Anda di halaman 1dari 25

RESUME KUAT TARIK SERAT

MATERIAL KOMPOSIT
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Material Komposit Yang Dibina Oleh Dosen
Pengampu Dr. Ir. A. Basuki Widodo, M.Sc..

Di Buat Oleh :

Hanif Ardhio Firmansyah

20200210031

PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
2023
TEMA KUAT TARIK DARI SERAT BAMBU

Analisa Kekuatan Bahan Komposit Yang Diperkuat Serat Bambu Menggunakan Resin
JUDUL JURNAL
Polyester Dengan Memvariasikan Susunan Serat Secara Acak Dan Lurus Memanjang

NAMA JURNAL SJoME Vol. 2 No. 1, Agustus 2020

Rokki Manurung1 , Sutan Simanjuntak2,*, Jesayas Sembiring3 , Elvin Candra Zaluku1 , Richard A. M.
PENULIS Napitupulu2 , Suryadi Sihombing2

Serat alam merupakan serat yang diperoleh dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui
seperti serat kayu, serat tandan buah kelapa sawit, serat rami, serat sisal, serat bambu, serat pisang
dan lain sebagainya [5]. Sedangkan serat buatan (sintetis) diperoleh dari proses kimia seperti serat
boron, serat karbon atau serat grafit, serat gelas, serat alumina, serat aramid, dan serat silikon
karbida. Serat bambu di ambil dari pohon bambu, bambu memiliki komponen lignoselulosa berupa
lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Selulosa merupakan bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan serat bambu, sehingga perlu adanya proses pemisahan lignin dan hemiselulosa untuk
mendapatkan selulosa. Delignifikasi merupakan proses penghilangan lignin pada bahan
lignoselulosa [6].
PENDAHULUAN Serat bambu dapat diperoleh dengan cara biologis, mekanis, maupun kimiawi. Proses
pemisahan serat bambu secara biologis adalah dengan cara menghancurkan bambu lalu dilanjutkan
dengan penambahan enzim alami. Proses mekanis dilakukan dengan cara menghancurkan bambu
dan penambahan enzim. Sedangkan proses kimia salahsatunya dilakukan dengan penambahan bahan
kimia NaOH (Natrium Hidroksida) dan CS2 (Carbon disulfide). Dalam penelitian ini penulis
meneliti tentang material komposit yang diperkuat serat pohon bambu dengan bahan pengikat resin-
polyester. Dimana resin polyester memiliki sifat yang dapat mengeras pada suhu kamar dengan
penggunaan katalis tanpa pemberian tekanan ketika proses pencetakannya menjadi suatu peralatan
tertentu
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian diatas dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Serat bambu memberikan pengaruh yang signifikan pada penguatan specimen uji tarik berbahan
KESIMPULAN baku resin polyester.
b. Penempatan serat bambu secara acak memberikan peningkatan kekuatan yang lebih baik
dibandingkan penempatan serat bambu secara lurus memanjang.

SUMBER https://jurnal.uhn.ac.id/index.php/mechanical/article/view/296
TEMA KUAT TARIK DARI SERAT PELEPAH PISANG

JUDUL JURNAL ANALISIS KEKUATAN TARIK DAN BENDING KOMPOSIT SERAT PELEPAH PISANG

NAMA JURNAL Teknika STTKD : Jurnal Teknik, Elektronik, Engine Vol 8, No. 1, Juli 2022

PENULIS 1Gaguk Eko Gati Warsono, 2Sehono, 3 Ikbal Rizki Putra

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya alam yang
melimpah, khususnya serat alam. Pisang merupakan pohon yang memiliki jenis terna atau pohon
batang yang lunak dan tidak berkayu, seiring berjalannya waktu banyak sekali inovasi yang
dilakukan dalam bidang material serat alam yang dijadikan sebagai bahan penguat komposit, serat
pelepah pisang merupakan salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai penguat pada
pembuatan komposit, tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi fraksi volume serat
PENDAHULUAN pelepah pisang terhadap kuat tarik dan bending dengan resin epoxy sebagai matrik. Komposit ini
dibuat dengan perendaman NaOH sebesar 5% pada serat selama 24 jam, menggunakan teknik hand
lay up dengan variasi fraksi volume serat pelepah pisang 30%, 50%, dan 70%, sedangkan resin
epoxynya 70%, 50%, dan 30% dengan orientasi arah serat 0°dan 90°sebanyak 2 layer/lapisan,
specimen komposit dipotong sesuai dengan standar Astm D638-1 untuk uji Tarik dan Astm D790
untuk uji bending
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Nilai2tegangan2tarik2rata-rata yield strength tertinggi pada2variasi2serat 30% sebesar 8,62 Mpa
dan terendah pada variasi serat 70% sebesar 8,03Mpa dan nilai rata-rata tensile strength tertinggi
pada variasi serat 50% sebesar 23,86 Mpa dan terendah pada variasi serat 70% sebesar 21,01
1Mpa. Apabila terjadi penambahan variasi serat maka nilai rata-rata yield strength dan tensile
KESIMPULAN strength mengalami penurunan nilai jadi semakin banyak serat pelepah pisang dapat mengurangi
nilai yield dan tensile kuat tarik dari spesimen tersebut. Sedangkan untuk pengujian bending nilai
tegangan2bending2rata–rata2tertinggi2pada variasi serat 70% sebesar 64,32 Mpa dan terendah
pada variasi serat 30% sebesar 33,05 Mpa. Apabila2terjadi2penambahan fraksi2volume maka nilai
ratarata tegangan bending mengalami2peningkatan2nilai.2Semakin2banyak2serat pelepah pisang
maka2semakin2kuat2pula2tegangan2yang2dihasilkan

SUMBER https://jurnal.sttkd.ac.id/index.php/ts/article/view/617

TEMA KUAT TARIK DARI SERAT SERABUT KELAPA

Pengaruh Perlakuan Alkali Serat Sabut Kelapa terhadap Kekuatan Tarik


JUDUL
Komposit Polyester

NAMA JURNAL LONTAR Jurnal Teknik Mesin Undana, Vol. 02, No. 01, April 2015

PENULIS Rafael Damian Neno Bifel1), Erich U.K. Maliwemu1), Dominggus G.H. Adoe1)

Kekuatan tarik merupakan salah satu sifat mekanik yang sangat penting dari bahan
komposit yang sangat dipengaruhi oleh gaya ikat antara serat dan matrik. Penelitian ini
berupaya untuk meningkatkan gaya ikat antara serat sabut kelapa dengan matrik dengan
PENDAHULUAN menggunakan perlakuan alkali serat sebelum dipergunakan. Perlakuan alkali dengan
melakukan perendaman serat sabut kelapa didalam larutan NaOH 5% selama (2, 4, 6, 8)
jam. Setelah dicuci dan dikeringkan serat sabut kelapa dipergunakan sebagai penguat pada
komposit matrik polyester 60 %.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Dari hasil dan analisa data dari pengaruh perlakuan alkali serat sabutkelapa
terhadap kekuatan tarik komposit polyester,yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan : Komposit dengan penguat serat kelapa dan matrik polyester dengan
fraksi volume serat 40 % dengan kadar NaOH 5 % dengan variasi lama perendaman
memiliki kekuatan tarik tertinggi (21,05 MPa) pada lama perendaman selama 2
jam.
KESIMPULAN Semakin lama waktu perendaman nilai kekuatan tarikpun ikut menurun. Komposit
berpenguat serat kelapa dengan erlakuan NaOH 5% dengan variasi lama waktu
perendaman memiliki karakteristik kegagalan fiber pull out yang panjang dan
banyak pada penampang patahan, komposit untuk waktu 6 jam dan 8 jam,
sedangkan pada komposit berpenguat kelapa dengan perlakuan NaOH 5% memiliki
fiber pull out yang lebih pendek dan sedikit pada waktu perendaman selama 2 jam
dan 4 jam, jenis patahan getas.

SUMBER https://ejurnal.undana.ac.id/LJTMU/article/view/489
TEMA KUAT TARIK DARI SERAT RAMBUT

PENGARUH PERLAKUAN ALKALI TERHADAP KEKUATAN TARIK BAHAN KOMPOSIT


JUDUL SERAT RAMBUT MANUSIA

NAMA JURNAL Seminar Hasil-Hasil Penelitian – LPPM UNIMUS 2012

PENULIS Muh Amin* dan Samsudi Raharjo

Komposit alam sekarang ini sedang dikembangkan guna menggeser keberadaan komposi
sintetis yang cenderung berharga mahal dan tidak ramah lingkungan. Salah satu potensi alam
yang belum banyak dipergunakan sebagai penguat bahan komposit adalah limbah potongan
rambut manusia dari tukang potong rambut. Akan tetapi sebelum dapat dipergunakan sebaga
penguat pada bahan komposit harus diketahui sifat mekanik bahan tersebut. Kekuatan tarik
merupakan salah satu sifat mekanik yang sangat penting dari bahan komposit yang sanga
PENDAHULUAN
dipengaruhi oleh gaya ikat antara serat dan matrik. Penelitian ini berupaya untuk meningkatkan
gaya ikat antara serat dengan matrik dengan menggunakan perlakuan alkali serat sebelum
dipergunakan. Perlakuan alkali dilakukan dengan melakukan perendaman potongan rambu
manusia dari bekas tukang potong didalam larutan NaOH 5% selama (0, 30, 60, 90 dan 120)
menit. Setelah dicuci dan dikeringkan serat rambut dipergunakan sebagai penguat pada komposi
matrik Epoxy dengan penambahan 40% bera
HASIL DAN
PEMBAHASAN
KESIMPULAN

SUMBER https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/viewFile/534/583
TEMA KUAT TARIK DARI SERAT SISAL

Karakterisasi Kekuatan Tarik Komposit Hybrid Lamina Serat Anyam Sisal Dan
JUDUL
Gelas Diperkuat Polyester

NAMA JURNAL JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 19, No. 1, 48-54, Mei 2016

PENULIS FERRIAWAN YUDHANTO, SUDARISMAN, M.RIDLWAN

Komposit serat hibrida adalah kombinasi dari dua atau lebih jenis serat yang dapat
didasarkan pada arsitektur atau jenis tulangan. Dalam penelitian ini, sisalana agave pintal
halus dan benang katun ditenun untuk menghasilkan kain hibrida sisal-katun. Kain hibrida
sisal-katun (S) dikombinasikan dengan kain kaca tenun (FG) untuk menghasilkan sistem
penguat serat hibrida. Empat variasi penguatan serat hibrida, yaitu tiga lapis kain kaca tenun
(FG-FGFG), kain kaca-sisal-kaca (FG-S-FG), kain sisal-kaca-sisal (S-FG-S), dan tiga lapisan kain
tenun sisal-katun (S-S-S), masing-masing tertanam dalam resin poliester dibuat
menggunakan metode cetakan pers dingin. Diharapkan bahwa komposit serat hibrida
menunjukkan sifat-sifat baru yang berasal dari kedua jenis serat sehingga keunggulan
masing-masing jenis serat akan muncul pada sifat mekanik sistem komposit hibrida. Properti
PENDAHULUAN yang dievaluasi adalah sifat tarik dan kepadatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kekuatan tarik tertinggi dari sistem hibrida (FG-S-FG: 117 MPa) adalah kombinasi dari kedua
jenis tulangan, cenderung mematuhi aturan campuran, yaitu lebih tinggi dari komposit serat
alam (S-S-S: 48 MPa) tetapi lebih rendah dari komposit serat kaca (FG-FG-FG: 133 MPa).
Tensile strain-to-failure tercatat meningkat tajam dari 0,33% untuk komposit GFRP hingga di
atas 1,07% dengan mengganti lapisan tengah penguatan FG dengan penguatan S. Sementara
kepadatan sistem hibrida S-FG-S tampaknya mematuhi aturan campuran, sistem hibrida FG-
S-FG diamati lebih rendah dari yang diharapkan. Hal ini mungkin karena resin membutuhkan
waktu lebih lama untuk membasahi serat sehingga udara antara serat tidak memiliki cukup
waktu untuk mengungsi pada waktu jell tercapai sedemikian rupa sehingga menghasilkan
kekosongan yang mengarah ke penurunan kepadatan
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Dengan kekuatan 68 MPa (S-FG-S) sampai dengan 117 MPa (FG-S-FG) komposit hybrid
KESIMPULAN fabric serat alam sisal dan fabric serat gelas (fiberglass) dapat dijadikan bahan alternatif
untuk aplikasi komposit struktur yang mempertimbangkan kekuatan bahan seperti pada
pembuatan lambung kapal dengan kekuatan tarik minimal 85 MPa (Biro Klasifikasi
Indonesia), pembuatan sambungan kaki buatan (soket prosthesis) dengan kekuatan tarik
minimal 80 MPa (ISO10328-3) dan Helm pada pengendara sepeda motor dengan kekuatan
tarik minimal 34 MPa (SNI 1811-2007). Setelah dilakukan pengujian tarik dapat diketahui
bahwa serat agave sisalana yang sudah dianyam bersifat ulet dan tidak getas serta
cenderung memiliki regangan yang relatif tingi. Jenis patahan juga menunjukkan arah
keuletan yang tinggi yaitu bentuk patahan didominasi oleh fiber pull out.

http://journal.umy.ac.id/index.php/st/article/view/1541
SUMBER
TEMA KUAT TARIK DARI SERAT AMPAS TEBU

KARAKTERISTIK KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT


JUDUL
SERAT AMPAS TEBU DENGAN MATRIKS EPOXY

NAMA JURNAL Journal of Mechanical Engineering, Vol. 3, No. 1, Maret 2019

PENULIS Catur Pramono1) , Sri Widodo2) , Muhamad Galih Ardiyanto3)

Komposit merupakan material yang terdiri dua komponen atau lebih yang
meliliki karakteristik ringan dan relatif kuat. Penelitian ini menggunakan serat
ampas tebu (baggase) yang banyak dihasilkan di pabrik pengolahan gula tebu.
Treatment serat ampas tebu dengan direndam dalam larutan alkali (NaOH)
PENDAHULUAN selama 2 jam untuk menghilangkan gabus/lilin yang menempel pada serat.
Metode pencetakan komposit dengan hand lay up. Matrik yang digunakan pada
penelitian ini adalah epoxy. Fraksi volume komposit antara serat ampas tebu
dengan epoxy adalah 4% : 96%, 8%:92% dan 12% : 88%. Sifat mekanik yang diuji
yaitu kekuatan tarik. Uji tarik mengacu standar ASTM D638 tipe 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kekuatan tarik tertinggi pada komposit serat ampas tebu yang dibuat dengan
metode hand lay up yaitu pada fraksi volume serat ampas tebu 12% dengan
KESIMPULAN nilai kekuatan tarik rata-rata 28,43 MPa. Penampang patah komposit secara
umum menunjukkan patah getas baik komposit berpenguat 4%, 8%, dan 12%
fraksi volume serat ampas tebu.

SUMBER https://core.ac.uk/download/pdf/228481311.pdf

Anda mungkin juga menyukai