Anda di halaman 1dari 27

Nama : Meylita Siska

Nim : 1601013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena perkenaannya-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah ini.
Maksud dan tujuan dibuat makalah ini adalah agar lebih memahami
materi mengenai Alkohol,Eter dan Fenol .Oleh karna itu makalah ini
dibuat berdasarkan beberapa sumber yang bersangkutan dengan materi.
Dalam penyusunan makalah ini, tentu saya memiliki banyak kendala
karena keterbatasan kemampuan yang saya punya. Saya menyadari
bahwa Makalah ini jauh dari sempurna baik secara penyajian ataupun
kelengkapannya. Oleh karena itu, kami siap menerima segala kritik dan
saran demi sempurnanya laporan ini.

Tak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aslin
Jupri yang telah mempercayakan say untuk mengertakan makalah ini
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dengan baik.

Makale,30 Juni 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Alkohol ( R-OH ) dan ete (R-O-R ) begitu erat hubungannya dengan
kehidupan manusia sehari-hari sehingga orang awam pun kenal akan istilah-
istilah dietil eter (eter) digunakan sebagai pematirasa (antiseptik) 2propanol (
isopropil alkohol atau alkohol gosok) digunakan sebagai bakterisd dan masih
banyak senyawa alkohol dan eter lainnya.Sedangkan Fenol (Ar-OH)
merupakan senyawa dengan gugus fungsional OH yang terkait dengan cincin
aromatik elektrofilik.
Fenol merupakan asam yang lebih kuat dibandingkan dengan alkohol dan
eter.Kekuatan asam fenol kira-kira ditengah antara etanol dan asam asetat.Ion
fenoksida merupakan asan yang lemah dibandingkan OH oleh karna itu
fenoksida dapat diolah dengan fenol dan NaOH dalam air.Reaktifitas ini sanga
berbeda dengan reaktivitas alkohol,Fenol bersifat lebih asam dibandingkan
alkohol karena anion yang dihasilkan oleh resonansi dengan muatan
negatifnya disebar oleh cincin aromatik.Reaksi alkohol dengan asam kuat
menghasilkan pemindahan (eliminasai gugus fungi –OH),alkohol dan fenol
adalah asam-asam lemah tentang keasamaan ini dapat diketahui dengan
penambahan karbonat dan bikarbonat membentuk Co2.
BAB II

ISI

II.1 Alkohol

Alkohol adalah senyawa yang molekulnya memiliki suatu gugus


hidroksil,yang terkait pada suatu atom karbon jenuh.

Atom karbon dapat berupa suatu atom karbon dari gugus alkenil atau
gugus alkunil atau dapat pula suatu karbon atom jenuh dari suatu cincin
benzena.

Contohnya

CH2OH CH2 CHCH2OH

Benzil alkohol propenol(alil alkohol)

Suatu alkohol benzilik suatu alkohol alilik

Alkohol dapat dilihat secara struktural,sebagai turunan hidroksi dari


alkana,sebagai turunan alkil dari air.

1. Etil alkohol = etana dimana satu hidrogen diganti dengan gugus hidroksil.
2. Etil alkohol= air dimana satu hidrogen diganti dengan gugus etil

Rumus struktur senyawa karbon :


1. CH3-CH3 CH3-CH2-OH
2. CH3-CH2-CH3 CH3-CH2-CH2-OH
3. Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2 maka rumus umum
alkanol adalah CnH2n+1 OH atau CnH2n+1O.
Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat jenis
atom C yaitu atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C kuertner.
Berdasarkan letak gugus fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada
atom C primer.
Contoh: CH3-CH2-OH

CH3
2. Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat
pada atom C sekunder.
Contoh: CH3-CH3-CH-OH
4. Alkohol tersier yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada
atom C tersier.
Contoh: CH3

CH3-CH3-C-OH

CH3

Penggolongan didasarkan pada derajat subsitusi dari atom karbon yang


langsung mengikat gugus hidroksil.

H H

H C C O H CH2OH

H H benzil alkohol( suatu alkohol10)

Etil alkohol (suatu alkohol 10)

1) J ika karbon tersebut mengikat satu atom karbon lain maka disebut
karbon primer dan alkoholnya disebut alkohol primer.
2) Jika karbon yang mengikat gugus –OH juga mengikat dua karbon
lain,maka disebut karbon sekunder dan alkoholnya disebut alkohol
sekunder.
3) Jika karbon yang mengikat gugus –OH juga mengikat tida atom
karbon lain,maka disebut karbon tersier dan alkoholnya disebut
alkohol tersier.

Tatanama alkohol

Dalam tatanama substitutif IUPAC, suatu nama harus mengandung empat


karakter yaitu lokant,awalan,senyawa induk dan suatu akhiran.

CH3CH2CHCH2CH2CH2OH

CH3

4-Metil-1- heksanol

Lokant awalan lokant induk akhiran

Prosedur berikut ini harus diikuti untuk memberikan nama alkohol secara
tatanama substitutif IUPAC:

1. Pilih rantai karbon utuh panjang dimana gugus hidroksil terikat


langsung.Ganti nama alkana sesuai rantai karbon tersebut dengan
menghapus huruf a terakhir dan ditambahkan akhiran ol (Alkanol).
2. Nomori rantai karbon utuh panjang sedemikian sehingga atom karbon
yang mengikat gugus hidrokil memiliki nomor terkecil.Tandai posisi
gugus hidroksil dengan menggunakan nomor tersebut sebagai
lokant.Tandai posisi gugus-gugus lain sebagai awalan dengan
menggunakan nomor yang sesuai dengan posisi masing-masing sepanjam
rantai karbon sebagai lokant.

Contoh

CH3CH2CH2OH CH3CHCH2CH3 CH3CHCH2CH2CH2H

1-propanol OH CH3

Alkohol sederhana sering dinamai dengan nama radikofungsional umum yang


juga telah disetujui oleh IUPAC.

Contoh alkohol sederhana

CH3CH2CH2OH = Propil alkohol

CH3CH2CH2CH2OH = Butil alkohol

CH3CH2CHCH3 = Sec-butil alkohol

OH

Identifikasi gugus fungsi

1. Identifikasi gugu fungsi pada alkanol/alkohol (R-OH)


1) Alkohol tidak menghilangkan warna bromin dalam karbon
tetraklotida ( perbedaannya dalam alkena dan alkuna)
2) Alkohol bereaksi dengan logam Na menghasilkan gas hidrogen
3) Reaksi alkohol dengan asa karboksilat dan sedikit asam mineral (
H2SO4 atau HCl ) akan membentuk este.
4) Alkohol primer akan dioksidasikan menjadi aldehida.Jika oksidasi
dilanjutkan,menjadi asam karbonsilat.
5) Oksidasi alkohol sekunder membentuk keto
6) Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi dalam keadaan basa
7) Alkohol beraksi dengan hidrogen halida
8) Pada temperatur tinggi dan dengan adanya asam sulfat,suatu
alkohol akan mengalami reaksi eliminasi.

Keisomeran alkohol
Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:
a. Keisomeran posisi
Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi
karena perbedaan letak gugus –OH dalam molekul
alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol mulai terdapat
pada propanol yang mempunyai dua isomer yaitu 1-
propanol dan 2-propanol.
CH3-CH3-CH2-OH CH3-CH(OH)- CH3
1-propanol 2-propanol
Cara menentukan jumlah isomer posisi alkohol:
1) Membuat kemungkinan kerangka atom C
2) Menentukan kemungkinan letak gugus –OH pada
posisi yang berbeda setiap bentuk kerangka atom
C.
b. Keisomeran optik
Keisomeran optik berkaitan dengan sifat
optik,kemampuan suatu senyawa untk memutar suatu
bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi
karena adanya atom C asimetrik.yaitu atom C yang
terikat pada 4 gugus yang berbeda.Banyaknya isomer
optik dapat dicari dengan rumus 2n dengan n = jumlah
atom C asimetrik.
2-butanol mempunyai satu atom C asimetrik,sehingga
isomer optik 2-butanol adalah
CH3 CH3
│ │
H―CH―OH HO―C―H
C2H5 C2H5
c. Keisomeran fungsi
Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadi
karena perbedaan gugus fungsi diantara dua senyawa
yang mempunyai rumus molekul yang sama.
Sifat-sifat dan struktur alkohol
1. Sifat fisik
Alkohol umumnya berwujud cair dan memiliki sifat
llebih menguap tergantung pada panjang rantai karbon
utamanya.Alkohol rantai pendek bersifat polar sehingga dengan
baik larut dalam air serta memiliki titik didih lebih tinggi
dibandingkan dengan alkena. Dalam hal kepolaran dan titik
didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan air.
Hal tersebut disebabkan karena air dan alkohol keduanya
memilki gugus -OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga
menyebabkan air dan alkohol bersifat polar pula. Adapun titik
didih yang tinggi disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen antara
molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air dan
alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut
dalam air.

No Nama Rumus struktur Titik Kelarutan Mr


didih (g/100 g
air)
1 Metanol CH3-OH 65 Larut 32
baik
2 Etanol CH3-CH2-OH 78 Larut 46
baik
3 Propanol CH3-CH2-CH2-OH 98 Larut 60
baik
4 Butanol CH3-CH2-CH2- 118 8,3 74
CH2-OH
5 Pentanol CH3-CH2-CH2- 138 2,6 88
CH2-CH2-OH

Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai titik


didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif
alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi
kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan
kenaikan massa molekul relatifnya. Pada alkanol yang rumus
molekulnya sama, alkanol bercabang mempunyai titik didih lebih
rendah daripada alkanol rantai lurus. Kelarutan alkanol dalam air
berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon.
Kelarutan alkanol berkaitan dengan gugus –OH yang bersifat polar,
sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi semakin besar
gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam
pelarut polar (seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam
pelarut nonpolar bertambah.
2. Sifat Kimia
Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan
gugus yang cukup reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam
berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi yang umum terjadi pada
alkohol adalah sebagai berikut:


a. reaksi oksidasi
Reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung
melalui reaksi antara alkohol dan oksigen. Misalnya reaksi
pembakaran pada spirtus.
b. reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat melalui reaksi antara alkohol dan asam
karboksilat yang disebut reaksi esterfikasi.

Reaksi alkohol
1. Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan
gas hidrogen. Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
C2H5―OH+ Na → C2H5ONa +H2
Etanol Na-Etoksida
Reaksi ini dapat digunakan sebagai reaksi pengenal alkohol
2. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-
beda, tergantung pada jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat
oksidator sedang, seperti larutan K2Cr2O7 dalam lingkungan asam dapat
digunakan untuk mengidentifikasi alkohol primer, alkohol sekunder, dan
alkohol tersier. Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat
teroksidasi lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3―CH2―OH + O2  CH3―COH+H2O
Etanol etanol
CH3―COH + O2  CH3COOH
Etanol asam etanol
Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
Alkohol tersier teroksidasi.
3. Reaksi dengan oksigen halida
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk
haloalkana dan air dengan reaksi:
R―OH+HX R― H2O
Contoh:
CH3― OH+HCl CH3―Cl+H2O
4. Reaksi esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
R―OH + R― COOH  R―COOR’ + H2O
Alkohol asam karbosilat ester
Contoh:
C2H5OH + CH3COOH  CH3 ― COOC2H5 + H2O
Etanol asam asetat etil asetat
5. Reaksi Dehidrasi Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi
alkena dan air.
Contoh:
CH3―CH2―CH2―OH  CH2―CH= CH2 + H2O
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer,
atom H dan gugus OH yang terlepas berasal dari atom-atom C yang
berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol sekunder, atom H
yang terlepas berasal dari atom C yang terikat pada rantai C
terpanjang.
Sintesis Beberapa Senyawa Alkohol
1. Metanol
Metanol dibuat dari campuran gas karbon monoksida dengan
idrogen menggunakan katalis ZnO atau Cr2O3 pada suhu 350 °C.
Reaksi: CO + 2 H2CH3OH
Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan.
Kebutaan dapat pula terjadi jika karena kontak dengan kulit atau
penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan orang yang mencerna
metanol disebabkan oleh terbentuknya formaldehida (H2CO) atau asam
format (HCO2OH) yang merusakkan sel-sel retina. Jika formaldehida
adalah penyebabnya, maka diduga zat ini menghambat pembentukan
ATP (adenosine trifosfat) yang diperlukan agar sel retina berfungsi.
Jika asam format penyebabnya, maka diduga asam ini menonaktifkan
enzim yang mengandung besi yang bertanggung jawab mengangkut
oksigen ke retina. Suatu kondisi menyertai pembentukan asam format,
yakni asidosis di mana pH darah dan jaringan darah menurun. Metanol
digunakan sebagai pelarut resin dan getah. Sebagian metanol diubah
menjadi formal dehida untuk bahan pembuat plastik.
2. Etanol
Etanol adalah senyawa alkohol yang dapat diminum pada
persentase tertentu. Misalnya, bir mengandung + 7% volume etanol,
wiski, brendi, arak mengandung + 40% volume etanol, dan anggur
mengandung + 12 volume etanol. Etanol tidak beracun, tetapi bersifat
memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak
atas. Etanol juga bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol
dapat menjadi ketagihan dan sukar baginya untuk meninggalkan
alkohol itu. Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol itu sama
dengan yang terdapat dalam alkohol teknis, seperti spiritus. Oleh karena
itu, alkohol teknis diracuni (didenaturasi) sehingga tidak dapat diminum
lagi.Minuman beralkohol dikenakan cukai yang tinggi, harganya jauh
lebih mahal daripada alkohol teknis. Hal ini antara lain dimaksudkan
supaya orang tidak terlalu mudah memperolehnya. Etanol dapat
dihasilkan dari proses fermentasi pada kar-bohidrat dengan bantuan
ragi. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat tape
ketan, yang bahan-bahannya adalah beras ketan yang dimasak
kemudian diberi enzim (ragi) secukupnya dan dibiarkan beberapa hari.
Etanol yang terbentuk lalu dipisahkan dengan distilasi. Reaksi yang
terjadi:
C6H12O6 2 C2H5OH + 3 CO2
Asam
Dalam industri, etanol dibuat dengan cara hidrasi alkena dengan katalis
asam. Reaksi:
CH2= CH2 + H2O  C2H5OH

Kegunaan alkohol

1. Metanol,(CH3OH) alkohol yang paling sederhana sebelumnya diproduksi


melalui proses distilasi kayu,sehingga disebut alkohol kayu,sekarang di
produksi dari karbon monoksida dan hidrogen.Metanol sangat beracun dan
menyebabkan kebutaan permanen. Metanol juga dapat digunakan sebagai
bahan bakar,terutama untuk mobil balab “Formula”.
2. Etanol,(CH3CH2OH) adalah cairan tak berwarna dan tidak berbau,nama
lainnya dikenal sebagai etil alkohol atau alkohol gandum,dapat diperoleh
dari hasil fermentasi karbohidrat.Etanol banyak digunakan sebagai pelarut
dan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan kimia organik lainnya.
3. 2-propanol (isopropil alkohol) merupakan cairan yang tidak
berwarna,sedikit berbau,dan beracun jika ditelan,senyawa ini disebut juga
alkohol gosok,karena pasien dengan demam tinggi sering diolesi dengan
2-propanol ini untuk menurunkan suhu tubuh.Tetapi sekarang tindakan ini
tidak lazim lagi digunakan.2-propanol juga digunakan sebagai
desinfektan,bahan astrigent,pelarut industri,dan bahan baku dalam sintesis
kimia organik.
4. 1.2 Etanadiol (etilen glikol) merupakan cairan yang memiliki rasa manis
tetapi sangat beracun.Digunakan sebagai bahan antibeku untuk mobil.Bila
ditambahkan ke air dalam radiator,zat terlarut etilen glikol menurunkan
titik beku dan meningkatkan titik didih air.
5. 1,2,3 Propanatriol (Gliserol) merupakan cairan kental yang tidak
beracun,sangat larut dalam air dan banyak digunakan dalam
kosmetik,farmasi dan pelumas.Gliserol diperoleh sebagai produk
sampingan dari hidrolisis lemak.

Reaksi-reaksi alkohol

1. Atom oksigen dari suatu alkohol mempolarisasi ikatan C-O dan ikatan O-
H dari alkohol tersebut
2. Polarisasi ikatan O-H menyebabkan atom hidrogen bermuatan positif
parsial dan hal ini menjelaskan mengapa alkohol bersifat asam lemah
3. Polarisasi ikatan C-O menyebabkan atom karbon bermuatan positif parsial
4. Jika meskipun OH’ bukan basa kuat dan bukan gugus pergi yang baik
namun atom karbon dari alkohol bersifat reaktif terhadap serangan
nukleofilik
5. Pasangan elektron pada atom oksigen membuatnya bersifat basa dan
nukleofilik
6. Protonasi alkohol mengubah suatu gugu yang buruk (OH’) menjasi gugus
pergi yang baik (H2O)
7. Protanasi juga membuat atom karbon lebih positif (karena-H2O+ lebih
bersifat penarik elektron daripada( –OH’) dan oleh karena itu menjadi
lehih reaktif terhadap serangan nukleofilik.Reaksi SN2 menjadi mungkin.
8. Karna alkohol adalah nukleofil,maka alkohol dapat beraksi dengan alkohol
terprotonasi.

Bahaya Alkohol
Selama ini, stigma yang berkembang di masyarakata dalah alkohol dapat merusak
tubuh. Agaknya, pandanganseperti ini perlu diluruskan. Pasalnya, pada dosis yang
rendah (tidak memabukkan), alkohol justrumenguntungkan bagi tubuh. Beberapa
hasil studi melaporkan studi menyatakan bahwa konsumsi alkohol mampu
menurunkan serangan jantung, stroke, danmencegah kemungkinan munculnya
serangan alzheimer. Kendati alkohol dalam dosis yang rendah bermanfaat bagi
tubuh, namun alkohol juga bersifat racun. Ada dua jenis alkohol yang bersifat
racun yaitu etil alkohol atau etanol dan metil alkohol atau metanol. Etil alkohol
terdapat dalam minuman alkohol dan obat yang diolah(larutan alkohol),
keracunan ini ditandai dengan mabuk,perubahan emosi yang mendadak, mual,
muntah, tidak sadarkan diri bahkan meninggal akibat lumpuhnya alat pernapasan.
Metil alkohol biasanya digunakan sebagai campuran cat, bahan pengencer,
penghancur, dan pemberi panas pada makanan yang dikalengkan. Gejala yang
ditimbulkan pada keracunan alkohol etil hampir sama dengan keracunan etil
alkohol. Hanya saja penderitabiasanya mengalami kebutaan akibat adanya
pengrusakan saraf mata.Pada umumnya, konsumsi alkohol merusak semua organ
tubuh secara berangsur-angsur akibat penggunaannya, dapat menyebabkan
peradangan hati (liverchirrhosis), menyebabkan pendarahan dalam perut
(mag),penyakit jantung (cardiomyopathy), hormon seks, dansistem kekebalan
tubuh. Pengaruhnya terhadap otak dapat secara akut (intoksisasi, delirium) atau
kronis (ataxia,pelupa, koordinasi motorik).Saat keadaan normal, di dalam otak
terdapat kontrol inhibitorik, yang akan mencegah kita untuk tidak melakukan hal
yang memalukan atau hal yang keliru.Segala jenis obat-obatan terlarang yang
bersifat supresif,termasuk alkohol, akan menghambat jalan saraf otak dan
menghilangkan hambatan tersebut. Kemampuan untuk membuat penilaian,
melindungi tubuh atau kehormatan, kualitas kemanusiaan akan berada di bawah
pengaruh obatobatan terlarang.

III.2 ETER

Eter adalah suatu senyawa organik yang mengandu.ng gugus R—O—R',


dengan R dapat berupa alkil maupun aril. Contoh senyawa eter yang paling umum
adalah pelarut dan anestetik dietil eter (etoksietana, CH3-CH2-O-CH2-CH3). Eter
sangat umum ditemukan dalam kimia organik dan biokimia, karena gugus ini
merupakan gugus penghubung pada senyawa karbohidrat dan lignin.

1. Rumus Umum

Eter atau alkoksi alkana adalah golongan senyawa yang mempunyai dua
gugus alkil yang terikat pada satu atom oksigen. Dengan demikian eter
mempunyai rumus umum : R–O–R1 dimana R dan R1 adalah gugus alkil, yang
boleh sama boleh tidak.

Contoh :

CH3–CH2–O–CH2–CH3

R = R1(eter homogen)

CH3–O–CH2–CH2–CH3

R - R1(eter majemuk)

2. Penamaan Eter

Ada dua cara penamaan senyawa-senyawa eter, yaitu :

1. Menurut IUPAC, eter diberi nama sesuai nama alkananya dengan awalan “
alkoksi dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Rantai karbon terpendek yang mengikat gugus fungsi –O– ditetapkan
sebagai gugusfungsi alkoksinya.
2) rantai karbon yang lebih panjang diberi nama sesuai senyawa alkananya

2) Menurut aturan trivial, penamaan eter sebagai berikut :

1) Menyebutkan nama kedua gugus alkil yang mengapit gugus –O– ,


kemudian diberi akhiran eter.
Contoh :

Tabel TATA NAMA ETER

Rumus Struktur Eter Nama IUPAC Nama Trivial

CH3–CH2–O–CH2–CH3 Etoksi etana Dietil eter / etil etil eter

CH3–O–CH2–CH2–CH3 Metoksi propane Metil propil eter

CH3–CH2–O–CH2–CH2–CH3 Etoksi propane Etil propil eter

Struktur dan Ikatan

Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O
sekitar140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan
valensi,hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp3.Oksigen lebih
elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang berada padaposisi alfa
relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen senyawa
hidrokarbon.Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan dengan alfa
hidrogen keton.

Struktur Serupa Eter tidak boleh disamakan dengan gugus-gugus sejenis


berikut yang mempunyaistuktur serupa - R-O-R.

1. Senyawa aromatik seperti furan di mana oksigen adalah sebahagian


daripada sistemaromatik.
2. Senyawa dengan atom-atom karbon yang bersebelahan dengan oksigen
terikatdengan oksigen, nitrogen, atau sulfur:
3. Ester R-C(=O)-O-R
4. Asetal R-CH(-O-R)-O-R
5. Aminal R-CH(-NH-R)-O-R
6. Anhidrida R-C(=O)-O-C(=O)-R

Sifat-Sifat Eter
1. Sifat-sifat fisika

Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya,


sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang relatif rendah
dibandingkan dengan alkohol.Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C
eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama
lainnya. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester,
ataupun amida. walau demikian, keberadaan dua pasangan elektron menyendiri
pada atom oksigen eter, memungkinkan eter berikatan hidrogen dengan molekul
air.Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui destilasi. Eter siklik seperti
tetrahidrofuran dan 1,4-dioksana sangat larut dalam air karena atom oksigennya
lebih terpapar ikatan hidrogen dibandingkan dengan eter-eter alifatik lainnya.

Untuk lebih spesifiknya eter mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1. Titik didih rendah sehingga mudah menguap


2. Sulit larut dalam air, karena kepolarannya rendah
3. Sebagai pelarut yang baik senyawa-senyawa organik yang tak larut dalam
air
4. Mudah terbakar
5. Pada umumnya bersifat racun
6. Bersifat anastetik (membius)
7. Eter sukar bereaksi, kecuali dengan asam halida kuat (HI dan H Br)

Kegunaan Eter

Senyawa-senyawa eter yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-


hari antara lain :

1. Dietil eter (etoksi etana) biasanya digunakan sebagai pelarut senyawa-


senyawa organic dan digunakan untuk gas aerosol yang berbentuk gas.
2. Metil Propil Eter digunakan sebagai zat arestesi (obat bius) di rumah sakit.
3. MTBE (Metil Tertier Butil Eter),Senyawa eter ini digunakan untuk
menaikan angka oktan besin menggantikan kedudukan TEL / TML,
sehingga diperoleh bensin yang ramah lingkungan. Sebab tidak
menghasilkan debu timbal (Pb2+) seperti bila digunakan TEL / TML.
4. Eter Rantai Panjang digunakan sebagai zat pelarut cat pernis dan lak
karena sifatnya yang non polar maka digunakan sebagai pelarut minyak
atau lemak.

Kelebihan Eter

1. Pembelahan eter

Walaupun eter tahan terhadap hidrolisis, ia dapat dibelah oleh asam-


asam mineral seperi asam bromat dan asam iodat. Asam klorida hanya
membelah eter dengan sangat lambat. Metil eter umumnya akan
menghasilkan metil halida:ROCH3 + HBr → CH3Br + ROH Reaksi ini
berjalan via zat antara onium, yaitu [RO(H)CH3]+Br-. Beberapa jenis eter
dapat terbelah dengan cepat menggunakan boron tribomida (dalam
beberapa kasus aluminium klorida juga dapat digunakan) dan
menghasilkan alkil bromida. Bergantung pada substituennya, beberapa
eter dapat dibelah menggunakan berbagai jenis reagen seperti basa kuat.

2. Pembentukan peroksida

Eter primer dan sekunder dengan gugus CH di sebelah oksigen eter,


dapat membentuk peroksida, misalnya dietil eter peroksida. Reaksi ini
memerlukan oksigen (ataupun udaara), dan dipercepat oleh cahaya, katalis
logam, dan aldehida. Peroksida yangdihasilkan dapat meledak. Oleh
karena ini, diisopropil eter dan tetrahidrofuran jarang digunakan sebagai
pelarut.

3. Sebagai basa Lewis


Eter dapat berperan sebagai basa Lewis maupun basa Bronsted.
Asam kuat dapatmemprotonasi oksigen, menghasilkan "ion onium".
Contohnya, dietil eter dapat membentuk kompleks denganboron
trifluorida, yaitu dietil eterat (BF3.OEt2). Eter jugaberkooridasi dengan
Mg(II) dalam reagen Grignard. Polieter (misalnya eter mahkoya)dapat
mengikat logam dengan sangat kuat.

4. Sintesis

Eter dapat disintesis melalui beberapa cara:

Dehidrasi alkohol

Senyawa alkohol dapat menghasilkan eter:2 R-OH → R-O-R + H2O


Reaksi ini memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar 125 °C). Reaksi ini
dikatalisis oleh asam, biasanya asam sulfat. Metode ini efektif untukmenghasilkan
eter simetris, namun tidak dapat digunakan untuk menghasilkan eter tak simetris.
Dietil eter dihasilkan dari etanol menggunakan metode ini. Eter siklik dapat pula
dihasilkan menggunakan metode ini.

1. Sintesis eter Williamson

Eter dapat pula dibuat melalui substitusi nukleofilik alkil halida oleh
alkoksida

R-ONa + R'-X → R-O-R' + NaX Reaksi ini dinamakan sintesis eter


Williamson. Reaksi ini melibatkan penggunaan alkohol dengan basa kuat,
menghasilkan alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada senyawa alifatik
terkait yang memiliki gugus lepas (R-X). Gugus lepas tersebut dapat
berupa iodida, bromida, maupun sulfonat. Metode ini biasanya tidak
bekerja dengan baik dengan aril halida (misalnya bromobenzena). Reaksi
ini menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer. Halida
sekunder dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika
berpaparan dengan anion alkoksida yang sangat basa.Dalam reaksi lainnya
yang terkait, alkil halida menjalani substitusi nukleofilikoleh fenoksida. R-
X tidak dapat digunakan untuk bereaksi dengan alkohol.Namun, fenol
dapat digunakan untuk menggantikan alkohol. Oleh karena fenol
bersifatasam, ia dapat bereaksi dengan basa kuat seperti natrium
hidroksida, membentuk ion fenoksida. Ion fenoksida ini kemudian
mensubstitusi gugus -X pada alkil halida,menghasilkan eter dengan gugus
aril yang melekat padanya melalui mekanisme reaksiSN2.

Kondensasi Ullmann C6H5OH + OH- → C6H5-O- + H2O

2. C6H5-O- + R-X → C6H5OR

Kondensasi Ullmann mirip dengan metode Williamson, kecuali


substratnya adalah aril halida. Reaksi ini umumnya memerlukan katalis,
misalnya tembaga.

3. Adisi elektrofilik alkohol ke alkena

Alkohol dapat melakukan reaksi adisi dengan alkena yang diaktivasi


secara elektrofilik. R2C=CR2 + R-OH → R2CH-C(-O-R)-R2 Katalis
asam diperlukan agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri
trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2) digunakan sebagai katalis.

Reaksi Eter

Eter adalah golongan senyawa organik yang memiliki rumus umum R-O-
R'. Beberapa reaksi dari eter diantaranya adalah:

1. Pembakaran

Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air.
Cvontoh:

2. Reaksi dengan Logam Aktif


Berbeda dengan alkohol, eter tidak bereaksi dengan logam natrium (logam
aktif).

3. Reaksi dengan PCl5


Eter bereaksi dengan PCl5, tetapi tidak membebaskan HCl.

4. Reaksi dengan Hidrogen Halida (HX)


Eter terurai oleh asam halida, terutama oleh HI. Jika asam halida terbatas:

Jika asam halida berlebihan:

Membedakan Alkohol dengan Eter

Alkohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan rekasinya dengan logam


natrium dan fosforus pentaklorida.
1. Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen,
sedangkan eter tidak bereaksi.
2. Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkan eter
bereaksitetapi tidak menghasilkan HCl.
Sumber Eter
Eter ya ng paling penting secara komersial adalah dietil eter,
dibuatdarietanol dan asam sulfat.
Eter dapat pula dibuat melalui substitusi nukleofilik alkil halida oleh
alkoksida
R-ONa + R'-X → R-O-R' + NaX

Reaksi-reaksi Eter
1. Reaksidengan PCl5
R-O-R’ + PCl5→R-Cl+ R’-Cl+ POCl32.
2. ReaksidenganHI
Ester bereaksi(terurai) dengan asam halida terutamaHI membentuk
alkohol dan alkilhalida. Jika asam halida terbatas:
R-O-R’ + HI → R-OH + R’-I
eter alkohol alkilhalida
Jika asam halida berlebih:
R-O-R’ + 2HI →R-I + R’-I + H2O
Eter alkil halida alkil halida
PembuatanEter
Eter dibuat dengan sintesiseterWilliamson, yaitu reaksi antara alkil halida
dengan suatu alkoksida
R-X + R’O → R-OR’ + X-
Alkilhalida alkoksida eter

II.3 Fenol

Fenol (C6H6OH) merupakan senyawa organik yang mempunyai gugus


hidroksil yang terikat pada cincin benzena. Senyawa fenol memiliki beberapa
nama lain seperti asam karbolik, fenat monohidroksibenzena, asam fenat, asam
fenilat, fenil hidroksida, oksibenzena, benzenol, monofenol, fenil hidrat, fenilat
alkohol, dan fenol alkohol (Nair et al, 2008). Fenol memiliki rumus struktur
sebagai berikut (Poerwono, 2012).

Fenol adalah zat kristal yang tidak berwarna dan memiliki bau yang
khas. Senyawa fenol dapat mengalami oksidasi sehingga dapat berperan
sebagai reduktor (Hoffman et al., 1997). Fenol bersifat lebih asam bila
dibandingkan dengan alkohol, tetapi lebih basa daripada asam karbonat karena
fenol dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Lepasnya ion H+
menjadikan anion fenoksida C6H5O- dapat melarut dalam air. Fenol
mempunyai titik leleh 41oC dan titik didih 181oC. Fenol memiliki kelarutan
yang terbatas dalam air yaitu 8,3 gram/100 mL (Fessenden dan Fessenden,
1992).

Fenol merupakan senyawa yang bersifat toksik dan korosif terhadap


kulit (iritasi) dan pada konsentrasi tertentu dapat menyebabkan gangguan
kesehatan manusia hingga kematian pada organisme. Tingkat toksisitas fenol
beragam tergantung dari jumlah atom atau molekul yang melekat pada rantai
benzenanya (Qadeer and Rehan, 1998).

KLASIFIKASI SENYAWA FENOL


1. Istilah fenol mancakup sngat luas dan bermacam-macam group senyawa
kimia.
2. Senyawa tersebut dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara.
3. Klasifikasi lain dikelompokkan berdasarkan :
4. Fenol terdistribusi luas, hampir ada di semua tanaman atau sangat penting
dalam berbagai tanaman.
5. Fenol yang terdistribusi terbatas, sejumlah kecil yang diketahui.
6. Fenol yang merupakan bagian dari polimer.
SENYAWA FENOL SEDERHANA
1. Cincin bensena yang hanya memiliki gugus fungsi OH saja
2. Dapat berupa orto, meta dan para .
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai banyak manfaatnya


dalam kehidupan sehari-hari.Baik dalam dalam bahan makanan,obat-obatan
dan lain-lain.Selain itu alcohol juga sangat di butuhkan dalam industry
minuman.alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar
massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan
tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan
kenaikan massa molekul relatifnya.Penamaan alkohol di lakukan dengan
dua cara yaitu secara trivval dan secara iupac. Alkohol juga memiliki tiga
keisomeran di mana antara lain yang pertama isomer posisi,kemudian
isomerfungsi dan isomer optic.Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan
alkana yang mempunyai struktur berbeda dengan alkohol. Eter mempunyai
rumus umum R–O–R'. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat pada dua
gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Eter
tidak membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, sehingga
titik didihnya lebih rendah jika dibandingkan dengan titik didih alkohol
yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih eter sebanding dengan titik
didih alkana.Adapun kegunaan dari pada eter itu sendiri yaitu Eter dalam
laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen
dan sedikit larut dalam air. Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan
untuk obat pembius atau anestetik.

III.2 Saran
.

Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai