KELAS :
SENYAWA KARBON
1. Haloalkana
Haloalkana merupakan salah satu senyawa turunan alkana. Haloalkana
mempunyai rumus struktur yang sama dengan alkana, hanya satu atau lebih atom
H-nya diganti oleh atom halogen (X = F, Cl, Br, I). Rumus fungsi dari haloalkan
R-X
Contohnya adalah sebagai berikut :
CH3Cl; CH2Cl2; CHCl3; CCl4; CH3CH2Cl; CH3CH2Br; CH3I; CCl2F2; CF3–
CHClBr.
Tata Nama Haloalkana
Tata nama haloalkana dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Tata Nama IUPAC
Haloalkana merupakan nama IUPAC. Sedangkan urutan cara penamaannya
sebagai berikut:
1) Menentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung
atom halogen (X = F, Cl, Br, I).
2) Memberi nomor. Penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai sedemikian
sehingga posisi atom halogen mendapat nomor terkecil. Catatan: Jika terdapat
lebih dari satu atom halogen, maka prioritas penomoran didasarkan
kereaktifannya, yaitu F, Cl, Br, I.
3) Gugus alkil selain rantai induk dan atom halogen sebagai cabang.
Contoh :
CH3-CH2-CH2- CH2
Cl
L
Lembar Kerja Siswa | Senyawa Karbon
1 kloro butana
CH3-CH2-CH2-CH-CH3
Br
2 bromo pentana
Isomer Haloalkana
Haloalkana dapat memiliki isomer rantai dan isomer posisi seperti pada alkohol.
Contoh: isomer C4H9Cl
Sifat Haloalkana
a. Sifat Fisika
Memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkana asalnya. Makin
panjang rantai karbon makin tinggi titik didihnya.
Pada suhu kamar haloalkana rantai pendek berwujud gas, sedang
haloalkana rantai panjang berwujud cair sampai padat.
Sukar larut dalam air
b. Sifat Kimia
Dapat disubstitusi dengan suatu basa kuat.
Dapat mengalami reaksi eliminasi membetuk alkena.
Jika direaksikan dengan logam Na menghasilkan alkana dengan
perpanjangan rantai atom karbon dua kali semula.
Berdasarkan posisi atom karbon yang mengikat gugus hidroksil dalam senyawa alkohol
maka alkohol (R-OH) dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu sebagai berikut.
b. Alkohol sekunder (2°) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (–OH) terikat pada atom
karbon sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom karbon yang mengikat dua atom
karbon lain.
c. Alkohol tersier (3°) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (–OH) terikat pada atom
karbon tersier. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang mengikat tiga atom karbon
lain.
Tata nama alkohol menurut IUPAC mirip dengan tata nama alkana. Perbedaannya terletak
pada penentuan rantai induk yang terpanjang. Pada alkohol, rantai induk terpanjang harus
mencakup gugus hidroksil dengan nomor urut untuk gugus hidroksil terkecil. Contoh :
Beberapa contoh penataan nama alkohol menurut trivial dan IUPAC dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 2. Sifat Fisika Alkohol (Titik Didih dan Kelarutan di Dalam Air)
Eter adalah senyawa yang memiliki dua residu hidrokarbon yang dapat sama atau
berbeda, seperti ditunjukkan berikut ini.
CH3–O–CH3
CH3–O–CH2–CH3
CH3–CH2–O–CH2–CH3
Berdasarkan ketiga contoh tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rumus umum
eter adalah R–O–R'.
Tata Nama Eter
Menurut trivial tata nama eter didasarkan pada nama gugus alkil atau aril yang terikat
pada atom oksigen. Urutan namanya sesuai dengan abjad dan diakhiri dengan kata –eter.
Menurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan nama
senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama rantai utamanya.
Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk. Beberapa contoh
penamaan eter dapat dilihat pada tabel berikut.
Senyawa eter dapat juga berbentuk siklik. Eter siklik yang beranggotakan tiga termasuk
golongan epoksida, dan merupakan hasil oksidasi dari alkena.
Isomer Alkonol dan Alkoksi Alkana
Seperti telah diuraikan di atas bahwa eter dan alkohol memiliki kemiripan dalam
strukturnya. Rumus strukturnya adalah :
R–O–H (alkohol)
R–O–R (eter)
Beberapa contoh alkohol dan eter yang memiliki rumus molekul sama ditunjukkan pada
tabel berikut.
Berdasarkan Tabel 2, alkohol dan eter memiliki rumus molekul sama, tetapi rumus
strukturnya berbeda. Jadi, dapat dikatakan bahwa alkohol dan eter berisomeri struktur
satu sama lain.
Lembar Kerja Siswa | Senyawa Karbon
Di samping isomer struktur, eter dan alkohol juga memiliki gugus fungsional berbeda.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa eter berisomeri fungsional dengan alkohol. Isomer
fungsional adalah rumus molekul sama, tetapi gugus fungsi beda.
Perhatikan Gambar 1.
Aldehid dengan berat molekul rendah memiliki bau yang tajam. Misalnya, HCHO
(metanal atau formaldehid) dan CH3CHO (etanal atau asetaldehid). Dengan
meningkatnya massa molekul aldehid, baunya menjadi lebih harum. Beberapa aldehid
dari hidrokarbon aromatis memiliki bau khas yang menyegarkan.
Formaldehid diperoleh melalui oksidasi metanol. Gas yang terbentuk jika dilarutkan ke
dalam air sampai 37% dinamakan formalin, dijual sebagai pengawet spesies biologi.
Kegunaan utama formaldehid untuk industri plastik dan resin.
Gugus fungsi karbonil terletak di tengah, diapit dua buah alkil. Sehingga alkanon
mempunyai rumus umum sebagai berikut :
Contoh :
Untuk senyawa-senyawa keton dengan rumus struktur bercabang akan lebih mudah jika
penamaannya menggunakan aturan IUPAC, sebagai berikut :
a) Tentukan rantai utama dengan cara pilih deretan C yang terpanjang dan mengandung
gugus fungsi kemudian beri nama seperti tabel 5.6 di atas.
b) Penomoran rantai utama dimulai dari ujung yang memberikan nomor serendah-
3) Alkanon seperti aldehide mempunyai titik didih yang relatif lebih tinggi dari pada
senyawa non polar.
Contoh :
Kegunaan Alkanon
Senyawa alkanon yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah aseton (propanon). Aseton banyak digunakan sebagai :
1) Pelarut senyawa karbon misalnya : sebagai pembersih cat kuku
2) Bahan baku pembuatan zat organik lain seperti klaroform yang digunakan
sebagai obat bius.
3) Selain aseton, beberapa senyawa alkanon banyak yang berbau harum sehingga
digunakan sebagai campuran parfum dan kosmetika lainnya.
4. Asam Alkanoat
Struktur asam karboksilat
Asam alkanoat atau asam karboksil merupakan golongan senyawa karbon yang
mempunyai gugus fungsional –COOH terikat langsung pada gugus alkil, rumus
struktur R-COOH dan . memiliki rumus umum yaitu CnH2nO
SENYAWA KARBON
3. Berapakah jumlah kemungkinan isomer struktur dari senyawa dengan rumus molekul
C4H9Cl …
a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 7
CH3-CH2 - O – CH3
CH3
a. metoksimetana
b. 2-metoksimetana
c. Metoksietana
d. 2-metoksipropana
e. Metoksipropana
10. Senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsi –COH adalah gugus fungsi...
a. Alkanal
b. Alkanon
c. Asam alkanoat
d. Alkoksi alkana
e. Alkil alkanoat
11. Senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsi R-CO-R’ adalah gugus fungsi...
a. 2,3 – butanal
b. 2,3- dimetilbutanol
c. 2,3- dimetilbutanal
d. 1,2- metanal
e. 2,3- butanol
14. Bahan baku pembuatan zat organic lain seperti chloroform yang digunakan sebagai obat
bius adalah kegunaan dari senyawa
a. Alkanal
b. Alkoksi alkan
c. Alkanon
d. Alkanol
e. Halo alkane
15. Zat berikut yang dapat membentuk cermin perak jika diuji dengan tes Tollen adalah ….
a. CH3COCH3
b. CH3CH2OCH3
c. CH3CH2CHO
d. CH3CHOHCH3
e. CH3(CH2)3CH2OH
16. Senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsi –COOH adalah gugus fungsi...
a. Alkanal
17. Senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsi R-COO-R’ adalah gugus fungsi...
a. Alkanal
b. Alkanon
c. Asam alkanoat
d. Alkoksi alkana
e. Alkil alkanoat
19. Gugus fungsi apa yang terdapat pada struktur dibawah ini
O
CH3- CH- C-OH
a. – OH
b. – CHO..
c. - COR
d. – OR
e. – COOH
No
Soal Kunci jawaban
1. b.(– X )
2. d.(2,3-dibromo-1-kloropopana)
3. b.(4)
4. d.(CnH2n+1X)
5. C.(CHCl3)
6. a.(– OH)
7. d.(2-metoksipropana)
8. b.(2)
9.
c.(etanol)
10. a.( Alkanal)
13.
d.( Butanal)
14.
c.( Alkanon)
15.
c.( CH3CH2CHO)
19.
e.(- COOH)
20.
d.(pentanoat)