DISUSUN OLEH:
Aulia Dwi Putri
D1B121007
Kelas 02
1. ALKOHOL
A. Sejarah alkohol
Etanol telah digunakan manusia sejak zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam
minuman beralkohol. Residu yang ditemukan pada peninggalan keramik yang berumur 9000
tahun dari Cina bagian utara menunjukkan bahwa minuman beralkohol telah digunakan oleh
manusia prasejarah dari masa Neolitik.
Etanol dan alkohol membentuk larutan azeotrop. Karena itu pemurnian etanol yang
mengandung air dengan cara penyulingan biasa hanya mampu menghasilkan etanol dengan
kemurnian 96%. Etanol murni (absolut) dihasilkan pertama kali pada tahun 1796 oleh Johan
Tobias Lowitz yaitu dengan cara menyaring alkohol hasil distilasi melalui arang.
Lavoisier menggambarkan bahwa etanol adalah senyawa yang terbentuk dari karbon,
hidrogen dan oksigen. Pada tahun 1808 Saussure berhasil menentukan rumus kimia etanol. Lima
puluh tahun kemudian (1858), Couper mempublikasikan rumus kimia etanol. Dengan demikian
etanol adalah salah satu senyawa kimia yang pertama kali ditemukan rumus kimianya. Etanol
pertama kali dibuat secara sintetik pada tahun 1826 secara terpisah oleh Henry Hennel dari
Britania Raya dan S.G. Sérullas dari Perancis. Pada tahun 1828, Michael Faraday berhasil
membuat etanol dari hidrasi etilena yang dikatalisis oleh asam. Proses ini mirip dengan proses
sintesis etanol industri modern.
F. Keisomeran alkohol
Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:
1. Keisomeran posisi
Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –OH
dalam molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol mulai terdapat pada propanol yang
mempunyai dua isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol.
Pada tabel diatas tampak bahwa alkanol mempunyai titik didih yang relatif
tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol, maka titik cair dan titik didihnya juga
akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol sebanding dengan kenaikan massa
molekul relatifnya. Pada alkanol yang rumus molekulnya sama, alkanol bercabang
mempunyai titik didih lebih rendah daripada alkanol rantai lurus. Kelarutan alkanol dalam air
berkurang seiring dengan bertambah panjangnya rantai karbon. Kelarutan alkanol berkaitan
dengan gugus –OH yang bersifat polar, sementara gugus alkil (R) bersifat nonpolar. Jadi
semakin besar gugus R semakin berkurang kepolaran, sehingga kelarutan dalam pelarut polar
(seperti air) berkurang, sedangkan kelarutan dalam pelarut nonpolar bertambah.
2. Sifat Kimia
Alkohol bersifat mudah terbakar selain itu gugus OH merupakan gugus yang cukup
reaktif sehingga alkohol mudah terlibat dalam berbagai jenis reaksi. Adapun reaksi-reaksi
yang umum terjadi pada alkohol adalah sebagai berikut :
a) reaksi oksidasi
reaksi oksidasi pada alkohol juga dapat berlangsung melalui reaksi antara alkohol dan
oksigen. Misalnya reaksi pembakaran pada spirtus.
b) reaksi dengan asam karboksilat
Ester dibuat melalui reaksi antara alkohol dan asam karboksilat yang disebut reaksi
esterfikasi.
H. Reaksi alkohol
1. Reaksi dengan Logam Natrium
Alkohol dapat bereaksi dengan logam Na membentuk alkoksida dan gas hidrogen.
Contoh reaksi etanol dengan logam natrium
C2H5―OH+ Na → C2H5ONa +H2
Etanol Na-Etoksida
Reaksi ini dapat digunakan sebagai reaksi pengenal alcohol
2. Reaksi Oksidasi
Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda, tergantung pada
jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang, seperti larutan K2Cr2O7
dalam lingkungan asam dapat digunakan untuk mengidentifikasi alkohol primer, alkohol
sekunder, dan alkohol tersier.
Alkohol primer teroksidasi membentuk aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut
membentuk asam kar-boksilat
Contoh:
CH3―CH2―OH + O2 CH3―COH+H2O
Etanol etanol
CH3―COH + O2 CH3COOH
Etanol asam etanol
Alkohol sekunder teroksidasi membentuk keton.
Alkohol tersier teroksidasi.
3. Reaksi dengan oksigen halide
Jika alkohol direaksikan dengan hidrogen halida akan terbentuk haloalkana dan air
dengan reaksi:
R―OH+HX R― H2O
Contoh:
CH3― OH+HCl CH3―Cl+H2O
4. Reaksi esterifikasi
Alkohol dengan asam karboksilat dapat menghasilkan ester.
R―OH + R― COOH R―COOR’ + H2O
Alkohol asam karbosilat ester
Contoh:
C2H5OH + CH3COOH CH3 ― COOC2H5 + H2O
Etanol asam asetat etil asetat
5. Reaksi Dehidrasi Alkohol
Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.
Contoh:
CH3―CH2―CH2―OH CH2―CH= CH2 + H2O
n―propanol 1―propena
Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus OH yang
terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi dehidrasi alkohol
sekunder, atom H yang terlepas berasal dari atom C yang terikat
pada rantai C terpanjang.
2. Etanol
Etanol adalah senyawa alkohol yang dapat diminum pada persentase tertentu. Misalnya,
bir mengandung + 7% volume etanol, wiski, brendi, arak mengandung + 40% volume
etanol, dan anggur mengandung + 12 volume etanol. Etanol tidak beracun, tetapi bersifat
memabukkan dan menyebabkan kantuk karena menekan aktivitas otak atas. Etanol juga
bersifat candu. Orang yang sering minum alkohol dapat menjadi ketagihan dan sukar
baginya untuk meninggalkan alkohol itu. Alkohol yang terdapat dalam minuman beralkohol
itu sama dengan yang terdapat dalam alkohol teknis, seperti spiritus. Oleh karena itu,
alkohol teknis diracuni (didenaturasi) sehingga tidak dapat diminum lagi.
Minuman beralkohol dikenakan cukai yang tinggi, harganya jauh lebih mahal daripada
alkohol teknis. Hal ini antara lain dimaksudkan supaya orang tidak terlalu mudah
memperolehnya. Etanol dapat dihasilkan dari proses fermentasi pada kar-bohidrat dengan
bantuan ragi. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering membuat tape ketan, yang
bahan-bahannya adalah beras ketan yang dimasak kemudian diberi enzim (ragi) secukupnya
dan dibiarkan beberapa hari. Etanol yang terbentuk lalu dipisahkan dengan distilasi. Reaksi
yang terjadi:
C6H12O6 2 C2H5OH + 3 CO2
Asam
Dalam industri, etanol dibuat dengan cara hidrasi alkena dengan katalis asam. Reaksi:
CH2= CH2 + H2O C2H5OH
J. Kegunaan alcohol
1. Monoalkohol
a. Methanol
sebagai pengawet mayat atau spesimen biologi.
bahan baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat,
dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,
bersifat toksik (beracun)dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan
dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian
b. etanol
digunakan sebagai zat anti septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran
dan industri.
digunakan untuk pelarut dalam industri parfurm,obat obatan, zat warna, dan
kosmetik.
dapat menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai bahan
bakar alternatif yang ramah lingkungan.
c. Spirtus
digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus
ini biasanya digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.
2. Polialkohol
a. Gliserol
sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.
sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)
sebagai bahan baku serat plastic
sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin
b. Glikol
digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti dacron.
K. Bahaya Alkohol
Pengaruh alcohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa factor,
yaitu: Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi, Usia, berat badan, dan jenis kelamin.
1. Pengaruh jangka pendek
Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara
konsentrasi alkohol di dalam darah dan efeknya. Euphoria ringan danstimulasi terhadap
perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya konsentrasi alcohol di dalam darah.
Resiko intoksikasi alcohol:
Gejala intoksikasi yang paling umum adalah mabuk, sehingga dapat menyebabkan cendera
dan kematian.
2. Pengaruh jangka panjang
Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:
R Tekanan darah tinggi.
R Kerusakan jantung
R Strok
R Kerusakan hati
R Kanker saluran pencernaan
2. FENOL
Fenol (fenil alcohol) merupakan zat padat yang tidak berwarna yang mudah meleleh dan terlarut
baik didalam air. Dalam mencoba keasaman reaksi dalam zat-zat kimia seperti asam asetat, dan lain-
lain banyak digunakan indicator, indicator seperti kertas lakmus.
Fenol yang diketahui fungsinya sebagai zat desinfektan yang umum dipakai orang. Berbeda
dengan alcohol alifatik, fenol sebagai alcohol aromatic mempunyai sifat yang berbeda. Dalam air
fenol sedikit terionisasi menghasilkan ion H+ dengan Ka = 10-10. Suatu fenol (ArOH) ialah senyawa
dengan suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatic. Gugus OH merupakan activator kuat
dalam reaksi substitusi aromatic elektrofilik. Karena ikatan sp2lebih kuat dari pada ikatan oleh
karbon sp3, maka ikatan C-O dari suatu fenol tidak mudah terputuskan. Meskipun ikatan C-O fenol
tidak mudah patah, ikatan OH mudah putus. Fenol reaksi lainya yang menarik adalah reaksi dengan
kloroform dalam basa berair yang disusul dengan perlakuan dengan asam berair.
Fenol adalah suatu gugus senyawa yang dianggap berasal dari benzene dengan mengganti satu
atau lebih atom H dengan gugus ori atau hidroksil. Oleh karena itu fenol dapat dibedakan atas fenol
monovalen, bila hanya satu atom H diganti dengan gugus OH. Fenol divalent, bila 2 atom H. fenol
bersifat sebagai asam lemah didalam air. Karena mengalami ionisasi, fenol dapat digunakan sebagai
anti septic, pembuatan asam fikrat, asam solosilat, dan lain-lain (Margen, 1982).
Suatu fenol adalah suatu senyawa dengan suatu gugus OH yang terikat pada cincin aromatic
elektronik, meskipun ikatan C-O fenol tidak mudah pecah, ikatan OH mudah putus. Fenol
merupakan asam yang lebih kuat dari alcohol dan air. Fenol sendiri bertahan terhadap oksidasi,
karena pembentukan suatu gugus karbonil akan mengakibatkan dikarbonya penstabilan
aromatik(Fessenden, 1982).
Gugus hidroksil adalah gugus pengaktif yang kuat sehingga fenol akan mengalami reaksi
substitusi elektronik pada kondisi yang rusak sekalipun. Misalnya fenol dapat dinitrasi dengan
memperlakukannya dengan asam nitrat encer dan akan memberikan paling banyak isomer nitrofenol
(Siregar, 1988)
Perbedaan alkohol dan fenol
Fenol Alkohol
Tidak bereaksi dengan logam Na atau Bereaksi dengan logam Na atau PX3
PX3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alkohol merupakan senyawa yang mempunyai banyak manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari.Baik dalam dalam bahan makanan,obat-obatan dan lain-lain.
Selain itu alcohol juga sangat di butuhkan dalam industry minuman.
alkanol mempunyai titik didih yang relatif tinggi.Semakin besar massa molekul relatif alkanol,
maka titik cair dan titik didihnya juga akan tinggi. Jadi kenaikan titik cair dan titik didih alkanol
sebanding dengan kenaikan massa molekul relatifnya.
Penamaan alkohol di lakukan dengan dua cara yaitu secara trivval dan secara iupac.
Alkohol juga memiliki tiga keisomeran di mana antara lain yang pertama isomer
posisi,kemudian isomerfungsi dan isomer optic.
Eter atau alkoksi alkana merupakan turunan alkana yang mempunyai struktur berbeda
dengan alkohol. Eter mempunyai rumus umum R–O–R'. Dengan gugus fungsi –O– yang terikat
pada dua gugus alkil. Gugus alkil yang terikat dapat sama dan dapat berbeda. Eter tidak
membentuk ikatan hidrogen di antara molekul-molekulnya, sehingga titik didihnya lebih rendah
jika dibandingkan dengan titik didih alkohol yang massa molekul relatifnya sama. Titik didih
eter sebanding dengan titik didih alkana.
Adapun kegunaan dari pada eter itu sendiri yaitu
Eter dalam laboratorium digunakan sebagai pelarut yang baik untuk senyawa kovalen dan sedikit
larut dalam air. Dalam bidang kesehatan, eter banyak dgunakan untuk obat pembius atau
anestetik
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, R., J. dan Fessenden, J., S., 1982, Kimia Organik, Edisi ketiga, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Hart, H, Craine,L.E., Hart, D.J., 2003, Kimia Organik Edisi II, Erlangga, Jakarta.
Petrucci-Suminar, R. H., 1985, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Erlangga, Jakarta.
Pine, S.H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J., Hammond, G.S., Kimia Organik Edisi IV, ITB,
Bandung.
Wilbraham, A.C., dan Matta M.S., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati, ITB,
Bandung.