Anda di halaman 1dari 10

STUDY PERLAKUAN ALKALI DAN FRAKSI VOLUME SERAT TERHADAP

KEKUATAN BENDING KOMPOSIT POLYESTER SERAT RAMI


STUDY OF ALKALINE TREATMENT AND VOLUME FRACTION OF FIBER
STRENGTH AGAINST BENDING THE FIBER FLAX POLYESTER COMPOSITE
M. Ridho Shahab, Sinarep1
, Nasmi Herlina Sari2
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Jl. Majapahit no. 62, Mataram,
NTB,83125, Indonesia. HP. 085333009100
*1Dosen Pembimbimbing Utama
*2 Dosen Pembimbimbing Pendamping
*E-mail: ridhoshahab@yahoo.com
ABSTRAK
Penggunaan material komposit dengan penguat serat alam mulai banyak dikenal
dalam industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta
mampu dihancurkan sendiri oleh alam merupakan tuntutan teknologi sekarang ini. Komposit
serat yang memanfaatkan serat alam perlu dilalkukan penelitian agar komposit serat benar-
benar mampu dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif material pengganti kayu, plastik,
dan logam. Pada penelitian ini sifat yang akan dicari adalah sifat kekuatan bending dari
material komposit serat rami.
Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Dalam pembuatan spesimen
untuk pengujian bending eksperimen yang digunakan dua variasi yaitu variasi fraksi volume
serat dan fraksi perendaman alkali. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis
variansi dua arah.
Pada pengujian bending nilai kekuatan bending komposit serat rami tertinggi
terdapat pada variasi perlakuan alkali 12 % dengan nilai rata-rata sebesar 30,85 Mpa dan
nilai terendah terdapat pada perlakuan alkali 6 % dengan nilai rata-rata sebesar 26,16 Mpa.
Sedangkan pada variasi fraksi volume serat nilai kekuatan bending tertinggi diperoleh pada
fraksi volume serat 20 % dengan nilai rata-rata sebesar 30,99 Mpa dan nilai terendah
terdapat pada fraksi volume serat 30 % dengan nilai rata-rata sebesar 27,60 Mpa. Sedangkan
berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Anova dua arah, kedua variasi yang
dilakukan yaitu variasi fraksi volume serat dan perlakuan alkali tidak berpengaruh signifikan
terhadap kekuatan bending komposit serat rami yang bermatrik resin polyester.

Kata Kunci : Kekuatan Bending, Komposit Serat, serat rami.

ABSTRACT
The use of composite materials with fiber reinforcement began to be known at the
manufacturing industry. Materials that are environmentally friendly, capable of being
recycle, and capable of being destroyed by nature are the current technological recovery.
Fiber composites that utilize natural fibers need to be done so that fiber can actually be used
as an alternative raw material to replace wood, plastic, and metal. In this study the
properties to be sought are bending strength properties of hemp fiber composites.
This research was carried out with experimental method. In making specimens for
experimental bending testing are use two variations, fiber volume fraction and alkali
immersion fraction. While the data analysis used is a two-way variance analysis.
The highest bending strength of composite hemp fiber at bending test was found in the
variation of 12% alkali treatment with an average value of 30,85 Mpa and the lowest value
was found in the 6% alkali treatment with an average value of 26,16 Mpa. While based
variation in the volume fraction of the highest bending strength values was obtained at 20%
fiber volume fraction with an average value of 30,99 MPa and the lowest value was in the
fiber volume fraction of 30% with an average value of 27,60 MPa. While based on
calculations using two-way ANOVA, the two variations which is conducted of variations in
fiber volume fraction and alkali treatment haven’t a significant effect at the bending strength
of hemp fiber composites with the strength of polyester resin

Keywords: Bending Strength, Fiber Composite, Hemp Fiber.

1. Pendahuluan
Penggunaan material komposit dengan filler serat alam mulai banyak dikenal dalam
industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu
dihancurkan sendiri oleh alam merupakan tuntutan teknologi sekarang ini. Salah satu material
yang diharapkan mampu memenuhi hal tersebut adalah material komposit dengan material
pengisi (filler) serat alam. Keunggulan yang dimiliki oleh serat alam antara lain: non-
abrasive, densitas rendah, harga lebih murah, ramah lingkungan, dan tidak membahayakan
bagi kesehatan. Penggunaan serat alam sebagai filler dalam komposit tersebut terutama untuk
lebih menurunkan biaya bahan baku dan peningkatan nilai salah satu produk pertanian.
(Fajar, 2008). Serat alam dapat menjadi filler dalam komposit karena kandungan selulosa
beberapa serat alam yang memiliki selulosa antara lain tebu, jagung, padi, rami dan lain-lain.
Tanaman rami ( Boehmeria Nivea ) adalah sumber bahan baku serat tekstil alam tumbuh-
tumbuhan, sebagaimana halnya dengan serat kapas, linen (flax) dan sejenisnya. Sejak jaman
dahulu rami digunakan untuk bahan pembuat pakaian dan juga sebagai baju perang karena
keuletan rami mampu menahan sabetan pedang, bahkan sekarang serat rami diteliti oleh
pihak militer untuk bahan pembuatan baju anti peluru. (Jamasri, 2008).
Dalam penelitian ini menggunakan filler serat rami, jenis pengikat yang digunakan
adalah resin polyester. Resin polyester merupakan salah satu resin termoset yang mudah
diperoleh dan digunakan masyarakat umum maupun industri skala kecil maupun besar. Resin
polyester ini juga mempunyai kemampuan berikatan dengan serat alam tanpa menimbulkan
reaksi dan gas, oleh karena itu resin polyester digunakan dalam penelitian ini. Untuk
meningkatkan fungsi guna dari serat rami yang biasa digunakan untuk bahan tekstil dan
kerajinan rakyat menjadi material teknik, maka perlu diteliti dan dikembangkan sebagai
bahan komposit yang sesuai sifat fisis dan mekanisnya, sehingga akan tercipta bahan
komposit baru.
Yanto, (2016), menyelidiki material komposit polimer berbasis serat kelapa dan
fiberglass jika diberikan pembebanan dinamik atau berulang, maka tejadinya penurunan sifat
kekakuan dari komposit tersebut. Penurunan kekakuan dari komposit hibrid ini mencapai
30% dari kekakuan awal sebelum diberikan beban dinamik. Semakin banyak siklus beban
dinamik yang diberikan maka akan semakin turun kekakuan dari komposit hibrid tersebut.
Pada penelitian selanjutnya diperlukan penambahan siklus dari beban dinamik sehingga
mendapatkan jumlah siklus maksimum untuk penurunan kekakuan dari komposit sampai
komposit tersebut gagal/failure.
Wahyudi, 2017 menyelidiki komposisi campuran serat alam sabut kelapa (SSK) dan
serat batang pisang (SBK) dengan matriks pada pembuatan papan partikel komposit Poly
Vinyl Acetate (PVA) menunjukkan hasil sifat fisik maupun mekanik yang bervariasi atau
tidak ada yang sama untuk masing-masing spesimen sampel. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa komposisi campuran serat alam sabut kelapa (SSK) dan serat batang pisang (SBK)
dengan matriks pada pembuatan papan partikel komposit Poly Vinyl Acetate (PVA)
berpengaruh terhadap nilai sifat fisik maupun mekaniknya. Mengacu pada hasil analisa hasil
pengukuran, nilai sifat fisik (densitas dan kadar air) dan sifat mekanik (uji tarik dan bending)
yang diukur, untuk semua spesimen sampel papan partikel berbahan alam serat sabut kelapa
(SSK) dan serat batang Pisang (SBP) dengan matriks perekat lem PVAc berada pada nilai
yang sesuai dengan kualitas standar SNI03-2105-2006.
2. Landasan Teori
a. Komposit
Pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda yang
digabung atau dicampur secara makroskopis menjadi suatu bahan yang berguna (Jones,
1975), karena bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro, maka bahan
komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran
kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau
komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan (Schwatrz, 1984). Bahan
komposit secara umum terdiri dari penguat dan matrik.
Berdasarkan bentuk macam penguatnya, secara garis besar komposit di klasifikasikan
menjadi tiga (Jones, 1975), yaitu : komposit partikel, komposit serat,dan komposit struktural.

Gambar 2.1 Bagan klasifikasi komposit ( Jones, 1975 )


3. Metode Penelitian
a. Diagram Aliran

Study Literature dan Survey


Lapangan

Persiapan Alat dan Bahan

Serat Rami Resin Polyester

Perendaman Alkali 2 % 6 Pembuatan Komposit Dengan


% dan 12 % selama 1 jam Metode Hand Lay Up dengan fraksi
pada suhu kamar volume 20 % 30 % dan 40 %

Pengujian bending

Pengambilan data

Pengolahan data

Analisa data dan pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1 diagram alir penelitian


b. Survey Lapangan dan Study Literature.
Proses yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data awal
sebagai study literature. Study literature bertujuan untuk mengenal masalah yang dihadapi,
serta untuk menyusun rencana kerja yang akan dilakukan. Pada studi awal dilakukan
langkah-langkah seperti survey dilapangan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan serta mengambil data-data penelitian yang sudah ada untuk
dijadikan sebagai pembanding terhadap hasil pengujian yang akan dianalisa. Selain itu pada
proses ini juga dilakukan perancangan alat pres-mold yang digunakan untuk membuat
spesimen yang sesuai dengan karakter matrik yang dipakai.
c. Alat dan Bahan
Alat penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Alat uji bending (mesin TENSILON RTG 1310 0,1KN – 10KN).
2. Cetakan dan alat pengepres.
3. Timbangan digital.
4. Kamera.
5. Gelas ukur.
6. Gelas pencampur dan alat pengaduk.
7. Ember/bak.
8. Mistar.
9. Pisau/cutter.
10. Gergaji.
11. Gunting.
12. Kuas.
13. Sisir.
14. Sendok.
Bahan penelitian
1. Serat rami
Serat rami dicuci dahulu untuk menghilangkn kotoran yang ada pada serat, kemudian
serat dijemur.
2. Polyester
Matrik yang digunakan Resin Polyester BQTN tipe 157 dengan bahan tambahan
katalis yang berfungsi sebagai pengeras resin.
3. KOH
KOH digunakan untuk menghilangkan kotoran atau lignin pada serat. KOH
merupakan larutan basa dan terkesan licin.
d. Pembuatan Komposit
Proses pembuatan komposit serat rami dengan matrik polyester adalah sebagai
berikut:
1. Penyiapan serat rami,untuk serat rami dicuci dahulu, kemudian dimasukkan kedalam
larutan KOH 2%, 6%, 12% selama 1 jam, lalu dikeringkan, Setelah serat kering
kemudian dilakukan proses pembuatan serat secara acak sesuai bentuk cetakan.
2. Pembuatan cetakan Untuk pengujian bending kaca dengan ketebalan 5 mm x Panjang
150 mm dan Lebar 25 mm.
3. Pengolesan wax mold release atau kit motor pada cetakan untuk memudahkan
pengambilan benda uji dari cetakan setelah mengalami proses pengeringan.
4. Resin polyester dicampur dengan katalis untuk membantu proses pengeringan. Katalis
yang digunakan sebanyak 1% dari banyaknya resin poliester yang digunakan.
5. Penuangan campuran resin sebagian dari takaran kedalam cetakan, dilanjutkan
penempatan serat rami yang telah disusun secara acak, kemudian diatas serat dituang
kembali sisa campuran resin pada gelas takaran kedalam cetakan sambil dipukul-
pukul dengan sendok biar campuran resin masuk kedalam serat yang kemudian
ditutup dengan kaca dan ditekan dengan dengan alat penekan.
6. Penutupan dengan menggunakan kaca yang bertujuan agar void yang kelihatan dapat
diminimalkan jumlahnya yang kemudian dilakukan pengepresan dengan
menggunakan alat pengepres.
7. Proses pengeringan dilakukan sampai benar-benar kering yaitu 24 jam.
8. Proses pengambilan komposit dari cetakan yaitu menggunakan pisau ataupun cutter.
9. Benda uji komposit siap untuk dipotong menjadi spesimen benda uji.

e. Pengujian Bending Komposit


Material komposit mempunyai sifat tekan yang lebih baik dibanding sifat tariknya.
Kekuatan tarik di pengaruhi oleh ikatan molekul material penyusunnya. Pada pengujian
bending ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kekuatan lentur dari material komposit.
Pengujian dilakukan dengan jalan memberi beban lentur secara perlahan-lahan sampai
spesimen mencapai titik lelah. Pada perlakuan uji bending bagian atas specimen mengalami
proses penekanan dan bagian bawah mengalami proses tarik sehingga akibatnya spesimen
mengalami patah bagian bawah karena tidak mampu menahan tegangan tarik. Spesimen uji
bending dibuat sesuai standar ASTM D79.
Langkah-langkah pengujian bending yaitu:
1. Mempersiapkan benda uji.
2. Menentukan titik tumpuan dan titik tengah benda uji dengan memberi tanda garis.
3. Menentukan besarnya beban yang digunakan.
4. Meletakkan spesimen pada meja mesin pengujian bending dengan jarak tumpuan dan
titik tengah yang telah ditentukan.
5. Putar handle sampai beban menyentuh benda uji dan manometer indikator
menunjukkan angka nol.
6. Tentukan putaran jarum penentu waktu untuk pencatatan beban selanjutnya.
7. Catat hasil pengujian bending setiap putaran yang telah ditentukan.
8. Menentukan harga bending.
4. Hasil dan pembahasan
Adapun data hasil pengujian kekuatan bending untuk masing-masing pengulangan
seperti ditunjukkan pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Data hasil perhitungan kekuatan bending komposit serat rami untuk variasi fraksi
volume serat dan perlakuan alkali dengan matrik polyester.
Fraksi kekuatan Rata-
Alkali L b d P maks
volume Pengulangan bending rata
(%) (mm) (mm) (mm) (N)
(%) (MPa) (MPa)
1 96 25 6 208 33,28
20 30,32
2 96 25 6 171 27,36
1 96 25 6 163 26,08
2 30 27,60
2 96 25 6 182 29,12
1 96 25 6 178 28,48
40 34,08
2 96 25 6 248 39,68
1 96 25 6 168 26,88
20 31,36
2 96 25 6 224 35,84
1 96 25 6 166 26,56
6 30 24,48
2 96 25 6 140 22,40
1 96 25 6 190 30,40
40 22,64
2 96 25 6 93 14,88
1 96 25 6 173 27,68
20 31,28
2 96 25 6 218 34,88
1 96 25 6 217 34,72
12 30 30,72
2 96 25 6 167 26,72
1 96 25 6 172 27,52
40 30,56
2 96 25 6 210 33,60

Pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat hasil pengujian dan perhitungan nilai masing-
masing spesimen dan nilai rata-rata uji kekuatan bending komposit, untuk variasi fraksi
volume perlakuan alkali 2 %, 6 % dan 12 % dengan variasi fraksi volume serat 20 %, 30 %
dan 40 %.
Tabel 4.2 Data hasil perhitungan kekuatan bending rata-rata komposit serat rami untuk
variasi fraksi volume serat dan perlakuan alkali dengan matrik polyester.
Fraksi Serat Rata-Rata Kekuatan Perlakuan Alkali Rata-Rata Kekuatan
(%) Bending (Mpa) (%) Bending (Mpa)
20 30,99 2 30,67
30 27,60 6 26,16
40 29,09 12 30,85
Data kekuatan bending dianalisis dengan menggunakan Anova dua arah untuk
mengetahui pengaruh fraksi volume serat dan perlakuan alkali terhadap kekuatan bending
komposit serat rami yang disusun secara acak dengan matrik resin polyester. Hasil dari
kekuatan bending rata-rata dapat digambarkan dalam grafik hubungan antara variasi
perlakuan alkali dengan variasi fraksi volume serat terhadap kekuatan bending komposit
seperti ditunjukkan pada gambar 4.1 di bawah ini.
kekuatan bending (Mpa)
FRAKSI SERAT 20%
FRAKSI SERAT 30%
FRAKSI SERAT 40%

perlakuan alkali (%)

Gambar 4.1 Grafik hubungan antara perlakuan alkali dengan variasi fraksi volume serat rami
terhadap kekuatan bending komposit serat.
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai kekuatan bending yang
paling tinggi terdapat pada spesimen dengan jumlah fraksi volume serat 40 % dan perlakuan
alkali 2 % dengan nilai sebesar 34,08 Mpa dan nilai kekuatan bending terendah diperoleh
pada fraksi volume serat 40 % juga namun pada perlakuan alkali 6% yaitu sebesar 22,64
Mpa. Jika dilihat dari hasil rata-rata pada kedua variasi nilai yang didapat pada variasi fraksi
volume serat, nilai kekuatan tertinggi diperoleh pada fraksi volume serat 20 % dengan nilai
30,99 MPa dan nilai terendah pada fraksi volume serat 30 % dengan nilai 27,60 MPa.
Sedangkan Pada variasi perlakuan alkali juga terlihat adanya perbedaan nilai kekuatan
bending, seperti misalnya pada perlakuan alkali 12 % mempunyai nilai kekuatan bending
rata-rata yang paling tinggi yaitu sebesar 30,85 MPa jika dibandingkan dengan perlakuan
alkali 6 % dan 2 % yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 26,16 Mpa dan 30,67 Mpa. Hal ini
disebabkan karena adanya kesalahan alat pada saat penggujian seperti ditunjukkan pada nilai
beban maksimum, yakni tidak begitu terlihat perbedaan data yang didapatkan sehingga nilai
perhitungan yang didapatpun tidak menentu dan tidak terarah.
Tabel 4.3 Perhitungan kekuatan bending dengan Anova dua arah.
Source of
SS Df MS F hitung F tabel
Variation
Fraksi serat 17,28427 2 8,642133333 0,744532255 6,94427191
Perlakuan alkali 42,37227 2 21,18613333 1,825215953 6,94427191
Error 46,42987 4 11,60746667

Total 106,0864 8
Catatan : perhitungan anova dua arah dengan menggunakan microsoft excel
Berdasarkan Tabel 4.3 perhitungan dengan menggunakan Anova dua arah dengan α
= 0,05 pada variasi fraksi volume serat didapat F hitung sebesar 0,7444 dan F tabel sebesar
6,94 begitu juga pada variasi perlakuan alkali didapat F hitung sebesar 1,82 dan F tabel sebesar
6,94 juga . Karena Fhitung < F tabel, pada kedua variasi maka H0 diterima, sehingga variasi
fraksi volume serat dan perlakuan alkali pada komposit serat rami dengan panjang serat 5 cm
tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan bending komposit yang bermatrik resin
polyester.
5. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil uji yang telah dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1) Pada variasi perlakuan alkali nilai kekuatan bending tertinggi terdapat pada perlakuan
alkali 12 % dengan nilai rata-rata sebesar 30,85 Mpa dan nilai terendah terdapat
pada perlakuan alkali 6 % dengan nilai rata-rata sebesar 26,16 Mpa. Sedangkan pada
variasi fraksi volume serat nilai kekuatan bending tertinggi diperoleh pada fraksi
volume serat 20 % dengan nilai rata-rata sebesar 30,99 Mpa dan nilai terendah
terdapat pada fraksi volume serat 30 % dengan nilai rata-rata sebesar 27,60 Mpa.
2) Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Anova dua arah, kedua variasi yang
dilakukan yaitu variasi fraksi volume serat dan perlakuan alkali tidak berpengaruh
signifikan terhadap kekuatan bending komposit serat rami yang bermatrik resin
polyester.

b. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat
disampaikan diantaranya:
1) Sebaiknya pengujian dilakukan di tempat yang sudah teruji hasilnya dan teruji
ketelitiannya sehingga data yang didapat nantinya lebih bagus dan terarah.
2) Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk mengetahui sifat mekanik lainnya pada
material komposit serat rami.

6. Daftar Pustaka
Anonim., 2014, Pedoman Tugas Akhir Mahasiswa, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Mataram, Mataram.
ASTM. D 790 – 02 Standard test methods for flexural properties of unreinforced and
reinforced plastics and electrical insulating material. Philadelphia, PA :American
Society for Testing and Materials.
Bismarck, A., Mohanty, A.K., Aranberri., Askargorta, A., Czapia, S., Misra, M., Hinrichsen,
G., and Springer, J. 2002. “Surface Characterization of Natural Fibers; Surface
Properties and the Water up-take Behavior of Modified Sisal and Coir Fibers”.
Journal Grenn Chemistry (3) 100-107.
Fajar, S.N., 2008, Optimasi Kekuatan Bending Dan Impact Komposit Berpenguat Serat
Ramie Bermatrik Polyester Bqtn 157 Terhadap Fraksi Volume Dan Tebal Skin.
Gibson., 1994.Principle Of Composite Material Mechanics. New York : Mc Graw Hill,Inc.
Hartanto, L., 2009, Study Perlakuan Alkali Dan Fraksi Volume Serat Terhadap Kekuatan
Bending, Tarik, Dan Impak Komposit Berpenguat Serat Rami Bermatrik Polyester
BQTN 157 , Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Jamasri. 2008. Identification or ramie single fiber surface topography influenced by solvent-
based treatment. Dalam Journal of Industrial Textiles, 38 (2): 127-137.
Jones, M. R., 1975, Mechanics of Composite Material, Mc Graww Hill Kogakusha, Ltd.
Salman. 2018, Pengaruh fraksi volume serat kulit jagung terhadap kekuatan tarik dan
penyerapan air komposit polyurethane, Journal Teknik Mesin, volume 07 No.1
Sari, N H., 2011. Pengaruh Panjang Serat Dan Fraksi Volume Serat Pelepah Kelapa
Terhadap Ketangguhan Impact Komposit Polyester, Dinamika Teknik Mesin,
Volume 1 No.2
Sari, N H., 2012, Study kekuatan bending dan struktur mikro komposit polyethylene yang
diperkuat oleh hybrid serat sisal dan karung goni, Dinamika Teknik Mesin,
Volume 2 No.2.
Schwartz, M.M., 1984, Composite Materials Handbook, McGraw-Hill Book Co., New York.
Wahyudi. 2017, Sifat Mekanik Papan Komposit Berbahan Dasar Serat Sabut Kelapa Dan
Serat Batang Pisang, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902)
volume 3 No.2
Yanto 2016, Pengaruh Beban Dinamik terhadap Kekakuan Komposit Hibrid Berbasis
Fiberglass dan Serat Kelapa, Jurnal Teknik Mesin Institut Teknologi Padang ISSN
: 2089-4880 Vol. 6, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai