1. Alkohol
CH3-CH3 CH3-CH2-OH
CH3-CH2-CH3 CH3-CH2-CH2-OH
Karena rumus umum alkana adalah CnH2n+2 maka rumus umum alkanol adalah
CnH2n+1 OH atau CnH2n+1O.
b. Jenis-Jenis Alkohol
Berdasarkan posisinya dalam rumus struktur alkana dikenal empat jenis atom C
yaitu atom C primer, atom C sekunder, atom C tersier,atom C kuertner. Berdasarkan
letak gugus fungsinya,alkohol dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Alkohol primer yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
primer.
Contoh: CH3-CH2-OH
│
CH3
2. Alkohol sekunder yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
sekunder.
Contoh: CH3-CH3-CH-OH
3. Alkohol tersier yaitu alkohol yang gugus fungsinya (-OH) terikat pada atom C
tersier.
Contoh: CH3
CH3-CH3-C-OH
CH3
A. Tatanama Alkohol
1. Penamaan secara trival yaitu yang di mulai penyebutan nama gugus alkil yang
terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alkohol.
2. Penamaan sistem IUPAC yaitu mengganti akhiran a pada alkana dengan ol (alkana
menjadi alkanol).
CH3-CH2-CH2-OH propanol
Urutan penamaan senyawa alkohol menurut IUPAC
· Menurut rantai induk yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –
OH selain itu atom karbon lain sebagai cabang.
· Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung
rantai,sehingga posisis gugus –OH mendapatkan nomor terkecil.
C2H5 etil
Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad: etil mendahului metil,apabila gugus –OH
ekivalen dari kedua rantai induk,maka penomoran dimulai dari salah satu ujung
sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil.
B. Keisomeran Alcohol
1. Keisomeran Posisi
Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –
OH dalam molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol mulai terdapat pada
propanol yang mempunyai dua isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol.
b. Menentukan kemungkinan letak gugus –OH pada posisi yang berbeda setiap
bentuk kerangka atom C.
2. Keisomeran Optik
CH3 CH3
│ │
H―CH―OH HO―C―H
│ │
C 2 H5 C2H5
3. Keisomeran Fungsi
Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan gugus fungsi
diantara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama.
Titik Kelarutan
No Nama Rumus struktur Mr
didih (g/100 g air)
Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai titik didih yang relatif
tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya
juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan
kenaikan massa molekul relatifnya. Pada alkanol yang rumus molekulnya sama,
alkanol bercabang mempunyai titik didih lebih rendah daripada alkanol rantai lurus.
Kelarutan alkanol dalam air berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai
karbon. Kelarutan alkanol berkaitan dengan gugus –OH yang bersifat polar,
sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi semakin besar gugus R semakin
berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar (seperti air) berkurang,
sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
2. Sifat Kimia
Gugus –OH pada alkanol termasuk gugus yang cukup reaktif, sehingga
menyebabkan alkanol banyak terlibat dalam berbagai reaksi antara lain:
D. Reaksi Alcohol
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen.
Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
Etanol Na-Etoksida
2. Reaksi Oksidasi
§ Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam kar-boksilat.
Contoh:
CH3―CH2―OH CH3―COH+H2O
Etanol etanol
CH3―COH CH3COOH
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan air
dengan reaksi:
R―OH+HX R― H2O
Contoh:
4. Reaksi Esterifikasi
Contoh:
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.
Contoh:
CH3―CH2―CH2―OH CH2―CH=
CH2 + H2O
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus OH
yang terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi
dehidrasi alkohol sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang terikat
pada rantai C terpanjang.
1. Metanol
Metanol dibuat dari campuran gas karbon monoksida dengan idrogen menggunakan
katalis ZnO atau Cr2O3 pada suhu 350 °C.
Reaksi: CO + 2 H2CH3OH
Metanol bersifat racun dan dapat mematikan jika ditelan. Kebutaan dapat pula terjadi
jika karena kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan
orang yang mencerna metanol disebabkan oleh terbentuknya formaldehida (H2CO)
atau asam format (HCO2OH) yang merusakkan sel-sel retina.
Etanol adalah senyawa alkohol yang dapat diminum pada persentase tertentu.
Misalnya, bir mengandung + 7% volume etanol, wiski, brendi, arak mengandung +
40% volume etanol, dan anggur mengandung + 12 volume etanol. Etanol tidak
beracun, tetapi bersifat memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan
aktivitas otak atas. Etanol juga bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol
dapat menjadi ketagihan dan sukar baginya untuk meninggalkan alkohol itu. Alkohol
yang terdapat dalam minuman beralkohol itu sama dengan yang terdapat dalam
alkohol teknis, seperti spiritus. Oleh karena itu, alkohol teknis diracuni (didenaturasi)
sehingga tidak dapat diminum lagi.
Minuman beralkohol dikenakan cukai yang tinggi, harganya jauh lebih mahal
daripada alkohol teknis. Hal ini antara lain dimaksudkan supaya orang tidak terlalu
mudah memperolehnya. Etanol dapat dihasilkan dari proses fermentasi pada kar-
bohidrat dengan bantuan ragi. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering
membuat tape ketan, yang bahan-bahannya adalah beras ketan yang dimasak
kemudian diberi enzim (ragi) secukupnya dan dibiarkan beberapa hari. Etanol yang
terbentuk lalu dipisahkan dengan distilasi. Reaksi yang terjadi:
Asam
`Dalam industri, etanol dibuat dengan cara hidrasi alkena dengan katalis asam.
Reaksi:
F. Kegunaan alkohol
Dalam kehidupan sehari-hari alkohol banyak digunakan, antara lain sebagai berikut.
a. Dalam bidang farmasi (obat-obatan), sebagai pelarut senyawa organik, misalnya
etanol dan butanol.
b. Dalam bidang biologi atau industri digunakan sebagai disinfektan, misalnya etanol
dan metanol.
c. Sebagai bahan bakar, misalnya spiritus (campuran antara metanol dan etanol).
2. Alkil Halida