Anda di halaman 1dari 10

JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118

http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS


Education and Science Physics Journal
E- ISSN : 2503-3425
P- ISSN : 2407-3563

KARAKTERISTIK PAPAN KOMPOSIT BERBAHAN KOMBINASI SERAT RAMI


DAN SERAT BATANG PISANG
Zul Hidayatullah1*, Suparno2, Nuraini Nadhiroh3

1,3
Program Magister Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Yogyakarta
2
Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta
*Email: Zulhidayatullah5@gmail.com

https://doi.org/10.22202/jrfes.2020.v7i2.4549

Abstract
This study aims to determine the feasibility of a composite board made of hemp fiber and banana
stem fiber with Poly Vinyl Acetate (PVAc). Making the composite board begins with the
preparation, drying, weighing the raw materials according to the weight ratio, mixing, pressing
and cutting the finished composite board according to the size required in the test standard.
Composite board characteristic testing includes: moisture content, thickness swelling, density,
flexural strength and tensile strength of the composite papn. The test results on the composite
showed that the more the value of the banana stem fiber used as a combination for the hemp fiber,
the more the feasibility value of the composite board did not meet SNI standards. However, for
the bending test, all categories of fiber combinations were not feasible because the sample
specimens were not stiff due to PVAc which only functions as an adhesive (not a reinforcement).

Keywords: Hemp fiber; banana stem fiber; composite board.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan papan komposit berbahan baku serat rami
dan serat batang pisang dengan perekat Poly Vinyl Acetate (PVAc). Pembuatan papan komposit)
diawali dengan persiapan bahan baku, pengeringan, penimbangan bahan baku sesuai
perbandingan berat, pencampuran, pengempaan dan pemotongan papan komposit yang sudah jadi
sesuai ukuran yang disyaratkan pada standard pengujian. Pengujian karakteristik papan komposit
meliputi: kadar air, pengembangan tebal, kerapatan, kekuatan lentur dan kekuatan tarik dari papn
komposit. Hasil pengujian terhadap komposit diperoleh bahwa komposit semakin banyak nilai
serat batang pisang yang digunakan sebagai kombinasi untuk serat rami, maka nilai kelayakan
papan komposit semakin tidak memenuhi standar SNI. Namun, untuk uji lentur, semua kombinasi
serat berkategori tidak layak karena spesimen sampel yang dibuat tidak kaku akibat PVAc yang
hanya berfungsi sebagai perekat (bukan penguat).

Kata kunci:Serat rami; serat batang pisang; papan komposit.

109
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

I. PENDAHULUAN komposit adalah gabungan dari penguat


Kebutuhan akan papan komposit (reinforment) dan matriks. Kelebihan
semakin meningkat seiring kelangkaan dan material komposit jika dibandingkan dengan
mahalnya papan kayu. Kebutuhan papan logam adalah memiliki sifat mekanik yang
yang aman, ramah lingkungan, dan bisa baik, tidak mudah korosi, bahan baku yang
didaur ulang (renewable) merupakan mudah diperoleh dengan harga yang lebih
tuntutan yang harus dipenuhi dalam murah, dan memilik massa jenis yang lebih
pembangunan. Material yang mampu rendah dibanding dengan serat mineral.
memenuhi tuntutan tersebut adalah kayu. Perkembangan papan partikel
Namun produksi kayu di Indonesia mulai denganmemanfaatkan limbah serat alam,
mengalami kelangkaan (Wardani, Malino, & dapatdigunakan sebagai bahan alternatif
Asri, 2017). Penelitian tentang alternatif pembuatan perabotan rumah tangga seperti
papan komposit berbahan dasar serat alam lemari, meja, perabotan (furniture interior)
sudah banyak dilakukan. Pengembangan dan lainnya (Fitra, Nurdin, Hasanuddin, &
papan komposit berbahan serat alam Waskito, 2019).
merupakan solusi atas kelangkaan dan Serat alam di Indonesia sangat
mahalnya harga kayu (Kosim, Wahyudi, melimpah. Berbagai contoh serat alam yang
Susilawati, & Doyan, 2017). Sesuai dengan bisa dijadikan papan komposit adalah serat
hal tersebut, kebutuhan akan papan semakin batang pisang, serat rami, serat sabut kelapa,
meningkat. Akibat permasalahan tersebut, serat jerami, dan masih banyak lainnya.
maka perlu adanya penggunaan kayu yang Penggunaan serat alam sebagai penguat pada
lebih efektif dan efisien. alternatif solusi material komposit polimer memberikan
untuk mengatasi permasalahan tersebut beberapa keuntungan karena serat alam
adalah membuat papan komposit berbahan memiliki massa jenis yang rendah, mampu
serat alam (Fathanah, 2011). Upaya untuk terbiodegradasi, mudah didaur ulang, harga
mengatasi hal tersebut antara lain dengan murah serta memiliki sifat mekanik yang
membuat papan komposit, di mana bahan baik. Dari sekian banyak tanaman, serat rami
baku kayu diganti dengan bahan atau dalam bahasa latin Boehmeria nivea
lignoselulosa lain untuk bahan baku dalam adalah salah satu tanaman yang memiliki
pembuatan papan komposit (Archila, Diba, kandungan serat yang tinggi dan memiliki
Setyawati, & Nurhaida, 2018). karakteristik mirip kapas. Bahkan, rami
Komposit merupakan material ternyata terbukti lebih mudah dibudidayakan
alternatif yang dapat digunakan untuk dibandingkan tanaman kapas. Rami
memenuhi kebutuhan tersebut. Material termasuk tanaman yang mudah tumbuh
110
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

diberbagai kondisi lahan namun saat ini Adapun karakteristik yang ingin dicari
pemanfaatan serat rami di Indonesia hanya adalah untuk mengetahui apakah komposisi
sebatas sebagai bahan dasar pembuatan kain campuran serat alam batang pisang (SBP)
pakaian dan kertas. Tentunya akan memiliki dan serat rami (SR) dengan matriks PVAc
nilai lebih jika serat tersebut dapat berpengaruh terhadap sifat fisik dan
digunakan untuk menggantikan serat non mekanik papan partikel komposit? Serta
alam (fiber glass) yang selama ini masih apakah papan partikel komposit berbahan
diimpor dari luar negeri sebagai penguat dasar serat alam SBP dan SR dengan matriks
material komposit. Serat alam rami Poly Vinyl Acetate (PVAc) memenuhi
mempunyai karakteristik kuat, ringan, tahan standar SNI03-2105-2006?
lama terhadap penyinaran matahari dan
kekuatan serat tidak berubah, tahan air, II. METODE PENELITIAN
tahan jamur, serangga dan bakteri Jenis penelitian ini adalah penelitian
Serat batang pisang merupakan kuantitatif untuk mencari alternatif dan
alternatif lain yang sangat melimpah dan kelayakan suatu serat alam sebagai bahan
sering diabaikan keberadaannya. Serat yang papan komposit. Serat ini akan diuji sifat
potensial menjadi bahan komposit adalah mekaniknya berupa kadar air, kerapatan,
serat batang pisang dan serat rami karena kuat tarik, dan kuat lentur. Kombinasi serat
ketersediaannya yang melimpah sehingga ini nantinya bisa dijadikan pembanding
mudah ditemukan. Beberapa penelitian untuk jenis komposit lainnya. Uji tarik dan
menunjukkan bahwa kombinasi serat batang uji lentur dilakukan di laboratorium bahan
pisang dan serat sabut kelapa yang bangunan teknik sipil Universitas Negeri
dikombinasikan dengan Poly Vinyl Acetate Yogyakarta. Penelitian ini telah dibuat
(PVAc) layak dijadikan papan komposit sampel papan komposit dengan kombinasi
karena sesuai Standar Nasional Indonesia serat alam (serat batang pisang dan serat
untuk papan komposit serat alam. rami) dan matriks PVAc. Serat alam serat
Kombinasi serat pisang dengan serat nanas rami (SR) dan serat batang pisang (SBP)
(50%:50%) memiliki nilai kelayakan yang dibuat dalam bentuk serbuk atau potongan-
lebih tinggi daripada nilai standar papan potongan kecil seperti yang ditunjukan pada
komposit berbahan serat alam (Doyan, Gambar 1 berikut ini.
Susilawati, Kosim, Dahlan, & Pauzi, 2018).

111
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

Gambar 1 Serat alam (a) serat batang pisang dan (b) serat rami

Serat sendiri merupakan campuran Papan komposit yang telah jadi dan
antara serat batang pisang (SBP) dengan siap di uji, harus berada dalam keadaan
serat rami (SR). Dalam hal ini dibuat 4 buah kering udara dan volume kering udara (Kosim
sampel dengan komposisi serat sebagai et al., 2017). Papan komposit yang telah kering

berikut : (A) SR 100% : SBP 0%, (B) SR kemudian ditimbang untuk melihat
80% : SBP 20%, (C) SR 60 % : SBP 40%, massanya (m), lalu diukur rata-rata panjang,
(D) SR 50% : SBP 50%. Setelah spesimen lebar, dan tebalnya agar dapat menghitung
sampel selesai dicetak, selanjutnya spesimen volumenya (V). Masssa jenis (𝜌) sampel
sampel dijemur di bawah sinar matahari papan komposit dihitung dengan
selama 2-3 hari agar sampel bisa kering dan menggunakan persamaan:
𝑚
layak diuji. Spesimen sampel selanjutnya 𝜌= (A)
𝑉
diuji tarik dan uji lentur menggunakan alat Sedangkan untuk sifat fisik kadar air, di
seperti gambar berikut ini. mana saat terdapat perbedaan massa papan
saat basah (m1) lalu dikeringkan di bawah
sinar matahari secara langsung dan
setelahnya ditimbang kembali dengan
mendapatkan massa sampel papan komposit
yang kering (m2). Persamaan yang
digunakan dalam menentukan kadar air
(KA) dituliskan dengan persamaan:
Gambar 2 Alat uji tarik dan uji lentur
𝑚1 −𝑚2
𝐾𝐴 = 𝑥 100% (B)
𝑚1

112
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

Pengukuran uji mekanik dengan 3𝑃𝐿


𝑀𝑂𝐸 = 2𝑙ℎ2 (E)
menggunakan Universal Testing Machine Keterangan,
model WDW-100 terhadap sampel yang MOE : Modulus of Rupture (kgf/cm2)
P : beban patah maksimum (kgf)
akan di ukur, maka nilai MOE dalam
L : jarak sangga atau span (cm)
pengukuran ini memenuhi persamaan: H : tebal spesimen (cm)
𝑃𝐿3 l : lebar spesimen (cm)
𝑀𝑂𝑅 = 4𝑦𝑙ℎ3 (D)
Keterangan,
MOR : Modulus of Elasticity (kgf/cm2) Sifat mekanik papan komposit
P : berat beban maksimum (kgf)
berbahan kombinasi serat batang pisang dan
L : jarak sangga atau span (cm)
Y : kelengkungan pada batas beban serat rami selanjutkan akan dibandingkan
proporsional (jarak defleksi)(cm) dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
H : tebal spesimen (cm)
untuk papan komposit serat alam agar
l : lebar spesimen (cm)
diketahui tingkat kelayakannya. Standar

Pengukuran terhadap nilai MOR sifat fisik dan mekanik papan komposit

(Modulus of Rupture) dengan uji tarik dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

memenuhi persamaan:

Tabel 1 Standar Nasional Indonesia untuk Papan Komposit


No Sifat Fisik dan Mekanik Papan Komposit SNI 03-02105-2006
1 3
Kerapatan (gr/cm ) 0,5 – 0,9
2 Kadar Air (%) <14
2
3 MOR (kgf/ cm ) Maks 80
4 MOE (kgf/ cm2) Min 15000

partikel yang tepat akan berpengaruh


III. HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap lama dan pemanfaatannya yang

Sifat papan partikel dipengaruhi oleh


bahan baku pembentuknya, perekat dan
diperoleh dari papan partikel yang
formulasi yang digunakan serta proses
digunakan. Keempat sampel yang dibuat
pembuatan papan partikel tersebut mulai
dengan komposisi serat rami dan serat
dari persipaan bahan baku kayu,
batang pisang yang dilakukan analisis kadar
pembentukan partikel sampai proses kempa
air, kerapatan, serta uji tarik dan uji lentur.
dan penyelesaiannya. Penggunaan papan
Berdasarkan sifat fisis dan sifat mekanik
papan komposit, keempat spesimen sampel

113
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

dalam kategori layak dari segi kadar air, mengakibatkan nilai MOE sampel
kerapatan, dan MOR. Sedangkan untuk nilai mendekati nol. Hal ini karena sampel masih
MOE, keempat sampel tidak layak. Keempat termasuk lentur (tidak kaku) akibat tidak ada
spesimen sampel hanya dikombinasikan penguat lain. Secara lebih jelas hasil analisis
dengan PVAc sebagai perekatnya dan tidak sifat fisis dan sifat mekanik papan komposit
ada kombinasi lain sebagai penguat sehingga berbahan serat rami (SR) dan serat batang
saat diuji lentur, nilai patah keempat sampel pisang (SBP) tersaji pada tabel berikut ini.
berkisar 0,00 sampai 0,01 yang

Tabel 2 Hasil analisis sifat fisis dan sifat mekanik papan komposit
No. Sample Serta Kadar Kerapatan MOE MOR
Komposit (SR: SBP) Air (%) 3
(gr/cm ) (kgf/cm2) (kgf/cm2)
1. 100 : 0 7.46% 0.52 174.70 -
2. 80 : 20 9.68% 0.48 123.30 -
3. 60 : 40 11.59% 0.53 77.04 -
4. 50 : 50 12.31% 0.55 113.02 -

sebanding. Nilai massa jenis pada papan


Hasil pegujian densitas komposit
komposit ini termasuk ke dalam kategori
serat rami dan serat batang pisang dengan
berkerapatan sedang. Hal ini menunjukkan
matriks PVAc dapat ditampilkan pada
material komposit yang diuji benar
Gambar 4. Spesimen sampel untuk sampel
merupakan papan buatan yang memiliki
pertama dengan bahan 100% serat rami
massa jenis leih kecil dari massa jenis air
memiliki densitas 0,52 gr/cm3, sedangkan
yang memiliki nilai 0,977 gr/cm3 (Rahayu
untuk kombinasi serat rami dan serat
& Widayani, 2015). Faktor perekat
batang pisang dengan perbandingan 80:20,
memberikan pengaruh sangat nyata
60:40, 50:50 memiliki nilai densitas
terhadap kerapatan papan partikel
berturut-turut 0,48 gr/cm3, 0,53 gr/cm3,
(Sonjaya, Haryanto, & Kusnanto, 2013).
0,50 gr/cm3. Berdasarkan hasil ini,
Berdasarkan hal ini, dapat dipastikan
kombinasi serat rami dan serat batang
bahwa komposit serat SAR dan SSK sudah
pisang memiliki densitas terbaik bila
dipastikan dapat mengapung di air.
jumlah serat yang kombinasikan adalah

114
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

Kerapatan (gr/cm3)
0.8

0.6 0.52 0.53 0.55


0.48
0.4 Kerapatan

0.2

0
Sample 1 Sample 2 Sample 3 Sample 4

Gambar 3 Nilai kerapatan tiap sampel

Hasil penelitian juga menunjukkan komposit juga akibat dari perlakuan panas
bahwa kadar air papan komposit antara yang diterima papan partikel pada saat
7,56% - 12,31%. Kadar air papan partikel pengempaan. Hasil pegujian kadar air
yang dihasilkan memenuhi standar SNI. komposit serat rami dan serat batang
Namun, hasil ini juga menunjukan pisang yang direkatkan dengan matriks
semakin banyak serat batang yang PVAc dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
digunakan sebagai kombinasi untuk serat Kadar air merupakan banyaknya
rami, maka semakin besar pula nilai kadar kandungan air yang terdapat di dalam
airnya yang dapat menyebabkan nilai papan partikel dalam keadaan
kadar air melebih standar SNI. Faktor lain kesetimbangan dengan lingkungan
yang mempengaruhi kadar air papan disekitarnya.

Kadar Air (%)


15.00%
11.59% 12.31%
9.68%
10.00%
7.46%

5.00%

0.00%
Sample 1 Sample 2 Sample 3 Sample 4

Gambar 4 Kadar Air papan komposit kombinasi serat rami dan serat batang pisang

115
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

kgf/cm2 (Tabel 2). MOE merupakan


Nilai MOE papan komposit
ukuran ketahanan papan komposit
sampel 1 (100%SR: 0%SBP)
dalam mempertahankan perubahan
menunjukkan nilai MOE papan partikel
bentuk akibat adanya beban yang
174,70 kgf/cm2. Sedangkan pada
berhubungan langsung dengan papan
penelitian sampel 2, 3, dan 4 diperoleh
komposit. Semakin tinggi nilai MOE,
nilai MOE berturut-turut sebesar 123,30
maka semakin elastis papan komposit
kgf/cm2, 77,04 kgf/cm2, 113,02
tersebut. Nilai MOR dan MOE
kgf/cm2. Hasil ini menunjukkan bahwa
berdasarkan hasil uji coba dapat dilihat
semakin banyak serat batang pisang
pada Gambar 5 berikut ini. Kekuatan
yang digunakan sebagai kombinasi
MOE berkaitan dengan kemampuan
serat rami, maka nilai MOE papan
regangan, defleksi dan perubahan yang
komposit akan semakin rendah dan
terjadi akibat beban yang diberikan dan
mendekati ketidaklayakan sesuai SNI.
jarak lokasi pembebanan tersebut
Walaupun demikian, tiga sampel sudah
(Wardani, Massijaya, Hadi, &
memenuhi standar kecuali sampel
Darwaman, 2015).
ketiga yang nilainya di bawah 80

MOR & MOE (kgf/cm2)


200 174.7

150 123.3 113.02


100 77.04

50
0 0 0 0
0
Sample 1 Sample 2 Sample 3 Sample 4

Gambar 5 Nilai MOE dan MOR Papan Komposit

Sedangkan untuk uji patah yang (nol). Hal ini karena sampel tergolong
berkaitan dengan nilai MOR tidak kaku, sedangkan uji patah
mensyaratkan nilai minimal MOR mensyaratkan sampel harus kaku.
sebesar 15000 kg/cm2. Faktanya, Akibatnya nilai MOR semua sampel
berdasarkan hasil uji, nilai uji patah sama dengan nol. Jadi, papan partikel
menunjukkan hasil yang tidak sesuai yang dihasilkan pada penelitian ini tidak

116
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

ada yang memenuhi standar. Faktor kaku) dan perlu perekat tambahan lainnya
penyebabnya adalah matriks PVAc yang mampu sebagai perekat dan penguat
hanya berfungsi sebagai perekat antar agar sampel kaku.
serat tapi tidak mampu sebagai penguat.
Perlu adanya bahan agar sampel papan DAFTAR PUSTAKA
komposit jadi lebih kuat dan kaku.
Archila, M., Diba, F., Setyawati, D., &
Nurhaida. (2018). Kualitas Papan
IV. KESIMPULAN Komposit Limbah Kulit Batang Sagu
(Metroxylon Sp) Dan Plastik
Dari hasil penelitian komposit serat rami
Polipropilena Berdasarkan Jumlah
dan serat batang pisang dengan matriks Lapisan Penyusun. Jurnal
TENGKAWANG, 7(1), 46–56.
PVAc maka dapat disimpulkan bahwa
https://doi.org/10.26418/jt.v7i1.2366
sifat fisis papan komposit serat rami dan 5
Doyan, A., Susilawati, Kosim, Dahlan, I.,
serat batang pisang dengan matriks PVAc
& Pauzi, A. (2018). Mechanical
terkait kerapatan dan kadar air, dipeoleh Properties of Composite Polymer
Mixture of Banana and Pineapple
bahwa kerapatan dan kadar air semakin
Fiber for Sound Wave Absorbers.
meningkat seiring bertambahnya jumlah Journal of Physics: Conference
Series, 1120(1), 0–6.
kombinasi serat batang pisang. Namun,
https://doi.org/10.1088/1742-
keempat sampel yang diuji sudah sesuai 6596/1120/1/012001
Fathanah, U. (2011). Kualitas Papan
standar papan komposit serat alam dan
Komposit dari Sekam Padi dan
layak dari segi sifat fisis. Sifat mekanik Plastik HDPE Daur Ulang
Menggunakan Maleic Anhydride
MOE (Modulus of Elasticity)
(MAH) sebagai Compatibilizer.
menunjukkan bahwa semakin banyak Jurnal Rekayasa Kimia &
Lingkungan, 8(2), 53–59.
jumlah serat batang pisang yang
Fitra, F., Nurdin, H., Hasanuddin, &
dikombinasikan terhadap serat rami, maka Waskito. (2019). Karakteristik papan
partikel berbahan baku serat pinang.
MOE papan komposit cenderung
Journal of Multidisciplinary
menurun. MOE papan komposit Research and Development, 1(4),
1029–1036.
kombinasi ini sesuai standar kecuali pada
Kosim, Wahyudi, Susilawati, & Doyan,
sampel ketiga yang nilai MOE sekitar A. (2017). Sifat Mekanik Papan
Komposit Berbahan Dasar Serat
77,04 kgf/cm2 (di bawah 80 kgf/cm2).
Sabut Kelapa Dan Serat Batang
Sifat mekanik terkait MOR untuk semua Pisang. Jurnal Pendidikan Fisika
Dan Teknologi, 3(2), 207–215.
sampel termasuk dalam kategori tidak
https://doi.org/10.1017/CBO978110
layak dan tidak sesuai standar. Hal ini 7415324.004
Rahayu, M., & Widayani. (2015). Studi
karena sampel masih terlalu lentur (tidak
Awal Pembuatan Komposit Papan
117
JRFES (Jurnal Riset Fisika Edukasi dan Sains) Vol 7 No 2 (2020) 109-118
http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/JRFES

Serat Berbahan Dasar Ampas Sagu. Sawit dan Papan Komposit


PROSIDING SKF, 257–261. Komersial Sebagai Bahan Bangunan.
Sonjaya, M. L., Haryanto, I., & Kusnanto. Jurnal Teknik Sipil: Jurnal Teoretis
(2013). Pengaruh Kombinasi Dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil,
Lapisan Papan Partikel Dari Limbah 22(2), 79–86.
Partikel Aren (Arenga Pinnata) Dan https://doi.org/10.5614/jts.2015.22.2
Limbah Serutan Bambu .2
(Dendrocalamus Asper) Dengan Wardani, W. K., Malino, M. B., & Asri,
Jumlah Perekat Urea Formaldelhida A. (2017). Fabrikasi dan Analisis
Terhadap Sifat Papan Partikel. Kualitas Papan Komposit Semen
ASEAN Journal of System Berbobot Ringan Berbasis Ijuk.
Engineering, 1(1), 14–18. Positron, 7(2), 60–65.
Wardani, L., Massijaya, M. Y., Hadi, Y. https://doi.org/10.26418/positron.v7i
S., & Darwaman, I. W. (2015). 2.22895
Kualitas Papan Zephyr Pelepah

118

Anda mungkin juga menyukai