Anda di halaman 1dari 10

PAPER ALKOHOL DAN ETER

OLEH
NAMA : MARSELINA ANDARI LULI TUKAN
NIM : 1901060028
KELAS :A
SEMESTER : III

UNIVERSITAS NUSA CENDANA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDKAN KIMIA
2020
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jumlah senyawa karbon sangat banyak , sehingga memudahkan senyawa-
senyawa tersebut dikelompokan berdasarkan sifat khas yang dimiliki oleh-oleh
senyawa tersebut. Misalnya saja senyawa alcohol dan eter. Pengelompokan itu dapat
dilihat dari sudut pandang tentang ketatanamaan senyawa karbon tersebut atau dilihat
juga dari sifat kimia dan fsisknya.
Alcohol dan eter memiliki banyak manfaat bagi manusia. Misalnya, dalam
dunia medis, makanan, dan bahan bakar. Namun, banyak manusia yang tidak
memperhatikan dan menyadari akan adanya senyawa- senyawa karbon tersebut.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang senyawa-senyawa karbon tersebut perlu
diketahui oleh masyarakat secara umum agar mampu mengetahui adanya senyawa
karbon dan manfaat dari senyawa-senyawa karbon tersebut dalam kehidupan sehari-
hari.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan dibahas pada paper ini adalah :
1. Apa pengertian dari Alcohol dan Eter ?
2. Bagaimana tatanama senyawa alcohol dan eter ?
3. Bagaimana cara pembuatan alcohol dan eter ?
4. Apa saja sifat kimia dan sifat fisisk alcohol dan eter ?
5. Apa kegunaan dari senyawa alcohol dan eter ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah :
1. Untuk mengetahui apa itu alcohol dan eter
2. Untuk mengetahui bagaimana tatanama senyawa alcohol dan eter
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan alcohol dan eter
4. Untuk mengetahui sifat kimia dan sifat fisik dari alcohol dan eter
5. Untuk mengetahui keguanaan senyawa alcohol dan eter
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ALKOHOL
Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai
cabang dari alifatikhirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering ditemukan adalah yang
mengandung 3 gugus hidroksil dan 1 gugus hidroksi dalam satu rantai karbon.
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang
untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang
digunakan sebagai bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol
lainnya. Begitu juga dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa
pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri
terikat pada atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.Berdasarkan jumlah gugus fungsi –OH,
jenis alkohol:
 Alkohol monovalent : memiliki 1 gugus fungsi –OH
 Alkohol polivalen : memiliki gugus fungsi –OH lebih dari 1
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus fungsi –OH.contoh
rumus struktur alkohol adalah metanol. Senyawa alkohol sudah banyak di kenal dan di
manfaatkan oleh manusia, baik dalam bentuk minuman,makanan,maupun untuk keperluan
medis. Beberapa jenis makanan dan minuman yang beralkohol yang banyak di konsumsi
orang dihasilkan dari hasil fermentasi karbohidrat, misalnya tape, singkong, anggur dan lain-
lain.
 Istilah alkohol berasal dari bahasa Arab, al-Kuhl. Dalam bahasa sehari-hari, yang dikenal
sebagai allkohol adalah etanol atau etil alkokhol. Adapun dalam bahasa ilmu kimia,
pengertian alkkohol atau alkanol mencakup semua senyawa karbon yang mengandung gugus
hidroksil ( -OH). Alkanol mempunyai rumus umum CnH2n+1OH.
Alkanol atau alkohol dapat dibedakan menjadi 3 jenis
1. Alkohol primer ( gugus OH terikat pada atom C primer)
    R  -  CH2 - OH
2. Alkohol sekunder ( gugus OH terikat pada atom C sekunder)
      R
    R   - CH - OH
3. Alkohol tersier ( gugus OH terikat pada atom C tersier)
               R
     R   -  C  -  OH
               R
2.1.1 Tatanama Alkohol
 Rantai C terpanjang merupakan nama alkanolnya harus mengikat gugus –OH
 Atom C yang mengikat OH harus memiliki nomor serendah mungkin
 Rantai C cabang harus diberi nama sedekat mungkin terhadap C yang mengikat
–OH
 Penamaan secara IUPAC yaitu dengan mengganti akhiran a pada alkana dengan
akhiran ol
 Penamaan trivial dimulai dengan menyebut nama gugus alkil yang terikat pada
gugus –OH kemudian diikuti kata alcohol.
Contoh :
 CH3 - CH2 - CH2 - OH              1 - propanol (n - propanol; n - propil alkohol )

 CH3 - CH2 - CH2 - CH2 - OH    1 – butanol (n-butanol ;n- butil alcohol)

 CH3 - CH2 - CH - CH3               2 - metil - 1 - propanol


                      OH                               ( isobutanol; isobutil alkohol)

         CH3
 CH3 -   C   - OH                          2 - metil - 2 – propanol
 CH3                                 (tersier butanol; tersier butil alkohol)

2.1.2 Pembuatan alcohol

a. Mereaksikan alkil halida dengan basa


Alkohol dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan suatu basa. Selain itu juga
diperoleh produk lain, yakni garam halide
contoh: 

b. Reduksi aldehida
Reduksi (hidrogenasi) aldehida akan menghasilkan alkohol primer.

Contoh:
c. Hidrolisis alkil hidrogensulfat
Hidrolisis alkil hidrogensulfat akan menghasilkan alkohol dengan hasil sisa asam sulfat.

Contoh :
d. Hidrolisis ester
Alkohol dibuat dengan hidrolisis ester. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan.
Contoh :
e. Reduksi keton dengan hidrogen
Reduksi suatu keton akan menghasilkan suatu alkohol sekunder.

Contoh :
f. Mereaksikan Alkena dengan asam sulfat kemudian dihidrolisis.
Hidrolisis hasil reaksi antara alkena dengan asam sulfat akan menghasilkan alkohol.
Contoh :

2.1.3 Sifat - Sifat Alkohol


1. Sifat Fisik
 Semua alkohol berwujud cair pada suhu ruangan dengan massa jenis sekitar
0,8 gram/cm3, dan merupakan titik didih tinggi. Alkohol bercampur baik
dengan air.
 Alkohol merupakan cairan jernih atau tidak berwarna dan berbau khas

2. Sifat Kimia
 Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan Na-alkanoat ( Na
alkoksida)
       2CH3OH    +     2Na     -------->   2CH3ONa    +   H2
        metanol                                        Na metanolat (Na metoksida)
 Alkohol dapat bereaksi dengan fosfor trihalida menghasilkan alkil halida
    3C2H5OH      +    PCl3   --------->      3C2H5Cl      +     H3PO3
       etanol                                                    etil klorida

 Jika alkohol dipanaskan bersama-sama H2SO4 pekat, maka terjadi reaksi


dehidrasi (atom H dan gugus OH dilepaskan dengan molekul air).
o Pada suhu 130 - 140 derajat C menghasilkan eter
2CH3CH2OH  ------->   CH3CH2OHCH2CH3   +   H2O
      ,                    etanol                             dietil eter
o Pada suhu 170 - 180 derajat C menghasilkan alkena

      CH3CH2OH   ---------->   CH2 = CH2     +   H2O


                          etanol                                  etena
 Alkohol dapat bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester. Hal ini
kita bahas pada pembuatan eter.
 Alcohol bersifat polar karena memiliki gugus –OH
 Alcohol primer dan sekunder dapat dioksidasi menggunakan oksidator, tetapi
alcohol tersier tidak.

2.1.4 Kegunaan Alkohol.


a. Senyawa-senyawa alkohol banyak digunakan sebagai pelarut, pembersih karat
pada logam, serta sebagai bahan baku untuk membuat berbagai produk industri: zat
warna, seluloid, rayon, parfum dan lain-lain.
b.  Metanol merupakan pelarut dalam pembuatan pernis dan lak, serta dipakai sebagai
cairan anti beku pada otomobil. Campuran metanol dan etanol dikenal dengan
nama spiritus. Agar tidak terminum ( metanol sangat beracun), spiritus diberi zat
warna biru.
c.  Etanol digunakan dalam pembuatan minuman keras ( bir, wiski, vodka dsb), bahan
baku industri, serta sebagai pelarut. Larutan suatu zat dalam etanol disebut tingtur,
misalnya tingtu iodium yang sering dipakai sebagai antiseptik pada obat luka.

2.2 ETER
   Nama "eter' berasal dari bahasa arab 'attar' yang artinya bau  menusuk, sebab uap eter
sangat merangsang hidung. Sebagian besar eter merupakan cairan yang sangat mudah
terbakar dan dapat membius. Disamping mudah terbakar eter dapat menyebabkan pening
kepala, bahkan membuat pingsan jika terhirup terlalu banyak.
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan
O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air (HOH),
maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air. Eter atau alkoksialkana
merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi
sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
R–H R – OR'
alkana eter

   Eter (alkoksi alkana) mempunyai rumus CnH2n+1 - O - CnH2n+1 atau R - O - R. Gugus


alkil yang mengikat atom O boleh sejenis dan boleh juga tidak sejenis.
Contoh :
     CH3 - 0 - CH3                                 metoksimetana (dimetil eter)
     CH3 - O - CH2CH3                       metoksietana (etil metil eter)
     CH3CH2 - O - CH2CH3                 etoksietana (dietil eter)

2.2.1 Tatanama Alkoksi Alkana


 Rantai C terpanjang yang merupakan nama alkananya harus mengikat gugus
alkoksi ( - O - R).
 Atom C yang mengikat alkoksi harus memiliki nomor serendah mungkin.
 Penamaan berdasarkan IUPAC yaitu dengan mengganti akhiran ana pada
alkana asal dengan akhiran oksi
 Penamaan trivial dimulai dengan menyebut nama alkil yang terikat pada gugus
–O- kemudian diikuti kata eter
Contoh :
       CH3 - CH2 - CH2 - O - CH3     1 - metoksipropana (metil propil eter)
       CH3 - CH - O - CH3                  2 - metoksipropana (metil isopropil eter )
                  CH3
                                  CH3
       CH3 - CH2 - O - C -  CH3         2 - metil- 2 - etoksipropana (etil tersbutil eter )
 CH3

2.2.2 Pembuatan Eter

1. Alkoksi alkana simetris dibuat dari dehidrasi alkohol menggunakan asam sulfat pekat
pada suhu 140oC.
2R – OH → R – O – R + H2O (H2SO4, 140oC)
Contoh:

2CH3 – OH → CH3 – O – CH3 + H2O (H2SO4, 140oC)


2. Reaksi antara Na – alkoksida dengan alkil halida (sintesis Williamson)
R – ONa + R’Cl → R – O – R’ + NaCl
Contoh:
CH3CH2ONa + CH3Cl → CH3CH2 – O – CH3 + NaC

2.2.3 Sifat-Sifat Eter


1. Sifat Fisik
a. Berbeda dengan alkohol, eter merupakan cairan yang memiliki titk didih rendah
sehingga mudah menguap.
b. Alkoksi alkana merupakan cairan tidak berwarna yang mudah terbakar, serta berbau
enak tetapi mempunyai sifat membius. Titik didih Alkoksi alkana realtif lebih
rendah jika dibandingkan dengan isomer gugus fungsinya, alkohol, yang setara
(memiliki jumlah atom C sama) karena di dalam alkohol terdapat ikatan hidrogen,
sedangkan pada Alkoksi alkana tidak (adanya gaya London, yang lebih lemah dari
ikatan hidrogen).
c. Eter sukar larut dalam air, sebab memiliki kepolaran yang rendah.
d. Sebaliknya eter merupakan pelarut yang baik bagi senyawa organik yang tidak larut
dalam air.
2. Sifat Kimia
e. Eter sukar bereaksi, sehingga paling sering dipakai sebagai pelarut dalam reaksi
organik. Eter hanya mampu bereaksi dengan asam hallida kuat, terutama HI dan
HBr.
   R - O - R       +     HX           --------->       ROH        +        RX
   eter                    asam halida                        alkohol            alkil halida
 Gugus alkil yang panjang membentuk alkohol, dan gugus alkil yang pendek
membentuk alkil halida.
   Contoh :
     CH3OCH2CH3      +     HBr        --------->     CH3CH2OH    +    CH3Br
      etil metil eter                                                        etanol                  metil bromida`
f. Eter dan alkohol merupakan isomer fungsi, sebab sama-sama memiliki rumus
molekul CnH2n+2O
 Perbedaan Alkohol dan Eter

Alkohol Eter
Mudah larut dalam air Sukar larut dalam air
Titik didih tinggi Titik didih rendah
Bereaksi dengan Na Tidak bereaksi dengan Na
Bereaksi dengan PX3 Tidak bereaksi dengan PX3

2.2.4 Kegunaan Eter


Eter yang umum dipakai adalah dietil eter (etoksietana). Selain digunakan sebagai
pelarut, dietil eter digunakan di rumah sakit untuk anestesi (pemati rasa) para pasien
yang akan dioperasi.
Metil tertier butil eter (2 - metil - metoksi propana) kini banyak dipakai sebagai
pengganti tetra etil timbal (TEL = tetraethyl lead), untuk menaikkan bilangan oktan
pada bensin. Dengan demikian, bensin relatif aman terhadap lingkungan, sebab tidak
membuang debu timbal (Pb) yang beracun.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung


maupun rantai cabang dari alifatikhirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering
ditemukan adalah yang mengandung 3 gugus hidroksil dan 1 gugus hidroksi
dalam satu rantai karbon. Gugus fungsi alcohol adalah –OH dengan
menambahkan alkil pada rantainya maka terbentuklah rumus umum alcohol
yaitu R-OH. Penamaan secara IUPAC yaitu dengan mengganti akhiran a pada
alkana dengan akhiran ol. Penamaan trivial dimulai dengan menyebut nama
gugus alkil yang terikat pada gugus –OH kemudian diikuti kata alcohol.Alkohol
memiliki dua sifat yaitu sifat kimia dan sifat fisik. Alcohol dapat digunakan
sebagai bahan pelarut, desinfektan, dan bahan bakar.
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-
unsur C, H, dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan
dengan rumus air (HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari
senyawa air. Eter atau alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu
atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua
gugus alkil. Gugus fungsi eter adalah –O- dengan menambahkan alkil pada
rantainya maka terbentuklah rumus umumnya yaitu R-O-R`. Penamaan
berdasarkan IUPAC yaitu dengan mengganti akhiran ana pada alkana asal
dengan akhiran oksi. Penamaan trivial dimulai dengan menyebut nama alkil
yang terikat pada gugus –O- kemudian diikuti kata eter. Eter memiliki dua sifat
yaitu sifat kimia dan fisika . Eter dapat digunakan sebagai pelarut.

DAFTAR PUSTAKA
http://cekdancek.blogspot.com/2015/10/makalah-alkohol-dan-
eter.html?m=1
http://dewichim.blogspot.com/2014/11/alkohol-dan-eter.html?
m=1
http://fiskadiana.blogspot.com/2014/11/alkohol-dan-eter.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai