Anda di halaman 1dari 11

WAHANA INOVASI VOLUME 7 No.

1 JAN-JUNI 2018 ISSN : 2089-8592

KARAKTERISTIK KOMPOSIT SERBUK KENAF


TERHADAP PENGUJIAN IMPAK
Din Aswan Amran Ritonga
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Komputer Universitas Harapan Medan
E-mail: dinaswan@yahoo.com

ABSTRAK pengangkutan merupakan contoh industri


yang sekarang mengaplikasikan bahan-
Secara umum komposit dapat bahan yang memiliki sifat berdensitas
didefinisikan sebagai suatu jenis bahan rendah, tahan karat, kuat, tahan terhadap
baru hasil rekayasa yang terdiri dari dua keausan dan fatigue serta ekonomis
atau lebih bahan dimana sifat masing- sebagai bahan baku industrinya. Di
masing bahan berbeda satu sama lainnya Sumatera Utara sesuai dengan keputusan
baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan menteri kehutanan tahun 2003, jatah
tetap terpisah dalam hasil akhir bahan produksi kayu tahun 2003 adalah 670.800
tersebut. Spesimen dibuat dengan m3 kayu bulat, sementara kebutuhan
metode yang cukup sederhana (hand lay kayu bulat untuk industri dan pertukangan
up) lalu dilakukan pengeringan pada rata-rata 2,5 juta m3/tahun.
komposit selama 24 jam agar didapat Dalam penelitian ini mengunakan
hasil yang maksimal kemudian malakukan serbuk halus dan serbuk kasar kenaf. dan
proses pengujian impak. Komposit yang mengunakan jenis pengikat resin BQTN
digunakan adalah campuran resin 157. Resin BQTN 157 adalah resin
sebagai matriks dan serbuk kenaf halus termoset yang sangat mudah diperoleh
dan kasar sebagai penguat yang masing dan banyak digunakan di masyarakat luas
masing variasi komposisi serbuknya 10%, pada umumnya, resin BQTN 157 juga
20%, dan 30%, resin 90%, 80% dan biasanya digunakan pada industri. Untuk
70%. Panjang ukuran spesimen tidak mengetahui ketanguhan serbuk halus dan
berpengaruh pada esensial patah pada serbuk kasar kenaf dalam pengujian
setiap spesimen. Penelitian ini dilakukan impak charpy maka perlu dilakukan
di laboratorium Fenomena Dasar Mesin pengujian tersebut agar didapatkan
Program Studi Teknik Mesin Fakultas kekuatan mekenisnya. Jika selama ini
Teknik dan Komputer Universitas Harapan kenaf digunakan sebagai bahan baku
Medan. Tujuan penelitian ini adalah pembuatan pulp, kertas, tekstil,
memperoleh karakteristik material dashboard, vegetal oil, dan kerajinan
komposit yang dihasilkan dari pengujian rakyat, untuk mengetahui fungsi dan guna
impak. Dari hasil pengujian diperoleh dari kenaf lebih lanjut maka diperlukan
perhitungan energi serap pada spesimen penelitian tentang sifat mekanis dari pada
komposit serbuk halus kenaf adalah kenaf tersebut dengan mengunakan kenaf
0.1641 Nm(Joule) sementara hasil sebagai komposit, sehingga tercipta
perhitungan energi serap pada spesimen bahan komposit yang terbaru.
komposit serbuk kasar kenaf adalah
0.1907 Nm(Joule), dan rata-rata kekuatan Batasan Masalah
impak yang diperoleh pada spesimen Agar pembahansan dalam penelitian
komposit serbuk halus kenaf adalah 1.278 ini terfokus pada masalah yang dianalisis
N/m, sedangkan pada spesimen komposit maka perlu di berikan batas masalah
serbuk kasar kenaf memiliki nilai rata-rata sebagai berikut :
adalah 1.4767 N/m. 1. Komposisi spesimen komposit dengan
variasi bahan resin dan serbuk kenaf
Kata Kunci : Energi Serap dan Kekuatan dengan percampuran bahan resin
Impak, Serbuk Halus Kenaf serbuk 90% – 10% , 80% - 20%, 70%
dan Serbuk Kasar Kenaf, -30%.
pengujian Impak. 2. Pengujian impak yang akan dilakukan
untuk dapat melihat kekuatan impak
dan energi serap masing masing
PENDAHULUAN variasi komposisi percampuran bahan
antara resin dengan serbuk.
Latar Belakang
Perkembangan bidang ilmu Tujuan Penelitian
pengetahuan dan teknologi dalam industri Mendapatkan karakteristik material
mulai menyulitkan bahan konvensional komposit serbuk kenaf yaitu nilai energi
seperti logam untuk memenuhi keperluan serap (E) dan kekuatan impak (HI)
aplikasi baru. Industri pembuatan pesawat komposit serbuk kenaf pada berbagai
terbang, perkapalan, mobil dan industri variasi komposisi.
2
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

Bahan komposit partikel umunya digunakan


Manfaat Penelitian sebagai pengisi dan penguat bahan komposit
Dari hasil penelitian ini diharapkan keramik (ceramic matrik composites).
mendapatkan karakter komposisi serbuk halus 2. Bahan komposit laminat
kenaf dan serbuk kasar kenaf tentang sifat Komposit laminat adalah komposit yang terdiri
mekanik dari spesimen yang dibuat dari serbuk dari dua lapis atau lebih dan bahan penguat yang
halus kenaf dan serbuk kasar kenaf dengan digabung menjadi satu dan setiap lapisnya
pengikat (matriks) resin. memiliki karakteristik sifat sendiri, contohnya
polywood, laminated glass yang sering digunakan
TINJAUAN PUSTAKA sebagai bahan bangunan dan kelengkapannya.
3. Bahan komposit serat
Komposit Komposit serat umumnya komposit serat
Komposit adalah suatu material yang terbagi menjadi 3 jenis:
terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material a. Komposit serat panjang
sehingga dihasilkan material komposit yang b. Komposit serat pendek
mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang c. Komposit serat acak
berbeda dari material pembentuknya. Sedangkan
secara umum komposit dapat didefinisikan Katalis
sebagai suatu jenis bahan baru hasil rekayasa Katalis adalah zat yang ditambahkan kedalam
yang terdiri dari dua atau lebih bahan dimana sifat suatu reaksi dengan maksud memperbesar
masing-masing bahan berbeda satu sama lainnya kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat
baik itu sifat kimia maupun fisikanya dan tetap dalam reaksi tetapi tidak mengalami perubahan
terpisah dalam hasil akhir bahan tersebut (bahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada
komposit). Dengan adanya perbedaan dari akhir reaksi katalis akan dijumpai kembali dalam
material penyusunnya maka komposit antar bentuk dan jumlah yang sama sebelum reaksi.
material harus berikatan dengan kuat, sehingga Katalis mempercepat reaksi kimia pada suhu
perlu adanya penambahan wetting agent. tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis
dari logam, kekakuan jenis (modulus berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
young/density). Penyusun komposit pada pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan
umumnya terdiri dari 2 fasa yaitu : reaksi berlangsung lebih cepat atau
memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah
akibat perubahan yang dipicunya terhadap
pereaksi.
1. Matriks
Matriks adalah fasa dalam komposit yang Komposit Serat Alam (Natural Fiber
mempunyai bagian atau fraksi volume terbesar Composite)
(dominan), Indonesia sebagai negara dengan keaneka
2. Reinforcement atau Filler atau Fiber ragaman hayati yang luas memiliki peluang yang
Salah satu bagian utama dari komposit adalah besar untuk mengeksplorasi pemanfaatan bahan
reinforcement (penguat) yang berfungsi serat alam sebagai penguat material komposit.
sebagai penanggung beban utama pada Karena sifat kekuatan serat alam ini bervariasi
komposit. mukai dari bahan komposit untuk penggunaan
yang ringan dan tidak terlalu memerlukan
Jenis – jenis Komposit kekuatan tinggi sampai bahan komposit untuk
Secara garis besar ada 3 macam jenis pengunaan yang memerlukan kekuatan dan
komposit berdasarkan penguat yang ketangguhan tinggi. Komposit mempunyai fungsi
digunakannya, yaitu : yang sangat banyak pada kehidupan sehari-hari,
1. Bahan Komposit Partikel baik pada kebutuhan rumah tangga hingga
Dalam struktur komposit bahan komposit kebutuhan industry besar. Industri yang paling
partikel tersusun dari partikel–partikel disebut gencar mengunakan serat alam sebagai material
bahan komposit partikel (particulate composite) penguat komposit polimer, umumnya dalam
menurut defenisinya partikel ini berbentuk komposit terdapat bahan yang disebut sebagai
beberapa macam seperti bulat, kubik, tetragonal matriks dan bahan penguat. Sifat matriks
atau bahkan berbentuk yang tidak beraturan biasanya ulet (ductile) sementara bahan komposit
secara acak, tetapi rata–rata berdimensi sama. serat alam sebagai penguat berperan untuk
3
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

menahan beban yang diterima oleh material ASTM D 5942-96. Dapat dilihat bentuk dan
komposit. dimensinya pada gambar 1.

Kenaf
Kenaf (hibiscus cannabinus L.) adalah
tanaman yang berasal dari tumbuhan pada ribuan
tahun silam di Wilayah Timur-Africa Tengah.
Kenaf dapat tumbuh didaerah tropis maupun sub-
tropis. Penelitian pertama kali di Amerika Serikat
pengunaan serat dari tanaman agrikultur, dimulai
sesudah Perang Dunia Ke II. Pada tahun 1950,
Departemen Agrikultur Amerika seksi Agricultural
Research Service (ARS) telah meneliti lebih dari
500 spesis tanaman yang berpotensial
menghasilkan serat berkwalitas untuk keperluan
industri Pulp dan Kertas. . Hasil penelitian, Gambar 1 Dimensi impak ASTM D
menetapkan bahwa Kenaf memiliki serat terbaik 5942-96
untuk keperluan industri pulp dan kertas serta
produk turunan lainnya.

Pengujian Impak METODOLOGI PENELITIAN


Uji impak adalah pengujian dengan
menggunakan pembebanan yang cepat (rapid Tempat dan Waktu
loading). Pengujian impak merupakan suatu Proses pembuatan dan pengujian spesimen uji
pengujian yang mengukur ketahanan bahan impak material komposit serbuk halus kenaf dan
terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan serbuk kasar kenaf pada penelitian yang
pengujian impak dengan pengujian tarik dan dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar
kekerasan dimana pembebanan dilakukan secara Mesin Program Studi Teknik Mesin Fakultas
perlahan-lahan. Pengujian impak merupakan Teknik dan Komputer Universitas Harapan Medan
suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi Waktu yang diperlukan untuk proses
operasi material yang sering ditemui dalam pembuatan spesimen sampai dengan pengujian
perlengkapan transportasi atau konstruksi dimana spesimen uji impak material komposit serbuk
beban tidak selamanya terjadi secara perlahan- halus kenaf dan serbuk kasar kenaf pada
lahan melainkan datang secara tiba-tiba. penelitian ini adalah ± 1 bulan.
Pengujian impak terjadi pada proses penyerapan
energi yang besar ketika beban menumbuk Prosedur Pembuatan Spesimen
spesimen. 1. Prosedur Pembuatan Serbuk Halus dan
Energi yang diserap material ini dapat dihitung Serbuk Kasar Kenaf :
dengan menggunakan prinsip perbedaan energi 1. Tanaman kenaf memiliki panjang batang
potensial. Dasar pegujian impak ini adalah sekitar 3,5 – 4 m pada waktu panen sekitar
penyerapan energi potensial dari pendulum beban umur 150 hari, serat kenaf terbagi 2 yaitu
yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan serat luar dinamakan best dan serat putih
menumbuk benda uji sehingga benda uji dalam dinamakan core terlihat pada gambar
mengalami deformasi. Pengujian impak 1. Pada bagian ini yang diambil untuk
menyatakan banyaknya energi yang diserap oleh pembuatan penguat dari spesimen uji
bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan adalah bagian bast yaitu serat luar. Pertama
ukuran ketahanan impak atau ketangguhan bahan yaitu memotong bagian ranting, akar dan
tersebut. Proses penyerapan energi ini akan daun tanaman kenaf dan memisahkannya.
diubah menjadi berbagai respon material. Lalu di kuliti tanaman kenaf tersebut
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan dengan memisahkan antara bast (bagian
material pada pengujian impak adalah: serat luar) dan core (bagian serat putih).
1. Notch Lalu dilakukan proses pengeringan dibawah
2. Temperatur sinar matahari secara langsung ± 1 hari
3. Straine atau lebih sampai benar-benar mengering.
Bentuk dan dimensi dari uji impak charpy Setelah mengering lalu dilakukan
dengan ukuran yang telah ditentukan berdasarkan
4
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

pemisahan antara core dan bast. Batang dengan saringan mes komposit agar didapat
tumbuhan kenaf terlihat pada gambar 1. serbuk-serbuk kenaf. Proses pengilingan
dengan lumpang (aluan) ini tradisional yang
sangat manual. Proses pengilingan ini cukup
memakan waktu dan tenaga, karena jika
serat kenaf digiling mengunakan blender
atau alat pengiling lain yang berbasis mesin
tidak akan halus karena serat kenaf yang
sangat ulet. Serbuk halus kenaf terlihat pada
gambar 3.
Gambar 1 Batang Tumbuhan Kenaf

2. Setelah mengering lalu serat kenaf


diremdam mengunakan NaOH agar
menghilangkan kadar lemak yang terdapat
pada serat kenaf tersebut. Larutkan NaOH
mengunakan air selama ± 24 jam atau lebih.
NaOH .
3. Langkah selanjutnya yaitu melaukukan
pengeringan kembali, proses ini
mengunakan sinar matahari langsung Gambar 3 Serbuk Halus Kenaf.
selama ± 48 jam. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan kadar air yang terdapat pada 2. Proses Pengecoran Spesimen Komposit :
serat kenaf. 1. Masukan resin ke gelas ukur yang sudah di
4. Selanjutunya yaitu merapikan dan siapkan, ketinggian resin bergantung pada
membersihkan serat kenaf dari kotoran- kebutuhan yang telah ditentukan, sama
kotoran yang menempel. Proses ini halnya dengan serbuk, masukan serbuk ke
mengunakan sisir. dalam gelas ukur yang telah disiapkan dan
5. Dalam proses pembuatan serbuk kasar memastikan batas ketinggian serbuk yang
kenaf, dilakukan proses pemotongan serat dibutuhkan, pada penelitian ini percampuran
kenaf mengunakan gunting dengan panjang menggunakan perbandingan volume.
masing masing potongan ± 5 mm lalu 2. Mengolesi cetakan spesimen mengunakan
dilakukannya proses pengilingan wax (anti lengket) di setiap lubang cetakan
mengunakan blender sampai di dapatkan dan olesi juga keca transparan bagian bawah
serbuk kasar kenaf terlihat pada gambar 2. (alas cetakan) dan kaca transparan atas
(tutup catakan).
3. Menuangkan resin dan serbuk dari gelas
ukur ke gelas plastik yang sudah disediakan
sebelumnya dan mengaduknya hingga
merata mengunakan sumpit, lalu teteskan
katalis ke dalamnya dan mengaduknya
kembali hingga benar-benar tercampur
merata sempurna.
4. Langkah selanjutnya yaitu menuangkan
bahan yang telah tercampur merata ke
dalam cetakan spesimen.
Gambar 2 Serbuk Kasar Kenaf 5. Lalu menutup cetakan dengan mengunakan
kaca transparan yang telah diolesi wax (anti
6. Berbeda pada saat peroses pembuatan lengket) dan melakukan proses pengepresan
serbuk halus kenaf, setelah didapatkan serat dengan memberikan tekanan pada kaca
kenaf bersih lalu dilakukannya pemotongan transparan tersebut (tutup cetakan) agar
mengunakan gunting yang masing-masing didapat hasil yang optimal proses
panjang pemotongan serat kenaf yaitu ± 5 pengepresan mengunakan alat pres.
mm atau lebih, lalu melakukan proses 6. Setelah ± 4 jam cetakan sudah dapat dibuka
pengilingan mengunakan lumpang (aluan) karena spesimen sudah dipastikan
lalu di lakukannya proses penyaringan mengering. Dan pengeringan udara
5
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

dilakukan selama 12 jam sebulum dilakukan getas dapat disebabkan karena adanya takikkan
pengujian. (nocth), kecepatan pembebanan yang tinggi
7. Langkah langkah di atas 1 sampai 7 menyebabkan kecepatan regangan yang tinggi
dilakukan berulang ulang dengan pula dengan temperatur sangat rendah. Dari hasil
membedakan kadar penguat dan pengujian diperoleh nilai sudut pendulum (β) dan
pengikatnya sesuai dengan yang telah dapat dihitung nilai energi serap (E) dan kekuatan
ditentukan sebelumnya. impak (HI) Pengujian dilakukan dengan metode
charpy dengan sudut awal pemukulan 1500.
Variable Riset Dan Analisa
Dalam 100 ml adonan (campuran antara resin Perhitungan Energi Serap
dan serbuk) menghasilkan 3 spesimen uji impak. Pada spesimen yang telah di uji dengan
Maka percampuran resin dan serbuk cukup persamaan sebagai berikut :
mengunakan 100 ml adonan. Dapat disimpulkan
bahwa :
E = G λ (cos β – cos α ) g
1. Pada variasi komposisi 90% -10% dari 100 ml
adonan (resin,serbuk) adalah 90 ml resin dan ………………..(1)
10 ml serbuk.
2. Pada variasi komposisi 80% -30% dari 100 ml
adonan (resin,serbuk) adalah 80 ml resin dan
20 ml serbuk.
3. Pada variasi komposisi 70% -30% dari 100 ml Dimana :
adonan (resin,serbuk) adalah 70 ml resin dan G = Berat Pendulum (0.710 kg)
30 ml serbuk. λ = Panjang Lengan Pengayun
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN (0.2238 m)
α = Sudut Posisi Awal Pendulum
Hasil Pengujian Impak
Ketangguhan ialah mengukur kegetasan dan 1500
keuletan suatu bahan terhadap beban tiba-tiba β = Sudut Posisi Akhir Pendulum
dengan cara mengukur perubahan energi
potensial sebuah palu godam yang dijatuhkan g = grafitasi (9.81 m/s2)
pada ketinggian tertentu. Perbedaan ketinggian
ayunan palu godam merupakan ukuran energi Hasil perhitungan Energi serap untuk masing-
yang diserap oleh benda uji. Besar energi yang masing komposisi resin dan serbuk halus kenaf
diserap tergantung pada keuletan bahan uji. ditampilkan pada tabel 1 dan perhitungan Energi
Bahan yang ulet menunjukkan nilai ketangguhan Serap untuk komposisi resin dan serbuk kasar
(impact) yang besar. Bahan yang diperkirakan ulet kenaf pada tabel 2
ternyata dapat mengalami patah getas. Patah .

Tabel 1. Hasil Perhitungan Energi Serap (E) Komposit Serbuk Halus Kenaf.
Resin +
Resin + Serbuk Resin + Serbuk
Spesimen Serbuk
80% : 20% 90% : 10%
70% : 30%
No β E(Nm) Β E(Nm) β E(Nm)
1 138 0.1915 143 0.10504 139 0.1735
2 138 0.1915 140 0.1558 141 0.1385
3 137 0.2099 141 0.1385 139 0.1735
Rata – 141.
137.6 0.1976 0.1331 139.6 0.1618
rata 3

Tabel 2. Hasil Perhitungan Energi Serap (E) Komposit Serbuk Kasar Kenaf
Resin + Serbuk Resin + Serbuk Resin + Serbuk
Spesimen
70% : 30% 80% : 20% 90% : 10%
6
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

No β E(Nm) β E(Nm) β E(Nm)


1 139 0.1735 139 0.1735 139 0.1735
2 140 0.1558 140 0.1558 136 0.2286
3 131 0.3272 140 0.1558 139 0.1735
Rata – 139.
136.6 0.2188 1.1617 138 0.1918
rata 6

Dari perhitungan di atas dapat diketahi bahwa Hasil perhitungan rata-rata sudut pendulum
rata-rata nilai sudut pendulum dan dapat diketahui ditampilkan pada tabel 3 dab 4 berikut.
energi serap di setiap variasi komposisi spesimen.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Rata-rata Spesimen Komposit Serbuk Halus Kenaf


Spesimen Resin + Serbuk Resin + Serbuk Resin + Serbuk
70% : 30% 80% : 20% 90% : 10%
No β E(Nm) β E(Nm) β E(Nm)

Rata-rata 137.6 0.1988 141.3 0.1334 139. 0.1622


6 8

Tabel 4 Hasil Perhitungan Rata-rata Spesimen Komposit Serbuk Kasar Kenaf


Spesimen Resin + Serbuk Resin + Serbuk Resin + Serbuk
70% : 30% 80% : 20% 90% : 10%
No β E(Nm) β E(Nm) β E(Nm)

Rata-rata 136.6 0.2173 139. 0.16287 138 0.19154


6

Dari perhitungan energi serap (E) yang ada di E


tabel maka dapat diperlihatkan dalam bentuk HI = A ………………..………….(2)
grafik.Grafik hubungan perhitungan energi serap
(E) dan komposit serbuk kenaf ditampilkan pada
gambar 4. Dimana : HI = Kekuatan Impak (N/m)
E = Energi serap (Nm)
A = Luas Penampang bawah
Perhitungan Kekuatan Impak takik (m2)
Hasil perhitungan energi serap (E) yang Hasil perhitungan kekuatan impak (HI) dapat
diperoleh spesimen komposit serbuk halus kenaf dilihat pada tabel 5 untuk kekuatan impak
dan serbuk kasar kenaf, maka dapat dihitung komposit serbuk halus kenaf dan tabel 6 untuk
kekuatan impak (HI) pada setiap spesimen uji kekuatan impak komposit serbuk kasar kenaf.
impak dapat dihitung dari hasil energi yang
diperoleh (E) dibagi luas penampang spesimen
bujur sangkar impak.
7
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

Energi (Nm) Vs Serbuk Halus Dan Kasar (% )

0.25
0.22
0.19
0.2 0.2
0.16
0.16
0.15
0.13 serbuk halus kenaf
Energi (Nm)
0.1 serbuk kasar kenaf

0.05

0
10 20 30

Serbuk (% )

Gambar 4. Grafik Energi Spesimen Serbuk Halus Dan Serbuk Kasar.

Gambar 4 menunjukan bahwa energi serap variasi komposisi 80% : 20% memiliki energi
yang berbeda beda pada setiap variasi komposisi serap terendah dan pada variasi komposisi 90% :
komposit, pada variasi komposisi 70% : 30% 10% memiliki energi serap kedua tertinggi.
memiliki energy serap tertinggi sedangkan pada

Tabel 5. Hasil Kekuatan Impak Spesimen Komposit Serbuk Halus Kenaf.


Spesimen Luas Energi Kekuatan
Resin – serbuk penampang E impak
halus (%) A (m2) (Nm) HI (N/m)
70% -30% 0.129032 0.1988 1.5407
80% - 20% 0.129032 0.1334 1.0338
90% - 10% 0.129032 0.1628 1.2617

Tabel 6. Hasil Kekuatan Impak Spesimen Komposit Serbuk Kasar Kenaf


Spesimen
Luas Energi Kekuatan
Resin –
penampang E impak
serbuk kasar
A (m2) (Nm) HI (N/m)
(%)
70% -30% 0.129032 0.2173 1.68407
80% - 20% 0.129032 0.1628 1.2617
90% - 10% 0.129032 0.1915 1.4844
8
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

Dari perhitungan kekuatan impak yang ada di


table maka dapat diperlihatkan dalam bentuk
grafik 6.

Kekuatan Impak (N/m) Vs S erbuk Halus Dan Kasar (%)

1.8 1.68
1.6
1.48
1.4 1.26
1.2
1
serbuk halus kenaf
HI (N/m) 0.8
serbuk kasar kenaf
0.6
0.4
0.2
0
10 20 30

Serbuk (% )

Gambar 5. Grafik Kekuatan Impak Serbuk Halus Dan Serbuk Kasar.

Pada gambar 5 dapat diketahui bahwa pada kekuatan impak tertinggi pada variasi komposisi
variasi komposisi 90% : 10% menunjukan bahwa 70% : 30% sementara variasi komposisi 80% :
memiliki kekuatan impak kedua tertinggi dan 20% memiliki kekutan impak terendah.

(a) (b) (c)


Gambar 6. (a) Daerah Patahan Spesimen Serbuk Halus 70% - 30%, (b) Daerah Patahan Spesimen Serbuk
Halus 80% - 20%, (c) Daerah Patahan Spesimen Serbuk Halus 90% - 10%.
9
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

(a) (b) (c)


Gambar 7. (a) Daerah Patahan Spesimen Serbuk Kasar 70% - 30%, (b) Daerah Patahan Spesimen Serbuk
Kasar 80% - 20%, (c) Daerah Patahan Spesimen Serbuk Kasar 90% - 10%.

Sifat Mekanik Patahan yang memiliki nilai energi serap tertinggi


Energi impak charpy dipengaruhi oleh adalah variasi resin – serbuk 70% - 30%.
mekanisme perpatahan. Material biasa-nya patah b. Dari hasil pengujian impak yang dilakukan
dengan gabungan rongga mikro (Microvoid diperoleh perhitungan kekuatan impak
Coalescence) dimana regangan plastik (HI) pada setiap variasi komposisi resin –
menyebabkan rongga pengintian di sekitar inklusi serbuk halus kenaf 90% -10%, 80% - 20%
peng-gabungan ini tumbuh dan bergandengan dan 70% -30% adalah 1.261 N/m, 1.033
sampai terjadi kegagalan. Bentuk-bentuk patahan N/m dan 1.54 N/m. Sedangkan pada
spesimen material komposit serbuk kenaf seperti variasi komposisi resin – serbuk kasar
terlihat pada gambar 6a, b dan c merupakan kenaf 90% -10% ,80% -20% dan 70% -
bentuk patahan spesimen serbuk halus kenaf dan 30% diantaranya 1.484 N/m, 1.261 N/m
gambar 7a,b,c merupakan bentuk patahan dan 1.684 N/m. Dapat diketahui bahwa
specimen serbuk kasar kenaf. Kegagalan dapat kekuatan impak tertinggi berada pada
juga terjadi oleh pembelahan (cleavage) pada variasi resin – serbuk 70% - 30%
tegangan kritis, sebagaimana peningkatan
kekuatan peluluhan material tegangan pada zona Saran
plastis dapat menjadi cukup besar untuk Saran–saran yang harus dilakukan dalam
terjadinya pembelahan. penelitian selanjutnya adalah :
1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya
KESIMPULAN DAN SARAN melakukan penambahan jenis serat dan jenis
resin seperti jenis serat panjang, serat pendek
Kesimpulan yang dipadukan dengan jenis epoxyresin
Dari hasil penelitian yang dilakukan di dapat serta melakukan pengujian yang berbeda
kesimpulan diantaranya : seperti pengujian impak jatuh bebas atau
Dari hasil pengujian impak yang dilakukan impak izod agar diketahui nilai ketanguhan
didapatkan karakteristik material komposit serbuk spesimen jika berbeda jenis serat, resin dan
kenaf yaitu: pengujian.
a. Energi serap (E) rata-rata disetiap variasi 2. Pada saat membuka cetakan sebaiknya
komposisi diantaranya resin – serbuk usahakan komposit tidak pada posisi kering
halus kenaf 90% - 10% , 80% - 20% dan sempurna, jika komposit kering sempurna
70% - 30% diantaranya 0.161 Nm(Joule), akan menyulitkan pada saat mengeluarkan
0.133 Nm(Joule) dan 0.197 Nm(Joule) di komposit dari cetakan.
dapat nilai rata-rata adalah 0.163 3. Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut
Nm(Joule). Sedangkan pada variasi mengenai variasi komposisi serbuk jika
komposisi resin – serbuk kasar kenaf 90% dipadukan dengan resin agar didapat hasil
- 10% ,80% - 20% dan 70% - 30% yang lebih baik dari yang sebelumnya.
memiliki energi serap diantaranya 0.1915 4. Penambahan alat-alat laboratorium agar
Nm(Joule), 0.1628 Nm(Joule)dan 0.217 memperkengkap peralatan yang sudah ada
Nm(Joule) dan mendapatkan nilai rata- sebelumnya agar mendapatkan hasil yang
rata 0.1904 Nm(Joule). Dapat disimpulkan lebih sempurna.
bahwa dari semua variasi resin – serbuk
DAFTAR PUSTAKA
10
Din Aswan Amran Ritonga : Karakteristik Komposit Serbuk Kenaf ………………………………

ASTM. D 570–98 Standard test method for


waterabsorption of plastics. Philadelphia,
PA : American Society for Testing and
Materials.

Ellyawan. 2008. Paduan untuk komposit.


http://ellyawan.dosen.akprind.ac.id/?= 6.
Diakses 23 januari 2009.

Feldman, Dorel. 1995. Bahan Polimer Konstruksi


Bangunan. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Gibson, R.F., 1995, Priciples of Composite
Material Mechanics. Copyright by McGraw-
Hill.Inc.,

Maloney, T.M. 1997.Modern Particleboard dan


Drying-Process Fiberboard
Manufacturing.Miller Freeman Publication,
San Francisco.

Referensi dari U.S. Departement of Agriculture


(ARS) American Kenaf Society (AKS)
,International Kenaf Association, Japan
Kenaf Association, Departemen Pertanian
R.I.

Schwatrz, MM, 1984, Composite Material


Handbook, McGraw Hill Inc. New york USA.

Anda mungkin juga menyukai