Anda di halaman 1dari 9

TEKSTIL

SERAT ALAMI

Guru Pengampu : Wahyuni Setiya Anggraini, S.Pd

Disusun Oleh :
Nama : Atika Dwi Tri Cahyaningsih
Kelas : X TB 2

SMK MUHAMMADIYAH GUBUG


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Sejarah Perkembangan Serat
Serat dikenal orang sejak ribuan tahun sebelum Masehi seperti pada tahun
2.640 SM negara Cina sudah menghasilkan Serat sutera dan tahun 1.540 SM telah
berdiri industri kapas di India, Serat flax pertama digunakan di Swiss pada tahun
10.000 SM dan Serat wol mulai digunakan orang di Mesopotamia pada tahun
3000 SM. Selama ribuan tahun Serat flax, wol, sutera dan kapas melayani
kebutuhan manusia paling banyak. Pada awal abad ke 20 mulai diperkenalkan
Serat buatan hingga sekarang bermacam-macam jenis Serat buatan diproduksi.

Pengertian serat
Menurut kamus bahasa indonesia, serat adalah suatu material yang
perbandingan panjang dan lebarnya sangat besar dan molekul penyusunnya
terorientasi terutama ke arah panjang. Serat kapas misalnya memiliki
perbandingan panjang : lebar dari mulai 500 : 1 sampai dengan 1000 : 1.
Sedangkan serat tekstil adalah serat-serat yang digunakan untuk aplikasi tekstil.
Serat adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat
besar sekali. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
benang dan kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan pembuatan
kain, Serat memegang peranan penting, sebab :
1. Sifat-sifat serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang
dihasilkan.
2. Sifat-sifat serat akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain
baik pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia.

Produksi Serat
Produksi Serat alam dari tahun ke tahun boleh dikatakan tetap, tetapi
persentase terhadap seluruh produksi Serat tekstil makin lama makin menurun
mengingat kenaikan produksi Serat-Serat buatan yang makin tinggi. Hal ini
disebabkan karena :
1. Tersedianya Serat alam sangat terbatas pada lahan yang ada dan iklim.
2. Pada umumnya sifat-sifat Serat buatan lebih baik daripada serat alam.
3. Produksi serat buatan dapat diatur baik jumlah, sifat, bentuk dan
ukurannya.
Serat pada umumnya dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Serat alam, serat alam terbagi dalam 3 kategori besar, serat yang berasal
dari tumbuhan, serat yang berasal dari hewan dan materi dan anorganik.
Kapas, rami, kapuk adalah beberapa sontoh serat alam yang berasal dari
tumbuhan, sedangkan wol dan sutera serat yang berasal dari hewan,
sementara serat asbes adalah contoh serat yang berasal dari material
anorganik.
2. Serat buatan, serat buatan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu yang bahan
bakunya berasal dari alam tetapi kemudian mengalami proses polimerisasi
lanjutan seperti ; viskosa, asetat, kuproamonium, dsb. Ada juga yang
bahan bakunya berasal dari hasil sintesis polimerisasi misalnya; polyester,
nilon, poliuretan, polivinil, dsb. Sedangkan yang ketiga yaitu yang
berbahan dasar anorganik misalnya serat logam, gelas, dsb.

Pada dasarnya semua material serat merupakan polimer. Supaya dapat


dibuat menjadi serat, polimer harus memenuhi syarat sebagai berikut: Polimer
harus linear dan mempunyai berat molekul lebih dari 10.000, tetapi pada saat yang
bersamaan juga tidak boleh terlalu besar sebab nantinya akan sulit untuk
dilelehkan atau dilarutkan. Molekul harus simetris dan mempunyai gugus-gugus
samping yang besar yang dapat mencegah terjadinya susunan yang rapat. Polimer
harus memberikan kemungkinan untuk mendapatkan derajat orientasi yang tinggi,
sehingga sewaktu terjadi proses penarikan pada serat akan menambah kekuatan.
Polimer harus mempunyai gugus polar yang letaknya teratur untuk mendapatkan
kohesi antar molekul yang kuat dan titik leleh yang tinggi. Khusus untuk
keperluan tekstil sandang, serat harus mudah diberi zat warna. Apabila diberi zat
warna maka sifat fisika seratnya tidak boleh mengalami perubahan yang
mencolok dan warna bahan jadinya harus tahan terhadap pencucian, keringat dan
cahaya.
Serat menurut arah panjangnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu serat-
serat pendek atau biasa disebut stapel dan filamen. Filamen adalah serat yang
sangat panjang dan langsung dijadikan benang, sehingga istilah filamen itu sering
mengacu pada pengertian jenis benang. Berbeda halnya dengan filamen, serat
stapel harus terlebih dahulu melalui proses pemintalan sebelum dijadikan benang.
Manfaat pengembangan dan penerapan material komposit berbasis bahan serat
alam adalah:
1. Untuk pengembangan potensi pemanfaatan serat alam yang tersedia
berlimpah di Indonesia sebagai hasil aktivitas pertanian melalui
karakterisasi material dan teknologi pemprosesan produk komposit ramah
lingkungan yang bernilai ekonomis.
2. Dapat memenuhi kebutuhan industri yang berkembang di masyarakat.
Melihat ketersedisan di alam yang cukup besar dan biaya bahan baku yang
lebih murah, produk yang dihasilkan dapat lebih ringan dan membutuhkan
konsumsi energi yang rendah, sehingga dapat menentukan biaya produksi
selain upaya meningkatkan upaya produk lokal.
Peningkatan kemampuan rancang bangun dan manufacture material
komposit berbasis bahan serat alam untuk menunjang pembangunan industri dan
kemandirian bangsa.

Jenis-jenis Serat – Serat Alami


beberapa serat-serat alami yang biasa digunakan terdiri atas : Serat alam
menurut Jumaeri, (1977:5), yaitu “serat yang langsung diperoleh di alam. Pada
umumnya kain dari serat alam mempunyai sifat yang hampir sama yaitu kuat,
padat, mudah kusut, dan tahan penyetrikaan”. Serat alam digolongkan lagi
menjadi :
(1) Serat Tumbuh-tumbuhan (selulosa)
Serat tumbuh-tumbuhan memiliki dasar kimia selulosa yang berdasrkan pada
asal tumbuhannya dapat berasal dari biji, daun, batang, dan, buah.
(a) Biji
Serat yang berasal dari biji terdiri atas serat kapas dan kapok.
Namun dalam pembuatan busana lebih banyak digunakan serat kapas
(cotton). Serat kapok digunakan sebagai bahan pengisi. Menurut
perkiraan, kapas telah dikenal orang sejak 5.000 tahun sebelum Masehi.
Sukar untuk dipastikan negeri mana yang pertama-tama menggunakan
kapas, tetapi para ahli mengatakan bahwa India adalah Negara tertua yang
pertama menggunakan kapas. Sifat serat kapas adalah memiliki kekuatan
yang cukup tinggi dan dapat dipertinggi dengan proses perendaman
dalam larutan soda kostik. Hal ini juga akan menambah kilau dan daya
serap serat pada waktu pencelupan atau proses kimia lainnya. Kekuatan
serat kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat, panjang
rantai molekul dan orientasinya. Kekuatan serat kapas dalam keadaan
basah lebih tinggi dibandingkan dalam keadaan kering. Oleh karena
kapas sebagian besar tersusun dari selulosa serat kapas pada umumnya
tahan terhadap penyimpanan, pengolahan, dan pemakaian sehari-hari,
kapas bersifat higroskopis atau menyerap air. Kapas memiliki ketahanan
terhadap panas yang tinggi, dan tahan sabun alkali.
Asam akan merusak kapas dan membentuk hidroselulosa. Lebih
jauh asam kuat akan melarut kapas. Alkali sedikit berpengaruh pada
kapas, kecuali larutan alkali pekat akan menyebabkan penggelembungan
pada serat, seperti pada proses Merserisasi, yang menyebabkan serat
menjadi lebih mengkilap dan kekuatannya juga lebih tinggi. Kapas
mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama pada keadaan lembab,
dan pada suhu hangat, kapas memiliki beberapa sifat istimewa, misalnya
mudah dicuci, dan dalam pemakaianny nyaman saat dipakai, menyerap
panas tubuh sehingga kapas lebih unggul dari serat-serat lain.
Salah satu kain yang berasal dari serat kapas, yaitu kain katun.
Kain katun memiliki kelebihan dibanding dari bahan sintetis, katun
lembut di tubuh, karena memiliki sirkulasi udara yang baik, menyerap
panas tubuh sehingga terasa tetap sejuk, dan kering, karena mampu
menyerap keringat, berdasarkan sifat tersebut kain katun ideal untuk
dijadikan busana anak. Kelebihan katun yang lain adalah katun memiliki
sifat hypoallergenic dan resisten terhadap tungau debu, sehingga cocok
bagi penderita asma, atau yang berkulit sensitif. Katun mudah kusut,
maka dari itu para pakar tekstil bereksperimen mencampur katun dengan
bahan lain, yang disebut dengan nama cotton blend, katun dicampur
dengan poliester, linen. Biasanya katun dicampur dengan 65 % Serat
sintesis, dan 35 % kapas. Kekurangan kain campuran ini yaitu serat kapas
cepat menjadi rusak, sementara serat sintetisnya tidak. Ketahanan yang
berbeda ini terbentuknya gumpalan benang bulat-bulat kecil yang muncul
dipermukaan kain.
(b) Serat Kapas
Serat Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa
jenis Gossypium atau biasa disebut pohon atau tanaman kapas yang
berasal dari daerah tropika atau subtropika. Serat kapas dapat dipintal
atau ditenun. Serat kapas biasa disebut dengan bahan tekstil katun. Tekstil
yang terbuat dari kapas (katun) dapat menyerap keringat dan juga bersifat
menghangatkan diri juga menyejukkan di kala panas.
Menurut sejarah serat kapas sudah ada sejak 5000 SM dan berasal
dari biji-bijian seperti yang saya sebut diatas. Beberapa sifat-sifat serat
kapas adalah dapat menghisap air, tahan panas untuk setrika bersuhu
tinggi, mudah kusut, dsb.
(c) Serat Jute
Serat Jute berasal dari kulit batang pohon yang digunakan untuk
membuat karung. Jute sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno, Jute
mempunya kekuatan dan kilau sedang. Serat ini adalah serat terpenting
nomor dua dalam perindustrian tekstil karena sangat diperlukan dalam
kehidupan manusia. Serat jute selain dibuat untuk tali tambang dan
karung goni, diperlukan juga untuk karpet, korden, bahan pembuat
kertas, bahkan untuk membuat jaring-jaring topi pada masa Perang Dunia
II
(d) Serat Flax
Serat Flax berasal dari batang linum usitatissimun. Serat Flax ini
biasa disebut dengan nama linen. tanaman flax adalah tanaman pertama
dalam kehidupan manusia, dan udah ditanam sejak 6000 tahun yang lalu
di Timur Tengah. Kegunaan serat flax dalam bahan pakaian untuk benang
jahit dan jala. Kekuatan benang flax dua kali lipatnya dibanding serat
kapas, dengan tekstur lebih kaku. Pemisahan serat flax dilakukan dengan
cara pembusukan (retting)
(e) Serat Rami
Serat Rami berasal dari tanaman rami (Boehmeria nivea), tanaman
ini berumur panjang, mempunyai batang yang tinggi dibanding tanaman
serat lainnya, juga kecil dan lurus. Serat rami biasa dipintal menjadi
benang atau ditenun untuk menjadi kain di daerah Jepang, sedangkan di
Indonesia biasa digunakan untuk bahan jala, kanvas, juga untuk tali
temali. Rami juga baik digunakan untuk bahan kerajinan dengan tenunan
ATBM dan dikombinasi dengan sulaman.
Rami mempunya sifat-sifat umum seperti kapas, yaitu lebih
berkilap, kuat, lebih menyerap air, dan lebih tahan terhadap bakteri-
bakteri.

(2) Serat Protein


Serat proteina dapat berbentuk staple atau filamen. Serat protein
berbentuk stapel berasal dari rambut hewan berupa domba, alpaca, unta,
cashmer, mohair, kelinci , dan vicuna. Yang paling sering digunakan adalah
wol dari bulu domba.
(a) Serat wol
Serat Wol berasal dari bulu-bulu binatang atau bulu biri-biri. Serat
wol dikelompokkan menjadi 3 yaitu, wol halus, wol sedang, dan wol
kasar. Ketiganya mempunyai kepentingan tersendiri, seperti wol kasar
biasa dibutuhkan untuk membuat bahan tekstil yang lebih berat. Wol
biasa dibuat untuk kebutuhan bahan pakaian, baju hangat, selimut,
kerajinan tenun, rajut, dan lain sebagainya. Sifat dari wol adalah kuat
elastik, lembut, keriting sehingga dapat di buat benang halus. Wol berasal
dari Asia Tengah yang menyebar ke Eropa Barat dan Cina Timur, wol
juga mempunyai sejarah yang panjang.
Baju wol jika dipakai terasa hangat dan dapat digunakan untuk
baju anak. dikatakan suatu bahan konduktor yang jelek, wol bersifat
hidroskopis. Tetapi Serat tersebut juga melepaskan uap air secara
perlahan-lahan, sewaktu wol melepaskan uap uap air akan menimbulkan
panas pada bahan tekstil . Wol tahan kusut dan bersifat dapat menahan
lipatan, misalnya karena penyetrikaan. Wol dan serat-serat yang sejenis
merupakan serat-serat alam yang dapat (felting) menggumpal, apabila
dikerjakan dalam larutan sabun bersuhu panas.
(b) Serat sutera
Serat sutera berasal dari serangga yang disebut Lepidoptera,
terbentuk dari kepompong ulat sutera. Serat sutera berbentuk filamen yang
dihasilkan larva ulat sutera saat membentuk kepompong seperti yang
sudah saya sebutkan diatas. Sutera mempunyai beberapa sifat, diantaranya
adalah daya serapnya tinggi, kekuatannya tinggi, pegangan yang lembut,
dan kenampakannya yang mewah dan indah, juga tidak mudah kusut.
Sutra banyak dipakai di India, Jepang, Korea, bahkan Indonesia. Sutera
juga banyak dipakai untuk membuat pakaian-pakaian tradisional, karena
keindahan yang ada pada sutera memberikan efek formal juga mempunyai
estetika yang lebih terhadap si pemakainya.
Serat sutera berbentuk filamen, dihasilkan oleh larva ulat sutera
waktu membentuk kepompong. Sutra dapat digunakan untuk busana pesta
anak, yang sering digunakan adalah sutra campuran dengan serat sintetis.
Sutra dihasilkan dari kepompong ulat sutra. Ulat sutra
menghasilkan kepompong yang dapat dipintal menjadi serat sutra. Ada
ratusan jenis ulat sutra, namun sutra yang terbaik dihasilkan oleh
kepompong dari ulat sutra pohon murbei yang memiliki nama ilmiah
Bombyx mori.
Induk sutra dapat menelurkan hingga 500 butir telur ulat sutra
seukuran kepala jarum pentul. Setelah sekitar 20 hari, telur tersebut
menetas menjadi larva ulat yang sangat kecil. Larva ulat ini akan
memakan daun murbei dengan agresif. Sekitar 18 hari kemudian, ukuran
badan larva ulat tersebut telah membesar hingga 70 kali ukuran tubuh
semula serta empat kali mengganti cangkangnya. Kemudian larva ulat
tersebut akan terus membesar hingga beratnya mencapai 10.000 kali berat
semula. Pada saat itu ulat sutra akan berwarna kekuningan dan lebih padat.
Itulah tanda ulat sutra akan mulai membungkus dirinya dengan
kepompong.
Kemudian kepompong direbus agar larva ulat di dalamnya mati.
Karena jika dibiarkan, ulat akan matang lalu menggigiti kepompongnya
sehingga tidak bisa digunakan lagi. Setelah ulat mati, serat di kepompong
dapat diuraikan menjadi serat sutra yang sangat halus.
Satu buah kepompong sutra dapat menghasilkan untaian serat
sepanjang 300 meter hingga 900 meter dengan diameter 10 mikrometer
(1/1000 milimeter). Di seluruh dunia dalam satu tahun dapat menghasilkan
total serat sutra sepanjang 112,7 milyar kilometer atau sekitar 300 kali
perjalanan pergi-pulang ke matahari dari bumi!
Kemudian serat sutra yang halus tersebut dipintal. Serat sutra
dipintal dengan proses yang menyerupai proses pada saat ulat sutra
memintal kepompongnya. Proses itulah yang dibuat menjadi alat
pemintalan serat sutra untuk dibuat menjadi kain sutra yang indah. Bahan
kain dari sutra inilah yang kemudian dibuat menjadi berbagai produk
pakaian maupun produk lainnya. Beberapa batik kelas terbaik di Indonesia
juga menggunakan bahan dari sutra.

Anda mungkin juga menyukai