Anda di halaman 1dari 38

USULAN PENELITIAN PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI GENTENG POLIMER MENGGUNAKAN BAHAN ASPAL DAN POLYPROPILEN DENGAN VARIASI KOMPOSISI

DAN ORIENTASI SERAT NANAS oleh NENI JULI ASTUTI 107026011/FIS

LATAR BELAKANG
Keunggulan Genteng Polimer (Aspal) Ringan Praktis Fleksibel Sudut kemiringan landai sampai ekstrim (15 - 90) Tahan api Lebih tahan terhadap kebocoran Aneka warna pilihan yang menarik.

Pemilihan serat nanas sebagai campuran komposit genteng aspal ini didasari beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan serat nanas sebagai sebagai bahan campuran komposit. Di antaranya adalah Mujiyono dan Didik Nurhadiyanto (2003) yang meneliti tentang pemanfaatan serat daun nanas sebagai penguat material komposit. Deli Natalia Saragih (2007) yang membuat genteng beton yang terbuat dari bahan pulp serat daun nanas dan semen portland pozolan. Munirah Mokhtar, Abdul Razak Rahmat, dan Azman Hassan (2007) yang meneliti karakteristik dan perlakuan komposit serat nanas untuk aplikasi konstruksi. Perdinan Sinuhaji (2010) pada disertasinya membuat karton dari campuran serat nanas, pisang, dan rami.

Serat yang digunakan adalah serat panjang


Keutamaan serat panjang Mempunyai kekuatan yang lebih dibanding serat yang berbentuk serat pendek (bulk) Serat panjang mempunyai struktur yang lebih sempurna karena struktur kristal tersusun sepanjang sumbu serat dan Cacat internal pada serat lebih sedikit dari pada material dalam serat pendek.

Matriks yang dipakai pada penelitian ini adalah aspal iran 60/70 Aspal ini merupakan salah satu jenis aspal minyak bumi yang diimpor dari Iran-Teheran.
Aspal jenis ini sangat sesuai dan direkomendasikan untuk negara beriklim tropis seperti Indonesia, karena didesain untuk bisa elastis menyesuaikan suhu yang naik dan turun.

Selain dari bahan-bahan di atas, untuk memperkuat ikatan antara bahan-bahan komposit dipakai polipropilen.

Penelitian ini memaparkan secara komprehensif tentang pembuatan dan karakterisasi genteng yang terbuat dari bahan aspal, polipropilen, dan serat nanas.

Sifat yang perlu diperhatikan dalam pembuatan genteng

daya serap air porositas kekuatan tarik kekuatan lentur kekuatan impak pengujian nyala

Penelitian ini mencakup - variasi komposisi - variasi orientasi serat nanas

PERUMUSAN MASALAH
Layakkah serat nanas diganakan sebagai bahan campuran komposit genteng aspal? Pada komposisi optimum berapa bahan pasir dan serat nanas yang digunakan sehingga dapat menghasilkan genteng yang memenuhi standar? Berapa orientasi serat nanas optimum yang digunakan sehingga dapat menghasilkan genteng yang memenuhi standar?

BATASAN MASALAH
Bahan yang digunakan dalam campuran pembuatan genteng polimer adalah aspal iran penetrasi 60/70, pasir, polypropilen, dan serat nanas Variabel tetap yaitu aspal iran 60/70 (10%), polypropilen (10%), variabel bebas yaitu pasir dan serat nanas dengan variasi komposisi 80:0, 79:1, 78:2, 77:3, 76:4, 75:5. Serat nanas yang digunakan adalah serat panjang (15 cm) dengan orientasi 0o, 15o, 30o, 45o Pengujian sifat fisis, meliputi uji porositas dan uji daya serap air, sifat mekanik meliputi uji kekuatan lentur, kuat tarik dan uji impak sedangkan uji termal meliputi ketahanan nyala.

TUJUAN PENELITIAN
Membuat genteng aspal yang diperkuat serat daun nanas dan pasir Mengetahui komposisi pasir : polipropilen : serat nanas : aspal yang paling optimum dari segi sifat-sifat mekanis, sifat-sifat fisis, dan sifat termalnya Meneliti dan mempelajari orientasi serat yang paling optimum yang memenuhi standar atau spesifikasi genteng aspal yang sudah ada di pasaran

MANFAAT PENELITIAN
Memberikan informasi tentang pemanfaatan serat nanas sebagai bahan komposit secara luas Memberikan informasi tentang genteng polimer yang mempunyai nilai ekonomis, bermutu dan ramah lingkungan.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Komposit
Bahan yang terbentuk apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan (Kroschwitz, 1987) Bahan hibrida yang terbuat dari resin polimer diperkuat dengan serat, menggabungkan sifat-sifat mekanik dan fisik (K. van Rijswijk, M.Sc, et. al) Suatu sistem material yang tersusun dari campuran atau kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utamanya yang secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau komposisi material pada dasarnya tidak dapat dipisahkan. (Schwartz, 1984)

PEMBAGIAN KOMPOSIT

Genteng Aspal
Terbuat dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model di pasaran Pertama, model datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka, Kedua, model bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.

1. Aspal
Data Jenis Pengujian dan Persyaratan Aspal Tipe Grade 60/70 (sumber: Spesifikasi Bidang Jalan dan Jembatan Dep. PU, 2005)

Sifat Densitas pada T 25 oC Penetrasi pada T 25 oC Titik leleh Daktilitas pada T 25 oC Kerugian pemanasan Penurunan pada penetrasi setelah pemanasan Titik nyala Kelarutan dalam CS2 Spot Test

Ukuran K/m3 0,1 mm


oC

cm %wt %
oC

Spesifikasi 1010 - 1060 60/70 49/56 Min. 100 Max. 0,2 Max. 20 Min. 250 Min. 99,5 Negatif

Standar Pengujian ASTM-D71/3289 ASTM-D5 ASTM-D36 ASTM-D113 ASTM-D6 ASTM-D6&D5 ASTM-D92 ASTM-D4 AASHO T102

%wt

2. SERAT NANAS
Luas panen nanas di Indonesia + 165.690 hektar atau 25,24% dari sasaran panen buah-buahan nasional (657.000 hektar). Luas areal tanaman nanas menempati urutan pertama dari 13 jenis buah-buahan komersial yang dibudidayakan di Indonesia (sumber: Bappenas, 2000)

Ekstrasi Serat Daun Nanas


Pemisahan atau pengambilan serat nanas dari daunnya (fiber extraction) dilakukan dengan dua cara: - Water retting yaitu proses yang dilakukan oleh micro-organism (bacterial action) - Dengan peralatan dekortikator (Kirby, 1963)

Komposisi Kimia Serat Nanas pada Metode Proses Pemisahan Serat yang Berbeda (Doraiswarmy et al., 1993)
Komposisi Kimia % Komposisi Decortication Alpha cellulose Hemi cellulose Lignin Ash Alcohol-benzene extractions 79,36 13,07 4,25 2,29 5,73 Water Retting 87,36 4,58 3,62 0,54 2,72

Karakteristik Serat Daun Nanas (Doraiswarmy et al., 1993)


Ultimate Cell Length L (mm) Width W (12.8 m) L/W Degree of polymerisation of alpha cellulose 3-9 4-8 450 1178 - 1200

Filament

Tenacity (MN/m2) Extension at break (%) Torsional rigidity (MN/m2) Flexural rigidity (MN/m2) Length (cm) Transverse swelling in water (%)

710 26 360 38 55 - 75 18 20

Bundle

Tenacity (MN/m2) True density (Kg/m3) Apparent density (Kg/m3) Porosity (%) MR at 65% RH MR at 100% RH

370 1480 1350 9,0 11,8 41,0

Sifat-sifat Beberapa Jenis Serat Alam (Soumitra Biswas, et.al, 2009)


Sifat Diameter (mm) Kerapatan (g/cm3) Sudut Serat Mikro (0) Selulosa/ Kandungan Lignin (%) Modulus Elastisitas (GN/m2) Keuletan (MN/m2) Pemuluran (%) Rami 1,3 8,1 61/12 440-533 1-1,2 Pisang 80-250 1,35 11 65/6 8-20 529-754 1-3,5 Sisal 50-200 1,45 10-22 67/12 9-16 568640 3-7 Nanas 20-80 1,44 14-18 81/12 34-82 4131627 0,8-1,6 Sabut Kelapa 100-450 1,15 30-49 43/45 4-6 131-175 15-40

Perbandingan antara serat alami dan serat gelas (Santoso, 2002)


Serat alami Massa jenis Biaya Terbarukan Kemampuan didaur ulang Konsumsi Energi Distribusi Menetralkan CO2 Menyebabkan abrasi Resiko Kesehatan Limbah Rendah Rendah Ya Ya Rendah Luas Ya Tidak Tidak Biodegradable Serat gelas 2x serat alami Rendah, lebih tinggi dari SA Tidak Tidak Tinggi Luas Tidak Ya Ya Tidak Biodegradable

METODOLOGI PENELITIAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Ilmu Kimia Polimer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Medan

PERALATAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Beaker glass 500 ml Ayakan Spatula Neraca Analitik Hot plate Ekstruder MIFPOL BRS 896 Hot Compressor Cetakan Electronic system Universal Tensile Machine Type SC-2DE Impact Wolpert Aluminium Foil Pelat tipis

BAHAN
1. Aspal iran tipe penetrasi 60/70 2. Pasir 3. Serat nanas

Komposisi Bahan
Komposisi (%) No Sampel Aspal Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 10 % 10 % 10 % 10 % 10 % 10 % Polipropilen 10% 10% 10% 10% 10% 10% Pasir 80 % 79 % 78 % 77 % 76 % 75 % Serat Nanas 0% 1% 2% 3% 4% 5%

Bentuk sampel yang direncanakan

PENGUJIAN SAMPEL
1. Uji Fisis: - Porositas - Daya Serap Air 2. Uji Mekanis: - Uji Tarik - Uji Tekan - Uji Impak 3. Uji Ketahanan Nyala

UJI POROSITAS ASTM C 37388

PROSEDUR PENGUJIAN 1. Massa Sampel Ditimbang Sebagai Massa Kering 2. Massa Jenuh Sampel Ditimbang Setelah Direndam Selama 24 Jam 3. Kemudian Dihitung Porositas Sampel Dengan Persamaan

P Mj Mk V air

= Porositas ( % ) = Massa jenuh sampel (gr) = Massa kering samper (gr) = Volume ( cm3 ) = Massa jenis air (gr/cm2)

Pengujian Daya Serap Air Sampel direndam di dalam air selama 24 jam pada suhu kamar. massa sampel sebelum dan sesudah perendaman ditimbang. daya serap air dapat dihitung menggunakan persamaan

Mb = Massa Sampel Dalam Keadaan Basah (gram) Mk = Massa Sampel Dalam Keadaan Basah (gram)

Pengujian Kekuatan Lentur Pengujian Kekuatan Lentur (UFS) dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan sampel terhadap pembebanan. Pengujian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keelastisan suatu bahan Prosedur: 1. Digunting sampel sesuai dengan ASTM D 638 2. Dihitung beban maksimum sampel 3. Dihitung jarak penyangga dan lebar benda uji serta tebal benda uji 4. Diuji nilai kuat lentur sampel dengan persamaan:

P = Beban Patah L = Jarak Span (10 Cm ) B = Lebar (Mm) D = Tebal (Mm)

UJI IMPAK
Pengujian Impak Ini Dilakukan Untuk Mengetahui Ketangguhan Sampel Terhadap Pembebanan Dinamis.
Prinsip Dasar Pengujian Impak Ini Adalah Penyerapan Energi Potensial Dari Pendulum Beban Yang Berayun Dari Suatu Ketinggian Tertentu Dan Menumbuk Benda Uji Sehingga Benda Uji Mengalami Deformasi. Prosedur: 1. Digunting Sampel Sesuai Dengan ASTM D 638 2. Sampel Diletakkan Pada Alah Penumpu Dengan Jarak Span 80 Mm 3. Diatur Godam Pada Posisi Awal Dengan Sudut 160oc, Kemudian Godam Dilepaskan Secara Tiba-tiba Sehingga Menumbuk Sampel.

Kekuatan Impak Dapat Dihitung Dengan Persamaan

Dimana: Is = Kekuatan Impak (Kj/M2) Es = Energi Serap (J) A = Luas Permukaan (Mm2)

Uji Tarik
Tujuannya untuk mengetahui sifat-sifat mekanik tarik (kekuatan tarik) dari komposit yang diuji Kekuatan tarik diukur dengan menarik sekeping sampel dengan dimensi yang seragam. Tegangan tarik , adalah gaya yang diaplikasikan, F, dibagi dengan luas penampang A yaitu:

Perpanjangan tarik adalah perubahan panjang sampel dibagi dengan panjang awal

Perbandingan tegangan terhadap perpanjangan disebut modulus tarik E

Uji Termal

3.4 Diagram Alir Mulai

Serbuk Polipropilen + pasir dengan komposisi 10:80

Aspal dipanaskan pada suhu 100C Pencampuran Diekstrusi (T= 150C) selama 30 menit

Setengah bagian hasil ekstrusi dituang ke dalam cetakan

Ditambahkan serat secara horizontal dengan komposisi 0% Setengah bagian hasil ekstrusi dituang menutupi serat Ulangi untuk orientasi serat yang berbeda Ulangi untuk komposisi yang lain

Dikeringkan di udara terbuka selama 1,5 jam Dipress dengan hot compressor pada tekanan 38 atm dengan suhu 150C selama 30 menit Didinginkan selama 2 jam

Genteng Polimer

Sifat fisis

Sifat termal

Sifat mekanis

Porositas

Daya serap air

Ketahanan nyala

Impak

Lentur

Tarik

SELESAI

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai