Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TEKSTIL

(Dosen Pengampu: Dra. Nurhayati Tanjung M.Pd,)

KELOMPOK : 1 (SATU)

PEMBAHASAN : TEKSTIL SERAT TUMBUHAN

NAMA MAHASISWA (NIM) : FEBY ADELVIA BR SITEPU


(5223343020)

NABILA AISYA SYAFIRA


(5223343008)

RIBKA R. HUTAJULU
(5223143040)

KELAS : TATA BUSANA - C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan Makalah ini tepat pada
waktunya. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu yang
telah membimbing dalam penyusunan laporan ini. Penyusun juga mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyusunan makalah ini.

Adapun laporan Makalah ini membahas tentang serat tekstil tumbuhan.


Pengembangan Kurikulum sebagai utamanya. Adapun laporan Makalah ini disusun
untuk memperdalam pemahaman tentang Kurikulum.

Penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini masih


terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik, saran,
maupun usulan demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini dapat dipahami dan
bermanfaat bagi kita semua. Penyusun mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan. Terima kasih.

Medan, September 2022

Penyusun
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Pengertian Bahan Tekstil

Maksud mempelajari pengetahuan bahan tekstil ialah agar konsumen tidak


keliru memilih kain yang diperlukan karena banyak di jumpai kain tekstil dengan
kwalitas berbeda. Begitu juga dalam hal peng gunaan dan pemeliharanya juga dalam
melihat bermacam-macam label pakaian jadi, dengan ukuran yang berbeda pada setiap
kain.

Serabut tekstil ada dua yaitu serabut alam dan serabut buatan, serabut yang
bermacam-macam dapat digolongkan menurut asal seratnya yaitu: serat selulosa, serat
protein, serat thermoplastik, serat mineral, peng golongan serabut ini berdasarkan pada
asalnya, sebelum diperoleh kain tekstil, terlebih dahulu serabut dibuang benang dan
pula dibuat bermacam macam benang yang merupakan bahan pokok untuk membuat
kain tekstil

Barang-barang tekstil merupakan hasil akhir dari serangkaian proses yang


berkesinambungan. Pembuatan tekstil dimulai dari satuan terkecil nya, yaitu serat.
Pembuatan tekstil sangat erat kaitannya dengan pro ses pengolahan selanjutnya, yaitu
pemintalan serat menjadi benang, benang menjadi kain, hingga akhirnya terwujud kain
sebagai suatu produk akhir.

Serat sebagai satuan terkecil dari berbagai jenis tekstil, dibuat dari bahan dasar
khusus yang memiliki panjang dan diameter tertentu, serta memiliki sifat mikroskopik,
fisik dan kimia yang dapat dikenali. Agar cocok digunakan untuk tekstil, serta harus
memiliki panjang yang lebih besar di banding dengan diameternya, serat harus lentur
serta kuat untuk menahan ketegangan dalam berbagai proses pembuatan. Serat tersebut
harus murah harganya, mudah diperoleh dan harus selalu tersedia.

Disamping itu, serat harus sesuai untuk segala suasana, baik suhu maupun
tekstur, memiliki sifat menyerap bahan celup, nyaman dipakai dan mudah dibersihkan
dengan cara tertentu. Biasanya serat-serat diklasifikasi kan menurut asal-usulnya, yaitu
serat alamiah (serat yang berasal dari sumber alam) dan serat buatan atau serat sintetis
(dibuat oleh manusia dengan metode tertentu).

Serat bisa berbentuk pendek, seperti kapas, atau sangat panjang seperti serat
sutera dan filamen. Filamen dapat digunakan sebagaimana adanya karena panjangnya
yang luar biasa. Tetapi, serat yang lebih pendek seperti kapas harus melalui proses
permintaan agar panjangnya memadai. Sejumlah proses harus dilakukan untuk
mempersiapkan serat agar bisa di manfaatkan dalam berbagai sistem pemintalan yang
dewasa ini digunakan. Serat yang telah diolah akan menjadi benang (yarn) dan
merupakan bahan dasar utama yang digunakan dalam pembuatan kain. Benang
berwujud helaian panjang, yang dibuat dari jalinan dan pengelompokan serat atau
filamen, untuk digunakan dalam tenunan, rajutan, atau pemrosesan lainnya agar menjadi
kain.

Serat adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar
sekali. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan kain.
Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan pembuatan kain, Serat memegang
peranan penting, sebab:

 Sifat-sifat serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan.
 Sifat-sifat serat akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain baik
pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia.

Serat adalah suatu benda yang berbanding panjang diameternya sangat besar
sekali. Serat merupakan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan benang dan
kain. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan pembuatan kain, Serat
memegang peranan penting, sebab :

 Sifat-sifat serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan;
 Sifat-sifat serat akan mempengaruhi cara pengolahan benang atau kain baik
pengolahan secara mekanik maupun pengolahan secara kimia.
B. Klasifikasi Serat

Serat tekstil dapat dibagi atas dua golongan besar yaitu: serat alam d serat
buatan. Tiap golongan dapat pula dibagi-bagi menurut asalnya un jelasnya dapat dilihat
skema di bawah ini :

C. Macam-macam Serat Tekstil

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan benang adalah serat. Pada
zaman pra-sejarah orang hanya mengenal serat yang berasal dari tumbuhan atau hewan
saja misalnya serat kapas rami, flax, henep, wool, sutra dan lainnya. Pada saat itu cara
pembuatan benang sangat sederhana dan digunakan alat yang sederhana pula.

Serat tersebut diatas semua dapat dipintal menjadi benang dengan serat. Hal ini
disebabkan oleh karena adanya perbedaan sifat-sifat fisik dan mekanisme dari setiap
jenis serat tersebut. Sifat fisik dan mekanisme ini misalnya kekuatan, kehalusan,
panjang serat, warna mulur, elastisitas dan sebagainya sifat atau karakteristik dari setiap
jenis serat sangat menentu kan cara proses pembuatan benang, kegunaan atau
pemakaian serta hasil jadinya.
BAB II SERAT TUMBUHAN (SELLULOSA)

1. KAPAS
A. Sejarah Kapas

Pemakaian bahan tekstil dari kapas terdesak oleh bahan tekstil dari serat buatan,
tetapi hingga kini kapas masih tetap memegang peranan penting Dalam perindustrian
terkstil ± 51 % dari produksi tekstil di dunia masih dari kapas. Menurut perkiraan, kapas
telah dikenal orang sejak ± 5000 tahun sebelum Masehi. Sukar untuk dipastikan Negeri
mana yang pertama mempergunakan kapas, akan tetapi para ahli sependapat bahwa
India adalah negara tertua yang pertama mempergunakan kapas. Pada tahun +5000
sebelum masehi, Alexander the Great membawa kapas dari India ke Mesir dan beberapa
negara disekitar Laut Tengah. Herodotus menerangkan bahwa pada tahun 425 sebelum
masehi orang India telah membuat pakaian dari kapas. Kapas India kemudian
diperkenalkan ke Tiongkok dan Jepang.

Marco Polo juga menerangkan bahwa pada tahun 1298, India telah
menghasilkan kapan yang terbaik di dunia. Columbus pada waktu menemu kan
Amerika (Tahun 1492) mengatakan bahwa kapas ditanam di daerah itu dan ditenun
menjadi bahan-bahan tekstil. Meghellan menerangkan bahwa orang Brazillia dan Peru
pada tahun 1522 telah mempergunakan bahan pakaian dari kapas. Pada waktu ini kapas
sudah tersebar diseluruh dunia. Ditinjau dari segi bahasa. Orang dapat menafsir dari
mana asal tempat tanaman kapas itu. Dalam bahasa Inggris disebut (cotton) berasal dari
bahasa Arab Qutum atau Kutun.

Dalam persamaan bahasa yang hampir mendekati ialah Belanda. Dengan


menyebutnya "katun" Perancis "coton" Italia Cottone. Sedang dalam istilah ilmu
pengetahuan di sebut Gossypium berasal dari kata Arab, Persia dan Afganistan,
berturut-turut asal kata Goz, Gozah dan Gozeh.

B. Produksi Kapas

Kapas dibutuhkan oleh seluruh penduduk dunia karena dapat diperguna kan
dalam berbagai tujuan. Hasil kapas itu sebagian besar dipergunakan sebagai bahan
pakaian, sebab pakaian dari kapas bisa dipakai di daerah yang beriklim dingin maupun
panas, dan mempunyai katahanan terhadap kebasahan maupun kekeringan, terutama
yang mempunyai kualitas dasar yang baik.

(Gambar 1: tanaman kapas)

Dalam garis besarnya hasil tanaman kapas itu dibagi menjadi :

1) Serabut kapas

Kapas yang bermutu tinggi dipergunakan sebagai benang dan benang dibuat
berbagai macam warna, dibuat menjadi tekstil dengan berbagai macam tujuan. Sedang
kapas yang kasar dapat dibuat menjadi permadani, kasur dan kertas yang bermutu
tinggi, bantalan pada kapal,dan sebagainya.

2) Biji kapas

Kapas menghasilkan biji 2/3 dari beratnya, sedang serabut hanya 1/3-nya. Biji
itu merupakan hasil tambahan (ikutan), tetapi juga besar man faatnya karena dapat
menghasilkan:

 Minyak yang dapat dipakai sebagai minyak goreng, margarine dan bahan sabun,
pelumas, pelebur gelas.
 Bungkil berguna sebagai makaanan ternak, terutama ayam. 3. Kulit biji (kawul)
untuk membuat karet sintetis, plastik jenis tertentu, film, samak.
 Kabu-kabu menjadi bahan kasar, dapat dipergunakan sebagai kertas, permadani,
bantalan pada kapal dan lain-lain.
3) Serabut (kapas)

Biji-biji tidak hanya dilapisi oleh kabu-kabu saja tetapi diluarnya ter dapat
lapisan serabut yang disebut kapas. Serabut ini lah yang merupakan hasil pokok dari
tanaman kapas. Sel-sel serabut kapas itu tumbuhnya semenjak bunga terbuka, sedang
kabu-kabu itu 5-6 hari setelah pembuangan.

Serabut kapas dan kabu-kabu membesar, susunannya seperti pipa kecil, yang
masing-masing mempunyai panjang maksimum. Kemudian kulit itu masing-masing
menebal dari dalam melalu pembentukan lapisan serabut berderet-deret pada kulit
dalam. Pemanjangan serabut kurang lebih berlangsung 13-5 hari. hal ini tergantung
pada jenis dan pertumbu han maksimum, tetapi pertumbuhan rata-rata 15 hari, sesudah
itu panjangnya tidak bertambah lagi.

4) Jenis

Serat kapas dihasilkan dari rambut biji tanaman yang termasuk dalam jenis
Gossypium, ialah:

a) Gossypium arboreum (berasal dari India)


b) Gossypium herbareum (asal tidak jelas)
c) Gossypium barbadense (berasal dari Peru)
d) Gossypium hirsutum (berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah dan
Kepulauan Hindia Barat)

C. Kekuatan Kapas

Kekuatan serat kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat,
panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat bukan kapas pada umumnya menurun
pada keadaan basah, tetapi sebaliknya kekuatan serat kapas dalam keadaan basah makin
tinggi. Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila gaya diberikan pada serat kapas kering,
distribusi tegangan dalam serat tidak merata karena bentuk serat kapas yang terpuntir
dan tak ter atur. Dalam keadaan basah serat menggelembung berbentuk silinder, di ikuti
dengan kenaikan derajat orientasi, sehingga distribusi tegangan lebih merata dan
kekuatan seratnya naik.
Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat-serat selulosa
dalam, kira-kira dua kali mulur rami. Diantara serat-serat alam hanya sutera dan wol
yang mempunyai mulur lebih tinggi dari kapas. Mulur serat kapas berkisar antara 4-13
% bergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7%.

D. Karakteristik Serat Kapas


 Kekuatan cukup hingga baik
 Elastisitas sangat rendah
 Daya serap baik
 Kurang tangguh dan rentan terhadap kerutan Nyaman dan terasa lembut
 Mengalirkan panas dengan baik Bisa rusak karena serangga, jamur, lumut dan
ngengat
 Bisa melemah karena paparan sinar matahari dalam jangka waktu yang lama

E. Aplikasi Serat Kapas


 Banyak digunakan dalam sejumlah produk tekstil
 Umum digunakan dalam pakaian tenun dan rajutan
 Tekstil rumahan seperti handuk, jubah mandi, penutup tempat tidur dan
sebagainya
 Digunakan sebagai campuran dengan serat lain seperti rayon, poliester, spandeks
dan sebagainya.

2. LENAN (LINEN)
A. Sejarah Lenan

Serat lenan berasal dari tanaman vlas atau biasa disebut dengan Flax. Serat kulit
pohon yang berasal dari tangkai, batang pohon dan daun dari tumbuh tumbuhan.
Terdapat bermacam-macam jenis, masing-masing dengan sifat sifatnya sendiri. Linen
adalah tekstil yang terbuat dari serat selulosa yang berasal dari batang tanaman rami
(flax) - atau bahasa ilmiah dikenal sebagai Linum usitatissimum. Pakaian dari linen
sudah dibuat setidaknya ribuan tahun yang lalu di Mesir Kuno dan Mesopotamia. Oleh
sebab itu linen dianggap sebagai salah satu tekstil tertua yang pernah digunakan oleh
manusia.

(Gambar 2: tanaman linen atau flax)

Penenun dalam budaya kuno menemukan bahwa batang tanaman ini dapat
diubah menjadi benang yang kuat yang dapat menahan kelembaban, meskipun proses
penyulingannya sampai saat ini masih dianggap sangat ribet dan memakan waktu.

Cara pemintalan dan penggunaannyapun berbeda, ada jenis yang lunak dan ada
yang kaku. Yang lunak dipergunakan untuk membuat kain tenun, sedangkan yang kaku
untuk tambang, benang, tali, bahan-bahan untuk permadani dan kain pembungkus. Serat
ini sudah lama dikenal kira kira 6000 tahun yang lalu didaerah Timur Tengah. Industri
lenan pertama terdapat di Mesir. Rusia adalah negara pelopor dalam memproduksi
lenan. Negara-negara penghasil lenan adalah: Perancis, Belanda, Belgia, Polan dia,
Cekoslavia, Irlandia (penghasil jenis lenan terbaik), Rusia.

B. Sifat-sifat Flax (Linen)


 Sifat Fisis : Serat lenan lebih kuat dari serat-serat alam lainnya, tetapi kurang
elastis dan agak kaku. Kekuatannya dua sampai tiga kali serat kapas. Flax pada
umumnya berwarna kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, hijau kekuningan atau
putih (karena ada kadar lilin).
 Sifat Kimia : Flax mempunyai kadar selulosa sedikit lebih rendah dari kapas,
tetapi dengan jumlah kuturan yang besar. Serat flax yang tidak diputihkan
mengandung 1-2% selulosa lingo. Flax mempunyai tahanan terhadap asam yang
sedikit lebih tinggi tetapi tahanan terhadap alkali lebih rendah daripada kapas.
Terhadap asam khlorida, flax lemah tetapi tahan terhadap asam belerang. Flax
lebih cepat menjadi rusak oleh karena panas daripada kapas. Ia mempunyai daya
tarik terhadap sulfat tembaga, daya tariknya terhadap zat warna jelek,
pencelupannya sama seperti kapas.

C. Penggunaan Flex

Flax adalah salah serat batang pohon flax, yang terdiri dari serat tunggal yang
panjang dan tipis. Kekuatan tariknya dan daya tahannya baik, konduk tivitas termalnya
baik sekali dan dirabanya empuk. Lazimnya flax di pergunakan untuk barang-barang
sebagai berikut: pakaian dan kemeja untuk musim panas, sapu tangan, permadani,
taplak meja, tenda, selang kanvas, lapisan (linings), jala nyamuk, jala ikan, tambang,
benang untuk membuat "tatami", benang jahit dan jail. Serat-serat yang lebih kasar di
pakai untuk membuat tali.

D. Proses Pengolahan Serat Lenan

Pengolahan dilakukan dengan mencabut dan memotong Vlas. Pemotongan


batang vlas akan menyebabkan perubahan warna, karena pengaruh udara. Batang vlas
dijemur diladang lalu bijinya dipisahkan dengan menggunakan semacam sisir jarang.
Batang vlas ini kemudian dibusukkan (roting). Pem busukan batang vlas ini gunanya
untuk memisahkan serat dari batangnya. Pada umumnya pembusukan dillakukan
dengan air panas (40°C) selama 3 atau 4 hari, maka terjadilah pembiakkan bakteri
dengan cepat, sehingga melarutkan pectin. Setelah pembusukan batang vlas dijemur di
udara ter buka atau c dikeringkan dalam mesin pengering. Kemudian serat dilepaskan
dengan memisahkan kulit batang dari kayunya. Caranya batang vlas di kilang dan
dipukul-pukul supaya bagian kayunya terpotong.
(Gambar 3 : proses pengolahan lenan)

Serat-serat linen yang sudah bagian kayunya disisir, gunanya untuk :

 membuang sisa-sisa kayu


 mensejajarkan letak serat
 melembutkan serat
 memisahkan serat pendek (biasanya dipakai untuk pembuatan kertas, serat-serat
yang panjang dipintal dan ditenun)

E. Karakteristik Lenan
 Serat terkuat di rumpunnya
 Elastisitas ya buruk, sehingga mudah mengkerut
 Relatif mulus, menjadi lebih lembut saat dicuci
 Berdaya serap sangat tinggi
 Konduktor panas yang baik dan terasa dingin
 Berkilau
 Lebih rapuh, kusut menetap dalam lipatan tajam, cenderung sobek
 Bisa rusak karena jamur, keringat dan pemutih
 Tahan terhadap ngengat dan kumbang karpet
F. Pemeliharaan Kain Lenan

Mencuci kain lenan seperti mencuci bahan kapas kalau perlu di kelantang
secara alam. Lenan tidak perlu dikanji karena bahannya sudah berkilau dan agak kaku.
Lenan disetrika waktu lembab pada bagian baik.

G. Penggunaan Serat Lenan

Serat lenan terutama digunakan untuk bahan pakaian dan barang nyamu, untuk
benang jahit, jala, pipa pemdam kebakaran, selain itu dapat di produksi, antara lain:

 Pakaian setelan, gaun, rok, kemeja dan sebagainya


 Barang-barang perabotan rumah dan komersial - taplak meja, handuk piring,
seprai, kertas dinding/penutup dinding, dekorasi jendela.
 Produk industri-tas koper, kanvas dan sebagainya
 Digunakan sebagai campuran dengan kapas

3. RAMI
A. Sejarah Rami

Rami Atau Rumput cina diperoleh dari suatu tumbuhan yang merupakan suatu
semak belukar tumbuhan yang tetap hijau. Serabut diambil dari tangkainya. Rami
tumbuh di daerah semitropical di Negeri China. Rami dikenal orang di Tiongkok sejak
beberapa ribu tahun yang lalu.

Di Eropah, rami mulai dikenal pada abad ke-18. Saat ini rami diproduksi
concentrant dinegara Pilipina, Brazil, dan orang-orang Republik Negeri China. Negara
negara lain akan memulai produksi di masa dekat mendatang, dengan per kebunan di
India dan Banglades. Negara penghasil rami yang utama adalah: Tiongkok. Taiwan,
Philipine, Jepang, Amerika Serikat.
(Gambar 4 : tanaman rami)

B. Sifat-sifat Rami
 Sifat Fisis : -Rami berwarna coklat muda, kekuning-kuningan atau hijau
kekuning-kuningan dan berkilau, serta tidak berubah karena matahari. Rami
menjadi putih metah jika dikelantang. Lebih kuat dari serat alam lain nya, tahan
terhadap jamur dan bakteri, dalam keadaan basah kekuatannya bertambah. Rami
adalah yang paling kuat diantara serat-serat tanaman. Walaupun terendam dalam
air atau kena udara, rami tidak akan menjadi rusak.
 Sifat Kimia : Rami yang dikerjakan secara sedang mengandung 40% atau lebih
kotor, sedangkan yang dikerjakan dengan baik mengandung selulosa murni.
Rami yang mempunyai daya tarik terhadap zat warna yang jelek. Jika diolah
dengan alkali yang kuat pada suhu tinggi, seratnya mung kin menjadi lemah,
disertai dengan hilangnya kilauan dan sifat tembus pandangnya.

C. Penggunaan Rami

Rami digunakan sebagai benang tenunan rumah untuk "Echigo" dan lenan halus
"Satsuma" dan lenan yang dikelantang "Nara". Rami itu kuat, tahan lama dan tahan air.
Rami adalah isolator panas yang baik dan mempunyai rupa yang berkilau. Rami
menyerap dan menghilangkan keringat dengan baik sehingga cocok sekali untuk dibuat
busana musim panas.
Rami kebanyakkan digunakan untuk barang-barang lenan sebagai kimono,
pakaian, kemeja, jala nyamuk, taplak meja, kanvas, benang untuk membuat tatami",
selang, dasar untuk ban, tali dan benang jahit. Bila di campur dengan serat kapas, dan
rayon kemudian ditenun dapat diperguna kan untuk pembungkus kursi. Karena daya
tolaknya tinggi, rami digunakan untuk kain mantel gas. Karena daya serapnya terhadap
air baik, rami di pergunakan juga untuk pembalut pada pembedahan dan kain kasa.
Rami juga dipakai untuk tambang dan kabel jangkar bermutu rendah.

D. Proses Pengolahan Serat Rami

Penuaian yang baik pada waktu batang bagian bawah berwarna kekuni ngan atau
coklat muda. Lalu kulit batang dipecak, dengan jalan memukul mukul batangnya, lalu
seratnya dipisahkan dengan cara dikerok untuk menghilangkan getah, lilin dan pectin,
serta rami direndam dalam larutan kaustik soda panas.

4. GONI
A. Sejarah Goni

Serat ini berasal dari Tanaman Corchorus capsularisdan corchorus olitolis.


Banyak ditanam di Banggala (India). Negara penghasil lainnya adalah: Taiwan dan
Brazillia. Untuk penanaman yang baik, goni memerlukan lahan yang subur dan suatu
iklim lembab dan panas. Tangkai goni dipotong setelah bunga mulai untuk memudar.
Tanaman goni lebih pendek di banding hampir semua serat batang lainnya, karena
panjangnya hanya 15 kali luasnya, yang membuat goni sukar untuk diputar mencakup
pewarnaan dari warna ringan ke warna coklat gelap. Pada saat goni mulai ekspose ke
udara, goni menjadi rapuh. Hal tersebut menyerap embun yang siap mela kukan
pembusukan dengan jasad renik, dan diperlemah oleh ekspose ke cahaya matahari.

a. Sifat-sifat Goni

Goni yang bermutu baik berwarna putih kekuningan, abu-abu perak dan tampak
berkilau. Goni biasanya kecoklat-coklatan atau kehijau-hijauan mempunyai kilau yang
khas. Panjangnya serat berkisar antara 2-4 mm d tebalnya tidak menentu. Goni dapat
dilipat dan lebih lemah daripada s batang pohon lainnya, dan tahan gesekan. Karena
higroskopis, goni men rap air sampai maksimum 34% dan lebih tinggi daripada serat
bata tenunannya tidak dapat digunakan untuk bahan pakaian. Goni juga sang pohon
yang lain. Serat goni kasar, kaku, berbulu, dan rapuh. Sehing peka terhadap sinar
matahari. Tenunan goni dapat dicelup dalam segi warna dengan mudah, sesudah
dikelantang.

b. Karakteristik Goni

Goni tidak tahan lama karena cepat rusak bila terkena kelembaban Kekuatan
kurang Tidak bisa diputihkan menjadi putih bersih karena kurangnya kekuatan

c. Penggunaan Goni

Goni mutunya rendah dan daya tahannya jelek, dan menjadi lemah bila kena air
untuk jangka waktu yang panjang. Sebagian besar dipergunakan untuk pembungkus
kain kasar, kain pelapis untuk meja kursi, teristimewa benang untuk kereta mesiu,
benang pembungkus kabel, inti tambang dan benang untuk membuat "tatami". Serat
goni digunakan sebagai tenunan dasar permadani, kain terpal, isolasi listrik, tali, bahan
atap, pembungkus dan karung. Sisa-sisa goni dipergunakan untuk bahan pembuat
kertas.

d. Proses Pengolahan Goni

Batang goni yang sudah dipotong, diikat dalam ikatan-ikatan kecil, di biarkan
selama dua hari agar daun-daunnya gugur. Supaya warnanya tidak berubah oleh sinar
matahari batangnya ditutup dengan jerami, lalu batang goni dibusukkan dengan cara
merendamnya selama 10-20 hari untuk memisahkan serat. Serat-serat ini dipisahkan
dari batang dengan tangan dan di cuci bersih untuk menghilangkan getah, serpik kayu,
dan kotoran. Serat yang sudah bersih ini dikeringkan ditempat yang teduh untuk
menghindarkan perubahan warna oleh sinar matahari. Akhirnya serat-serat ini dipintal
dan ditenun.

B. HENEP

Henep adalah serat yang diperoleh dari batang tanaman Cannabis sativa.
Tanaman henep adalah tanaman tahunan, mempunyai batang yang kecil dan tinggi.
Tanaman ini berasal dari Asia Pusat dan Barat. Tanaman ini memiliki tinggi 5 sampai
15 kaki. Serat henep bentuk penampang mem bujurnya menyerupai silinder dengan
ujung sel yang tumpul dan kadang kadang bercabang. Lumen di bagian ujung serat
menyempit.

Serat henep dipisahkan dengan cara mencabut dan memotong batang tanaman,
mengeringkan batang dan memisahkan biji, membusukkan batang, melepaskan serat
dari batang, menyisir serat, dan memintal serat. Serat henep kering mengandung 75%
selulose, 17 % hemi selulose dan sisa nya terdiri dari pektin, lignin, lilin, dan zat-zat
yang larut dalam air (Soeprijono et al., 1973).. Seratnya berwarna putih yang berasal
dari perisikel.

a. Sejarah Henep

Henep telah digunakan sejak zaman pra-sejarah di Asia dan Timur Tengah.
Dewasa ini negara penghasil henep utama adalah: Rusia, Italia, dan Yugos lavia. Selain
itu henep juga ditanam di Perancis, Mongoria, Belgia, Belanda, dan Filipina.

b. Sifat-sifat Henep

Henep berwarna kuning atau coklat keabu-abuan. Yang paling baik ber warna
putih kebiru-biruan dan berkilau. Seikat serat henep berkisar antara 1-2m panjangnya,
biasanya lebih tebal daripada flax. Henep lebih kuat ter hadap air dari pada flax.
Fleksibilitas dan elastisitasnya kurang. Perbandi ngan massa jenis serat henep adalah
1,48 dan lebih rendah dari flax. Serat henep adalah higroskopis, selulosa lingo,
sedangkan yang dikelantang hampir selulosa murni. Pada umumnya henep
menunjukkan reaksi kimiawi dari kayu, dalam larutan sulfat anilin warnanya berubah
menjadi kuning atau hijau kekuning-kuningan, dalam larutan asam iodosulfur menjadi
kehijau-hijauan dan dalam larutan ammonia menjadi ungu muda.

Serat henep yang baik berwarna muda dan berkilau umumnya henep warna-warna
henep tergantung cara pengolahan batangnya. Serat henep lebih kuat dari serat kapas,
tetapi kurang elastis, lebih kasar sehingga sukar untuk dipintal. Henep tidak terpengaruh
pada perubahan iklim, dan tahan udara lembab.
c. Penggunaan Henep

Penggunaan serat henep dipakai sebagai benang lungsin pada tenunan yang
menggunakan benang pakan dari kapas, ditenun menjadi tenunan setengah lenan. Selain
itu serta henep digunakan juga untuk kanvas, karung, tali, benang kasur, dan pipa
pompa kebakaran. Henep sangat susah untuk di kelantang. Untuk kain, serta henep
terlalu kasar. Karena henep kuat, tahan lama dan sifat penolakkan terhadap air baik,
benang bermutu tinggi di pergunakkan untuk celana, selang dan kanvas. Pengguanan
henep yang lazim mencakup tali pancing, lapisan dari tali kulit bakiak, lilitan untuk
"lapisan tatami" dan tali pengepakan.

d. Proses Pengolahan Henep

Cara memisahkan serat henep sama seperti cara memisahkan serat lenan yaitu:

 Mencabut dan memotong batang.


 Mengeringkan batang dan memisahkan bijinya.
 Membusukkan batang.
 Melepaskan serat dari batang. Menyisir serat.
 Memintal dan menenun.

C. HENEP MANILA (ABACA)


a. Sejarah Abaca

Abaca atau Pisang abaka (Musa textilis) adalah merupakan salah satu spesies
pisang tumbuhan asli Filipina namun juga tumbuh liar dengan baik di Indonesia.
Biasanya dikenal dengan nama antara lain pisang manila, dan atau pisang serat. Serat
Abaca merupakan salah satu serat alam yang sudah cukup banyak dikenal
pemanfaatannya oleh berbagai bangsa di dunia untuk pembuatan bahan pakaian, kertas
atau untuk pemanfaatan lainnya, karena serat abaka mempunyai keuletan atau kekuatan,
tidak getas dan tidak mudah robek atau putus, juga memiliki tekstur yang sangat baik
dan memiliki sifat mengkilat seperti memantulkan cahaya. Selain itu, sebagai serat alam
yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, serat abaka tentu saja merupakan sumber alam
yang dapat diperbaharui dan mudah dibudidaya kan.
Serat abaka juga dinilai mempunyai daya apung, dan ketahanan ter hadap
kerusakan dari air garam. Kualitas ini membuat serat abaka sangat cocok sebagai
benang/tali pintal alat-alat kelautan, terutama digunakan untuk tali kapal, hawsers,
kabel, tali pancing, tali transmisi, kabel sumur pengeboran dan jaring ikan.

b. Sifat-sifat Abaca

Henep Manila (Abaca) berwarna kuning muda dan tampak berkialu. Henep
Manila mempunyai kekuatan, tetapi sifat meregang dan kekenyalannya kurang, Henap
Manila mempunyai daya tarik terhadap lembab dan mengandung 50% air. Henep
Manila tahan air, teristimewa terhadap air laut.

c. Penggunaan Henep Manila

Karena ringan dan kuat, dan juga tahan terhadap panas dan lembab, henep
manila dipergunakan untuk kabel kapal, kabel transmisi daya dan kabel penggerak.
Serat dengan warna muda dipintal menjadi benang kasar untuk kain dan kantong. Serat
halus dipakai untuk kain interior. Henep Manila juga dipergunakan sebagai bahan untuk
topi musim panas, sisa-sisanya di pergunakan untuk sikat dan bahan pembuat kertas.

Abaka berbeda dengan pisang biasa, dapat diketahui dari karakteris tiknya,
antara lain:

 Daun pisang abaca yang sempit dengan ujung yang tajam dan warna umum daun
berwarna hijau gelap mengkilap sekitar 8 meter panjangnya dan 12 kaki
lebarnya. Sedangkan tanaman pisang memiliki daun yang lebih luas dan
warnanya hijau agak lebih ringan.
 Hati, batang dan buah-buahan dari tanaman pisang relatif lebih besar
dibandingkan dengan tanaman abaka itu sendiri. Buah abaca lebih kecil, tidak
karuan sehingga seperti pisang.
 Batang tanaman abaca tumbuh sampai ketinggian 9 hingga 12 kakl dengan
ketebalan 3 inchi. Ketika dewasa, tanaman abaka terdiri dari sekitar 12 sampai
30 batang memancar dari sistem akar pusat. Masing-masing tangkai tingginya
sekitar 12 sampai 20 kaki. Tangkai adalah sumber serat.
 Abaca mudah tumbuh. Ini menyebarkan dirinya melalui isapan, atau tumbuh
tunas dari akar.
 Abaca tumbuh sekitar 10 sampai 15 meter tingginya.
 Awalnya membutuhkan 2 sampai 4 tahun tanaman abaca untuk matang. Namun,
abaca dapat tumbuh tunas yang berkembang menjadi akar dan siap panen dalam
4 sampai 8 bulan setelah panen awal.
 Ketika semua daun telah terbentuk dari batang, kuncup bunga berkem bang,
pada saat itulah tanaman telah mencapai kematangan dan kemudian siap untuk
panen.

D. ROSELLA
a. Sejarah Rosella

Rosella adalah serat yang diambil dari tanaman Hibiscus sabdariffa terutama
ditanam di Indonesia (Jawa Tengah dan Timur), ditanam juga di India, Fhilipina, yang
kemudian menyebar secara luas ke daerah tropis dan sub tropis, termasuk di Indonesia.
Tanaman rosela dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai 3-5 meter serta mampu
berbunga hampir sepanjang tahun. Bunga Rosella berwarna cerah dengan kelopak
bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap. Di Indonesia sendiri, tanaman rosela sudah
dikenal sejak tahun 1922 dimana rosela telah tumbuh subur disepanjang lintasan kereta
api Indramayu, Jawa Barat.

Bunga rosella yang biasanya berwarna merah maupun kuning memiliki


keindahan pada umumnya digunakan sebagai tanaman hias taman luar ruangan,
tanaman pagar, serta sebagai tanaman hias dalam ruangan berupa bunga rangkai.
Setelah bertahun-tahun dikenal sebagai tanaman hias yang tak dihiraukan, sekarang
tanaman ini dikenal dengan banyak khasiat yang bermanfaat bagi manusia.

Batang dan daun Rosella berwarna hijau tua sampai kemerahan. tumbuh
didaerah tropis. Tanaman Rosella dipanen saat setelah berbunga seratnya diambil
melalui pembusukan, pemisahan serat hampir sama dengan pemisahan serat goni.
Tanaman rosela hanya diproduksi untuk melayani kebutuhan industri karung goni.
Tetapi kejayaan karung dari serat alam tahun 1978. dalam 10 tahun terakhir ini sudah
tidak dapat bersaing dengan serat impor dari negara Banglades, China dan India, serta
adanya karung plastik yang harganya jauh lebih murah.

b. Sifat-sifat Rosella
 Bunganya berwarna putih, cream sampai kuning, batang dan daun tanaman
rosella berwarna hijau tua sampai kemerah-merahan.
 Warna yang baik adalah cream sampai putih perah, berkilau dan kekua tan
cukup.
 Panjang Serat 90-150 mm
 Kekuatannya lebih rendah sedikit dibanding dengan goni dan jute
 Dalam keadaan basah kekuatannya tetap
 Penggunaannya untuk pembungkus.

E. SISAL
a. Sejarah Sisal

Sisal adalah serat yang didapat dari tumbuhan Agava Sisiliana. Tanaman nya
perdu dengan daun-daun yang menjulang berbentuk pedang dengan panjang 1.5 sampai
2 meter dan mendapat nama itu karena dipercaya ber asal dari wilayah Sisal, Yucatan di
Meksiko Tenggara. Penghasil utamanya adalah Tanga, Brazilia, Haiti, Mozambil dan
Angola. Pertama kali diekspor dari Mexico. Tinggi tanaman sisal ± 90 cm, dengan daun
seperti bilah pedang yang tumbuh langsung dari batang membentuk susunan bunga
mawar.

Dari daunnya yang panjang ini diambil seratnya dengan proses dekortikasi,
kemudian dijemur, disisir dan diikat. Serat ini akan dirangkai menjadi tali tambang yang
terkenal karena keuletannya, keawetannya, ke elastisannya, kemampuan menyerap
warna dan tidak hancur karena air asin. Dengan berkembangnya polypropylene (bahan
plastik), fungsi serat sisal sebagai twine (tali pengikat) sudah sebagian digantikan oleh
tambang plastik. Namun karena sifatnya yang ramah lingkungan (biodegradable) maka
serat sisal masih banyak dipakai dalam industri kertas, karpet, bahkan sebagai penguat
pada bahan composite industri otomotif. Negara Brazilia diketahui sebagai penghasil
sisal terbesar di dunia dengan menyup lai sebanyak 113 ribu ton serat sisal setahunnya.
Di Indonesia, tanaman sisal digunakan di industi kapal laut karena memiliki
keunggulan dalam hal tahan terhadap kadar garam tinggi dan memiliki kekuatan lebih
baik dibanding tanaman agave lainnya. Kebutuhan serat sisal untuk tali kapal laut
mencapai 20-30 ton/bulan di salah satu industri di Jawa Barat. Tanaman sisal juga
banyak digunakan di Tulung agung untuk industri kerajinan seperti keset, sapu dan sikat
yang dipasok dari blitar selatan berupa serat kering Grade A yang mencapai 10
ton/bulan dengan harga Rp 5.000,-/kg.

b. Sifat-sifat Sisal

Warna serat-serat putih dan berkilau, seratnya kaku, sangat kuat, tahan air laut,
sehingga penggunaannya baik untuk tali-temali. Proses pengolahan serat sisal sama
seperti abaca yaitu:

 Pelepasan daun (daun yang tua berwarna hijau gelap keabu-abuan)


 Ditumbuk dan dipukul-pukul
 Dicuci untuk menghilangkan kotoran dan dikeringkan.

F. KAPUK
a. Sejarah Kapuk

Awalnya tanaman Kapuk (Kapok) dianggap orang berasal dari Amerika,


pendapat itu berubah setalah orang barat ke Indonesia (Jawa) pada Abad 16. pada waktu
itu kapuk telah ditanam dan digunakan sebagai bahan pengisi kasur dan bantal. Serat
kapuk diperolah dari buah kapuk. Kapuk Jawa (Java Kapok) adalah jenis kapuk yang
mutunya terbaik dan terkenal di Dunia. Pemetikan kapok dilakukan setelah buahnya
matang dan kulitnya yang coklat masak, dapat langsung dikupas dengan tangan dan
dipisahkan dari bijinya.

apuk mengacu pada serat biji yang diperoleh dari polong pada biji nya. Serat kapuk
secara botanikal sangat mirip dengan serat kapas, memi liki famili terkait yang erat.
Serat kapuk adalah serat selulosa alami yang memiliki sel tunggal. Serat Kapuk terlihat
transparan dengan karakteristik gelembung udara dalam lumen di bawah cahaya
mikroskop. Kapuk memi liki tubuh yang berongga sedangkan pada ujung serat tertutup
dan sedikit melebar pada akar dengan dinding sel seperti kisi yang semakin menyempit
permukaan menuju atas.

Kapuk memiliki dinding sel tipis yang memungkinkan serat dapat di kompresi lebih
mudah dan struktur dinding sel yang halus dapat mencegah partikel kecil lainnya agar
tidak memasuki lumen. Dalam penampilan dan karakteristik, serat kapuk sangat mirip
dengan serat milkweed dihasilkan oleh tanaman Asclepias, Ceropegia, dan Calotropis,
hanya yang terakhir lebih panjang

b. Sifat-Sifat Kapuk
 Panjang Serat kapuk 0,75-3 cm
 Warnanya Coklat kekuningan dan berkilau
 Kapuk sangat lembut, licin, tidak elastis dan sukar dipintal karena dinding
dilapisi lilin.
 Daya pengembang pada kapuk besar dan tahan lama.
 Sifat mudah mengeriting, transparan, tidak higrikopis, dapat menyerap suara dan
tahan lama. mudah terbakar,
 Penggunaannya sebagai bahan pengisi (bantal, Kasur), dan isolasi suara.

Anda mungkin juga menyukai