ABSTRACT
The use of composite materials with fiber reinforcement began to be known at the
manufacturing industry. Materials that are environmentally friendly, capable of being
recycle, and capable of being destroyed by nature are the current technological recovery.
Fiber composites that utilize natural fibers need to be done so that fiber can actually be used
as an alternative raw material to replace wood, plastic, and metal. In this study the
properties to be sought are bending strength properties of hemp fiber composites.
This research was carried out with experimental method. In making specimens for
experimental bending testing are use two variations, fiber volume fraction and alkali
immersion fraction. While the data analysis used is a two-way variance analysis.
The highest bending strength of composite hemp fiber at bending test was found in the
variation of 12% alkali treatment with an average value of 30,85 Mpa and the lowest value
was found in the 6% alkali treatment with an average value of 26,16 Mpa. While based
variation in the volume fraction of the highest bending strength values was obtained at 20%
fiber volume fraction with an average value of 30,99 MPa and the lowest value was in the
fiber volume fraction of 30% with an average value of 27,60 MPa. While based on
calculations using two-way ANOVA, the two variations which is conducted of variations in
fiber volume fraction and alkali treatment haven’t a significant effect at the bending strength
of hemp fiber composites with the strength of polyester resin
1. Pendahuluan
Penggunaan material komposit dengan filler serat alam mulai banyak dikenal dalam
industri manufaktur. Material yang ramah lingkungan, mampu didaur ulang, serta mampu
dihancurkan sendiri oleh alam merupakan tuntutan teknologi sekarang ini. Salah satu material
yang diharapkan mampu memenuhi hal tersebut adalah material komposit dengan material
pengisi (filler) serat alam. Keunggulan yang dimiliki oleh serat alam antara lain: non-
abrasive, densitas rendah, harga lebih murah, ramah lingkungan, dan tidak membahayakan
bagi kesehatan. Penggunaan serat alam sebagai filler dalam komposit tersebut terutama untuk
lebih menurunkan biaya bahan baku dan peningkatan nilai salah satu produk pertanian.
(Fajar, 2008). Serat alam dapat menjadi filler dalam komposit karena kandungan selulosa
beberapa serat alam yang memiliki selulosa antara lain tebu, jagung, padi, rami dan lain-lain.
Tanaman rami ( Boehmeria Nivea ) adalah sumber bahan baku serat tekstil alam tumbuh-
tumbuhan, sebagaimana halnya dengan serat kapas, linen (flax) dan sejenisnya. Sejak jaman
dahulu rami digunakan untuk bahan pembuat pakaian dan juga sebagai baju perang karena
keuletan rami mampu menahan sabetan pedang, bahkan sekarang serat rami diteliti oleh
pihak militer untuk bahan pembuatan baju anti peluru. (Jamasri, 2008).
Dalam penelitian ini menggunakan filler serat rami, jenis pengikat yang digunakan
adalah resin polyester. Resin polyester merupakan salah satu resin termoset yang mudah
diperoleh dan digunakan masyarakat umum maupun industri skala kecil maupun besar. Resin
polyester ini juga mempunyai kemampuan berikatan dengan serat alam tanpa menimbulkan
reaksi dan gas, oleh karena itu resin polyester digunakan dalam penelitian ini. Untuk
meningkatkan fungsi guna dari serat rami yang biasa digunakan untuk bahan tekstil dan
kerajinan rakyat menjadi material teknik, maka perlu diteliti dan dikembangkan sebagai
bahan komposit yang sesuai sifat fisis dan mekanisnya, sehingga akan tercipta bahan
komposit baru.
Yanto, (2016), menyelidiki material komposit polimer berbasis serat kelapa dan
fiberglass jika diberikan pembebanan dinamik atau berulang, maka tejadinya penurunan sifat
kekakuan dari komposit tersebut. Penurunan kekakuan dari komposit hibrid ini mencapai
30% dari kekakuan awal sebelum diberikan beban dinamik. Semakin banyak siklus beban
dinamik yang diberikan maka akan semakin turun kekakuan dari komposit hibrid tersebut.
Pada penelitian selanjutnya diperlukan penambahan siklus dari beban dinamik sehingga
mendapatkan jumlah siklus maksimum untuk penurunan kekakuan dari komposit sampai
komposit tersebut gagal/failure.
Wahyudi, 2017 menyelidiki komposisi campuran serat alam sabut kelapa (SSK) dan
serat batang pisang (SBK) dengan matriks pada pembuatan papan partikel komposit Poly
Vinyl Acetate (PVA) menunjukkan hasil sifat fisik maupun mekanik yang bervariasi atau
tidak ada yang sama untuk masing-masing spesimen sampel. Oleh karena itu dapat dikatakan
bahwa komposisi campuran serat alam sabut kelapa (SSK) dan serat batang pisang (SBK)
dengan matriks pada pembuatan papan partikel komposit Poly Vinyl Acetate (PVA)
berpengaruh terhadap nilai sifat fisik maupun mekaniknya. Mengacu pada hasil analisa hasil
pengukuran, nilai sifat fisik (densitas dan kadar air) dan sifat mekanik (uji tarik dan bending)
yang diukur, untuk semua spesimen sampel papan partikel berbahan alam serat sabut kelapa
(SSK) dan serat batang Pisang (SBP) dengan matriks perekat lem PVAc berada pada nilai
yang sesuai dengan kualitas standar SNI03-2105-2006.
2. Landasan Teori
a. Komposit
Pengertian bahan komposit berarti terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda yang
digabung atau dicampur secara makroskopis menjadi suatu bahan yang berguna (Jones,
1975), karena bahan komposit merupakan bahan gabungan secara makro, maka bahan
komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran
kombinasi dua atau lebih unsur-unsur utama secara makro berbeda di dalam bentuk dan atau
komposisi material yang pada dasarnya tidak dapat dipisahkan (Schwatrz, 1984). Bahan
komposit secara umum terdiri dari penguat dan matrik.
Berdasarkan bentuk macam penguatnya, secara garis besar komposit di klasifikasikan
menjadi tiga (Jones, 1975), yaitu : komposit partikel, komposit serat,dan komposit struktural.
Pengujian bending
Pengambilan data
Pengolahan data
Pada Tabel 4.1 di atas dapat dilihat hasil pengujian dan perhitungan nilai masing-
masing spesimen dan nilai rata-rata uji kekuatan bending komposit, untuk variasi fraksi
volume perlakuan alkali 2 %, 6 % dan 12 % dengan variasi fraksi volume serat 20 %, 30 %
dan 40 %.
Tabel 4.2 Data hasil perhitungan kekuatan bending rata-rata komposit serat rami untuk
variasi fraksi volume serat dan perlakuan alkali dengan matrik polyester.
Fraksi Serat Rata-Rata Kekuatan Perlakuan Alkali Rata-Rata Kekuatan
(%) Bending (Mpa) (%) Bending (Mpa)
20 30,99 2 30,67
30 27,60 6 26,16
40 29,09 12 30,85
Data kekuatan bending dianalisis dengan menggunakan Anova dua arah untuk
mengetahui pengaruh fraksi volume serat dan perlakuan alkali terhadap kekuatan bending
komposit serat rami yang disusun secara acak dengan matrik resin polyester. Hasil dari
kekuatan bending rata-rata dapat digambarkan dalam grafik hubungan antara variasi
perlakuan alkali dengan variasi fraksi volume serat terhadap kekuatan bending komposit
seperti ditunjukkan pada gambar 4.1 di bawah ini.
kekuatan bending (Mpa)
FRAKSI SERAT 20%
FRAKSI SERAT 30%
FRAKSI SERAT 40%
Gambar 4.1 Grafik hubungan antara perlakuan alkali dengan variasi fraksi volume serat rami
terhadap kekuatan bending komposit serat.
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat dilihat bahwa nilai kekuatan bending yang
paling tinggi terdapat pada spesimen dengan jumlah fraksi volume serat 40 % dan perlakuan
alkali 2 % dengan nilai sebesar 34,08 Mpa dan nilai kekuatan bending terendah diperoleh
pada fraksi volume serat 40 % juga namun pada perlakuan alkali 6% yaitu sebesar 22,64
Mpa. Jika dilihat dari hasil rata-rata pada kedua variasi nilai yang didapat pada variasi fraksi
volume serat, nilai kekuatan tertinggi diperoleh pada fraksi volume serat 20 % dengan nilai
30,99 MPa dan nilai terendah pada fraksi volume serat 30 % dengan nilai 27,60 MPa.
Sedangkan Pada variasi perlakuan alkali juga terlihat adanya perbedaan nilai kekuatan
bending, seperti misalnya pada perlakuan alkali 12 % mempunyai nilai kekuatan bending
rata-rata yang paling tinggi yaitu sebesar 30,85 MPa jika dibandingkan dengan perlakuan
alkali 6 % dan 2 % yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 26,16 Mpa dan 30,67 Mpa. Hal ini
disebabkan karena adanya kesalahan alat pada saat penggujian seperti ditunjukkan pada nilai
beban maksimum, yakni tidak begitu terlihat perbedaan data yang didapatkan sehingga nilai
perhitungan yang didapatpun tidak menentu dan tidak terarah.
Tabel 4.3 Perhitungan kekuatan bending dengan Anova dua arah.
Source of
SS Df MS F hitung F tabel
Variation
Fraksi serat 17,28427 2 8,642133333 0,744532255 6,94427191
Perlakuan alkali 42,37227 2 21,18613333 1,825215953 6,94427191
Error 46,42987 4 11,60746667
Total 106,0864 8
Catatan : perhitungan anova dua arah dengan menggunakan microsoft excel
Berdasarkan Tabel 4.3 perhitungan dengan menggunakan Anova dua arah dengan α
= 0,05 pada variasi fraksi volume serat didapat F hitung sebesar 0,7444 dan F tabel sebesar
6,94 begitu juga pada variasi perlakuan alkali didapat F hitung sebesar 1,82 dan F tabel sebesar
6,94 juga . Karena Fhitung < F tabel, pada kedua variasi maka H0 diterima, sehingga variasi
fraksi volume serat dan perlakuan alkali pada komposit serat rami dengan panjang serat 5 cm
tidak berpengaruh signifikan terhadap kekuatan bending komposit yang bermatrik resin
polyester.
5. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil uji yang telah dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan antara lain :
1) Pada variasi perlakuan alkali nilai kekuatan bending tertinggi terdapat pada perlakuan
alkali 12 % dengan nilai rata-rata sebesar 30,85 Mpa dan nilai terendah terdapat
pada perlakuan alkali 6 % dengan nilai rata-rata sebesar 26,16 Mpa. Sedangkan pada
variasi fraksi volume serat nilai kekuatan bending tertinggi diperoleh pada fraksi
volume serat 20 % dengan nilai rata-rata sebesar 30,99 Mpa dan nilai terendah
terdapat pada fraksi volume serat 30 % dengan nilai rata-rata sebesar 27,60 Mpa.
2) Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Anova dua arah, kedua variasi yang
dilakukan yaitu variasi fraksi volume serat dan perlakuan alkali tidak berpengaruh
signifikan terhadap kekuatan bending komposit serat rami yang bermatrik resin
polyester.
b. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran-saran yang dapat
disampaikan diantaranya:
1) Sebaiknya pengujian dilakukan di tempat yang sudah teruji hasilnya dan teruji
ketelitiannya sehingga data yang didapat nantinya lebih bagus dan terarah.
2) Penelitian ini masih perlu dilanjutkan untuk mengetahui sifat mekanik lainnya pada
material komposit serat rami.
6. Daftar Pustaka
Anonim., 2014, Pedoman Tugas Akhir Mahasiswa, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Mataram, Mataram.
ASTM. D 790 – 02 Standard test methods for flexural properties of unreinforced and
reinforced plastics and electrical insulating material. Philadelphia, PA :American
Society for Testing and Materials.
Bismarck, A., Mohanty, A.K., Aranberri., Askargorta, A., Czapia, S., Misra, M., Hinrichsen,
G., and Springer, J. 2002. “Surface Characterization of Natural Fibers; Surface
Properties and the Water up-take Behavior of Modified Sisal and Coir Fibers”.
Journal Grenn Chemistry (3) 100-107.
Fajar, S.N., 2008, Optimasi Kekuatan Bending Dan Impact Komposit Berpenguat Serat
Ramie Bermatrik Polyester Bqtn 157 Terhadap Fraksi Volume Dan Tebal Skin.
Gibson., 1994.Principle Of Composite Material Mechanics. New York : Mc Graw Hill,Inc.
Hartanto, L., 2009, Study Perlakuan Alkali Dan Fraksi Volume Serat Terhadap Kekuatan
Bending, Tarik, Dan Impak Komposit Berpenguat Serat Rami Bermatrik Polyester
BQTN 157 , Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Jamasri. 2008. Identification or ramie single fiber surface topography influenced by solvent-
based treatment. Dalam Journal of Industrial Textiles, 38 (2): 127-137.
Jones, M. R., 1975, Mechanics of Composite Material, Mc Graww Hill Kogakusha, Ltd.
Salman. 2018, Pengaruh fraksi volume serat kulit jagung terhadap kekuatan tarik dan
penyerapan air komposit polyurethane, Journal Teknik Mesin, volume 07 No.1
Sari, N H., 2011. Pengaruh Panjang Serat Dan Fraksi Volume Serat Pelepah Kelapa
Terhadap Ketangguhan Impact Komposit Polyester, Dinamika Teknik Mesin,
Volume 1 No.2
Sari, N H., 2012, Study kekuatan bending dan struktur mikro komposit polyethylene yang
diperkuat oleh hybrid serat sisal dan karung goni, Dinamika Teknik Mesin,
Volume 2 No.2.
Schwartz, M.M., 1984, Composite Materials Handbook, McGraw-Hill Book Co., New York.
Wahyudi. 2017, Sifat Mekanik Papan Komposit Berbahan Dasar Serat Sabut Kelapa Dan
Serat Batang Pisang, Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902)
volume 3 No.2
Yanto 2016, Pengaruh Beban Dinamik terhadap Kekakuan Komposit Hibrid Berbasis
Fiberglass dan Serat Kelapa, Jurnal Teknik Mesin Institut Teknologi Padang ISSN
: 2089-4880 Vol. 6, No. 1.