Anda di halaman 1dari 26

LABORATORIUM KIMIA KLINIK

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMERIKSAAN COVID-19

OLEH :

KELOMPOK V (LIMA)

ASISTEN : RINA SAFITRI RAMADHANI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR

2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Corona virus atau virus korona adalah bagian dari keluarga besar virus yang

dapat menyebabkan infeksi pada bagian saluran pernafasan bagian atas dengan

tingkat ringan dan sedang. Virus ini merupakan jenis virus varian baru yang

memiliki tingkat penyebaran atau penularan lebih tinggi dibandingkan virus

varian sebelumnya. Virus korona ditularkan melalui droplet yang menyebar

ketiga seorang yang mengalami paparan batuk, bersin, atau saat berbicara. Korona

virus juga di kenal dengan novel corona virus ditemukan pertama kali dikota

wuhan tiongkok pada bulan November 2019. Virus ini dapat menyebar dengan

cepat dan menyebabkan wabah pneumonia yang melalui secara global, sehingga

disebut coronavirus disease (Covid-19). Covid-19 telah ditetapkan sebagai

pandemic global oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) (Marzuki,

Ismail.dkk.,2021).

Virus merupakan penyebab utama terjadinya ISPA (Infeksi Saluran

Pernapasan Akut) atas. Pada bagian besar kasus, rhinovirus, parainfluenza virus,

coronavirus, adenovirus, respiratory synctical virus, coxsackie virus, human

metapneumovirus, dan influenza virus merupakan penyebab terbanyak kasus

ISPA (Penuntun Kimia Klinik.,2021).


Penyakit virus corona 2019 (corona virus disease/covid-19) sebuah nama baru

yang diberikan oleh World Health Organization (WHO) bagi pasien dengan

infeksi virus novel corona 2019 yang pertama kali dilaporkan dari kota wuhan,

cina pada akhir 2019. Penyebaran terjadi secara cepat dan membuat ancaman

pandemic baru (Handayani, diah.dkk.2020).

Coronavirus adalah termasuk kelompok virus yang umumnya menginfeksi

saluran pernafasan pada hidung, sinus, atu tenggorokan bagian atas. Kelompok

virus ini sudah ada sejak lama dan kebanyakan tidak berbahaya, tetapi sebagian

kecil jenisnya dapat menyebabkan infeksi yang berisiko pada kematin, seperti

Middle East Respiratory Syndrom (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrom (SARS) (Wijayati,dkk.2021).

Pemeriksaan anti body virus corona atau SARS CoV 2 dapat dilakukan dengan

beberapa cara :

a. PCR test

Pemeriksaan PCR test adalah salah satu pemeriksaan untuk menegakkan

diagnose covid-19 dengan sampel swab bagian belakang hidung atau

tenggorokan umtuk mrndeteksi adanya virus SARS CoV2.

b. Rapid test Antigen

Antigen merupakan test usap untuk mendeteksi keberadaan virus SARS

CoV2 yang mengindikasi terjadinya infeksi oleh virus tersebut pada tubuh

seseorang. Test mengambil sampel lewat usapan dari dalam hidung

(nasofaring) atau tenggorokan (orofaring).


c. Rapid test antibody IgG dan IgM

Test anti body langsung menggunakan darah kapiler diujung jari

pasien kemudian meletakkan pada alat. Waktu yang dibutuhkan untuk

mendeteksi anti body terhadap id-19 sekitar 10 menit saja

(Wijayati,dkk.2021).

B. Maksud dan Tujuan Percobaan

1. Mampu menganalisis data klinis virus SARS-COV-2.

2. Mampu menginterpretasikan data klinis virus SARS-COV-2.

C. Prinsip Percobaan

Memasukkan sampel rapid test antibody dalam alat uji kemudian dicampur

dengan buffer dengan perbandingan 1:2 dan diamati hasil yang diperoleh.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

1. Corona Virus Disease (COVID-19)

Virus corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

(SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit

karena virus ini disebut covid-19. Virus corona bisa menyerang dan

menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru

yang berat, hingga kematian. Corona virus dapat juga diartikan sebagai

kumpulan virus yang bisa menginfeksi saluran pernapasan (Kemenkes.,2020).

2. Patofisiologis Corona Virus

Kebanyakan corona virus menginfeksi hewan dan bersirkulasi dihewan.

Corona virus disebut dengan virus zoonik yaitu virus yang ditransmisikan dari

hewan ke manusia (PDPI.,2020).

Corona virus terutama menginfeksi dewasa atau anak usia lebih tua,

dengan gejala klinis ringan seperti common cold dan faringitis berat seperti

SARS atau MERS (PDPI.,2020).

3. Proses Penyebaran Corona Virus

Penularan ini terjadi pada umumnya melalui droplet dan kontak dengan

virus kemudian virus dapat masuk ke dalam mukosa yang terbuka

(Handayani.,2020).
4. Gejala Klinis

Infeksi covid dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala

klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38℃), batuk dan kesulitan

bernapas (PDPI.,2020). Gejala umumnya juga yaitu dapat berupa kelelahan

(Myalgia), batuk kering serta beberapa organ yang terlibat seperti gangguan

pernapasan, gaskoistestinal, dan neurologis (Levani.dkk.,2021).

5. Klasifikasi Klinis

Berikut syndrome klinis yang dapat muncul jika terinfeksi :

a. Tidak berkomplikasi

Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa

gejala yang tidak spesifik (PDPI.,2020).

b. Pneumonia ringan

Gejala utama dapat muncul seperti demam, batuk, dan sesak. Namun

tidak ada tanda pneumonia berat (PDPI.,2020).

c. Pneumonia berat

Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran

napas.lalu muncul tanda yaitu takipnea (frekuensi napas : > 30×/menit),

distiess pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien 90% udara luar

(PDPI.,2020).

d. Sepsis

Sepsis merupakan suatu kondisi respons regulasi tubuh terhadap

suspek infeksi dengan disertai disfungsi organ seperti susah bernapas,


saturasi oksigen rendah, urin berkurang, frekuensi nadi meningkat, dll

(PDPI.,2020).

6. Komplikasi Covid-19

Komplikasi utama pada pasien covid-19 adalah ARDS, tetapi yang

menunjukkan dari 52 pasien kritis tidak menunjukkan bahwa hanya ARDS,

melainkan juga komplikasi lain seperti gangguan ginjal akut (29%), jejak

kordiak (23%), difungsi hati (29%), dan pneumokoraks (2%). Komplikasi lain

adalah syok sepsis, koagulasi intravascular diseminata (KID), rabdomiolisis

hingga pneumomediatistum (Aditya, S.dkk.,2019).

7. Pencegahan Covid-19

Membersihkan tangan pakai sabun dan air mengalir, hindari menyentuh

mata, hidung, dan mulut, menggunakan alat pelindung diri (APD) / masker,

menjaga jarak, membatasi diri terhadap interaksi, segera mandi jika dari

bepergian, meningkatkan daya tahan tubuh, mengelola kesehatan agar tetap

terkontrol (Kemenkes.,2020). Dan juga disarankan untuk menerapkan etika

batuk dan bersin (Buku Panduan Pencegahan Covid-19).

8. Struktur Corona Virus (Prayitno.dkk.,2021)


9. Antibodi

a. Pengertian Antibodi

Antibodi adalah molekul yang di sintesis oleh sel ꞵ / sel plasma yang

dapat bereaksi dengan antigen (Nina.M dan Retno.,2018).

b. Jenis-Jenis Antibodi

 IgM (Antobodi yang terbentuk setelah bertemu dengan antigen)

 IgG (Tulang punggung sistem humeral)

 IgA (Timbul bersamaan dengan IgG)

 IgD (Reseptor antigen)

 IgE (Berperan dalam peristiwa alergi) (Nina.M. dan Retro.,2018).

10. Tata Cara Membedakan Covid-19 Dengan Flu Biasa

Orang Yang terinfeksi virus covid-19 dan influenza akan mengalami

gejala infeksi saluran pernapasan yang sama seperti demam, batuk dan pilek.

Walaupun gejalanya sama tetapi penyebabnya berbeda virus sehingga sulit

untuk mengidentifikasi masing-masing penyakit tersebut sehingga sangat di


perlukan pemeriksaan laboratorium untuk menginformasi apakah seseorang

terinfeksi covid-19 (Kemenkes.,2020).

11. Vaksin

a. Pengertian Vaksin

Vaksin adalah bahan antigenic yang digunakan untuk menghasilkan

kekebalan tubuh aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah

atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar

(Ocky.D.S dan Lis.K.,2018).

b. Tujuan Vaksin

Untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat covid-19, mencapai

kekebalan tubuh untuk mencegah penularan dan melindungi kesehatan

masyarakat dan memperkuat sistem kesehatan (Marwan.,2021).

c. Efek Samping Vaksin

Secara umum efek samping yang timbul dapat beragam. Pada

umumnya ringan dan bersifat sementara dan tidak selalu ada tergantung

pada kondisi tubuh. Efek samping ringan seperti demam, nyeri otot, atau

ruam (Kemenkes.,2020).

d. Jenis-Jenis Vaksin

 Vaksin BGG (Bacillus Convette Guerin)

 Vaksin DDT (Difteri Pertusis Tetanus)

 Vaksin TT (Tetanus Toxoid)


 Vaksin DT (Difteri retanus)

 Vaksin Polio

 Vaksin Campak (Kemenkes.,2013).

12. Macam-Macam Pemeriksaan Covid-19

a. Rapid Test Antibodi

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya

antibody didalam tubuh adalah dengan melakukan rapid test antibody.

Respon antibody manusia untuk melawan virus pada awal infeksi dapat

digunakan untuk mendukung diagnosis virus. Deteksi antibody IgM bisa

mendeteksi atau mengindikasi adanya pajanan baru SARS CoV 2

sedangkan deteksi antibody IgG mendindikasi pajanan virus yang sudah

lama (Agustina.dkk.,2020).

Cara kerja deteksi antibody dengan metode imunokromatografi yaitu

dengan meneteskan serum buffer maka serum akan mengalir di sepanjang

kaset pengujian (Abdul, hamid, dkk.,2021).

b. Rapid Test Antigen

Dalam kondisi tertentu, rapid diagnostic test antigen dapat digunakan

sebagai salah satu metode pemeriksaan corona virus disease 2019

(COVID-19) untuk pelacakan kontak, penegakan diagnosis, dan skrining

corona virus (Kemenkes.,2021).


Sebagian besar Ag-RDT untuk covid-19 menggunakan metode

imunodeteksi sandwich dengan format test alur lateral yang mudah

digunakan untuk umum (WHO.,2020).

c. Swab PCR

Polimerase Chuin Reaction (PCR) merupakan suatu prinsip kerja

dengan mengubah partikel RNA menjadi cDNA, sehingga dengan mudah

dapat mendeteksi genom virus-virus RNA seperti influenza

(Mclhani.,2008). PCR menggunakan sampel bahan swab nasofaring atau

arofaring, sputum atau cairan brunkial (Pusparini.,2020).

Beberapa hal yang mempengaruhi hasil PCR untuk SARS COV-2

adalah sensitifitas dan spesifitas test yang digunakan, tipe sampel, waktu

pengambilan, dan kemungkinan adanya mutasi virus (Pusparini.,2020).

Pemeriksaan PCR adalah salah satu pemeriksaan untuk menegakkan

diagnose covid-19 dengan sampel swab bagian belakang hidung atau

tenggorokan untuk mendeteksi adanya virus SARS-CoV-2

(Risnawati.,2021).
13. Mekanisme Covid-19 Menginfeksi Tubuh Manusia
Virus Covid-19

Melewati membrane mukosa

Masuk ke dalam paru-paru

Virus kemudian menyerang


organ target (Paru-paru,
Jantung,dll)

Protein S pada SARS-CoV-2 memfalisitasi


masuknya virus corona ke dalam sel target

Masih periode intubasi covid-19 (antara 3-


14 hari)

Ditandai dengan kadar leukosit,


dan limfosit yang masih normal

Virus mulai menyebar melalui


Belum merasakan gejala
aliran darah terutama ke ACE 2

Pasien merasakan gejala ringan


4-7 hari pasien mulai memburuk
B. Uraian Bahan

1. Alcohol (Depkes RI, 2014 Hal. 399)

Nama resmi : ETANOL

Nama lain : Alcohol

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna,

bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada

lidah

Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur

dengan semua pelarut organic

RM / BM : C2H6O / 46,07

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan terhindar dari

cahaya

Kegunaan : Antiseptik

2. Larutan buffer

Larutan buffer atau larutan penyangga adalah larutan yang dapat

mempertahankan harga pH.

Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat

mempertahankan pH tertentu terhadap usaha mengubah pH seperti penambahan

asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata lain pH larutan buffer tidak

akan berubah walaupun pada larutan tersebut ditambahkan sedikit asam kuat,

basa kuat, atau larutan tersebut diencerkan (Widyamulyani, 2016).


BAB III

METODE KERJA

A. Alat

1. Alat rapid test antibody

2. Alkohol swab

3. Handscoon

4. Jarum/lancet

5. Kapas

6. Mikropipet

7. Wadah limbah medis

B. Bahan

1. Larutan buffer

2. Plasma darah

C. Cara Kerja

1. Pra Analitik

a. Persiapan sampel : diminta data pasien dan ditanyakan keluhannya

b. Disiapkan alat dan bahan beserta wadah medis

c. Digunakan APD (masker, handscoon, dan baju lab)

d. Dipastikan pembungkus alat rapid test tersegel dengan rapat.

2. Analitik

a. Dibuka bungkusan kit rapid test


b. Diletakkan dipermukaan yang bersih dan datar, alat rapid test hanya dapat

digunanakn maksimal 1 jam

c. Diusap jari yang akan diambil darahnya dengan alcohol swab kemudian

ditusuk dengan jarum/lancet

d. Dibersihkan darah keluaran pertama dengan kapas kemudian darah

selanjutnya yang diambil menggunakan mikropipet

e. Diambil sampel darah dan dimaksukkan ke dalam alat rapid test pada

bagian symbol S

f. Ditambahkan dengan larutan buffer sebanyak 2-3 tetes/

3. Pasca Analitik

Dicatat hasil pemeriksaan rapid test antibodi.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Kelompok 1

No Sampel Hasil Keterangan


1. Darah (Annisa C.IgG (reaktif Pola hidup tidak sehat
Azima) lemah)

2. Kelompok 2

No Sampel Hasil Keterangan


1. Darah (Rahmania) C (reaktif) Pola hidup sehat

3. Kelompok 3

No Sampel Hasil Keterangan


1. Darah (Yuni C.IgG (reaktif Pola hidup tidak sehat
yunita ) lemah)

4. Kelompok 4

No Sampel Hasil Keterangan


1. Darah (Finelya) C.IgG (reaktif) Pola hidup tidak sehat

5. Kelompok 5

No Sampel Hasil Keterangan


1. Darah (Ikbal) C (negatif) Pola hidup sehat

B. Pembahasan

Covid-19 adalah penyakit menular yang diakibatkan infeksi virus corona

jenis baru. Penyakit ini diketahui muncul pertama kali di Wuhan, Cina pada
desember 2019. Covid-19 merupakan penyakit pernapasan akut yang menjadi

pandemic global dsn disebabkan oleh novel coronavirus atau SARS-COV-2

(Kartika, Melani. S. 2020).

Gejalan covid-19 antara lain demam, batuk kering, sesak nafa. Beberapa

pasien mengalami gejala mirip pilek dan mengalami nyeri pada tenggorokan dan

diare (Kartika, Melani. S. 2020).

Rapid test antibodi merupakan pemeriksaan serologi antibodi terhadap

SARS-COV-2. Antibodi akan dihasilkan setelah beberapa hari atau minggu

setelah terjadinya infeksi virus (Narulitia, Adinda. 2021).

Darah merupakan cairan tubuh yang sangat vital bagi kehidupan manusia,

yang bersirkulasi dalam jantung dan pembuluh darah. Darah membawa oksigen

dan nutrisi bagi seluruh sel dalam tubuh serta mengangkut produk-produk hasil

metabolisme sel (Novi, K.F. 2018).

Pada percobaan rapid test antibodi, adapun prosedur kerjanya yaitu

disiapkan alat dan bahan, dibuka bungkusan kit rapid test, diletakkan

dipermukaan yang datar dan bersih (alat rapid test hanya dapat digunakan

maksimal 1 jam), diusap jari yang akan diambil darahnya dengan alcohol swab

kemudia ditusuk dengan jarum, dibersihkan darah keluaran pertama dengan

kapas kemudian darah selanjutnya yang diambil menggunakan mikropipet,

dimasukkan ke dalam alat rapid test pada bagian symbol S, ditambahkan dengan

larutan buffer sebanyak 2-3 tetes, diamati hasilnya selama 10-15 menit. Diamati

hasil yang didapatkan.


Pada percobaan pertama kelompok 1 didapatkan hasil reaktif lemah

ditandai dengan adanya garis merah didaerah control dan IgG. Kemungkinan

disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat

menyebabkan adalah rheumatoid faktor, antibodi heterofilik, system komplemen,

anti-mouse antibodi Ig, dan lisozim sedangan untuk faktor eksternal adalah

hemolis, waktu penyimpanan terlalu lama, specimen yang tidak membeku secara

sempurna.

Pada percobaan test antibodi kelompok 2 didapatkan hasil negatif

ditandai dengan adanya garis merah didaerah control. Kemungkinan disebabkan

oleh klinis dan laboratorium. Penyebab klinis adalah masa awal infeksi dimana

antibodi belum terbentuk atau terdeteksi dan fungsi kekebalan tubuh terganggu,

sedangkan penyebab laboratorium adalah reagen yang dipilih, kondisi

laboratorium dan cara pengerjaan test.

Pada percobaan test antibodi kelompok 3 didapatkan hasil reaktif lemah

ditandai dengan adanya garis merah didaerah control dan IgG. Kemungkinan

disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat

menyebabkan adalah rheumatoid faktor, antibodi heterofilik, system komplemen,

anti-mouse antibodi Ig, dan lisozim sedangan untuk faktor eksternal adalah

hemolis, waktu penyimpanan terlalu lama, specimen yang tidak membeku secara

sempurna.

Pada percobaan test antibodi kelompok 4 didapatkan hasil reaktif lemah

ditandai dengan adanya garis merah didaerah control dan IgG. Kemungkinan
disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat

menyebabkan adalah rheumatoid faktor, antibodi heterofilik, system komplemen,

anti-mouse antibodi Ig, dan lisozim sedangan untuk faktor eksternal adalah

hemolis, waktu penyimpanan terlalu lama, specimen yang tidak membeku secara

sempurna.

Pada percobaan test antibodi kelompok 5 didapatkan hasil negatif

ditandai dengan adanya garis merah didaerah control. Kemungkinan disebabkan

oleh klinis dan laboratorium. Penyebab klinis adalah masa awal infeksi dimana

antibodi belum terbentuk atau terdeteksi dan fungsi kekebalan tubuh terganggu,

sedangkan penyebab laboratorium adalah reagen yang dipilih, kondisi

laboratorium dan cara pengerjaan test.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan rapid test antibodi dapat disimpulkan bahwa :

1. Pada percobaan 1 oleh kelompok 1 diperoleh hasil reaktif lemah yang

disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

2. Pada percobaan 2 oleh kelompok 2 diperoleh hasil negatif yang berarti telah

menerapkan pola hidup sehat.

3. Pada percobaan 3 oleh kelompok 3 diperoleh hasil reaktif lemah yang

disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

4. Pada percobaan 4 oleh kelompok 4 diperoleh hasil reaktif lemah yang

disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat.

5. Pada percobaan 5 oleh kelompok 5 diperoleh hasil negatif yang berarti telah

menerapkan pola hidup sehat.

B. Saran

Adapun saran dari percobaan ini yaitu alangkah baiknya dilakukan

percobaan pemeriksaan covid-19 berupa test antigen atau swab PCR agar hasil

yang didapatkan dari pemeriksaan covid-19 lebih akurat dan spesifik.


DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid.N.A. Deteksi Antibodi Imunoglobin M dan Imunoglobin G Anti Severe


Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 ( SARS-Cov-2 ). Universitas Sam
Ratulangi. Manado
Agustina.A.S. 2020. Perbandingan Metode RT. PCR dan Tes Rapid Antibodi Untuk
Deteksi Covid-19 Jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Poltekkes. Jakarta
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik. Indonesia
Handayani, diah. dkk. 2020. Jurnal Respiologi Indonesia. Perhimpunan Dokter
Indonesia.
Kemenkes. 2020. Perdoman Kesiapsiagaan Menghadapi Infeksi Novel Coronavirus (
2019-nCov ). Direktorat Jendral Kesehatan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit. Jakarta.
Kemenkes. 2021. Penggunaan Rapid Diagnosic Test Antingen dalam Pemeriksaan
Corona Virus Piscase 2019 ( Covid-19 ). Jakarta.
Kiswari, rukman. 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta: Erlangga.
Levani. Y. dkk. 2021. Corovirus Disease 2019 ( Covid-19 ), Patogenesis, Manifestasi
Klinis dan Pilihan Terapi. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Universitas
Muhammadiyah Surabaya.
Narulitia, Adinda. dkk. 2021. Tingkat Efektivitas Dari Penggunaan Rapid Test
Antibodi Metode Immunokromatografi Untuk Screening Covid-19. Universitas
Surabaya.
Nina. M. dan Widyhyurih. R. 2018. Imunoserologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan. Jakarta.
Noercholis, A, Muslim dan Maltuch. 2013. Ekstraksi Fitur Roundness Untuk
Menghitung Jumlah Leukosit dalam Citra Sel Darah Ikan. Jurnal EESGIS.
Novi. K. F. 2018. Mengenali Sel-sel Darah dan Kelaian Darah. Universitas
Brawijaya. Malang.
Nurhikmah. 2021.Buku Penuntun Kimia Klinik. Universitas Megarezky Makassar
PDIP. 2020. Peneumonia Covid-19. Dignosis dan Penatalaksanaan Indonesia.
Prayitno, Joko. dkk. 2021. Tinjauan Teknologi Inaktivasi Virus Untuk
Penamggulangan Pandemi Covid-19. Jurnal Bioteknologi dan Biosains
Indonesia.
Pusparini. 2020. Tes Serologi dan Polimerase Chainreaction ( PCR ) Untuk Deteksi
SARS-Cov-2 / Covid-19. Fakultas Kedokteran. Universitas Trisakti. Indonesia.
Risnawati. 2021. Kilas Balik 1 Tahun Bersama Pandemi Covid-19. Jakarta
Sacher, R. A. And Mc Person, R. A. 2012. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan
Laboratorium. Edisi II. Alih Bahasa: H. Hartanto. Jakarta.
Suprobawati. O. D dan Kurniati I. 2018. Virologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan
Siswanto. 2017. Darah dan Cairan Tubuh. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Udayara. Denpasar

WHO. 2020. Deteksi Antingen dalam Diagnosis Infeksi SARS-Cov-2 Menggunakan

Imunosai Cepat. Jakarta.


LAMPIRAN

1. Skema Kerja
a. Pemeriksaan Rapid Tes Antibodi

Disiapkan alat dan bahan

Digunakan APD ( Masker, Handscoon digunakan baju


almamater )

Dipanaskan pembungkus alat rapid test masih tersegel rapat

Dibuka bungkusan kit rapid test

Diletakkan pada permukaan yang bersih dan datar, hanya


dapat digunakan maksimal 1 jam

Diusap jari yang akan diambil darahnya menggunakan


alkohol swab lalu ditusuk dengan jarum / lanset

Dibersihkan darah keluaran pertama kemudian ambil


darah selanjutnya menggunakan mikropipet

Dimasukkan ke dalam alat rapid test pada bagian simbol S

Ditambahkan dengan larutan buffer 2-3 tetes

Diamati selama 15 menit lalu catat hasilnya


2. Gambar

LABORATORIUM KIMIA KLINIK LABORATORIUM KIMIA KLINIK


PROGRAM STUDI S1 – FARMASI PROGRAM STUDI S1 – FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR MAKASSAR

Pemeriksaan Antibodi Kelompok 1 Pemeriksaan Antibodi Kelompok 2

LABORATORIUM KIMIA KLINIK LABORATORIUM KIMIA KLINIK


PROGRAM STUDI S1 – FARMASI PROGRAM STUDI S1 – FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR MAKASSAR

Pemeriksaan Antibodi Kelompok 3 Pemeriksaan Antibodi Kelompok 4


LABORATORIUM KIMIA KLINIK
PROGRAM STUDI S1 – FARMASI
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR

Pemeriksaan Antibodi Kelompok 1

Anda mungkin juga menyukai