Anda di halaman 1dari 8

ALKOHOL DAN ETER

1. ALKOHOL
Senyawa alkanol atau alkohol memiliki
gugus fungsi :
C OH

rumus umum struktur : C
n
H
2n+1
OH atau R-OH
rumus umum molekul : C
n
H
2n+2
O

Berdasarkan jumlah gugus hidroksinya, alkohol dibagi menjadi polialkohol dan mono
alkohol.
A.Monoalkohol
Monoalkohol adalah alkohol yang memiliki satu gugus -OH. Rumus umum
monoalkohol sama dengan rumus alkana, tetapi satu atom H diganti oleh gugus hidroksi (-
OH). Alkohol memiliki gugus -OH, rumus struktur dapat juga ditulis R-OH (R menyatakan
gugus alkil). Alkohol merupakan turunanalkana sehingga disebut juga alkanol. Oleh karena,
itu penamaannya disesuaikan dengan alkananya, tetapi huruf akhir a pada alkana diganti
dengan ol.

Jenis-jenis alkohol

Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus -OH, alkohol dibedakan atas alkohol
primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
a) Alkohol primer
yaitu jika gugus -OH terikat pada atom C primer ( atom C yang mengikat atom C lainnya)

ex; CH
3
-CH
2
-CH
2
-OH
1-Propanol
ciri khas alkohol primer, yaitu atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan dua atom
H.

b) Alkohol Sekunder
jika gugus -OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat dua atom C lainnya).
Ex; CH
3
-CH-CH
2
-CH
2
-CH
3

OH
2-pentanol

Ciri khas alkohol sekunder ialah atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan satu
atom H.

b) Alkohol tersier
jika gugus -OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat tiga atom C lainnya).
Ex: CH
3

CH
3
-C-CH
2
-CH
2
-CH
3

OH
2 metil-2pentanol
Ciri khas alkohol tersier ialah atom C yang berikatan dengan gugus -OH tidak mengikat
atom H.

Sifat alkohol

Sifat alkohol di kelompokkan menjadi 2, yaitu; sifat fisikanya dan sifat kimianya
a) Sifat fisik
Alkohol rantai pendek bersifat polar sehingga dengan baik larut dalam air
serta memiliki titik didih lebih tinggi dibandingkan dengan alkena. Dalam hal kepolaran dan
titik didih, alkohol rantai pendek memilki kemiripan sifat dengan air. Hal tersebut disebabkan
karena air dan alkohol keduanya memilki gugus -OH. Gugus -OH ini bersifat polar sehingga
menyebabkan air dan alkohol bersifat polar pula. Adapun titik didih yang tinggi disebabkan
oleh adanya ikatan hidrogen antara molekul air, antar molekul alkohol atau antar molekul air
dan alkohol. Ikatan hidrogen ini juga menyebabkan alkohol larut dalam air.

b)Sifat kimia
Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup
reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi
yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
*reaksi oksidasi
reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan
oksigen. Misalnya reaksi pembakaran pada spirtus.
*reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat melalui reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi
esterfikasi.

Tata nama alkohol

Penamaan senyawa monoalkohol dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan
aturan IUPAC dan cara trivial.

a. Tata nama alkohol berdasarkan IUPAC

1) Terlebih dahulu menentukan rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus -OH.
Selanjutnya, rantai karbon terpanjang tersebut di beri nama rantai alkananya, tetapi akhir
huruf a digantikan dengan ol. Contoh: butanol, pentanol, heksanol dan sebagainya.
2) Penomoran dimulai dari atom C ujung yang terdekat dengan gugus -OH.
3) Senyawa alkohol yang memilki gugus alkil dan rantai terpanjangnya ekuivalen darikedua
ujungnya terhaap gugus -OH, gugus alkil tersebut harus memperoleh nomor yang lebih
kecil. Jika pada suatu rantai alkohol terdapat lebih dari satu gugus alkil yang berbeda dan
gugus -OH terikat pada atom C dengan posisi yang ekuivalen dari kedua ujung rantai
terpanjang, penomoran dilakukan dengan menempatkan gugus alkil yang lebih besar pada
atom C dengan nomor yang lebih kecil.
4) Urutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai dengan urutan abjad.


b. Tata nama monoalkohol berdasarkan cara trivial
Pada tata nama alkohol cara trivial ini, rutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai
dengan urutan panjang rantai alkil (metil, etil, propil, dan seterusnya ).

Keisomeran pada alkohol

Keisomeran Struktur
Senyawa-senyawa yang memiliki rumus molekul dan gugus fungsi yang sama, tetapi
posisi gugus fungsinya berbeda. Contoh : i-propanol berisomer struktur dengan senyawa 2-
propanol. Cara menentukan jumlah isomer pada suatu senyawa alkohol pertama-tama
tentukan rangka atom karbonnya, kemudian aturlah posisi gugus fungsi -OH.
Keisomeran Optik
Yaitu tipe isomer suatu senyawa yang memiliki rumus molekul, gugus fungsi, dan
posisi gugus fungsi sama, tetapi letak atom atom atau gugus fungsinya berbeda. Jika atom C
yang berikatan dengan gugus -OH pada senyawa alkohol mengikat tiga atom atau tiga gugus
atom yang berbeda,senyawa tersebut memiliki keisomeran optik. Atom C yang mengikat
empat atom atau gugus atom yang berbeda disebut C Asimetris (C kiral).

Terdapat 2 jenis alkohol yang memiliki isomer optik, yaitu;
a) alkohol sekunder yang memilki 2 alkil yang berbeda yang terikat pada C OH;
b) alkohol tersier yang memiliki 3 alkil berbeda yang terikat pada C OH,

B. Polialkohol
Polialkohol adalah alkohol yang memiliki gugus OH lebih dari satu. Tata nama
polialkohol sama dengan tata nama monoalkohol,tetapi ditambah awalan untuk menyatakan
untuk menyatakan jumlah gugus OH. Beberapa contoh polialkohol sebagai berikut.
Contoh: HO-CH
2
-CH-CH
2
-OH
OH
1,2,3-propanatriol
senyawa polialkohol yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah gliserol
dan etilen glikol.


KEGUNAAN DAN DAMPAK PENGGUNAAN ALKOHOL
A. Monoalkohol
metanol
*sebagai pengawet mayat atau spesimen biologi.
*bahan baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat,
*dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,
*bersifat toksik (beracun)dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan dan
dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian

Etanol
*Digunakan sebagai zat anti septik, pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran dan
industri.
*Digunakan untuk pelarut dalam industri parfurm, obat obatan, zat warna, dan kosmetik.
*Dapat menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan.

Spirtus
*Digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus ini
biasanya digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.

B.Polialkohol
Gliserol
*Sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.
*Sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)
*Sebagai bahan baku serat plastik
*Sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin

Glikol
*Digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.


REAKSI ALKOHOL
Reaksi-reaksi pada alkohol dapat digunakan sebagai pengenal alkohol.
a) Reaksi Identifikasi Alkohol Menggunakan Logam Natrium
Reaksi ini digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena eter tidak dapat bereaksi
denganlogam natrium.alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hidrogen
sesuai dengan persamaan reaksi berikut;
2R- OH +2Na => 2R Ona + H
2
(g)
2CH
3
- CH
2
-OH+2Na => 2CH
3
CH
2
Ona + H
2
(g)
Etanol Natrium Etoksida
Reaksi ini merupakan reaksi yang digunakan untuk membedakan alkohol dengan eter karena
eter tidak dapat bereaksi dengan logam natrium.
b) Reaksi Identifikasi Alkohol Menggunakan Fosfor Trihalida
jika alkohol direaksikan dengan fosfor trihalida akanmenghasilkan alkil halida.
3R -OH + PX
3
=> 3R X + H
3
PO
3

C)
Reaksi Oksidasi (untuk membedakan Jenis Alkohol)
oksidasi alkohol Primer menghasilkan senyawa aldehid. Jika aldehid dioksidasi lebih lanjut
akan menghasilkan asam karboksilat.
sedangkan oksidasi alkohol sekunder menghasilkan keton, melalui mekanisme reaksi berikut.
2. ETER
Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai
alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.

R H R OR'
alkana eter

rumus umum struktur ; R O -R'

Rumus umum molekul ; C


n
H
2n+2


TATA NAMA ETER
Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara Trivial) dan
Menurut sistem IUPAC, gugus OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama senyawa
eter dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama rantai utamanya.
1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad), kemudian di
tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di.
2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC)
penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai
utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.
Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC
Rumus Struktur Eter Nama Trivial
Nama IUPAC
(alkoksialkana)
CH3 O CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3 O CH2 CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3 CH2 O CH2 CH3 Dietil eter Etoksi etena

Isopentil etil eter 2-etoksi pentana

Fenil propil eter Fenoksi propana

SIFAT-SIFAT ETER
Sifat-sifat eter yaitu. Pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair,
kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol, titik didih dan titik
leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan hidrogen.
Eter juga cenderung bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain
itu eter bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif
kecuali dalam hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan
alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk
membedakan alkohol dengan eter.
KEISOMERAN PADA ETER
Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
1) Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus strukturnya
berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil
isopropil eter.
2) Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya
memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum
molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional.
Eter berisomer fungsional dengan alkohol.

PEMBUATAN ETER
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui
pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140C hingga reaksi dehidrasi
sempurna.
Pembuatan eter dari alkohol CH
3
CH
2
OH + HOCH
2
CH
3

H2SO4
CH
3
CH
2
OCH
2
CH
3
+ H
2
O

KEGUNAAN DAN DAMPAK ETER
Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius)
yang diberikan melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi
saluran pernafasan dan merangsang sekresi lendir. Selain itu eter juga digunakan sebagai
pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak.
Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena dampak negatif
ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.

Anda mungkin juga menyukai