PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang di atas, maka timbullah berbagai masalah yang
dapat di identifikasi, yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan alkohol?
2. Bagaimana struktur, rumus umum, serta ketatanamaan dari alkohol?
3. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh alkohol?
4. Bagaimana pembuatan alkohol?
5. Apa kegunaan senyawa karbon alkohol bagi kehidupan?
6. Apa yang dimaksud dengan eter?
7. Bagaimana struktur, rumus umum, serta ketatanamaan dari eter?
8. Apa saja sifat-sifat yang dimiliki oleh eter?
9. Bagaimana pembuatan eter?
10. Apa kegunaan senyawa karbon eter bagi kehidupan?
C. TUJUAN
D. MANFAAT
PEMBAHASAN
A. ALKOHOL
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan
karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada minuman
tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang
digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol.
Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuksenyawa
organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbonlain.
1. STRUKTUR
a. Nama Sistematik
b. Nama Umum/Trivial/Perdagangan
IUPAC
Alkohol monohidrik
CH3OH Metanol Alkohol kayu
C2H5OH Etanol Alkohol gandum
C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok
C5H11OH Pentanol Amil alkohol
C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol
Alkohol polihidrik
C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol
C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol
C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol
C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol
C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol Mannitol, Sorbitol
C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol
Alkohol alifatik tidak tersaturasi
C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol
C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol
C3H3OH Prop-2-in-1-ol Propargil alkohol
Alkohol alisiklik
C6H6(OH)6 Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol Inositol
C10H19OH 2 - (2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol Mentol
Tata nama monoalkohol berdasarkan cara trivial pada tata nama alkohol cara trivial
ini, rutan penulisan cabang alkil dilakukan sesuai dengan urutan panjang rantai
alkil (metil, etil, propil, dan seterusnya ).
4. KEASAMAN
H HH
| ||
H-C-O-H H-C-C-O-H
| ||
H HH
metanol etanol
6. SIFAT-SIFAT ALKOHOL
A. Sifat Fisik
a. Tiga suku pertama alkohol (metanol, etanol, dan propanol) mudah larut
dalam air dengan semua perbandingan. Alkohol merupakan cairan tidak berwarna
(jernih) dan berbau khas.
b. Titik cair dan titik didihnya meningkat sesuai dengan bertambahnya Mr alkanol.
B. Sifat Kimia
a. Ikatan Hidrogen
Antar molekul hidrogen terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran
Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH. Kepolaran alkohol akan makin
kecil jika suhunya makin tinggi.
c. Reaksi Dengan Logam
Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
d. Oksidasi
Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan menggunakan oksidator,
tetapi alkohol tersier tidak.
7. PENGGUNAAN
a. Pengawet
Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawet untuk hewan koleksi (yang
ukurannya kecil).
b. Otomotif
Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar
otomotif. Etanol danmetanol dapat dibuat untuk membakar lebih bersih
dibanding bensin atau diesel. Alkohol dapat digunakan
sebagai antibeku pada radiator. Untuk menambah penampilan mesin pembakaran
dalam, metanol dapat disuntikan kedalam mesinTurbocharger dan Supercharger. Ini
akan mendinginkan masuknya udarakedalam pipa masuk, menyediakan masuknya
udara yang lebih padat.
8. JENIS-JENIS ALKOHOL
Berdasarkan jenis atom C yang mengikat gugus -OH, alkohol dibedakan atas
alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
a) Alkohol primer
yaitu jika gugus -OH terikat pada atom C primer ( atom C yang mengikat atom C
lainnya)
ex; CH3-CH2-CH2-OH
1-Propanol
ciri khas alkohol primer, yaitu atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan
dua atom H.
b) Alkohol Sekunder
jika gugus -OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat dua atom C
lainnya).
Ex; CH3-CH-CH2-CH2-CH3
OH
2-pentanol
Ciri khas alkohol sekunder ialah atom C yang mengikat gugus -OH berikatan dengan
satu atom H.
c) Alkohol tersier
jika gugus -OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat tiga atom C
lainnya).
Ex: CH3
CH3-C-CH2-CH2-CH3
OH
2 metil-2pentanol
Ciri khas alkohol tersier ialah atom C yang berikatan dengan gugus -OH tidak
mengikat atom H.
9. REAKSI
Reaksi ini merupakan reaksi yang digunakan untuk membedakan alkohol dengan
eter karena eter tidak dapat bereaksi dengan logam natrium.
uji lucas
pereaksi lucas terdiri atas ZnCl2 dalam HCl pekat.Uji lucas ini berdasarkan reaksi
antara alkohol dan HCl dengan katalis ZnCl 2. Alkohol tersier bereaksi cepat dengan
gejala reaksi berupa terbentuknya kabut di permukaan larutan. Alkohol sekunder
bereaksi dalam waktu sekitar 5 menit, sedangkan alkohol primer tidak menunjukkan
terjadinya suatu reaksi.
B. ETER
Eter memiliki ikatan C-O-C yang bersudut ikat sekitar 110° dan jarak C-O
sekitar 140 pm. Sawar rotasi ikatan C-O sangatlah rendah. Menurut teori ikatan
valensi, hibridisasi oksigen pada senyawa eter adalah sp 3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga hidrogen yang
berada pada posisi alfa relatif terhadap eter bersifat lebih asam daripada hidrogen
senyawa hidrokarbon. Walau demikian, hidrogen ini kurang asam dibandingkan
dengan alfa hidrogen keton.
Struktur Serupa
Sifat-sifat
Sifat-sifat eter yaitu. Pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter
berwujud cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol,
titik didih dan titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul eter tidak
membentuk ikatan hidrogen. Eter juga cenderung bersifat non polar, sehingga
kelarutannya dalam air sangat kecil. Selain itu eter bersifat mudah terbakar.
Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh kurang reaktif kecuali dalam hal
pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif) dibandingkan alkohol. Eter
tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan untuk membedakan
alkohol dengan eter.
Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan hidrogen dengan sesamanya, sehingga
mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih yang relatif rendah dibandingkan
dengan alkohol.
Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter adalah 110 derajat, sehingga
dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih polar daripada
alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester, ataupun amida. walau demikian,
keberadaan dua pasangan elektron menyendiri pada atom oksigen eter,
memungkinkan eter berikatan hidrogen dengan molekul air.Eter dapat dipisahkan
secara sempurna melalui destilasi.
Eter siklik seperti tetrahidrofuran dan 1,4-dioksana sangat larut dalam air karena
atom oksigennya lebih terpapar ikatan hidrogen dibandingkan dengan eter-
eteralifatik lainnya.
Reaksi
Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan hasil seperti
pada oksidasi alkohol asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat dari etanol)
bila direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4) menghasilkan asetaldehida.
C2H5-O-C2H5 → 2 CH3CHO
Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + HI → C2H5OH + C2H5I
Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan larutan eter dalam
asam sulfat pekat mengakibatkan terbentuknya alkohol dan alkil hidrogensulfat.
Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2SO4 → C2H5OH + C2H5HSO4
Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H 2SO4) terjadilah
hidrolisis yang memberikan hasil alkohol. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + H2O → 2 C2H5OH
Halogen (klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang terikat pada atom C alfa
(atom C yang berikatan dengan atom O) dalam suatu eter.
C2H5-O-C2H5 + Cl2 → CH3CHCl-O-C2H5 + HCl
Pembelahan eter
Pembentukan peroksida
Eter primer dan sekunder dengan gugus CH di sebelah oksigen eter, dapat
membentuk peroksida, misalnya dietil eter peroksida. Reaksi ini memerlukan
oksigen (ataupun udaara), dan dipercepat oleh cahaya, katalis logam, dan aldehida.
Peroksida yang dihasilkan dapat meledak. Oleh karena ini, diisopropil eter
dan tetrahidrofuran jarang digunakan sebagai pelarut.
Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai
alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
R–H R – OR'
alkana eter
Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara
Trivial) danMenurut sistem IUPAC, gugus –OR disebut gugus alkoksi sehingga
penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana)
diikuti oleh nama rantai utamanya.
1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad),
kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di.
2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC
penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama
rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai
induk.
Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC
Nama IUPAC
Rumus Struktur Eter Nama Trivial
(alkoksialkana)
CH3 ⎯ O ⎯ CH3 Dimetil eter Metoksi metana
CH3 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Etil metil eter Metoksi etana
CH3 ⎯ CH2 ⎯ O ⎯ CH2 ⎯ CH3 Dietil eter Etoksi etena
2) Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya
memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus
umum molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki
keisomeran fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
PEMBUATAN ETER
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui
pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140°C hingga reaksi
dehidrasi sempurna.
Pembuatan eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3⎯H2SO4→ CH3CH2–
O– CH2CH3 + H2O
http://agitas.blogspot.com/2012/04/makalah-alkohol-dan-eter.html
http://suhartinichemist.blogspot.com/2012/10/alkohol-dan-eter.html
http://www.ilmukimia.org/2013/03/reaksi-terhadap-eter.html