“ALKOHOL”
Disusun Oleh:
1) Fajri Nurhidayat
2) Frysa Amanda (1618001301)
3) Nunung Indah Sari (1618001311)
Kelas : A SI Farmasi
PRODI SI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun
rantai cabang dari alifatik hirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering di temukan
adalah yang mengandung tiga gugus hidroksil dengan satu gugus hidroksi dalam satu
rantai karbon. Sedangkan jenis alkohol lainya adalah alkhol yang mengandung lebih
dari satu gugus hidroksi dalam satu rantai karbon. Jenis alkohol yang kedua inilah
yang bersifat toksik yaitu etanol ( etil alkohol ), metanol ( metil alkohol ), dan
isopropanol ( isopropil alkohol ).
Pada umumnya semakin panjang rantai karbon maka semakin tinggi daya
toksisitasnya. Tapi ada pengecualian dalam teori ini ialah metanol lebih toksi daripada
etanol. Dihidroksi alkohol disebut juga glikol ( dari asal kata glyc atau glykol yang
artinya manis ) ini mencerminkan rasa dari gikol yang terasa manis. Dihidraksi etan
juga etilen glikol adalah merupakan bentuk sederhana dari glikol. Etilen glikol ini jg
merupakan cairan anti beku dan merupakan cairan yang toksik. Glikol jenis lain ialah
trihidroksipropan ( propilen glikol ), caira ini merupakan bentuk pruduk farmasi yang
relatif tdk toksik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Alkohol
CH3-CH3 CH3-CH2-OH
CH3-CH2-CH3 CH3-CH2-CH2-OH
b. Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat jenis atom
C yaitu atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C
kuertner. Berdasarkan letak gugus fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu:
1. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
primer.
Contoh: CH3-CH2-OH
│
CH3
2. Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
sekunder.
Contoh: CH3-CH3-CH-OH
3. Alkohol tersier yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
tersier.
Contoh: CH3
│
CH3-CH3-C-OH
│
CH3
A. Tatanama Alkohol
1. Penamaan secara trival yaitu yang di mulai penyebutan nama gugus alkil yang
terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.
CH3-CH2-CH2-OH propanol
C2H5 etil
Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad:etil mendahului metil,apabila gugus –OH
ekivalen dari kedua rantai induk,maka penomoran dimulai dari salah satu ujung
sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil.
B. Keisomeran alkohol
1. Keisomeran posisi
CH3-CH3-CH2-OH CH3-CH(OH)- CH3
1-propanol 2-propanol
b. Menentukan kemungkinan letak gugus –OH pada posisi yang berbeda setiap
bentuk kerangka atom C.
CH3 CH3
3. Keisomeran fungsi
1. Sifat fisis
Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai titik didih yang relatif
tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga
akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa
molekul relatifnya. Pada alkanol yang rumus molekulnya sama, alkanol bercabang
mempunyai titik didih lebih rendah daripada alkanol rantai lurus. Kelarutan alkanol dalam air
berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Kelarutan alkanol berkaitan
dengan gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi
semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar
(seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
2. Sifat Kimia
Gugus –OH pada alkanol termasuk gugus yang cukup reaktif, sehingga
menyebabkan alkanol banyak terlibat dalam berbagai reaksi antara lain:
D. Reaksi alcohol
Etanol Na-Etoksida
2. Reaksi Oksidasi
Contoh:
CH3―CH2―OH CH3―COH+H2O
Etanol etanol
CH3―COH CH3COOH
Etanol asam etanol
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan
air dengan reaksi:
R―OH+HX R― H2O
Contoh:
CH3― OH+HCl CH3―Cl+H2O
4. Reaksi esterifikasi
Contoh:
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.
Contoh:
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus
OH yang terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi
dehidrasi alkohol sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang terikat
pada rantai C terpanjang.
1. Metanol
Reaksi: CO + 2 H2CH3OH
Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan. Kebutaan dapat pula
terjadi jika karena kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama.
Kebutaan orang yang mencerna metanol disebabkan oleh terbentuknya formaldehida
(H2CO) atau asam format (HCO2OH) yang merusakkan sel-sel retina.
Jika formaldehida adalah penyebabnya, maka diduga zat ini
menghambat pembentukan ATP (adenosine trifosfat) yang diperlukan agar sel retina
berfungsi. Jika asam format penyebabnya, maka diduga asam ini menonaktifkan
enzim yang mengandung besi yang bertanggung jawab mengangkut oksigen ke retina.
Suatu kondisi menyertai pembentukan asam format, yakni asidosis di mana pH
darah dan jaringan darah menurun. Metanol digunakan sebagai pelarut resin dan
getah. Sebagian metanol diubah menjadi formal dehida untuk bahan pembuat plastik.
F. Kegunaan alkohol
c. Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara metanol dan etanol).
2. Pengertian fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki
gugus hidroksil(-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Fenol (fenil alcohol) merupakan zat padat yang tidak berwarna yang mudah
meleleh dan terlarut baik didalam air. Dalam mencoba keasaman reaksi dalam zat-zat
kimia seperti asam asetat, dan lain-lain banyak digunakan indicator, indicator seperti
kertas lakmus.
Fenol yang diketahui fungsinya sebagai zat desinfektan yang umum dipakai
orang.Berbeda dengan alcohol alifatik, fenol sebagai alcohol aromatic mempunyai
sifat yang berbeda. Dalam air fenol sedikit terionisasi menghasilkan ion H+ dengan
Ka=10-10.
1). Karakteristik
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari
gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida
C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
2). Sifat
Fenol tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau keton yang jumlah
atom C-nya sama , karenagugus OH-nya terikat pada suatu atom C yang
tidak mengikat atom H lagi. Jadi fenol dapatdipersamakan dengan alkanol
tersier.
Larutan fenol dalam air bersifat sebagai asam lemah jadi mengion sbb:
Karena itu fenol dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam fenolat
Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan
mempunyai sifat-sifat antiseptik.
Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam
fenol cair. Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari
fenol itu tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah
terbentuk cair pada temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air
karbol atau asam karbol.
5). Reaksi
Fenol menyerupai alkohol alifatik dalam beberapa reaksi, tetapi dalam reaksi-
reaksi yang lain banyak berbeda terutama dalam sifat-sifat asam.
1. Fenol adalah asam lemah, bereaksi dengan NaOH, terlalu lemah untuk
bereaksi dengan Na-karbonat (dan Na-bikarbonat). Fenol ada asam yang
lebih lemah daripada asam karbonat.
2. C6H5OH + NaOH à C6H5Na + H2O C6H5OH+Na2CO3à Tak bereaksi
3. Pembentukan eter menyerupai sintesis Williamson pada pembuatan eter
alifatik. Di sini dari Na-fenoksida + alkohalogenida. C6H5Na+Br -
RàC6H5 – O – R+ NaBr
4. Metil-feniter (t.d 153˚C) dikenal dengan nama Anisola dan etil-fenileter
(t.d. 172˚C) dengan nama Fenetola.
6). Reduksi
b. Kalau uap fenol dan gas H2 dialirkan melalui serbuk Ni pada 160˚C terjadi
siklo-heksanol.
kalau fenol direaksikan dengan klor atau brom dalam air terjadi tanpa
pemanasan endapan dari 2,4,6-tri-kloro atau tri-bromo-fenol yang dapat
dipakai untuk penentuan fenol secara kualitatif dan kuantitatif.
Fenol Alkohol
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul
relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair
dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya.
Penamaan alkohol di lakukan dengan dua cara yaitu secara trivval dan secara iupac.
Alkohol juga memiliki tiga keisomeran di mana antara lain yang pertama isomer
posisi,kemudian isomerfungsi dan isomer optic.
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga