Anda di halaman 1dari 7

SERAT ECENG GONDOK

SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KOMPOSIT


KAPAL NON FERO

pengembangan teknologi material pembuatan


PENDAHULUAN komposit pembuatan kapal non-ferro dalam
industri pembuatan kapal khususnya kapal
Latar Belakang fiberglass Reinforced Plastic (material komposit
Perkembangan komposit dewasa ini berpenguat serat gelas). Pemanfaatan serat eceng
telah berkembang pesat, seiring pengunaannya gondok sebagai penguat komposit nantinya
yang semakin meluas. Dalam hal ini industri dapat menjadi material alternatif baru sebagai
maritim merupakan salah satu bagian industri bahan alternatif pembuatan kapal di indonesia.
strategis yang dipilih sebagai ujung tombak
industri berbasis teknologi dan strategi Perumusan Masalah
globlisasi guna menunjang pembangunan Sehubungan dengan judul tugas
dalam negeri. Penggunaan komposit yang akhir ini maka perumusan masalah yang
semakin meluas tersebut dikarenakan komposit diperoleh adalah sebagai berikut : Dapatkah
mempunyai keunggulan tersendiri dibanding komposit berpenguat eceng gondok mampu
dengan bahan teknik alternatif lain, karena sifat menahan beban tarik sehingga
komposit yang memiliki kekuatan yang bisa dapat digunakan dalam pembuatan
diatur (tailorability), memiliki kekuatan lelah kulit kapal non ferro (fiberglass Reinforced
(fatigue) yang baik, memiliki kekuatan jenis Plastic).
(strength/weight) yang tinggi dan tahan korosi.
Pengembangkan industri komposit di Tujuan Penelitian
indonesia dengan mencari bahan komposit Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah
alternatif yang lain harus digalakkan, guna 1. Mengetahui pengaruh dari variasi arah
menunjang permintaan komposit di indonesia serat terhadap kekuatan tarik komposit
yang semakin besar. Selama ini perkembangan berpenguat eceng gondok.
komposit di indonesia masih diarahkan dengan 2. Meneliti kelayakan serat eceng gondok
bahan-bahan sumber daya alam non renewable dari segi kekuatan tarik sebagai serat
(tidak dapat diperbarui kembali) yang berasal penguat komposit sebagai bahan
dari galian bumi seperti gelas, karbon, aramid. alternatif untuk pembuatan kulit badan
Untuk itu perlu dikembangkan bahan baku kapal non ferro dengan standar tolak ukur
material penguat komposit yang ramah kekuatan tarik serat gelas sesuai
lingkungan, seperti natural fibre. Bahan peraturan standar BKI.
komposit natural fibre banyak terdapat di
indonesia misalnya dengan pemanfaatan serat METODOLOGI PENELITIAN
bambu, serat nanas, serat tebu, serat pisang, ijuk
dsb. Bahan alternatif tersebut nantinya harus
Penelitian ini merupakan penelitian
berorientasi pada harga yang murah, jumlah
yang bersifat percobaan (eksperimental)
yang melimpah, kualitas yang tinggi serta
dengan cara melakukan pengujian. Percobaan
ramah lingkungan.
yang dilakukan adalah pembuatan komposit
Dalam penelitian ini eceng gondok
dengan menggunakan serat eceng gondok
diharapkan dapat menjadi bahan sebagai serat penguat, kemudian dilakukan
baku alternatif sebagai serat penguat komposit, pengujian kekuatan tarik yang kemudian hasil
karena populasi tanaman eceng gondok sangat pengujian akan dibandingkan dengan kekuatan
besar. Sebagai perbandingan, populasi eceng dari serat gelas (Fiberglass Reinforced Plastic)
gondok daerah rawa pening mencapai 70 % dari berdasarkan peraturan BKI.
2.300 hektar luas rawa tersebut
Pada percobaan ini pembuatan material
(Kemitraan Air Indonesia, 2007).
komposit menggunakan bahan baku yang
Hasil penelitian ini diharapkan umum ditemukan di pasaran dan sering dipakai
berkembangnya inovasi baru dalam
dalam proses produksi. Sedangkan untuk proses 7. Pengambilan serat dari tanaman enceng
pengerjaan dari spesimen uji dikerjakan dengan gondok dengan bantuan sikat kawat,
metode olesan atau sering disebut dengan hand enceng gondok disikat dengan cara
lay up, sehingga kualitas laminasi sangat membujur searah dengan sikat kawat
tergantung dari kemampuan dan keterampilan tersebut, lalu dengan sendirinya serat
pekerja. Komponen material dasar ini terutama akan memisah dari daging tanaman
terdiri dari serat penguat, resin sebagai pengikat tersebut. Lalu dipotong bagian ujung
dan beberapa zat tambahan. serat agar panjang serat menjadi 20 cm
Pada perancangan percobaan ini agar semua dimensi serat sama.
penulis membagi atau mengelompokkan 8. Setelah itu serat eceng gondok, dapat
pekerjaan menjadi beberapa tahapan seperti dilakukan penyetrikaan agar serat lebih
yang ditunjukkan pada gambar diagram alir kaku untuk memudahkan penganyaman.
metodologi penelitian berikut : Tahap I : Metode penganyaman yang mengunakan
Persiapan pola Plain Weave
Bahan Penelitian Fiberglass Cloth dengan cara menjalin
Bahan – bahan yang dipakai dalam jalur – jalur serat secara selang – seling
penelitian ini adalah : serat eceng gondok, untuk menghasilkan corak bergerigi
resin polyester, katalis, dan wax. pada lajur motif spesimen uji.
Peralatan 9. Proses selanjutnya melakukan
Peralatan yang digunakan meliputi : alat penganyaman serat dengan cara manual
cetak, penjepit kayu, timbangan digital, untuk mendapatkan serat eceng gondok
gelas ukur, gergaji dan kuas cat. dalam bentuk lembaran anyaman
Tahap II : dengan ukuran 20 x 20 cm. Jumlah serat
PROSES PEMBUATAN KOMPOSIT untuk menjadi lembaran anyaman
PENGOLAHAN SERAT ECENGGONDOK: tersebut disesuaikan dengan kebutuhan
1. Pemilihan tanaman eceng gondok dari penelitian.
jenis Limnocharis flava dengan Variasi Arah Serat Eceng Gondok
memperoleh dari habitat yang sama, Adapun macam atau jenis serat yang
Dalam penelitian ini eceng gondok digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
diperoleh dari Rawa Pening. berikut :
2. Tanaman eceng gondok dipilih dengan a. Arah serat dwiarah (pola anyaman) dengan
tinggi yang sama kira - kira 30 cm. sudut 00
3. Pemilihan tanaman eceng gondok Lamina ini diperoleh dengan cara
dengan kualitas yang baik. menyusun serat eceng gondok secara merata
4. Tanaman dicuci bersih untuk hingga membentuk satu layer dan tiap layer
menghilangkan kotoran kemudian lalu disusun saling tegak lurus membentuk sudut
diplih ukuran panjang & diameter 900 sehingga membentuk anyaman arah sudut
batang tanaman yang kira – kira sama. 00.
Panjang & batang tanaman dipilih b. Arah serat dwiarah (pola anyaman) dengan
dengan panjang kira – kira 30 cm. sudut 450
5. Untuk mendapatkan serat yang seragam,
Lamina ini diperoleh dengan cara
maka batang tanaman ditumbuk sampai
menyusun serat eceng gondok secara merata
permukaan seratnya rata, lalu serat
hingga membentuk satu layer dan tiap layer
dikeringkan selama 10 hari dengan cara
disusun saling tegak lurus membentuk sudut
dijemur sinar matahari sampai benar –
900 sehingga membentuk anyaman arah sudut
benar kering.
6. Setelah kering untuk mendapatkan serat 450.
yang sama panjang dan lebarnya agar Pembuatan Komposit Berpenguat Serat
memenuhi unsur homogenitas, maka Eceng Gondok
panjang serat dan lebar serat di Proses pembuatan komposit dilakukan sebagai
seragamkan dengan cara dipilih kualitas berikut :
serat yang baik dan seragam.
a. Menyiapkan bahan-bahan yang akan Untuk menjepit tutup cetakan supaya
diperlukan dalam pengerjaan pembuatan permukaan rata dan mengatur ketebalan
material komposit. Bahan – bahan yang lamina yang diinginkan.
dibutuhkan, antara lain; Sarung Tangan;
lembaran-lembaran serat eceng Untuk melindungi tangan agar tidak
gondok hasil penganyaman. bersentuhan langsung dengan campuran resin.
Matrik, Gergaji;
Dalam penelitian ini jenis material polymer
Digunakan untuk memotong spesimen
yang dipilih sebagai bahan matriks adalah
sesuai bentuk standar ASTM.
jenis Unsaturated Polyester Resin dengan
Gerindra;
merk dagang BQTN-EX dengan data teknis
Untuk memotong dan menghaluskan
sebagai berikut;
spesimen sesuai standar ASTM.
Massa Jenis : 1,20 gr/cm3
Modulus Young : 1,18.103 N/mm2 c. Menghitung ketebalan lamina
d. Menghitung fraksi berat dan volume ba
Angka Poison : 0,33 Setelah diketahui fraksi berat dan volume
Kekuatan Tarik : 12,7 N/mm2 untuk serat untuk satu cetakan (200 x 200x7
Dalam resin ini, mengandung komposisi mm). Maka lembaran – lembaran serat
campuran resin polyester tak jenuh murni dan dapat dibagi sesuai dengan dimensi panjang
bahan pelarut stiren dengan perbandingan 1:3. dan lebar cetakan.
Selain itu di tambah katalis berupa MEKPO e. Cetakan kaca dilapisi dengan wax secara
(Metil Etil Keton Peroksida) sebagai zat merata agar lamina kulit mudah dilepas dari
curing, mempersingkat waktu curing. cetakan.
Wax, f. Lembaran – lembaran anyaman yang telah
Wax berfungsi memudahkan melepas dibagi disusun secara lamina dengan
komposit dari cetakan. matriks (campuran resin) sesuai fraksi
b. Peralatan yang digunakan yang menunjang volume yang telah dihitung.
dalam pengerjaan pembuatan material g. Mengukur volume resin sesuai dengan
komposit digunakan, antara lain; tebal.
Alat Cetakan; h. Katalis dicampurkan sebanyak 1 % dari
Direncanakan berbahan kaca dengan volume resin, kemudian diaduk secara
ketebalan 7 mm, berdimensi 200 x 200 x 7 merata dan didiamkan selama 5 menit agar
mm, terdiri atas tiga bagian yaitu; bagian tepi, gelembung udara terlepas.
bagian alas dan bagian tutup cetakan.. i. Menuangkan campuran resin
Timbangan; dengan katalis sebanyak 2/3 dari total
Untuk mengukur berat serat dan campuran tiap lamina lalu diratakan dengan
matriks, timbangan yang digunakan adalah kuas.
timbangan digital agar tingkat ketelitian j. Mengoleskan sisa campuran 1/3 campuran
ukuran lebih baik. resin ke lembar pertama serat eceng
Gelas Ukur; gondok, kemudian diletakkan di atas cairan
Untuk mengukur volume resin yang akan resin dalam cetakan. Untuk menghilangkan
dituang di cetakan. gelembung udara terperangkap saat
Mixer: pengerjaan, maka lamina ditekan - tekan
Untuk mengaduk antara resin dengan sehingga gelembung udara bisa keluar
katalis agar campuran katalis dengan resin dengan cara di roll.
menyatu. k. Selanjutnya tutup cetakan diletakan di atas
.XDV · lamina untuk meratakan permukaan
Untuk meratakan resin yang dituang ke lamina.
dalam cetakan di atas serat. l. Setelah lamina material komposit benar -
Penjepit kayu; benar kering, material boleh dikeluarkan
dari cetakan.
Tahap III :
Proses Pembuatan Spesimen Uji 4 13.17 7.3 96.14 57
Proses pembuatan material spesimen
uji komposit berpenguat serat eceng gondok 5 13.67 7.3 99.79 57
sebagai berikut :
a. Lamina material komposit berpenguat
Spesimen 1 12 1 12 57
serat eceng gondok yang telah
dikeluarkan dari cetakan digambar
sesuai bentuk standar benda uji ASTM Pelepah 2 11 1 11 57

yang digunakan.
b. Sesuai dengan batasan penelitian yang 3 10 1 10 57
menguji spesimen hanya untuk dua
macam arah serat saja, maka laminat 4 12 1 12 57
tadi digambar/ditandai berdasarkan
bentuk standar benda uji ASTM yang
digunakan dengan arah sudut yang HASIL PENGUJIAN TARIK SPESIMEN
direncanakan yaitu searah 00 dan
bersilangan 450. Berdasarkan pada uji tarik yang
c. Kemudian spesimen dipotong – potong dilakukan terhadap spesimen, diperoleh hasil
dengan menggunakan gergaji sesuai rata – rata uji tarik untuk keempat variasi
dengan jumlah spesimen yang lamina sebagai berikut :
diperlukan untuk tiap – tiap arah sudut.
d. Pengujian Tarik. Tabel 2. Hasil Pengujian Tarik Material EGRP
Kuat Tarik Modulus
Prosedur Pengujian Variasi Elastisitas
2
1. Standar Pengujian : ASTM D638 M ( kg/mm )
( kg/mm2 )
2. Ukuran Spesimen :
Serat 00 0.648 472,46
Tabel Data Ukuran Spesimen Komposit
1. Serat 450 0.252 149,462
Berpenguat Serat Eceng Gondok
Standar BKI 10 700
Jenis Variasi Spesimen Lebar Tebal Ao Lo

Komposit Serat ( mm ) ( mm ) ( mm ) ( mm) Pembahasan


Pada Rules And Regulation For The
Sudut 00 1 13.08 6.7 87.63 57 Classification And Construction Of Ships, Biro
Klasifikasi Indonesia ( BKI ), 1996, section
Anyaman 2 13.75 6.7 92.12 57 1.C.4.1.disyaratkan sebagaL EHULNXW ‡
%HVDUDQ yang disyaratkan dalam peraturan
ini khusus dispesifikasikan untuk kapal – kapal
3 14 6.7 93.8 57
FRP dengan bahan penguat fiberglass yang diisi
oleh serat penguat baik itu jenis Mat dan
4 13.83 6.7 92.66 57
Roving harus memiliki standar kekuatan
sebagai berikut :
5 13.91 6.7 93.19 57
Tabel 3. Standar Kekuatan Tarik Untuk Material
Serat Sudut 450 1 13.5 7.3 98.55 57 Fiberglass Menurut BKI

Anyaman 2 13.33 7.3 97.3 57


Eceng Gondok Modulus Elastisitas Kuat
3 13 7.3 94.9 57 Kuat Tarik Tarik
( kg / mm2 )
( kg / mm2 )
10 700 BKI yaitu nilai standar kekuatan tarik
sebesar 10 kg/mm2 dan modulus elastisitas
sebesar 700 kg/mm2.
Dalam penelitian ini penulis merasa masih
Mengacu pada persyaratan BKI ( Tabel 3 ) di banyak kekurangan – kekurangan yang
atas dan membandingkan nilai hasil uji tarik disebabkan oleh keterbatasan peralatan, dana,
dari masing – masing variasi arah serat dapat dan waktu, sehingga untuk peneliti selanjutnya
dilihat bahwa variasi arah serat 00 dan arah serat perlu mempertimbangkan hal – hal berikut :
450 belum memenuhi standar persyaratan yang 1. Untuk pengolahan serat penguat disarankan
ditetapkan Biro Klasifikasi Indonesia. untuk metode penyisiran dengan sikat kawat
Kekuatan tarik komposit serat eceng dilakukan secara hatihati agar mendapatkan
gondok memiliki nilai – nilai yang lebih besar serat yang panjang, diameter serat yang
dari standar BKI dengan rasio sebagai berikut : seragam (agar memenuhi unsur homogenitas
Untuk Variasi sudut 00, kekuatan tariknya serat) dan memudahkan dalam
93.52 % lebih kecil dari standar BKI dan penganyaman.
modulus elastisitasnya 32.50 % lebih kecil
2. Karakteristik dari serat eceng gondok tidak
dari standar BKI.
cocok dengan pola anyaman karena dari
Untuk Variasi sudut 450, kekuatan tariknya
hasil penyisiran serat yang dihasilkan
97.48 % lebih kecil dari standar BKI dan
pendek dan kurang seragam sehingga sulit
modulus elastisitasnya 78.61 % lebih kecil
untuk dianyam. Oleh karena itu disarankan
dari standar BKI.
agar mengunakan metode randomly oriented
discontinuous fiber ( Chopped Standard Mat ).
3. Dalam melakukan pengecoran resin,
KESIMPULAN DAN SARAN
hendaknya dilakukan diruang tertutup, hal
Dari perhitungan yang telah dilakukan, ini untuk mengurangi terjadinya gelembung
maka dapat diambil beberapa kesimpulan pada udara yang terperangkap dalam lamina yang
akhir penulisan diantaranya meliputi : menyebabkan konsentrasi tegangan
1. Hasil pengujian statistik dengan metode sehingga dapat mengurangi kekuatan lamina
Tail Test ( T-Test ) menunjukkan bahwa itu sendiri.
variasi pada arah serat eceng gondok 4. Dalam pembuatan spesimen, perlu
dengan pola anyaman memberikan diperhatikan untuk menjaga ketelitian mulai
pengaruh pada kekuatan tarik komposit dari penyiapan alat dan bahan, pembuatan
berpenguat serat eceng gondok. spesimen, suhu temperatur kamar hingga uji
2. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa tarik, hal ini bertujuan agar diperoleh hasil
nilai kekuatan tarik serat eceng gondok spesimen uji yang benar-benar baik,
dengan variasi arah serat searah 00 lebih homogen dan ukuran spesimen yang presisi.
besar daripada arah serat bersilangan 450. 5. Penelitian yang dilakukan terhadap
Dimana nilai arah serat 00 menunjukan nilai spesimen material komposit serat eceng
kekuatan tarik serat 00 searah sebesar 0.648 gondok ini hanya mencakup pengujian tarik.
kg/mm2 dan nilai kekuatan tarik arah serat Oleh karena itu, disarankan juga dilakukan
450 bersilangan sebesar 0.252 kg/mm2 pengujian lainnya seperti uji impak,
sedangkan nilai modulus elastisitas arah bending, fatique, dan uji kekedapan terhadap
serat 00 searah sebesar 472.46 kg/mm2 dan air untuk mengetahui sifat dan karakteristik
nilai modulus elastisitas arah serat 450 dari material.
bersilangan sebesar 149.462 kg/mm2. Akan
tetapi, nilai hasil pengujian tersebut ; nilai
kekuatan tarik dan modulus elastisitas
belum dapat digunakan sebagai serat
penguat dalam pembuatan kulit badan
kapal karena belum memenuhi nilai standar
persyaratan yang disyaratkan oleh pihak
DAFTAR PUSTAKA Ginting, M. Hendra, dkk ‡Pengendalian
Bahan Komposit·.Tugas
%LUR .ODVLILNDVL ,QGRQHVLD ·Rules Akhir
and Regulation for The Classification Teknik Kimia, Fakultas Teknik, USU.
and Yulian Taurista, Antonia, dkk. ‡Komposit
&RQVWUXFWLRQ RI 6KLSV·, Lamina Bambu Serat Woven Sebagai
Jakarta. Bahan Alternatif
Chawla,K.K.,1987. ‡ Composite Materials ·. Pengganti
Springer – Verlag New York Inc, )LEHUJODVV3DGD .XOLW .DSDO·.
Germany. Jurusan Teknik Material, ITS.
Gibson,R.F.,1994.‡Principal of Widayanto, R. Dimas, 2004. ‡Kekuatan Tarik
Composite Material Material Komposit Serat
Mechanics·. MC.Graw Hill. Bambu Pada Matrik Polyester
Jones,R.M.,1975.‡ Mechanics of Composite Resin Yang
Materials·.Scripta Book, 0HQJDODPL 3URVHV 7ZR 6WHS
Company Washington DC. &XULQJ· Tugas Akhir Teknik Mesin,
Van Vlack,L.H., 1992. ‡ ,OPX GDQ Fakultas Teknik, Universitas
Teknologi Bahan ·, Edisi ke 5, Diponegoro.
Erlangga, Bandung
««« 2006. ‡ Standart Test Method for
Gibbs & Fox, 1960. ‡Marine Manual
Tensile Properties of Polymer Matrix
Design oI )53 ‡MC.Graw Hill
Composite Materials · ASTM D. 638 / D
Justus Sakti Raya Corporation, - , PT .‡ 638 M.
Pengenalan Fiber Glass Reinforced
3ODVWLFV )53 · . Technical
Information, Jakarta – Indonesia.
Lee,S.M., 1992. ‡International Encyclopedia
of Composite·.VCH Publisher, New
York.
Joko Sisworo, Sarjito, 2005. ‡&DWDWDQ
.XOLDK
Mata Kuliah Kapal Non-ferro ·
Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro.
3XUERSXWUR , 3UDPXNR
·Pengaruh
Panjang Serat Terhadap Kekuatan
Impak Komposit Eceng Gondok
dengan Matrik Poliester · 7XJDV
Akhir Teknik Mesin, Fakultas Teknik,
UMS.
Kristanto, 2007 ‡Analisa Teknis
dan EkonomisPenggunaan
Serat Ijuk Sebagai Alternatif
Bahan Komposit Pembuatan Kulit
Kapal Ditinjau Dari Kekuatan
Tarik·.Tugas Akhir Teknik
Perkapalan, Fakultas
Teknik,
Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai