Anda di halaman 1dari 7

ALKANA

Senyawa-senyawa alkana diberi nama berakhiran ana. Misalnya, jika atom C-nya ada lima atau
C5, namanya pentana; jika C6, namanya heksana; dst.

Senyawa alkana yang mempunyai rantai karbon lurus namanya diberi awalan normal dan
disingkat dengan n.

CH3 CH2 CH2 CH3 n-butana


CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 n-pentana
CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 n-heksana

Senyawa alkana yang mempunyai rantai karbon bercabang terdiri dari rantai utama dan rantai
cabang. Rantai utama adalah rantai hidrokarbon yang terpanjang diberi nomor secara berurutan
dimulai dari ujung yang terdekat dengan cabang.

Jika terdapat beberapa pilihan rantai utama maka pilihlah rantai utama yang paling banyak
cabangnya.

Jika ada dua cabang yang berbeda terikat pada atom C dengan jarak yang sama dari ujung maka
penomoran dimulai dari atom C yang lebih dekat ke cabang yang lebih panjang.
Sebagai cabang adalah gugus alkil (alkana yang kehilangan satu atom hidrogennya). Beberapa
gugus alkil dan namanya dapat dilihat pada tabel berikut

Penulisan nama untuk senyawa alkana bercabang dimulai dengan penulisan nomor cabang diikuti
tanda (). Lalu nama cabang berikut nama rantai utamanya.

Rantai induk : butana


Gugus alkil (cabang) : metil
Nomor cabang : 2
Namanya : 2-metilbutana

Rantai induk : heksana


Gugus alkil (cabang) : isopropil
Nomor cabang : 3
Namanya : 3-isopropilheksana

Bila cabangnya terdiri atas lebih dari satu gugus alkil yang sama maka cara penulisan namanya
yaitu tuliskan nomor-nomor cabang alkil, tiap nomor dipisahkan dengan tanda (,). Lalu diikuti
nama alkil dengan diberi awalan Yunani sesuai jumlah gugus alkilnya (dua = di, tiga = tri, empat
= tetra, dan seterusnya), kemudian nama rantai utamanya.

Rantai induk : pentana


Gugus alkil (cabang) : metil dan metil
Nomor cabang : 2 dan 3
Namanya : 2,3-dimetilpentana

Bila cabangnya terdiri atas gugus alkil yang berbeda, maka penulisan nama cabang diurutkan
berdasarkan abjad.

Rantai induk : heptana


Gugus alkil (cabang) : metil, etil, dan metil
Nomor cabang : 2, 4, dan 5
Namanya : 4-etil-2,5-dimetilheptana

ALKENA

Alkena merupakan senyawa hidrokarbon dengan ikatan atom C rangkap. Ia juga disebut senyawa
hidrokarbon tak jenuh karena ada atom C yang belum penuh mengikat Atom C atau gugus alkil yang lain
sehingga terbentuk ikatan rangkap 2. Sama seperti ketika kita belajar tentang senyawa karbon alkana,
alkena juga punya deret homolog dengan aturan atau rumus:

CnH2n

Tata Nama Senyawa Alkena

Sama seperti alkana, tata nama senyawa alkena juga punya ciri khas. Jika di senyawa alkana berakhiran
-ana maka pada senyawa alkena sobat tinggal mengganti akhiran tersebut dengan akhiran -ena. Misalnya
pada Alakan C4H10 dinamakan Butana maka C4H8 dinamakan Butena. Hanya berbeda pada akhirannya
saja. Contoh lengkapnya sebagai berikut

ALKANA ALKENA
C2H6 = etana C2H4 = etena
C3H8 = propana C3H6 = propena
C4H10 = butana C4H8 = butena
C5H12 = pentana C5H10 = pentena
Aturan penamaan senyawa alkena agak berbeda jika dibandingkan dengan senyawa alkana karena pada
senyawa ini terdapat ikatann rangkap. Berikut poin-poin penting dalam tata nama senyawa alkena:

1. Karena punya ikatan rangkap, maka penomoran tidak dimulai dari yang dekat dengan cabang
melainkan yang dekat dengan ikatan atom C rangkap. Khusus untuk ikatan lurus diawalin dengan
angka yang menunjukkan letak ikatan C rangkap dari senyawa tersebut.contohnya

1-butena

2-etil-5-metil-heksena

Cobat sobat perhatikan, tidak seperti pada alkana, penomoran tidak dilakukan dari kiri melainkan
dari yang dekat dengan ikatan C rangkap (dari kanan).

2. Untuk rantai bercabang maka penamaannya:


a. Tentukan rantai C terpanjang (utama) yang akan menjadi dasar penmaan yang pokok
b.Atom-atom C yang tidak terletak pada rantai merupakan
coba sobat perhatikan contoh berikut

2-etil-5-metil-heptena

3. Alkil-alki yang tidak sejenis ditulis dengan diurutkan berdasarkan susunan abjad. Misalnya antar
metil dan etil akan duluan etil, antara propil dan metil akan duluan metil. Coba sobat simak
contoh berikut

4,7-dietil-3,9-dimetil-3-dekena

jika dilihat, bisa saja rantai dari sebelah kiri akan lebih panjang jika membelok ke bawah
(menjadi rantai 8 C) akan tetapi hal itu tidak boleh karena bagaimanapun dalam tatanama
senyawa alkana rantai utama yang dipakai adalah ranti terpanjang yang ada ikatan rangkapnya.
Jadi ikatan rangkap selalu menjadi bagian dari ikatang rantai utama.

4. Alkil-alki yang sejenis digaungkan dengan awalan di jika jumlahnya 2, tri jika jumlahnya 3, tetra
jika jumlahnya 4 dan seterusnya.

5. Jika sebuah atom C pada rantai utama mengikat beberapa gugus berbeda maka penulisan nomor
harus diulangi.
Contohnya

3-etil-3-metil-1-pentena

6. Jika dalam suatu senyawa ada lebih dari satu pilihan rantai utama maka dipilih rantai utama yang
akan mempunyai lebih banyak gugus alkil, contohnya

3-etil-2,6,6-trimetil-3-oktena

7. jika ada lebih dari 1 ikatan rangkap maka letak ikatan rangkap disebu satu dan diberi awalan di =
2 tri = 3 tetra = 4 dan seterusnya di depan akhiran ena. salah satu contohnya sebagai berikut:

3-etil-5-metil-1,3-heksadiena
ALKUNA

1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Tuliskan awalan berdasarkan jumlah atom C-nya dan diakhiri dengan akhiran -una.
4. Jika jumlah atom C senyawa alkuna lebih dari 3, beri nomor setiap atom sedemikian rupa
sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang terikat ikatan rangkap tiga. Kemudian,
penamaan senyawa diawali oleh nomor atom C pertama yang terikat ke ikatan rangkap 3, diikuti
tanda (-) dan nama rantai induk.
Contoh:

Seperti halnya senyawa alkana dan alkena, senyawa alkuna pun ada yang memiliki rantai cabang. Aturan
penamaannya mirip dengan penamaan rantai alkana dan alkena bercabang.

Aturan Penamaan Senyawa Alkuna Rantai Bercabang


1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkuna.
2. Tentukan rantai induk dan rantai cabangnya. Rantai induk ditentukan dari rantai atom C
terpanjang yang mengandung ikatan rangkap tiga.
3. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada atom C yang
terikat ikatan rangkap tiga.
4. Rantai induk diberi nama sesuai aturan penamaan senyawa alkuna rantai lurus.
5. Rantai cabang diberi nama sesuai jumlah atom C dan struktur gugus alkil.
6. Urutan penulisan nama senyawa sama dengan urutan penulisan nama senyawa alkana dan alkena.
Contoh

Bagaimana jika senyawa alkuna tersebut memiliki ikatan rangkap tiga lebih dari satu? Berikut ini
aturannya.
Aturan Penamaan Senyawa Alkuna yang Ikatan Rangkap Tiganya lebih dari Satu
1. Periksa jenis ikatannya, jika memiliki ikatan rangkap tiga, berarti senyawa tersebut merupakan
senyawa alkuna.
2. Hitung jumlah atom C-nya.
3. Hitung jumlah ikatan rangkap tiganya.
4. Jika jumlah ikatan rangkap tiganya = 2, nama senyawa diakhiri dengan akhiran -diuna. Jika
jumlah ikatan rangkap tiganya = 3, nama senyawa diakhiri dengan akhiran -triuna.
5. Beri nomor setiap atom sedemikian rupa sehingga nomor paling kecil terletak pada dua atau tiga
atom C pertama yang terikat ikatan rangkap dua. Kemudian, penamaan senyawa diawali oleh nomor
atom C pertama dan kedua/ketiga yang terikat ke ikatan rangkap tiga, diikuti tanda (-) dan nama
rantai induk.
6. Jika terdapat rantai cabang, penamaan rantai cabang serupa dengan penamaan senyawa alkuna.
Contoh:

Senyawa alkuna juga dapat membentuk deret homolog. Senyawa alkuna tergolong hidrokarbon tidak
jenuh yang mengandung satu ikatan rangkap tiga antara dua atom C yang berurutan, sedangkan senyawa
alkuna memiliki 2 atom H lebih sedikit dari alkena dengan jumlah atom C yang sama. Oleh karena itu,
rumus umum alkuna adalah CnH2n-2.

Anda mungkin juga menyukai