Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK

“ ALKOHOL DAN ASAM KARBOKSILAT”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laboratorium Praktikum Kimia organik

Disusun Oleh :
Kelompok II (A2)

1. Majdi Anshari al Khairi (170140021)


2. Ira Sahara (170140030)
3. Wika Armadani (170140043)
4. Hijratul Izzati (170140046)
5. Sindi Qistina Asriati (170140113)

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Alkohol dan Asam Karboksilat


1.2 Tanggal Praktikum : 27 Maret 2018
1.3 Tujuan Paktikuma : Menentukan sifat-sifat alkohol dan asam
karboksilat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alkohol

Alkohol adalah kelompok senyawa yang mengandung satu atau lebih


gugus fungsi hidroksil (-OH) pada suatu senyawa alkana. Alkohol dapat dikenali
dengan rumus R-OH atau rumus alkana adalah CnH2n+1OH dengan R menyatakan
gugus CnH2n+1 (gugus alkil). Reaksi dengan alkohol akan menghasilkan dua
macam senyawa. Reaksi bisa menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan R-
O atau dapat juga menghasilkan senyawa yang mengandung ikatan O-H. Salah
satu senyawa alkohol adalah etanol (etil alkohol), etanol adalah salah satu
senyawa yang dapat ditemukan pada minuman beralkohol. Rumus kimianya
CH3CH2OH.

2.2 Tata nama alkohol


Nama IUPAC alkohol diambil dari alkana induknya. Akhiran –na pada
alkana diganti dengan akhiran –ol.
CH3CH3 CH3CH2OH
Etana Etanol
(alkana) (alkohol)
Untuk penamaan alkohol dengan rantai bercabang digunakan langkah-langkah
seperti penamaan pada haloalkana yaitu sebagai berikut:
1. Tentukan rantai C terpanjang (rantai C yang mengikat –OH).
2. Beri nomor rantai dimulai dari atom C yang dekat dengan gugus–OH.
3. Periksa jenis, jumlah, dan nomor rantai cabang.
4 Susun nama secara alfabet.
(sandri, 2009)

2.3 Mengelompokkan Alkohol


Berdasarkan jenis atom karbon yang mengikat gugus OH, alkohol
dibedakan atas tiga yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.
Alkohol primer memiliki gugus –OH yang terikat pada atom karbon primer.
Gugus -OH alkohol sekunder terikat pada atom C sekunder, dan gugus –OH
alkohol tersier terikat pada atom C tersier.
1. Alkohol primer: gugus OH pada atom C primer atau satu.
CH3-CH2-CH2-OH (1-propanol)
2. Alkohol sekunder: gugus OH pada atom C sekunder atau dua.
CH3 (2-propanol)
CH3-CH-CH3
3. Alkohol tersier: gugus OH pada atom C tersier atau tiga.
CH3 (2-metil-2-propanol)
CH3-CH-CH3
CH3
(Doenette, 1994)
2.4 Sifat Alkohol
Alkohol mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Alkohol memiliki sifat yang mudah terbakar.
2. Alkohol memiliki sifat yang mudah tercampur, terlarut dengan air.
Kelarutan ini disebabkan oleh adanya kemiripan struktur antara alkohol
(R-OH) dan air (H-OH).
3. Alkohol dengan jumlah atom karbon sebanyak satu sampai empat berupa
gas atau cair. Alkohol dengan jumlah atom lima sampai sembilan berupa
cairan kental seperti minyak, sedangkan yang memiliki atom sepuluh atau
lebih berupa zat padat.
4. Alkohol bersifat heterepolar. Memiliki sifat polar dari gugus –OH dan non
polar dari gugus –R (alkil). Sifat polarnya tergantung dari panjang rantai
alkilnya, maka sifat kepolarannya berkurang. Hal ini menyebabkan
berkurangnya sifat kelarutannyan. Alkohol dengan suku rendah seperti
metanol dan etanol lebih mudah larut dalam pelarut-pelarut yang polar
seperti air.
5. Titik didih alkohol lebih tinggi dari pada titik didih alkana. Hal ini
disebabkan oleh gugus fungsi –OH yang sangat polar sehingga gaya tarik-
menarik antar molekul alkohol menjadi sangat kuat.
2.5 Pembuatan alkohol

Ada dua reaksi yang dipakai yaitu:


1. Reaksi substitusi nukleofilik
Reaksi substitusi nukleofilik merupakan reaksi antara suatu alkil halida
dengan ion hidroksida dari basa alkil. Apabila alkil halida primer dipanaskan
dengan natrium hidroksida dalam air, terjadi reaksi yang menghasilkan alkohol.
Alkohol primer dapat diperoleh dengan rendemen baik dengan teknik tersebut.
Alkil halida sekunder dan tersier tidak digunakan untuk menghasilkan alkohol,
sebab alkil halida sekunder dan tersier menghasilkan produk eliminasi (senyawa
berikatan rangkap) jika dilakukan cara ini.
CH3CH2CH2Br + NaOH kalor CH3CH2CH2OH +NaBr
Propil bromida Propanol

2. Reaksi grignard
Reaksi grignard (terdiri dari R-Mg-X dalam suasana asam) memberikan
suatu cara yang sangat baik untuk membuat alkohol yang berkerangka karbon
rumit. Reaksi Grignard yang menghasilkan alkohol sesuai bahan bakunya,
misalnya sebagai berikut:
HCHO + R-Mg-X  R-CH2OH (alkohol primer)
RCHO + R-Mg-X  R1CH(OH)2 (alkohol sekunder)
R1
R1CO-R2 + R-Mg-X  R2-C-OH (alkohol tersier)
R2

2.6 Kegunaan alkohol


Kegunaan alkohol, metanol dan etanol sebagai berikut:

2.6.1 Kegunaan metanol


1. Sebagai bahan bakar
Metanol jika dibakar akan menghasilkan karbondioksida dan air.
2CH3OH + 3O2  2CO2 + H2O
Metanol bisa digunakan sebagai sebuah aditif petrol untuk meningkatkan
pembakaran atau kegunaanya sebagai sebuah bahan bakar independen.
2. Sebagai sebuah stok industri
Kebanyaan metanol digunakan untuk membuat senyawa-senyawa lain.
Seperti metanol (formaldehida), asam etanoat, dan metil ester dari berbagai asam.

2.6.2 Kegunaan etanol


1. Minuman
“Alkohol” yang terdapat dalam minuman beralkohol adalah etanol. Spirit
(minuman keras) bermetil yang diproduksi dalm skala industri. Etanol biasanya
dijual sebagai spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala
industri yang sebenarnya merupakan sebuah etanol yang telah ditambahkan
sedikit metanol dan kemungkinan beberapa zat warna. Metanol beracun, sehingga
spirit bermetil yang diproduksi dalam skala industri tidak cocok untuk dminum.
Penjualan dalam bentuk spirit dapat menghindari pajak tinggi yang dikenakan
untuk minuman beralkohol (khususnya di inggris).

2. Sebagai bahan bakar


Etanol dapat dibakar untuk menghasilkan karbondioksida dan air serta bisa
digunakan sebgai bahan bakar baik sendiri maupun dicampur dengan petrol
(bensin). “Gasohol” adalah sebuah petrol/campuran etanol yang mengandung
sekitar 10-20% etanol.
Karena etanol bisa dihasilkan melalui permentasi, maka alkohol bisa
menjadi sebuah cara yang bermanfaat bagi negara-negara yang tidak mmiliki
industri minyak untuk mengurangi import petrol mereka.
CH3CH2OH + 3O2  2CO2 + H2O
(keenan, 1984)

3. Sebagai pelarut
Etanol banyak digunakan sebagai sebuah pelarut. Etanol relatif aman, dan
bisa digunakan untuk melarutkan berbagai senyawa organik yang tidak larut
dalam air. Sebagai contoh, etanol digunakan pada berbagai parfum dan kosmetik.
2.7. Asam karboksilat
Asam karboksilat merupakan golongan senyawa karbon yang memiliki
gugus fungsional –COOH terikat pada gugus alkil. Rumus umum asam
karboksilat adalah R-COOH.

2.8. Tata nama asam karboksilat


Penamaan berdasarka IUPAC senyawa karboksilat diberi nama asam
alkanoat dan berdasarkan trivial diberi nama asam karboksilat. Namun, yang
sering digunakan adalah nama IUPAC. Penamaan selalu diawali kata asam.
CH3-CH2-CH2-COOH
Nama IUPAC: Asam butanoat
Nama trivial: Asam propil karboksilat/asam butirat.
Asam karboksilat dikenal dengan nama dagangnya. Dan nama dagang
tersebut bersal dari nama trivialnya. Nama trivial asam karboksilat didasarkan
pada sumber alami asam yang bersangkutan. Asam metanoat merupakan nama
IUPAC, sedangkan nama dagangnya asam formiat, (asam format) atau asam
semut karena ditemukan pada semut formica rufa atau asam butanoat disebut
asam butirat karena terdapat dalam mentega.

2.9 Sifat-sifat asam karboksilat


Secara umum senyawa-senyawa asam karboksilat mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut:
1. Titik didih asam karboksilat lebih tinggi dibandingkan alkohol yang
memliki jumah atom (yang sama). Namun, jika gugus yang masuk pada
rantai tersebut semakin elektronegatif (seperti atom halogen), kelarutan
asam karboksilat itu semakin besar.

2. Asam karboksilat pada umumnya merupakan asam lemah. Semakin


panjang rantai karbonnya semakin lemah sifat asamnya.

3. Asam karboksilat dapat bereaksi dengan asam yang menghasilkan garam.


Reaksi inin disebut reaksi penetralan.

2.10 Kegunaan asam karboksilat

Kegunaan asam karboksilat dalam kehidupan sehari-hari anatara lain:


1. Asam asetat adalah asam karboksilat yang paling dikenal karena sering
digunakan sebagai bumbu masakan sebagai aciduland (pembuatan asam)
2. Asam format (asam semut) tidak digunakan untuk makanan, tetapi
digunakan untuk industri karet dan sebagai penggumpal lateks. Asam
format adalah cairan tidak berwarna, tidak berbau, mudah larut dalam air,
alkohol dan eter.
3. Asam propionat identik dengan keju, karena asam ini sering digunakan
sebagai pengawet makanan yang mengandung lemak tinggi seperti keju,
mentega, dan susu.
(Sandri, 2009)
2.11 Pembuatan asam karboksilat
Pembuatan asam karboksilat yang paling sederhana adalah pembuatan
asam metanoat dan asam etanoat. Secara industri asam metanoat dibuat dengan
mereaksikan COOH dan NaOH dengan reaksi seperti berikut:
COOH + NaOH  COONa + H2O
HCOONa + HCl  HCOOH +NaCl
Pembuatan asam etanoat secara industri dapat dilakukan dengan reaksi
oksida etanol dari buah anggur atau sari buah lainnya dengan katalis enzim.
Asam karboksilat dapat dibuat dengan beberapa cara, diantaranya:
1. Dengan mengoksida alkohol primer.
2. Dengan mereaksikan gas CO2 dengan pereaksi grinard.
3. Dengan sintesis nitrat yaitu dengan mereaksikan alkil halida (R-X) dengan
NaCN atau KCN dalam larutan teralkohol membentuk akana nitrat
kemudian alkana nitrat terhidrolisis membentuk asam karboksilat.
4. Asam format dengan mereaksikan gas karbon monoksida dengan uap air.
5. Asam dan basa akan menghasilkan garam dan air dan reaksi ini disebut
penggaraman. Misalnya, asam karboksilat direaksikan dengan NaOH.
(Kusno, 1992)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat yang digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
A. Alkohol

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Pipet volume 5 ml

4. Filler (bola penghisap)

B. Asam karboksilat

1. Tabung reaksi

2. Gelas ukur

3. Rak tabung reaksi

3.1.2 Bahan-bahan yang digunakan


Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut :
A. Alkohol
1. Metanol
2. Etanol
3. Kristal Na2CO3 (Natrium karbonat)
4. H2SO4 (Asam sulfat)

B. Asam karboksilat
1. Larutan asam nitrat
2. Larutan FeCl2 (Besi II klorida)
3. Aquades

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Alkohol
1. Kelarutan dalam air
2 Tabung reaksi diisi air 2 ml kemudian pada kedua tabung ditambahkan
masing masing metanol dan etanol, teteskan tetes demi tetes sambil dikocok
sehingga volumenya sama dengan air, kemudian tambahkan sedikit kristal Na2-
CO3, amati yang terjadi.

2. Reaksi dengan sam sulfat


2 tabung reaksi diisi dengan 2 ml H 2SO4 pekat, lalu tambahkan alkohol
seperti diatas sambil dikocok, amati yang terjadi.

3.2.2 Asam karboksilat

1. Uji gugus hidroksil


2 tabung reaksi masing-masing diisi dengan larutan asam sitrat dan air.
Masukkan 3 tetes larutan FeCl2 kedalam masing-masing tabung. Bandingkan
warna kedua larutan tersebut pada dasar yang putih.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil pengamatan

Tabel 4.1. Hasil pengamatan dari percobaan alkohol dan asam karboksilat.

No Cara kerja Hasil pengamatan


1. Alkohol
a. Kelarutan dalam air
1. 2 ml air + 2 ml etanol 1. Tidak larut sempurna
2. 2 ml air + 2 ml etanol + 2. Larutan bening, terdapat gelatin
Na2CO3
3. 2 ml air + 2 ml metanol 3. Tidak larut sempurna
4. 2 ml air + 2 ml metanol + 4. Larutan pink, terdapat endapan
Na2CO3
b. Reaksi dengan asam sulfat
1. 2 ml air + 2 ml H2SO4 pekat + 1. Suhu panas, tidak larut sempurna
etanol
2. 2 ml air + 2 ml H2SO4 pekat + 2. Suhu panas, tidak larut sempurna
metanol
2. Asam karboksilat
a. Uji gugus hidroksil
1. 2 ml asam sitrat + 3 tetes 1. Larutan berwarna kuning cerah
FeCl2 2. Larutan berwarna kuning pucat
2. 2 ml air + 3 tetes FeCl2

4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu kelarutan dalam air, dalam tabung pertama
2 ml air di tambah 2 ml metanol ketika di reaksikan larutan tidak bercampur
sempurna. Kemudian ditambahkan Na2CO3 larutan berubah warna menjadi pink
dan terdapat endapan. Endapan tersebut adalah endapan Na2CO3 yang tidak larut
sempurna.
Pada tabung kedua 2 ml air + 2 ml etanol larutan tidak larut sempurna,
larutan menjadi bening dan terdapat gelatin yang seperti endapan karena ketika 2
ml air + 2 ml etanol + sedikit Na2CO3. Larutan tersebut tidak larut sempurna
karena gugus karbon pada etanol lebih banyak dari pada metanol.
Selanjutnya pada percobaan kedua, yaitu reaksi dengan asam sulfat. Pada
tabung reaksi pertama 2 ml air + 2 ml H2SO4 pekat + etanol larutan tidak
bercampur semupurna. Sebenarnya larutan tersebut tidak menyatu karena H 2SO4
bersifat non polar tetapi karena sudah ditambahkan air sehingga sifat
kenonpolarannya sedikit menghilang sehinga larutan tersebut bercampur tidak
sempurna dan suhunya panas dikarenakan etanol mempunyai gugus karbon yang
lebh banyak dari metanol. Sedangkan metanol pada tabung reaksi kedua 2 ml + 2
ml H2SO4 pekat + 2 metanol larutan tersebut tidak larut sempurna dan suhu panas.
Pada percobaan uji gugus hidroksil pada tabung pertama ketika 2 ml asam
sitrat + 3 tetes FeCl2 menghasilkan larutan yang berwarna kuning cerah.
Sedangkan pada tabung kedua ketika 2 ml air + 3 tetes FeCl 2 menghasilkan larutan
yang berwarna kuning pucat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

A. Kelautan dalam air


1. 2 ml air ditambah 2 ml metanol kemudian ditambah kristal Na2CO3
menghasilkan larutan berubah warna menjadi pink, terdapat endapan dan
larutan tidak larut sempurna.
2. 2 ml air ditambah 2 ml etanol kemudian ditambah kristal Na 2CO3
menghasilkan larutan menjadi bening, terdapat gelatin dan larutan tidak
larut sempurna.

B Reaksi dengan asam sulfat


1. 2 ml air ditambah 2 ml H2SO4 kemudian ditambah metanol sebnyak 2 ml
menghasilkan suhu panas dan larutan tidak larut sempurna.
2. 2 ml air ditambah 2 ml H2SO4 kemudian ditambah etanol sebnyak 2 ml
menghasilkan suhu panas dan larutan tidak larut sempurna.

C Uji gugus hidroksil


1. 2 ml asam sitrat ditambah 3 tetes FeCl2 menghasilkan larutan berwarna
kuning cerah.
2. 2 ml air ditambah 3 tetes FeCl2 menghasilkan larutan berwarna kuning
pucat.

5.2. Saran
Pada percobaan ini untuk lebih berhati-hati saat menggunakan H2SO4 pekat
agar tidak terjadi kecelakaan pada saat percobaan berlangsung dan saat melakukan
percobaan harus diperhatikan dengan baik agar memperoleh hasil yang akurat
serta saat menggunakan alat-alat harus dilakukan dengan hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA

Doenette.2002.Kimia XIII. Jakarta: Erlangga


Keenan, C.W. dan W. Kleinfeiter.1984.Ilmu Kimia untuk Untuk Universitas Edisi
ke-6.Jakarta: Erlangga.
Kusno, S. Pencegahan Pupuk dan Pestisida.Jakarta: Cetakan V 1992
Sandri, Justiana.2009. Kimia 3 SMA. Jakarta: Yudistira
LAMPIRAN B

TUGAS DAN PERTANYAAN

Pertanyaan:

1. Tuliskan contoh lain dari asam karboksilat yang mempunyai lebih dari
satu gugus COOH!

2. Tentukan sifat lain dari asam karboksilat!

3. Mengapa beberapa asam lemak dapat mengalami ketengikan ?

Jawaban:

1 O

CH3-CH2-CH2-CH2-C
OH
Asam pentanoat (asam varelat)
2. - Asam karboksilat yang mengandung C1 sampai C4 bentuk cairan encer
dan larut sempurna dalam air.
- Asam karboksilat yang mengandung C 5 sampai C9 bentuk cairan kental
dan sedikit larut dalam air.
- Asam karboksilat yang mengandung C10 berbentuk padatan.
- Titik didih asam alkanoat lebih tinggi.
3. Karena minyak mengalami perubahan fisika dan kimia yang disebabkan
oleh proses hidrolisis. Hidrolisis minyak umumnya terjadi sebagai akibat
kerja enzim lipase atau mikroba. Proses hidrolisis dipercepat oleh suhu,
kadar air, dan kelembaban yang tinggi.
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT

No Nama/ Gambar alat Fungsi


1.  Untuk mereaksikan dua
atau lebih zat

Tabung reaksi

2.  Tempat tabung reaksi

Rak tabung reaksi

3.
 Untuk memindahkan
larutan secara teratur.

Pipet volume

4.
 Untuk menyedot larutan

Filler
.  Sebagai alat ukur volume
cairan

Gelas ukur

Anda mungkin juga menyukai