH3-CH3-C-OH
CH3

E.  Tata nama Alkohol


Ada dua cara pemberian nama pada alkohol yaitu:
1. Penamaan secara trival yaitu yang di mulai penyebutan nama gugus alkil yang terikat pada
gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.
Contoh: CH3- CH2-OH etil alkohol
CH3-CH2-CH2-OH propil alcohol
2. Penamaan sistem IUPAC yaitu mengganti akhiran a pada alkana dengan ol (alkana menjadi
alkanol).
Contoh: CH3-CH2-OH etanol
CH3-CH2-CH2-OH propanol

Urutan penamaan senyawa alkohol menurut IUPAC :


a. Menurut rantai induk yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –OH selain itu
atom karbon lain sebagai cabang.
b. Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung rantai,sehingga posisis
gugus –OH mendapatkan nomor terkecil.
Urutan penamaan :
Nomor atom C yang mengikat cabang
Nama cabang : CH3 metil
C2H5 etil
Nama rantai induk ( alkanol)
Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad:etil mendahului metil,apabila gugus –OH
ekivalen dari kedua rantai induk,maka penomoran dimulai dari salah satu ujung sehingga
cabang-cabang mendapat nomor terkecil.

 Rumus kimia   Nama IUPAC   Nama umum 


Alkohol monohidrik
CH3OH Metanol Alkohol kayu
C2H5OH Etanol Alkohol gandum
C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok
C5H11OH Pentanol Amil alkohol

C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol


Alkohol polihidrik

C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol

C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol

C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol

C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol

C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol Mannitol, Sorbitol

C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol


Alkohol alifatik tidak tersaturasi

C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol

C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol

C3H3OH Prop-2-in-1-ol Propargil alkohol


Alkohol alisiklik

C6H6(OH)6 Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol Inositol


C10H19OH 2 - (2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol Mentol

F. Keisomeran alkohol
Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:
1. Keisomeran posisi
Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –OH
dalam molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol mulai terdapat pada propanol yang
mempunyai dua isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol.

CH3-CH3-CH2-OH CH3-CH(OH)- CH3


1-propanol 2-propanol

Cara menentukan jumlah isomer posisi alkohol:


a) Membuat kemungkinan kerangka atom C
b) Menentukan kemungkinan letak gugus –OH pada posisi yang berbeda setiap bentuk
kerangka atom C.
2. Keisomeran optic
Keisomeran optik berkaitan dengan sifat optik,kemampuan suatu senyawa untk
memutar suatu bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi karena adanya atom C
asimetrik.yaitu atom C yang terikat pada 4 gugus yang berbeda.Banyaknya isomer optik
dapat dicari dengan rumus 2n dengan n = jumlah atom C asimetrik.2-butanol mempunyai satu
atom C asimetrik,sehingga isomer optik 2-butanol adalah
CH3 CH3
│ │
H―CH―OH HO―C―H
│ │
C2H5 C2H5
3. Keisomeran fungsi
Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan gugus fungsi
diantara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama.

G. Sifat-sifat dan struktur alcohol


1. Sifat fisik
Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat lebih menguap tergantung pada
panjang rantai karbon utamanya.
alkohol rantai pendek  bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air serta  memiliki
titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam hal kepolaran dan titik didih,
alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan air. Hal tersebut disebabkan karena air
dan alkohol keduanya memilki gugus -OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga
menyebabkan air dan alkohol bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan
oleh adanya ikatan hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air
dan alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.

No Nama Rumus struktur Titik Kelarutan Mr


didih (g/100 g
air)
1 Metanol CH3-OH 65 Larut baik 32
2 Etanol CH3-CH2-OH 78 Larut baik 46
3 Propanol CH3-CH2-CH2-OH 98 Larut baik 60
4 Butanol CH3-CH2-CH2-CH2-OH 118 8,3 74
5 Pentanol CH3-CH2-CH2-CH2-CH2- 138 2,6 88
OH

Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai titik didih yang relatif
tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga
akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa
molekul relatifnya. Pada alkanol yang rumus molekulnya sama, alkanol bercabang
mempunyai titik didih lebih rendah daripada alkanol rantai lurus. Kelarutan alkanol dalam air
berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon.Kelarutan alkanol berkaitan
dengan gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar.Jadi
semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar
(seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
2. Sifat Kimia
Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup
reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi
yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
a) reaksi oksidasi
reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan
oksigen. Misalnya reaksi pembakaran pada spirtus.
b) reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat melalui reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi
esterfikasi.

H. Reaksi alkohol
1. Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen.
Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
C2H5―OH+ Na → C2H5ONa +H2
Etanol Na-Etoksida
Reaksi ini dapat digunakan sebagai reaksi pengenal alcohol
2. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda, tergantung pada
jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang, seperti larutan K2Cr2O7
dalam lingkungan asam dapat digunakan untuk mengidentifikasialkohol primer, alkohol
sekunder, dan alkohol tersier.
 Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam kar-boksilat
Contoh:
CH3―CH2―OH + O2  CH3―COH+H2O
Etanol etanol
CH3―COH + O2  CH3COOH
Etanol asam etanol
 Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
 Alkohol tersier teroksidasi.
3. Reaksi dengan oksigen halide
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan air
dengan reaksi:
R―OH+HX R― H2O
Contoh:
CH3― OH+HCl CH3―Cl+H2O
4. Reaksi esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
R―OH + R― COOH  R―COOR’ + H2O
Alkohol asam karbosilat ester
Contoh:
C2H5OH + CH3COOH  CH3 ― COOC2H5 + H2O
Etanol asam asetat etil asetat
5. Reaksi Dehidrasi Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.
Contoh:
CH3―CH2―CH2―OH  CH2―CH= CH2+ H2O
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus OH yang
terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol
sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang terikat
pada rantai C terpanjang.

I. Kegunaan alcohol
1. Monoalkohol
a. Methanol
 sebagai pengawet mayat atau spesimen biologi.
 bahan baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat,
 dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,
 bersifat toksik (beracun)dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan
dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian
b. etanol
 digunakan sebagai zat anti septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran
dan industri.
 digunakan untuk pelarut dalam industri parfurm,obat obatan, zat warna, dan
kosmetik.
 dapat menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan.
c. Spirtus
digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus
ini biasanya digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.
2. Polialkohol
a. Gliserol
 sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.
 sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)
 sebagai bahan baku serat plastic
 sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin
b. Glikol
digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.

J. Bahaya Alkohol
Pengaruh alcohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa factor,
yaitu: Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi, Usia, berat badan, dan jenis kelamin.
1. Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara
konsentrasi alkohol di dalam darah dan efeknya.Euphoria ringan danstimulasi terhadap
perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alcohol di dalam darah.
Resiko intoksikasi alcohol:
Gejala intoksikasi yang paling umum adalah mabuk, sehingga dapat menyebabkan cendera
dan kematian.
2. Pengaruh jangka panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
R Tekanan darah tinggi.
R Kerusakan jantung
R Strok
R Kerusakan hati
R Kanker saluran pencernaan
2. ETER

A. Pengertian Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur C, H, dan
O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air
(HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air. Eter atau
alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh
gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.

R – H       R – OR'
alkana            eter
Rumus umum struktur :   R – O -R'
Rumus umum molekul :  CnH2n+2 

1. Struktur dan ikatan

Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O
sekitar 140 pm. Menurut teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa
eter adalah sp3. Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen
yang berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada
hidrogen senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam
dibandingkan dengan alfa hidrogen keton.

2. Struktur Serupa
Eter tidak boleh disamakan dengan gugus-gugus sejenis berikut yang
mempunyai stuktur serupa - R-O-R.
a. Senyawa aromatik seperti furan di mana oksigen adalah sebahagian
daripada sistem aromatik.
b. Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan dengan oksigen
terikat dengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:

C. Tata Nama Eter


Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara
Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga
penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti
oleh nama rantai utamanya.

1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)


Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan
abjad), kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama,
diawalan di. Tata nama trivial untuk senyawa eter sangat sederhana dengan
menyebutkan nama-nama gugus yang terikat pada atom oksigen dan kemudian
ditambahkan kata eter. Contohnya adalah CH3-O-CH2CH3 diberi nama etil metil
eter, sedangkan CH3CH2-O-CH2CH3 diberi nama dietil eter.

2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC)


Penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti
oleh nama rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat
pada rantai induk. Menurut tata nama IUPAC, eter diberi nama sebagai
alkoksialkana, dalam arti bahwa eter dipandang sebagai turunan alkoksi
suatu alkana. Contohnya adalah metoksimetana, metoksietana, dan 2-
metoksipropana yang rumus strukturnya berurutan adalah sebagai berikut:

Bila senyawa turunanya adalah alkena, maka nama yang  diberikan adalah
alkoksialkena. Sebagai contoh adalah 1-metoksipropena yang mempunyai rumus
CH3OCH=CHCH3. Eter yang mengandung gugus aril dinamakan Alkoksiarena.
Sebagai contoh adalah Metoksibenzena yang rumus strukturnya sebagai berikut:

Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC

Rumus Struktur Eter Nama Trivial Nama IUPAC


(alkoksialkana)
CH3 ⎯ O ⎯ CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯CH3 Dietil eter Etoksi etena

3. ALKANOL DAN ALKOKSI ALKANA


Aturan penamaan IUPAC alkanol:

1) Penamaan didasarkan atas rantai utama dan diberi akhiran -ol. Gugus alkohol dianggap cabang.

2) Posisi cabang dan gugus alkohol ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan
sedemikian rupa sehingga gugus alkohol memiliki nomor kecil.
Aturan penamaan trivial alkanol: 1) Penamaan didasarkan atas gugus alkil sebagai cabang gugus
alkohol. 2) Penamaan ditulis sebagai alkil alkohol.

Contoh:
CH3—OH IUPAC : metanol Trivial : metil alkohol (spirtus) CH 3—CH2—OH IUPAC : etanol Trivial : etil
alkohol (alkohol di pasaran) CH3—CH2—CH2—OH IUPAC : 1-propanol Trivial : propil alkohol CH 3—CH2—
CH2—CH2—CH2—OH
IUPAC : 1-pentanol
Trivial : pentil alkohol
CH3— CH2— CH — CH2— CH3
| OH
IUPAC : 3-pentanol
Trivial : sekpentil alkohol
CH3— CH — CH2— CH2—OH
| CH3
IUPAC : 2,3-dimetil-1-butanol
Trivial : tidak ada
Aturan penamaan IUPAC alkoksi alkana:
1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter.
Penamaan didasarkan atas gugus karbon di sekitar gugus eter.
a. Rantai utama adalah gugus karbon terpanjang.
b. Gugus karbon yang lebih pendek dianggap cabang, diberi akhiran –oksi.
Posisi cabang dan gugus eter ditentukan dengan penomoran rantai utama. Penomoran dilakukan
sedemikian rupa sehingga gugus eter memiliki nomor kecil. 3) Gugus eter selalu ditulis paling awal
daripada cabang. Aturan penamaan trivial alkoksi alkana: 1) Penamaan didasarkan atas gugus karbon di
sekitar gugus eter. 2) Penamaan gugus diurut berdasarkan abjad (sebelum diberi indeks, sek-, ters-, iso-,
dan neo-) sesuai nama gugus alkil di sekitar gugus eter sebagai alkil alkil eter. Contoh: CH3—O—CH2—
CH2—CH2—CH3
IUPAC : 1-metoksibutana Trivial : butil metil eter IUPAC : 1-metoksi-2-metilpropana Trivial : isobutil metil
eter CH3—CH2—O—CH2—CH2—CH3 IUPAC : 1-etoksipropana Trivial : etil propil eter IUPAC : 2-
etoksipropana Trivial : etil sekpropil eter/etil isopropil eter Pada isomer rantai, dua buah rumus bangun
memiliki rumus molekul yang sama namun rantai utama berbeda (alkanol) atau gugus alkil berbeda
(alkoksi alkana). Contoh isomer rantai: Alkanol, contoh: berikut ini isomer rantai C7H16O, 1. 1-heptanol
(rantai utama C7) C— C— C— C— C— C— C—OH 2. 5-metil-1-heksanol (rantai utama C6) 3. 3,4-dimetil-
1-pentanol (rantai utama C5) Alkoksi alkana, contoh: berikut ini isomer rantai C5H12O, 1. 1-
metoksibutana (rantai utama C4) C— O— C— C— C— C 2. 1-metoksi-2-metilpropana (rantai utama C3)
3. 2-metoksi-2-metilpropana (rantai utama C3) Pada isomer posisi, dua buah rumus bangun memiliki
rumus molekul yang sama namun nomor gugus fungsi berbeda (alkanol) atau posisi gugus fungsi
berbeda (alkoksi alkana). Contoh isomer posisi: Alkanol Misalnya 3-pentanol dengan rumus molekul
C5H12O, memiliki keisomeran posisi dengan, 1. 1-pentanol C— C— C— C— C—OH 2. 3-metil-2-butanol
3. 2,2-dimetil-1-propanol Alkoksi alkana Misalnya 1-metoksipentana dengan rumus molekul C6H14O,
memiliki keisomeran posisi dengan, C— O— C— C— C— C— C 1. 1-etoksibutana C— C— O— C— C— C
— C 2. 1-propoksipropana C— C— C— O— C— C— C Pada isomer fungsi, dua buah rumus bangun
memiliki rumus umum yang sama namun homolog (keluarga) yang berbeda. Contoh isomer fungsi:
Senyawa dengan rumus molekul C5H12O, 1. 1-pentanol C— C— C— C— C—OH 2. 1-metoksi butana C—
O— C— C— C— C Pada isomer optis, dua buah rumus bangun memiliki nama yang sama, namun
menghasilkan cahaya terpolarisasi berbeda. CH3— O — CH2— CH—CH3 | CH3 CH3 —CH2— O — CH |
CH3 — CH3

BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai banyak manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.Baik dalam dalam bahan makanan,obat-obatan dan lain-lain.
Selain itu alcohol juga sangat di butuhkan dalam industry minuman.
alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol,
maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol
sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya.
Penamaan alkohol di lakukan dengan dua cara yaitu secara trivval dan secara iupac.
Alkohol juga memiliki tiga keisomeran di mana antara lain yang pertama isomer
posisi,kemudian isomerfungsi dan isomer optic.
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda
dengan alkohol.Eter mempunyai rumus umum R–O–R'.Dengan gugus fungsi –O– yang terikat
pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Eter tidak
membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya lebih rendah
jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih
eter sebanding dengan titik didih alkana.
Adapun kegunaan dari pada eter itu sendiri yaitu
Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit
larut dalam air. Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau
anestetik

 
DAFTAR PUSTAKA

 Fessenden, R., J. dan Fessenden, J., S., 1982, Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 1,Erlangga,
Jakarta.
 Hart, H, Craine,L.E., Hart, D.J., 2003, Kimia Organik Edisi II, Erlangga, Jakarta.
 Petrucci-Suminar, R. H., 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.
 Pine, S.H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J., Hammond, G.S., Kimia Organik Edisi IV, ITB,
Bandung.
 Wilbraham, A.C., dan Matta M.S., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai