Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

“Pemeriksaan Klirens Kreatinin”

Disusun Oleh
Mardiana safitri
P1337434318010

PRODI SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


JURUSAN ANALIS KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
I. Judul
Pemeriksaan Kreatinin Klirens

II. Pertemuan Ke-


12 (duabelas)

III. Hari/Tanggal
Jumat, 17 april 2020

IV. Tujuan
Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan kreatinin klirens

V. Prinsip
- Ureum : Urea dalam sampel akan dihirolisis oleh enzim urease menjadi amonia dan
karbon dioksida. Dengan adanya NADH dan Oxoglutarat, Amonia yang terbentuk
dikonversi menjadi glutamat dengan bantuan enzim glutamat dehydrogenae (GLDH).
- Kreatinin : Kreatinin dalam alkali akan membentuk kompleks warna merah oranye
bila bereaksi dengan asam pikrat. Absorbance ini proposional dengan konsentrasi
kreatinin dalam sampel.

VI. Metode
- Ureum : Uji UV enzimatik Urease-GLDH (Glutamate Enzymatic
Dehyrogenase)
- Kreatinin : Tes kinetik deproteinisasi berdasarkan metode Jaffé

VII. Dasar Teori


Kreatinin adalah produk akhir dari metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar dijumpai
di otot rangka tempat zat ini terlibat dalam penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat
(CP). Jumlah kreatinin yang dihasilkan tergantung dengan masa otot. Kreatin fosfat
diubah menjadi kreatinin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (CK) dalam sintesis
Adenosin Triphospat (ATP) dari Adenosin Diphosphat (ADP). Sejumlah kecil kreatin
diubah secara irreversibel menjadi kreatinin, yang akan dikeluarkan oleh ginjal (Sacher
dan McPherson, 2004).
Klirens suatu zat adalah membersihkan plasma atau serum dari zat tersebut dalam waktu
tertentu. Klirens kreatini adalah pengukuran Laju Filtrasi Glomerulus (GFR) yang tidak
absolut karena sebagian kecil kreatinin direabsorpsi oleh tubulus ginjal dan kurang lebih
10% kreatinin urin disekresikan oleh tubulus. Satuan klirens kreatinin adalah mL/menit
(Verdiansyah, 2016).Untuk melakkan pemeriksaan ini, cukup mengumpulkan spesimen
urin 24 jam dan spesimen darah yang diambil 24 jam yang sama (Price dan Wilson,
2005).
The National Kidney Foundation merekomendasikan bahwa eGFR dapat diperhitungkan
sesuai dengan kreatinin serum. Klirens kreatinin merupakan pemeriksaan yang
mengukur kadar kreatinin yang difiltrasi di ginjal, sedangkan GFR dipergunakan untuk
mengukur fungsi ginjal (Verdiansyah, 2016).
VIII. Alat dan Bahan
- Alat :
1. Spuit
2. Needle
3. Bantalan
4. Tourniquet
5. Kapas alkohol dan kapas kering
6. Wadah limbah infeksius dan non infeksius
7. Tabung reaksi
8. Rak tabung reaksi
9. Beaker glass 250 ml
10. Mikropipet 100 µl, 20 µl, 1000 µl, 10 µl

11. Wadah limbah tip

12. Tip dispposable (yellow dan blue)

13. Tisu

14. Wadah limbah rumah tangga

15. Spektrofotometer

16. Centrifuge

- Bahan :

1. Aquadest
2. Alkohol 70%

3. Reagen lab test

4. Serum probandus

5. Asam Pikrat (Reagen 2)

6. Kreatinin 2 mg/dL (Standar)

7. NaOH (Reagen 1)

IX. Prosedur Kerja


- Ureum
Tahap praanalitik :
1. Mencuci tangan
2. Menggunakan APD lengkap
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Melakukan pengambilan darah vena probandus 3 cc
5. Menunggu ±15 menit sampai terbentuk dua lapisan darah
6. Melakukan sentrifugasi darah selama 5 menit pada kecepatan 2500 rpm
7. Mengambil hasil sentrifugasi dan melakukan pemisahan serum dengan plasma
menggunakan mikropipet kedalam tabung reaksi yang bersih dan kering
8. Spesimen serum probandus ready for use

Tahap analitik :

1. Siapkan 4 buah kuvet masing- masing di beri label blanko, standar, sampel 1
dan sampel 2

2. Buat pengenceran reagen kerja yaitu 4000 µL reagen 1 dan 1000 µL reagen 2
(4:1)

3. Kemudian masukkan 1000 µL reagen kerja di masing-masing kuvet

4. Pada Kuvet 2 tambahkan 10 µL reagen standar dan homogenkan

5. Pada kuvet 3 dan 4 tambahkan 10 µL serum probandus dan homogenkan selama


60-90 detik

6. Setelah selesai dihomogenkan lalu dibaca hasil menggunakan spektrofotometer


dengan panjang gelombang 340 nm.
Tahap pasca analitik :

1. Mencatat hasil pembacaan spektrofotometer (blanko, standar, dan sampel)

2. Membuang limbah sisa pemeriksaan kedalam wadah limbah cair

3. Membersihkan alat yang telah digunakan dan keringkan kembali dengan tisu

4. Meletakkan kembali alat yang telah digunakan ditempatnya

5. Melepaskan APD

6. Mencuci tangan
- Kreatinin

Pra analitik

No Serum Urine
1. Menggunakan APD sesuai dengan SOP
2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Membuat mono reagent (reagen 1 + reagen 2) dengan perbandingan (1 R1 : 1 R2)
4. Mengambil darah vena Kumpulkan urine pasien selama 24 jam
5. Mencentrifuge darah dengan Encerkan urine dengan perbandingan 1 :
kecepatan 2000 rpm selama 10 menit 50 (1 ml urine dengan 49 ml aquadest)
6. Mengambil serum hasil centrifuge Kemudian sampel urine yang
diencerkan siap diperiksa

Analitik
1. Masukkan reagen TCA ke dalam 4 tabung reaksi masing-masing 1000 µl
2. Tabung 1 (blanko) tambahkan 1000 µl aquadest, tabung 2 (standar) tambahkan
1000 µl standar kreatinin, tabung 3 (sampel serum) tambahkan 1000 µl serum,
tabung 4 (sampel urine) tambahkan 1000 µl urine diluted
3. Homogenkan lalu centrifuge 3000 rpm selama 5 menit
4. Masukkan monoreagen ke dalam 4 tabung reaksi baru masing-masing 1000 µl
5. Dipipet dari hasil centrifuge tadi, kemudian : tabung A (blanko) tambahkan 1000
µl diluted aquadest, tabung B (standar) tambahkan 1000 µl diluted standar, tabung
C (sampel serum) tambahkan 1000 µl supernatan serum, tabung D (sampel urine)
tambahkan 1000 µl supernatan urine
6. Homogenkan dan inkubasi selama 20 menit pada suhu ruang
7. Baca absorbansi blanko, standar, sampel (serum dan urine) menggunakan
spektrofotometer / fotometer dengan panjang gelombang 546 nm
8. Hasil pengukuran urine dikalikan dengan 50
Tahap pasca analitik :

1. Mencatat hasil pembacaan spektrofotometer (blanko, standar, dan sampel)

2. Membuang limbah sisa pemeriksaan kedalam wadah limbah cair

3. Membersihkan alat yang telah digunakan dan keringkan kembali dengan tisu

4. Meletakkan kembali alat yang telah digunakan ditempatnya

5. Melepaskan APD

6. Mencuci tangan
X. Hasil
Sample : serum
Probandus : laki-laki 20th
UREUM
Blanko : 0,000
Standar : 0,180
Sampel 1 : 0,045
Sampel 2 : 0,142
Sampel 3 : 0,187
Sampel 4 : 0,143
Sampel 5 : 0,166
Nilai rujukan :
Pria : 19 – 44 mg/dl
Wanita : 15 – 40 mg/dl
KREATININ SERUM
Blanko = 0,000
Standar = 0,134
Sampel 1 = 0,045
Sampel 2 = 0,142
Sampel 3 = 0,187
Sampel 4 = 0,143
Sampel 5 = 0,166
Nilai rujukan :
Pria : 0,7-1,3 mg/dl
Wanita : 0,6-11 mg/dl
KREATNIN URINE
Vol : 2,2 cc
Blanko : 0,000
Standar : 0,134
Sampel 1 : 0,060

XI. Perhitungan
∆𝑨 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
Perhitungan ureum (mg/dl) : ∆𝑨 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 X conc. Standar mg/dl
𝟎,𝟎𝟒𝟓
a. Sampel 1 : 𝟎,𝟏𝟖𝟎 x 50 = 12,5 mg/dl
𝟎,𝟏𝟒𝟐
b. Sampel 2 : 𝟎,𝟏𝟖𝟎 x 50 = 39,4 mg/dl
12,5+39,4+51,9+39,7+46,1
𝟎,𝟏𝟖𝟕 Rata-rata = = 37,9 𝑚𝑔/𝑑𝑙
5
c. Sampel 3 : 𝟎,𝟏𝟖𝟎 x 50 = 51,9 mg/dl
𝟎,𝟏𝟒𝟑
d. Sampel 4 : 𝟎,𝟏𝟖𝟎 x 50 = 39,7 mg/dl
𝟎,𝟏𝟔𝟔
e. Sampel 5 : 𝟎,𝟏𝟖𝟎 x 50 = 46,1 mg/dl

∆𝑨 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
Perhitungan kreatinin (mg/dl) : ∆𝑨 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 X conc. Standar mg/dl
𝟎,𝟎𝟒𝟓
1. Sampel 1 : 𝟎,𝟏𝟑𝟒 x 2 = 0,7
𝟎,𝟏𝟒𝟐
2. Sampel 2 : 𝟎,𝟏𝟑𝟒 x 2 = 2,1
0,7+2,1+2,8+2,1+2,5
𝟎,𝟏𝟖𝟕 Rata-rata = = 2,0 𝑚𝑔/𝑑𝑙
5
3. Sampel 3 : 𝟎,𝟏𝟑𝟒 x 2 = 2,8
𝟎,𝟏𝟒𝟑
4. Sampel 4 : 𝟎,𝟏𝟑𝟒 x 2 = 2,1
𝟎,𝟏𝟔𝟔
5. Sampel 5 : 𝟎,𝟏𝟑𝟒 x 2 = 2,5
∆𝑨 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍
Perhitungan kreatinin urine (mg/dl) : ∆𝑨 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓 X conc. Standar X 50
𝟎,𝟎𝟔𝟎
x 2 x 50 = 44,7 mg/dl
𝟎,𝟏𝟑𝟒
Kreatinin urine x volume urine 1,73m2
Perhitungan kreatinin klirens (mg/dl) : x
Kreatinin serum LPB
44,7x2,2 1,73 m2
Klirens Kreatinin : x = 70,80 mL/min/1,73m2
2,0 1,2

Nilai normal :
Pria 98-156 mL/min/1,73m2
Wanita 95-160 mL/min/1,73m2

XII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu pemeriksaan klirens kreatinin, pada pemeriksaan kali ini
di lakukan pemeriksaan ureum dan kreatinin. sebelum melakukan pemeriksaan sampel
di siapkan terlebih dahulu. Persiapan sampel di mulai dari pengambilan darah vena pada
probandus. Setelah melakukan pengambilan darah vena, sampel tersebut di lakukan
centrivugasi untuk pemisahan antara whole blood dengan serum, karena pada
pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin sampel yang di gunakan berupa sampel serum.
Setelah sampel di siapkan pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dapat dilaksanakan
sesuai prosedur di atas. Sampel yang di gunakan tidak hanya serum tetapi pada
pemeriksaan kreatinin juga menggunakan sampel urin. Sampel urin yang di gunakan
pada pemeriksaan kali ini adalan urine 24jam atau menampung urine selama 24jam.

Serum kreatinin mengukur kadar kreatinin dalam darah dan memberikan Anda kalkulasi
seberapa baik ginjal Anda bekerja dengan baik dalam menyaring (GFR). Tes urin
kreatinin dapat mengukur kadar kreatinin dalam urin.
Creatinine Clearance. Atau pembersihan kreatinin. Uji fungsi ginjal dapat ditentukan
dengan tepat menggunakan sample urin yang telah dikumpulkan setidaknya 24 jam
sebelumnya. Dokter akan meminta Anda untuk mengumpulkan urin Anda dalam wadah
plastik khusus selama sehari untuk kemudian diuji kadar kreatinin yang terdapat dalam
sample tersebut. Walaupun metode ini dirasa kurang nyaman, namun tetap diperlukan
untuk mendapatkan diagnosa beberapa kondisi ginjal.
GFR. Uji GFR dapat diperkirakan menggunakan kadar kreatinin dalam darah, yang
dokter Anda akan masukkan ke dalam sebuah formula. Formula yang digunakan akan
berbeda berdasarkan umur, jenis kelamin, kadang berat badan, dan etnis seseorang.
Semakin tinggi kadar kreatinin dalam darah, akan semakin rendah laju filtrasi ginjal dan
pembersihan kreatinin.
Petugas medis mungkin akan meminta Anda untuk menghentikan sementara beberapa
obat-obatan yang dapat memengaruhi tes ini
Umumnya, kadar serum kreatinin tinggi berarti ginjal Anda tidak berfungsi dengan baik.
Kadar kreatinin Anda akan meningkat sementara jika Anda memiliki dehidrasi, volume
darah rendah, mengonsumsi daging dalam porsi besar, atau sedang dalam terapi obat-
obatan tertentu. Suplemen kesehatan kreatinin akan menyebabkan hal serupa.
Jika tes menunjukkan bahwa Anda memiliki laju GFR atau bersihan kreatinin yang
rendah, dokter akan mendiskusikannya bersama Anda untuk merancang rencana aksi
selanjutnya. Pada pemeriksaan klirens kreatini di dapatkan hasil 70,80 mL/min/1,73m2
dengan begitu berarti sampel menunjukan nilai normal. Karena nilai rujukan pada klirens
kreatinin yaitu Pria 98-156 mL/min/1,73m2 dan Wanita 95-160 mL/min/1,73m2 .

XIII. Simpulan
Pada pemeriksaan klirens kreatinin ini dapat di simpulkan bahwa kadar klirens kreatinin
pada sampel probandus dalam kadar normal yaitu 70,80 mL/min/1,73m2 dengan nilai
rujukan pada Pria 98-156 mL/min/1,73m2 dan Wanita 95-160 mL/min/1,73m2 .

XIV. Daftar Pustaka


http://juwitasesmiatyaddres.blogspot.com/2016/03/laporan-analis-ku.html
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/sa.html#ixzz6JkZOPloE
Hasil Analisis Jurnal
1. Judul
Cystatin C sebagai parameter alternatif uji fungsi ginjal
2. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mencari parameter alternatif uji fungsi ginjal. Telah
dilakukan penelitian terhadap 56 pasien gagal ginjal kronik dan 53 orang kontrol sehat
terhadap kadar kreatinin serum, klirens kreatinin dan kadar cystatin C.
3. Metode
Subyek penelitian terdiri dari 2 kelompok yaitu kelompok dengan fungsi ginjal
normal dan kelompok dengan gagal ginjal kronik. Kelompok gagal ginjal kronik
adalah penderita yang berobat di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Swasta X
di Jakarta Utara dengan diagnosis gagal ginjal kronik mulai bulan September 2003
sampai dengan Maret 2004. Untuk kelompok fungsi ginjal normal diambil dari
mahasiswa FK Usakti dan pasien yang memeriksakan diri di Rumah Sakit Swasta X
di Jakarta Utara dengan fungsi ginjal normal yang secara sukarela bersedia
berpartisipasi dalam penelitian ini. Kelompok dengan fungsi ginjal normal digunakan
untuk menentukan nilai rujukan cystatin C. Kriteria inklusi adalah kelompok dengan
fungsi ginjal normal usia 18-70 tahun (ureum dan kreatinin dalam batas normal) dan
kelompok gagal ginjal kronik (pasien dengan diagnosis gagal ginjal kronik), dan
bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Kriteria eksklusi adalah subyek penelitian
yang Jaffe (reagensia dari ST reagensia), sedangkan pemeriksaan cystatin C
dikerjakan satu bulan sekali sesudah pengumpulan serum dengan metode
imunonefelometer (Dade Behring). Serum untuk pemeriksaan cystatin C dibekukan
pada suhu -200 C.
4. Hasil
Hasil penelitian menunjukkan kreatinin darah dan klirens kreatinin pada kelompok
kontrol dipengaruhi umur, jenis kelamin dan indeks massa tubuh (IMT), sedangkan
cystatin C tidak. Nilai rujukan cystatin C didapatkan sebesar 0,85 ± 0,13 mg/dL. Pada
kelompok gagal ginjal kronik didapatkan korelasi yang bermakna antara kadar
cystatin C dengan klirens kreatinin (p = 0,000, r = 0,69). Cystatin C meningkat lebih
tinggi dibandingkan kreatinin darah pada pasien dengan klirens kreatinin yang sudah
rendah. Pada kelompok kontrol dijumpai klirens kreatinin yang rendah sedangkan
kadar kreatinin darah dan cystatin C menunjukkan kadar normal.
5. Simpulan
Penggunaan kreatinin serum saja atau dengan klirens kreatinin sebagai penanda GFR
kurang dapat menggambar fungsi ginjal karena sangat dipengaruhi oleh umur, jenis
kelamin, IMT. Rumus Cockcroft dan Gault untuk menghitung klirens kreatinin
kurang dapat menggambarkan GFR karena walaupun tidak memerlukan
penampungan urin 24 jam tetapi masih tetap dipengaruhi oleh kadar kreatinin yang
diperiksa. Cystatin C dapat digunakan sebagai parameter alternatif uji fungsi ginjal
karena zat ini memenuhi syarat yang dianjurkan sebagai uji baku emas zat endogen.
Nilai rujukan cystatin C pada penelitian ini adalah 0,59 – 1,11 mg/dL.

Anda mungkin juga menyukai