Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Muhammad Aufa Aslami

NIM : 200120008
MK : Metodologi Penelitian A1
1. KEKUATAN TEKAN MATERIAL KOMPOSIT SERAT BAMBU EPOKSI
PENDAHULUAN Sifat mekanik yang Komposit merupakan campuran dari dua
unsur material atau lebih dengan sifat mekanik yang berbeda, kombinasi dari
pencampuran material bertujuan untuk mendapatkan material baru yang memiliki
sifat makro-mekanis yang lebih baik. ditingkatkan dalam pembuatan material
komposit antara lain kekuatan, kekakuan, ketahanan aus, ketahanan korosi, fatigue
life, ketahanan thermal dan densitas rendah. Kekuatan yang dihasilkan komposit
serat bambu epoksi berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan
socket prosthesis dan bahan teknik lainnya. matriks penyusun yang memiliki
densitas rendah serta sifat mekanik yang baik salah satunya adalah resin epoksi.
KAJIAN PUSTAKA Biokomposit terdiri dari bahan matriks, bahan penguat,
bahan pengisi/aditif. Bahan yang digunakansebagai matriks, biasanya adalah
polimer thermoplastik, misalnya polypropylene (PP), polyethylene (PE),
polystyrene (PS) dan polyamides (nylon 6 dan 6.6). (Akampumuza dkk, 2017).
material komposit terdiri dari penguat (reinforcement) yang berbentuk serat
(fiber) yang mempunyai fungsi sebagai material rangka yang menyusun komposit
dan pengikat (matrix) yang berfungsi untuk menjaga posisi serat.(Hanada dkk
2021).
Pemilihan serat bambu sebagai bahan penelitian dengan mempertimbangkan
potensi serat bambu di Indonesia yang berlimpah dan belum termanfaatkan
secara baik. Hal ini sejalan dengan rekomendasi John Craig dan Poonekar, bahwa
dalam pengembangan prosthesis dapat mengacu pada potensi lokal, termasuk di
dalamnya adalah isu tentang lingkungan, dimana masakini berkem- bang
pandangan baru tentang gogreen, kembali ke alam (back tonature) dan isu tentang
pengurangan limbah yang berbahaya [1,2]. Menurut Sri Handayani [10], keawetan
bambu adalah daya tahan bambu terhadap berbagai faktor perusak bambu,
misalnya ketahanan bambu ter- hadap serangan rayap, bubuk kayu kering, dan
jamur perusak bambu (Tim ELSPPAT, 2000).Penggunaan komposit serat bambu
mampu menghasilkan berbagai produk dengan sifat mekanis yang baik.
Penggunaan serat bambu dalam penelitian ini diharapkan mampu membantu
pengembangan bahan komposit serat alam bagi industri otomotif dan
meningkatkan nilai guna dari serat alam terutama yang terdapat di Indonesia.
(Zariatin dkk,2020). Menurut Mardiyati, Raden & Ikhsan (2016) Penggunaan
serat alam sebagai penguat komposit mempunyai beberapa keunggulan
dibandingkan serat sintetis, diantaranya lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui,
murah, serta memiliki densitas yang rendah. METODE PENELITIAN Bambu
yang dipilih adalah jenis bambu tali yang sudah tua dan kering, kemudian dibuat
menjadi serat kontinyu (longitudinal), serat bambu selanjutnya direndam dalam
larutan alkohol 90% selama 10 menit kemudian dikeringkan sampai benar-benar
kering. Perendaman dalam larutan alkohol ini untuk menghilangkan lapisan lilin
dan menambah kekuatan serta elastisitas dari serat. Setelah melalui proses
perendaman, serat bambu kemudian dianyam sehingga menjadi lembaran dalam
bentuk met. Ayaman tidak dibuat rapat dengan tujuan agar matriks dapat
membasahi seluruh bagian dari met pada saat proses laminasi (pengecoran).
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Industri dalam bidang material dan bahan saat ini telah berkembang pesat.
Berbagai macam jenis bahan telah banyak dikembangkan dan juga diteliti demi
mendapatkan material bahan baru yang tepat guna, biaya produksi yang rendah
dan ramah lingkungan. Salah satu bahan yang sekarang ini banyak diteliti dan
dikembangkan yaitu material bahan komposit. Komposit memiliki berbagai
kelebihan. Serat alam khususnya bambu yang berlimpah di Indonesia sangat
berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan teknik dengan melakukan
rekayasa material komposit berpenguat serat bambu. Sampai saat ini serat
bambu belum dimanfaatkan secara optimal bagi kesejahteraan masyarakat
Indonesia dalam membuat berbagai produk manufaktur. Berbagai jenis
bambu dengan kualitas yang baik tumbuh subur di berbagai daerah di
Indonesia.
Serat bambu mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan menjadi
bahan biokomposit yang kuat, murah, ramah lingkungan, dan dapat didaur
ulang. Pemilihan serat bambu sebagai bahan penelitian dengan
mempertimbangkan potensi serat bambu di Indonesia yang berlimpah dan
belum termanfaatkan secara baik. Hal ini sejalan dengan rekomendasi John
Craig dan Poonekar, bahwa dalam pengembangan prosthesis dapat mengacu
pada potensi lokal, termasuk di dalamnya adalah isu tentang lingkungan,
dimana masakini berkembang pandangan baru tentang gogreen, kembali ke
alam (back tonature) dan isu tentang pengurangan limbah yang berbahaya.
Para peneliti menggunakan komposit serat alam sebagai produk
unggulan sesuai dengan keistimewaannya. Walaupun tak sepenuhnya
menggeser serat sintetis, pemanfaatan serat alam yang ramah lingkungan
merupakan langkah bijak untuk menyelamatkan kelestarian lingkungan.
Bambu memiliki beberapa keunggulan dibanding kayu, antara lain:
mempunyai kekuatan tinggi pada umur yang sangat singkat (3-5 tahun),
mudah ditanam dan dapat tumbuh pada semua jenis tanah tanpa memerlukan
perawatan khusus. Bambu merupakan tanaman yang banyak ditemui di
Indonesia. Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia,
dilaporkan dapat tumbuh 100 cm (39 in) dalam 24 jam (David Farrelly, 1984
dalam Wikipedia). Penggunaan bambu sebagai penguat bahan komposit sangat
cocok karena jumlahnya sangat melimpah dan memiliki pertumbuhan yang
sangat cepat. Komposit yang dikembangkan ini diproyeksikan menjadi salah
satu bahan alternatif pengganti komposit serat sintetik. Serat sintetik
mempunyai kelemahan dari sisi kesehatan, tidak dapat didaur ulang, tidak
ramah lingkungan, dan merupakan produk impor dengan harga yang relatif
mahal.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara mengetahui hasil pengujian karakteristik mekanik dari
bahan komposit serat bambu epoksi meliputi kekuatan tekan?
2. Bagaimana cara mengetahui hasil uji kegagalan tekan prototipe socket
prosthesis berbahan komposit serat bambu epoksi?
3. Bagaimana cara mengetahui bahwa komposit serat bambu dengan matriks
epoksi dapat dikembangkan?

1.3 Tujuan Penelitian


Penelitian ini memiliki beberapa tujuan antara lain:
1. Hasil pengujian karakteristik mekanik dari bahan komposit serat bambu
epoksi meliputi kekuatan tekan menghasilkan kekuatan yang dapat
dikembangkan lebih lanjut menjadi bahan teknik.
2. Hasil uji kegagalan tekan prototipe socket prosthesis berbahan komposit
serat bambu epoksi menunjukan bahwa kekuatan tekan prototype produk
yang dihasilkan sebesar (87,1 ± 4,3) kN.
3. Melalui penelitian ini menunjukan bahwa komposit serat bambu dengan
matriks epoksi dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai bahan socket
prosthesis dan bahan teknik untuk berbagai produk manufaktur lainnya.

1.4 Batasan Masalah


Penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah yaitu:
1. Pengujian yang akan dilakukan adalah pengujian tekan pada material
komposit yang di perkuat dengan serat bambu
2. Kekuatan tekan rata- rata komposit serat bambu epoksi sebesar 41,44
MPa.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu:
1. Untuk membuat material komposit menggunakan bahan baku yang
sederhana dan mudah didapat
2. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang komposit berpenguat serat alam
3. Untuk mengetahui kekuatan tekan material komposit serat bambu epoksi
1.6 Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, penulis menggunakan
beberapa metode, antara lain:
1. Studi literatur
Yaitu metode pengumpulan data-data dan teori dengan cara membaca literatur
yang erat kaitannya dengan topik pembahasan, sumber informasi yang didapat
dari internet dan buku kepustakaan. Sehingga permasalahan yang dibahas dapat
disesuaikan dengan teori yang ada.
2. Studi observasi
Yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat
dengan cara melakukan observasi dan pengujian langsung terhadap obyek
penelitian.

1.7 Sistematik Penelitian


1. Sistematik penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
2. BAB I PENDAHULUAN dalam bab ini berisi Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, Manfaat Penelitian, Metode
Penelitian, dan Sistematika Penulisannnya.
3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA dalam bab ini berisi tentang pembahasan teori-
teori dasar yang berkaitan dengan penelitian yang berkaitan.
4. BAB III METODOLOGI PENELITIAN dalam bab ini berisi tentang diagram alir
penelitian, lokasi, dan waktu pelaksanaan penelitian, alat dan bahan penelitian,
teknik pengambilan data.
5. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN dalam bab ini berisi tentang pembahasan
hasil pengujian yang dihasilkan dari data yang diperoleh dari penelitian.
6. BAB V PENUTUP dalam bab ini berisi tetang Simpulan dan Saran.

Anda mungkin juga menyukai