Anda di halaman 1dari 7

Valensi Vol. 3 No.

2, November 2013 (122-128) ISSN : 1978 - 8193

Optimasi Pembuatan Komposit dari Nanoclay Polistiren


Eka Puspa Sari1*, Saeful Rohman2, Isalmi Aziz1
1
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir.H. Juanda No.95 Ciputat 15412
2
Sentra Teknologi Polimer (STP) BPPT PUSPITEK Serpong Tangerang Selatan
*Email : ekapuspa52@gmail.com

Abstrak

Pengembangan teknologi dapat dilakukan dengan rekayasa material, salah satunya pada
pembuatan komposit. Pada pengembangan komposit berbasis polistiren nanoclay, faktor utama
yang menentukan keberhasilan dalam peningkatan sifat material adalah pendispersian nanoclay
dalam matrik polimer yaitu masuknya molekul polimer diantara lapisan silika sehingga nanoclay
akan terdistribusi secara acak kedalam matrik polimer. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan komposisi yang terbaik dari komposit nanoclay polistiren dan menentukan
karakteristiknya. Parameter yang divariasikan adalah komposisi nanoclay (1%, 3% dan 5%) dan
lamanya putaran pada mesin ekstruder (50, 80 dan 120 rpm). Hasil penelitian menunjukkan
konsentrasi nanoclay 3% pada kecepatan screw 50 rpm memiliki nilai terbaik pada uji kuat tarik,
yaitu sebesar 55,15 MPa dengan nilai d-spacing (berdasarkan uji XRD) sebesar 4,6nm. Hasil
pengamatan dengan menggunakan SEM menunjukan telah terbentuk interkalasi pada komposit
nanoclay- polistirena.

Kata kunci : Nanoclay, komposit, polistiren, XRD, SEM

Abstract

Technology development can be done with materials engineering , one of them in the
manufacture of composites . On the development of polymer -based nanoclay composites, the
main factor that determines the success in improving the material properties are dispersing of
nanoclay in the polymer matrix , namely the inclusion of the silica layer between the polymer
molecules, so nanoclay will be randomly distributed into the polymer matrix . This study aims to
get the best composition of nanoclay composite polystyrene and determine its characteristics .
The parameters varied are the nanoclay composition ( 1 % , 3 % and 5 % ) and the length of the
extruder machine in the range of (50 , 80 and 120 rpm). The results showed that 3 % nanoclay
concentration at 50 rpm screw speed has the best value on the tensile strength test, which
amounted to 55.15 MPa with ad - spacing values ( based on XRD test ) of 4.6 nm . Using SEM
observations showed intercalation was formed on polystyrene - nanoclay composites

Keywords : Nanoclay , composites , polystyrene, XRD, SEM

1. PENDAHULUAN polimer. Meningkatnya sifat mekanik pada


komposit tersebut sangat bergantung pada
Dewasa ini lempung (clay) sudah pendispersian partikel nanoclay dalam matrik
digunakan sebagai penguat pada material polimer serta kompatibilitasnya. Secara
komposit. Penambahan clay dalam polimer konvensional, nanoclay sudah lama digunakan
biasanya bertujuan untuk meningkatkan sifat sebagai filler (bahan tambahan) dalam produk
mekanik seperti kuat tarik, modulus kekakuan seperti cat, komposit, kosmetik bahkan secara
dan meningkatkan daya tahan tembus oksigen tersendiri nanoclay sudah digunakan sebagai
(Sirousazer et al., 2007). Penambahan clay pelumas pada penggalian minyak bumi dan
yang berukuran nano dalam matriks polimer pemutihan/pemucatan pada minyak goreng
dapat meningkatkan kekuatan sifat material
(Senda dan Hidayat, 2003). Pemanfaatan
polimer dalam bentuk komposit nanoclay-
122
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (122-128) ISSN : 1978 - 8193

nanoclay sebagai penguat pada komposit banyak keuntungan dibandingkan


polimer pernah dibuat yaitu komposit dengan pengembangan komposit konvensional. Dalam
matrik poliamid (nylon) dan digunakan sebagai hal komposisi, polimer komposit nanoclay
bahan komponen kendaraan oleh tim dari hanya membutuhkan filler dalam jumlah
peneliti Toyota (Rohman, 2009). sedikit yakni sekitar 1% hingga 5% dari massa
Perkembangan bidang sains dan komposit karena ukuran partikel filler yang
teknologi mulai menyulitkan bahan berukuran nano, sedangkan untuk komposit
konvensional seperti logam untuk memenuhi konvensional membutuhkan penambahan filler
keperluan aplikasi baru, bidang angkasa luar, hingga 30% (Retno, 2010).
perkapalan, automobile, dan industri Dalam pembuatan komposit berbasis
pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang polimer- nanoclay ini, faktor utama yang
memerlukan bahan-bahan berdensitas rendah, menentukan keberhasilan dalam peningkatan
tahan karat, kuat, dan kokoh. Kebanyakan sifat material adalah pendispersian nanoclay
bahan konvensioanal seperti logam walaupun dalam matrik polimer yaitu masuknya molekul
kuat tetapi mempunyai densitas yang tinggi polimer diantara lapisan silikat sehingga
(Hendra dan Ginting, 2002). Pengembangan nanoclay ini akan terdistribusi secara acak ke
teknologi dapat dilakukan dengan rekayasa dalam matrik polimer (Retno, 2010). Oleh
material, salah satunya pada pembuatan sebab itu, dalam penelitian ini dilakukan usaha
komposit. Pembuatan polimer komposit untuk meningkatkan sifat-sifat mekanik
dilakukan dengan memadukan dua material komposit yang dapat dilakukan dengan cara
yang berbeda sehingga dapat meningkatkan memvariasi komposisi nanoclay dan lamanya
sifat mekanik dari material tersebut. Rekayasa putaran pada mesin ekstruder.
material dapat dilakukan dalam ukuran
berskala nano (Ria et al., 2011).
Peningkatan sifat-sifat mekanik dan 2. METODOLOGI PENELITIAN
termal dalam komposit nanoclay-polimer
Tempat dan Waktu Penelitian
terbentuk ketika terjadi sinergi yang dimiliki
Penelitian ini dilakukan di laboratorium
oleh kedua material tersebut. Interaksi sinergi
penelitian STP (Sentra Teknologi
inilah yang diharapkan dalam sistem komposit.
Polimer) BPPT PUSPIPTEK Serpong dan
Dalam komposit nanoclay-polimer interaksi
Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif
sinergi bisa dilakukan dengan adanya kontak
Hidayatullah Jakarta. Pelaksanaannya dimulai
permukaan silika dan polimer serta terjadinya
dari bulan Juni sampai Oktober 2012.
interkalasi atau eksfoliasi lapisan-lapisan silika
montmorillonite dalam matrik polimer. Untuk
membantu terjadinya proses penyebaran dari Alat dan Bahan
montmorillonite maka ada beberapa hal yang Alat yang digunakan antara lain: Twin
dilakukan diantaranya perlakuan permukaan Screw Extruder Collin E 30 M Injection
silica nanoclay sebelum pencampuran, yaitu Molding Battenfeld BA 400 CD,alat uji tarik
dengan menambahkan senyawa organik ionik merk Shimadzu AGS-10KNGC, Scanning
atau surfaktan pada lapisan–lapisan silikanya Electron Microscop (SEM) merk Jeol Jsm-
(Wanget et al., 2003 ). 6510LA,X-RayDiffraction (XRD) Shimadzu
Material nanoclay bersifat hidrophilic, XRD 7000 Maxima X , Spectrofotometer Infra
sedangkan polimer pada umumnya bersifat Red (FTRI) Perkin Elmer dan alat–alat gelas.
hidrophobic, oleh karenanya nanoclay dengan Bahan yang digunakan dalam penelitian
polimer tidak mudah untuk dipersatukan ini adalah: Polystiren jenis Denka Styrol
(incompatible). Masing-masing material buatan Singapur, compatibillizer PS-g-MA
memiliki kecenderungan untuk bersatu (block polystiren graf anhidrida maleic),
diantara sesamanya (aglomerasi) sehingga Organoclay jenis cloisite 20A, antioksidan
akan menjadi sulit dalam pendispersian jenis irgafos 168.
nanoclay dalam matrik polimer karena adanya
perbedaan kecenderungan itu, maka diperlukan Pembuatan Komposit Polistiren
suatu perlakuan yang baik terhadap Polistirena, organoclay, PS-g-MA dan
montmorillonite maupun terhadap polimer antioksidan (irgafos 168) dengan komposisi
polistirena (Rohman, 2009). Pengembangan tertentu (Tabel 1) dicampur, kemudian
polimer komposit nanoclay ini memiliki dimasukkan ke dalam feer Twin Screw

123
Optimasi Pembuatan Komposit dari Nanoclay Polistiren Puspa Sari, et.al.

Extruder Collin E 30M .Kondisi operasi


dilakukan pada temperatur barrel 170 °C 60.00
dengan variasi kecepatan rotasi yaitu: 50, 80
dan 120 rpm untuk masingmasing komposisi. 50.00
Hasil yang didapat kemudian di crusher

Kuat Tarik (Mpa)


40.00
menjadi potongan kecil-kecil.
30.00
Tabel 1. Formulasi Komposit Nanoclay
20.00
Kandungan Komposisi Kecepatan
(% berat) Screw (rpm) 10.00
PS/clay/PS-g-MA/irgs 168 97/1/1/1 50, 80, 120
PS/clay/PS-g-MA/irgs 168 95/3/1/1 50, 80, 120 0.00
PS/clay/PS-g-MA/irgs 168 93/5/1/1 50, 80, 120 0 2 4 6

Konsentrasi Clay (%)


Pembuatan Spesimen Uji
Komposit nanoclay-polistiren yang Gambar 1. Pengaruh konsentrasi nanoclay
dihasilkan kemudian dibuat specimen uji terhadap kekuatan tarik
dengan alat Injection Molding Battenfeld BA (Kecepatan ekstruder 50rpm)
400 CD.
dari sampel. Kuat tarik menunjukkan
kemampuan untuk menerima beban atau
Karakterisasi Komposit Nanoclay-Polistiren
tegangan tanpa menyebabkan komposit
Uji Tarik
menjadi rusak atau putus ini dinyatakan
Hasil spesimen dari proses Injectin
Molding yang dihasilkan sebelum dilakukan dengan tegangan maksimal sebelum putus
yaitu ultimate tensile strength (UTS)
uji kuat tarik terlebih dahulu dikondisikan pada
temperatur 23˚C dengan kelembaban 50% (Porwanto dan Lizda, 2003). Dalam material
komposit kekuatan bahan dapat dipengaruhi
selama 24 jam. Penentuan kuat tarik dilakukan
oleh beberapa faktor diantaranya oleh
berdasarkan standard pengujian internasional
ASTM D – 638. Alat yang digunakan adalah perbandingan relatif antara matriks dan bahan
penguat pada bahan komposit tersebut, yaitu
mesin UTM merk Shimadzu AGS-10KNGC,
berapa banyak nanoclay yang ditambahkan
yang sebelumnya dikondisikan terlebih dahulu.
pada matriks polimer tersebut dibandingkan
dengan bahan kompositnya, bentuk geometri
Karakterisasi dengan XRD
Sampel dituang ke sampler holder, dan distribusi nanoclay pada matriks serta
interaksi antara matriks dengan nanoclay yang
kemudian dipadatkan dan diratakan
permukaannya. Selanjutnya sampler holder biasa dikenal dengan ikatan bidang antar–
muka (interfacial bond) (Kartini, 2002).
tadi dipasang kedalam goniometer yang telah
Berikut ini adalah gambar pengaruh
diset parameter pengukurannya, yaitu dengan
menggunakan radiasi Cu Kα dengan kecepatan konsentrasi nanoclay terhadap kuat tarik
komposit.
0,50/ menit dan 2θ(1-10)0.
Grafik diatas menggambarkan sifat kuat
tarik pada spesimen. Dari hasil yang diperoleh
Karakterisasi Mikrostruktur Menggunakan
untuk kecepatan putar ekstruder 50 rpm
SEM
dengan konsentrasi nanoclay 1% nilai kuat
Sampel di coating platinum (Pt) dengan
tariknya sebesar 50,09 Mpa dan konsentarsi
kondisi vakum sampai 2,7.10-3 bar. Kemudian
detektor diisi dengan N2 cair. Selanjutnya nanoclay 3%, sebesar 55,15 Mpa. Untuk
konsentarsi nanoclay 5% nilai kuat tarik
electron beam dinyalakan, dan siap dianalisa.
sebesar 29,83 Mpa, hal ini dimungkinkan
konsentrasi nanoclay lebih dari 3% membuat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN komposit tidak dapat terbentuk secara baik.
Pengaruh Konsentrasi Nanoclay dan Pada kecepatan putar ekstruder 80 rpm
Kecepatan Mesin Ekstrusi Terhadap Kuat (Gambar 2) konsentrasi nanoclay 1% nilai kuat
Tarik Komposit tarik sebesar 45,05 Mpa, konsentrasi 3%
Kuat tarik adalah besar beban sebesar 39,03 Mpa dan konsentrasi 5% sebesar
maksimum persatuan luas penampang awal 29,41 Mpa. Nilai kuat tarik semua komposisi

124
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (122-128) ISSN : 1978 - 8193

50.00 48.00
45.00
47.00
40.00
Kekuatan Tarik (Mpa)

Kuat Tarik (Mpa)


35.00 46.00
30.00 45.00
25.00
44.00
20.00
15.00 43.00
10.00 42.00
5.00
0.00 41.00

0 2 4 6 0 2 4 6

Kosentrasi Clay (%) Konsentrasi nanoclay (%)

Gambar 2. Pengaruh konsentrasi nanoclay terhadap Gambar 3. Pengaruh konsentrasi nanoclay


kekuatan tarik (kecepatan ekstruder 80 terhadap kuat tarik (kecepatan
rpm) ekstruder 120 rpm)

dibawah nilai kontrol (konsentrasi nanoclay 0 yang dimungkinkan karena terjadi aglomerasi.
%). Hal ini disebabkan interaksi antara Aglomerasi dipercaya menjadi tempat
polistirena, coupling agent PS-g-MA dan konsentrasi tegangan dan menjadi awal
nanoclay belum sempurna. Dorongan putar terjadinya retak sehingga kekuatan akan
mesin yang lebih cepat menyebabkan menurun (Kusmono, 2010). Selain itu, faktor
penyebaran nanoclay dan PS-g-MA pada variasi kecepatan putar ekstruder (50,80 dan
matrik polimer tidak merata selain itu 120 rpm) dapat menyebabkan penyebaran PS-
kecepatan putar ekstruder menentukan sebaran g-MA, nanoclay dan polistirena berbeda-beda
partikel–partikel penyusun komposit. Pada sehingga ikatan bidang antar muka pada
mesin ekstruksi terdapat sembilan bagian yang komposit nanoclay–polistirena menjadi
setiap bagian memiliki suhu yang berbeda, jika berbeda-beda pada setiap spesimen. Ikatan
bahan – bahan penyusun komposit terlalu yang tidak sempurna akan menyebabkan cacat
cepat melewati suatu bagian maka komposit pada spesimen uji, sehingga mengakibatkan
tidak akan terbentuk secara sempurna namun retakan yang mengarah pada kerusakan dan
jika terlambat komposit akan gosong dan patahan saat dilakukan uji tarik. Dari
ikatan yang terbentuk akan rusak. keseluruhan hasil uji tarik kecenderungan kuat
Untuk kecepatan putar ekstruder 120 tarik komposit nanoclay–polistirena yang
rpm (Gambar 3) nilai kuat tarik konsentrasi diperoleh bersifat fluktuatif. Menurunnya nilai
nanoclay 1% sebesar 43,53 Mpa, konsentrasi kuat tarik pada komposit nanoclay–polistirena
nanoclay 3% sebesar 41,67 Mpa, dan dimungkinkan karena ikatan adhesif antara
konsentrasi nanoclay 5% sebesar 43,02 Mpa. partikel polistirena dengan permukaan silika
Semua konsentrasi mengalami penurunan kuat dari nanoclay masih rendah bila dibandingkan
tarik jika dibandingkan dengan kontrol, dengan ikatan kohesif yang terjadi diantara
Semakin tinggi dorongan putaran mesin justru molekul polistirena. Dari data yang diperoleh
membuat penyebaran partikel penyusun kenaikan nilai kuat tarik tidak terlalu
komposit sulit menyebar dan mengisi rongga- signifikan, namun pada konsentarsi nanoclay
rongga pada matrik polimer sehingga ikatan 1% dan 3% pada kecepatan putar ekstruder 50
antara PS-nanoclay dan PS-g-MA tidak dapat rpm menunjukkan nilai kuat tarik rata–rata
terbentuk secara baik. Konsentrasi PS-g-MA diatas nilai kontrol sedangkan untuk
sebagai coupling agent yang hanya 1% dari konsentarsi nanoclay 5% kuat tarik rata-rata
keseluruhan komposisi komposit menyebabkan dibawah nilai kontrol pada semua kecepatan
sulitnya nanoclay berikatan dengan polistirena putar ekstruder. Hal ini menunjukkan bahwa
yang bersifat hydrophobic. penambahan nanoclay dan kecepatan putar
Nilai kuat tarik terendah pada ekstruder berpengaruh terhadap peningkatan
kosentarsi nanoclay 5% (80rpm) sebesar 29.41 kuat tarik. Penyebab kekuatan utama
Mpa. Hal ini dikarenakan penggabungan berkurang pada nanoclay karena terjadi
nanoclay lebih dari 3% menurunkan kuat tarik pengurangan jarak antar-lapisan, sehingga
125
Optimasi Pembuatan Komposit dari Nanoclay Polistiren Puspa Sari, et.al.

mengurangi rantai polimer yang berikatan


3500
antar lapisan silikat, ikatan rantai intra yang
akhirnya menghasilkan kekuatan mekanik 3000
berkurang. Perlu dicatat bahwa polistirena 2500
merupakan zat yang sangat hidrofobik tanpa
afinitas untuk berinteraksi dengan zat 2000
hidrofilik. Peningkatan kekakuaan akibat 1500
adanya nanoclay disebabkan karena sifat dasar 1000
dari nanoclay sendiri merupakan material yang
memiliki kekakuan tinggi yang kemudian 500
membatasi gerakan molekul polimer 0
(Kusmono, 2010). 0 20 40 60

Analisa XRD Gambar 5. Hasil pengujian XRD komposit PS-


Pengujian XRD dilakukan untuk nanoclay (kosentrasi nanoclay 3 %)
mengetahui morfologi pendispersian lapisan
silikat pada matriks polistirena dengan 9000
mengetahui d-spacing antar lapisan silikat 8000
pada matriks polistirena. Nilai d-spacing yang 7000
didapat dari pengujian XRD dapat digunakan 6000
untuk mengetahui morfologi dari komposit 5000
4000
nanoclay-polistirena yakni immiscible,
3000
interkalasi atau eksfoliasi. Analisis XRD
2000
diambil dari hasil uji tarik pada kecepatan
1000
ekstruder 50 rpm yang memiliki nilai kuat tarik
0
diatas nilai control, spektrum hasil XRD
0 20 40 60
komposit nanoclay polistirena dapat dilihat
pada Gambar 4, 5 dan 6. Gambar 6. Hasil pengujian XRD komposit PS-
Dari ketiga Gambar diatas untuk nanoclay (kosentrasi nanoclay 5 %)
konsentrasi nanoclay 1% dan 3% memiliki
nilai d - spacing yang sama yaitu sebesar 4,6 pada nanokomposit dengan morfologi
nm sedangkan konsentrasi nanoclay 5 % nilai immiscible memiliki persamaan dengan hasil
d – spacing hanya 3,8 nm. pengujian XRD organoclay sebelum
Berdasarkan penelitian Josseph (2008), ditambahkan polimer, yang hasilnya tidak
morfologi pada nanokomposit di bedakan mengalami pergeseran nilai d-spacing. Pada
menjadi tiga yakni immiscible, interkalasi dan kasus organoclay yang tereksfoliasi dengan
eksfoliasi. Pada kasus immiscible, lapisan baik pada matriks polimer, hasil pengujian
silikat pada matriks polimer membentuk dengan wide angel XRD tidak memperlihatkan
agregat atau dengan kata lain masuknya rantai adanya peak karena tidak terjadi jarak lapisan
polimer pada silikat. Hasil pengujian XRD silikat yang reguler, dan antar lapisan silikat
3500 lebih besar daripada wide angel XRD
scattering yang dapat di deteksi. Hasil
3000
pengujian XRD dapat juga memperlihatkan
2500 adanya pergeseran peak kearah 2θ yang lebih
2000 rendah atau dengan kata lain bergeser kearah
1500 d-spacing yang lebih besar. Adanya peak
menunjukkan bahwa tidak terjadi struktur
1000
eksfoliasi pada komposit nanoclay-polistirena.
500
0 Uji Mikro Struktur Dengan Scanning
0 10 20 30 40 50 60 Electron Microscope (SEM)
Struktur mikro komposit nanoclay–
Gambar 4. Hasil pengujian XRD komposit PS- polistirena dianalisis dengan menggunakan
nanoclay (konsentrasi nanoclay 1%) Scanning Electron Microscope perbesaran

126
Valensi Vol. 3 No. 2, November 2013 (122-128) ISSN : 1978 - 8193

1500 kali. Sebelum dianalisis spesimen dilapisi


partikel platinum, pelapisan ini dimaksudkan
untuk membantu konduktifitas komposit
nanoclay–polistirena sehingga seluruh
permukaan dapat diamati secara merata sesuai
dengan ratanya pelapisan dengan partikel
platinum tersebut. Hasil pengamatan dengan
menggunakan SEM dapat dilihat pada Gambar
7.
Dari gambar 7 dilihat persebaran
nanoclay dengan ukuran agregat yang kecil
menunjukkan bahwa nanoclay dapat tersebar
dalam matrik polimer dan berikatan dengan Gambar 9. SEM dari komposit nanoclay –
polimer, dari bentuk sebaran partikel maka polistirena (konsentrasi nanoclay
dapat di perkirakan bahwa telah terbentuk 3%, 50 rpm)
interkalasi pada komposit, sebaran partikel
nanoclay yang lebih baik dapat meningkatkan aglomerasi dari partikel nanoclay. Aglomerasi
sifat mekanik dari material komposit tersebut. dari partikel nanoclay ditunjukkan dengan
Hasil analisis SEM pada konsentrasi 3% dan tanda panah kuning pada Gambar 8.
5% dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9 Aglomerasi ini terbentuk akibat kurang
Dari Gambar SEM hasil fabrikasi sempurnanya distribusi partikel nanoclay
dengan menggunakan mesin pencampur twin dalam proses pencampuran namun demikian
screw extruder terlihat bahwa aglomerasi tidak terbentuk pada semua bagian
sebaran/distribusi nanoclay masih ada yang permukaan dari komposit. Lapisan silikat yang
kurang merata dengan terlihat adanya tersebar secara individu memiliki luas kontak
permukaan yang besar sehingga dapat
berikatan kuat dengan matrik polistirena yang
selanjutnya memberikan efek pada
peningkatan kekuatan tarik (Kusmono, 2010).
Untuk Gambar 9 penyebaran partikel nanoclay
lebih tidak merata hal ini dimungkinkan
terjadinya ikatan yang kurang sempurna antara
PS-g-MA, nanoclay dan polistirena atau tidak
terjadi ikatan antara PS-g-MA dan nanoclay
sehingga partikel nanoclay sulit berikatan
dengan permukaan polistirena karena
polistirena bersifat hydrophobic sedangkan
nanoclay bersifat hydrophilic yang
Gambar 7. SEM dari komposit nanoclay – menyebabkan nanoclay banyak yang keluar
polistirena (konsentrasi nanoclay dan tidak dapat berikatan secara baik. Selain
1%, 50 rpm)
itu kecepatan putar ekstruder yang bervariasi
yaitu 50,80 dan 120 rpm mempengaruhi
persebaran partikel nanoclay dengan kecepatan
putar ekstruder yang rendah 50 rpm untuk
konsentrasi nanoclay 5%, justru nanoclay
tidak dapat tersebar secara baik dilihat dari uji
kuat tarik untuk konsentrasi nanoclay diatas
3% nilai kuat tarik mengalami penurunan
dibandingkan dengan nilai kuat tarik dari
control yang ada hal ini menunjukkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi nanoclay
menyebabkan komposit tidak terbentuk secara
Gambar 8. .SEM dari komposit nanoclay – baik. Selain itu dari hasil uji XRD untuk
polistirena (konsentrasi nanoclay konsentrasi nanoclay 5% nilai d–spacingnya
3%, 50 rpm)

127
Optimasi Pembuatan Komposit dari Nanoclay Polistiren Puspa Sari, et.al.

hanya 3,8 nm bila dibandingkan dengan Porwanto D A, dan Lizda Johar M, 2003
konsentrasi 1% dan 3% yaitu 4,6 nm. “Karakterisasi Komposit Berpenguat Serat
Bambu Dan Serat Gelas Sebagai Alternatif
Bahan Baku Industri”. FTI Institut
Teknologi Surabaya
4. SIMPULAN
Ria, D, B., Rudi, H. dan Santoso, 2011, “Pengaruh
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Komposisi Montmorillonite pada Pembuatan
diperoleh dapat disimpulkan bahwa: Polipropilen-Nanokomposit terhadap
1. Komposit nanoclay-polistirena yang terbaik Kekuatan Tarik dan Kekerasannya” .
didapatkan pada konsentrasi nanoclay Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia
3%dengan nilai kuat tarik 55,15 Mpa “Kejuangan” Pengembangan Teknologi
kecepatan putar ekstruder 50 rpm, dan nilai Kimia untuk PengolahanSumber Daya Alam
d-spacing 4,6 nm. Indonesia. Universitas Sultan Ageng
2. Hasil pengamatan dengan menggunakan Tirtayasa
SEM menunjukkan telah terbentuk Rohman, S., 2009 “Fabrikasi Nanokomposit
interkalasi pada komposit nanoclay- NanoClay-polipropilen Menggunakan
polistirena. Mesin Pencampur Twin Screw
Extruder”.(Tesis) Universitas Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Indonesia
Retno, A., 2010. “Pengaruh Penambahan
Joseph, R.S., 2008. “Improving the Exfoliation of OrganoClay Terhadap Sifat Mekanik Dan
Layered Silicate in a Poly(ethylene Termal Pada High Density Polyethylene-
terephthalate) Matrix Using Supercritical Organoclay nanokomposit” (Skripsi).
Carbon Dioxide”. (Thesis) Faculty of Universitas Indonesia. Depok
Virginia Polytechnic Institute and State
Senda, P, S., dan Hidayat, S, A., 2003, Teknologi
University
Proses Pengolahan Bentonit untuk
Kartini, R., 2002. “ Pembuatan Dan Karakterisasi Bleaching Earth, Prosiding Seminar
Komposit Polimer Berpenguat Serat Alam”. Teknologi untuk Negeri, Vol.III, hal. 94-
(Skripsi) Institut Pertanian Bogor 100.
Kusmono, 2010. Studi Sifat Mekanik Dan Sirousazer, M., Mortaza, Y., Bahram, F,A., Jalal,
Morfologi Nanokomposit Berbasis A., dan Yoqub, M., 2007 “Polypropilene/
Poliamid6/Polipropilen/Clay, Seminar Monmorillonite Nanocomposites For Food
Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) Packaging” J. Polymers, No. 027
Palembang
Wang, Z, M., Nakajima, H., Manias, E., and
Hendra, M dan Ginting,S., “ Pengendalian Bahan Chung, T, C., 2003. Exfoliated PP/Clay
Komposit”. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Nanocomposites For Mormorillonite
Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara Macromoleculer, Vol 36.

128

Anda mungkin juga menyukai